2.
Kabupaten Aceh Tamiang Sebelum ditetapkan menjadi kota, langsa adalah bagian dari kabupaten
aceh timur yang ibukota kabupatennya adalah langsa dan merupakan kota administratif yang dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah nomor 64 tahun
1991 tanggal 22 oktober 1991, dan diresmikan oleh menteri dalam negeri Republik Indonesia pada tanggal 2 april 1992. Kemudian, sesuai dengan
perkembangan Provinsi Aceh baik dari segi budaya, politik dan ekonomi, Propinsi ini semakin dituntut mengembangkan diri, khususnya dari segi pemerintahan
sehingga pada tahun 2001 terbentuklah Kota Langsa yang merupakan pemekaran dari kabupaten Aceh Timur berdasarkan pada undang-undang nomor 3 tahun 2001
pada tanggal 21 juni 2001 dan peresmiannya dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 17 oktober 2001 oleh menteri dalam negeri atas nama Presiden Republik
Indonesia. Pada awal terbentuknya Kota Langsa terdiri dari 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Langsa Barat, Kecamatan Langsa Kota dan Kecamatan Langsa Timur dengan jumlah desa sebanyak 45 desa gampong dan 6 kelurahan. Kemudian
dimekarkan menjadi 5 kecamatan berdasarkan qanun Kota Langsa No. 5 tahun 2007 tentang pembentukan kecamatan Langsa Lama dan Langsa Baro. Sedangkan
Aceh Tamiang terjadi pemekaran pada tanggal 2 juli 2002, Tamiang resmi mejadi kabupaten berdasarkan UU No. 4 tahun 2002 di Provinsi Aceh.
4.1.1. Gambaran Umum Kota Langsa
Kota Langsa merupakan salah satu kota otonom termuda di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Secara geografis wilayah Kota Langsa mempunyai
kedudukan strategis, baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya. Mempunyai
52
Universita Sumatera Utara
potensi di bidang Industri, Perdagangan dan Pertanian, Kota Langsa mempunyai prospek yang baik bagi pemenuhan pasar di dalam dan luar negeri.
Kota Langsa mempunyai luas wilayah 262,41 KM2, yang terletak pada posisi antara 04° 24’ 35,68’’ – 04° 33’ 47,03” Lintang Utara dan 97° 53’ 14,59’’ –
98° 04’ 42,16’’ Bujur Timur, dengan ketinggian antara 0 – 25 m diatas permukaan laut serta mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh
Timur 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh
Timur 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh
Tamiang.
Kondisi Iklim dan Topografi Kota Langsa, daerah Kota Langsa
merupakan Wilayah yang beriklim tropis yang selalu dipengaruhi oleh angin musim, sehingga setiap tahunnya terdapat dua musim yang berbeda yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Musim hujan setiap tahun biasanya berlangsung antara bulan September sampai dengan Februari dan musim kemarau berkisar antara
bulan maret sampai dengan Agustus.Walaupun sering mengalami perubahan cuaca,hujan rata-rata setiap tahunnya berkisar antara 1500 mm sampai 3000
mm,sedangkan suhu udara rata-rata berkisar antara 28° – 32° C dan kelembaban
nisbi rata-rata 75 persen.
Universita Sumatera Utara
Secara topografi Kota Langsa terletak pada dataran aluviasi pantai dengan elevasi berkisar sekitar 8 m dari permukaan laut di bagian barat daya dan selatan
dibatasi oleh pegunungan lipatan bergelombang sedang, dengan elevasi sekitar 75m, sedangkan di bagian timur merupakan endapan rawa-rawa dengan
penyebaran cukup luas. Kota Langsa juga mempunyai dataran rendah dan bergelombang serta sungai-sungai, dimana curah hujan rata-rata tiap tahunnya
dengan kisaran 1.850 – 4.013 mm, dengan suhu udara berkisar antara 280C – 320C serta berada pada ketinggian antara 0 – 29 m di atas permukaan laut,
kelembaban nisbi Kota Langsa rata-rata 75.
Kondisi Demografis Kota Langsa, berdasarkan hasil pencacahan Sensus
Penduduk 2011, jumlah penduduk Kota Langsa adalah 148.945 jiwa, yang terdiri atas 73.996 laki-laki dan 74.949 perempuan, sehingga angka sex rationya sebesar
98,73. Kecamatan Langsa Baro merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling besar yakni 41.804 jiwa 28,07, sedangkan kecamatan yang paling
kecil jumlah penduduknya adalah Kecamatan Langsa Timur yang berpenduduk
13.818 9,28 jiwa. Dibandingkan dengan angka Tingkat Pengangguran
Terbuka TPT Aceh, TPT Langsa masih cukup tinggi. Walau begitu kondisi ketenagakerjaan di Langsa cukup membaik, dapat dilihat dari TPT menurun dari
tahun 2010 menjadi 12,95 persen pada tahun 2011 dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK yang semakin meningkat dari 56,97 persen menjadi
59,64 persen lalu menjadi 61,22 persen di tahun 2011. Ketika klasifikasi baku lapangan usaha dibagi menjadi pertanian, manufaktur dan jasa jumlah penduduk
15 tahun ke atas yang bekerja mayoritas di bidang jasa yaitu sejumlah 28.043 jiwa 52,28 persen, lalu di bidang pertanian sejumlah 18.738 jiwa 34,93 persen dan
Universita Sumatera Utara
paling sedikit di bidang manufaktur sejumlah 6.862 jiwa atau 12,79 persen dari
keseluruhan.
Mayoritas penduduk Kota Langsa adalah suku Aceh, Tionghoa, Melayu, Batak, dan suku Jawa. Bahasa Aceh digunakan oleh mayoritas masyarakat Kota
Langsa, bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa ibu, sebagai bahasa bisnis, sekolah, pemerintah, universitas, dan kantor. Bahasa Melayu digunakan dalam
percakapan sehari-hari, tidak berbeda dengan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, hanya beberapa kata dan makna aksen yang sedikit berbeda.
Agama Islam adalah agama mayoritas masyarakat Kota Langsa dan rakyat Aceh umumnya. Hukum Syariat Islam menjadi aturan dasar dalam kehidupan
masyarakat Kota Langsa. Agama Kristen juga menjadi bagian dari populasi, sementara Budha banyak diadopsi oleh komunitas warga Tionghoa China. Kota
Langsa merupakan kota yang kaya akan perbedaan etnis dan, bagaimanapun, penduduk tetap hidup dalam damai dan memiliki toleransi beragama yang kuat.
Lokasi Kota Langsa sangat dekat dengan Medan, ibu kota Provinsi Sumatera Utara, sehingga menempatkan Kota Langsa sebagai kota yang strategis dan kaya
imigran.
Potensi Wilayah Kota Langsa, luas wilayah Kota Langsa 26.241 Ha
dengan: 45 desa dan 5 kecamatan. Banyak potensi sumberdaya alam yang dimiliki Kota Langsa, di antaranya adalah lahan sawah yang telah diusahakan oleh
masyarakat. Luas lahan sawah pada tahun 2011 yang diairi dengan irigasi perdesaan seluas 165 Ha dan lahan tadah hujan 1.720 Ha. Jumlah lahan tadah
hujan yang sangat luas ini masih dapat ditingkatkan pemanfaatannya dengan menggunakan irigasi teknis dan semi teknis agar pemanfaatan lahan dapat
Universita Sumatera Utara
ditingkatkan hingga 200 persen per tahun. Sementara itu, lahan perkebunan yang diusahakan oleh masyarakat adalah rambutan seluas 14 Ha, pisang 92 Ha,
mangga 2 Ha, dan durian 19 Ha. Produksi Perkebunan,
Luas tanaman perkebunan besar di Kota Langsa terdiri dari PT. Perkebunan Nusantara I dengan luas lahan 1.902 Ha di Kebun
Baru dan 2.709 Ha di Kebun Lama. Sedangkan PT. Timbang Langsa mempunyai
lahan seluas 1.105,66 Ha yang berada di TB. Langsa. Produksi Sayuran, Luas
lahan yang diusahakan untuk kegiatan tanaman jagung seluas 77 Ha, kacang tanah 4 Ha, ubi kayu 82 Ha, kedelai 15,5 Ha, ubi jalar 17 Ha, dan tanaman sayur-
sayuran seluas 150 Ha. Perikanan,
4.1.2. Gambaran Umum Aceh Timur