13
Pembelajaran kimia menekankan pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
Permendiknas No. 22 tahun 2006. Pembelajaran kimia dapat terlaksana dengan baik dengan adanya interaksi pembelajaran yang menarik antara guru dan siswa.
Keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya, strategi belajar mengajar, metode dan pendekatan
pembelajaran, serta sumber belajar yang digunakan baik dalam bentuk buku, modul, lembar kerja, media, dan lain-lain. Penggunaan media dalam pembelajaran
dapat membantu keterbatasan guru dalam menyampaikan informasi maupun keterbatasan jam pelajaran di kelas. Media berfungsi sebagai sumber informasi
materi pembelajaran maupun sumber soal-soal latihan. Kualitas pembelajaran juga dipengaruhi oleh perbedaan individu siswa, baik perbedaan gaya belajar,
perbedaan kemampuan, perbedaan kecepatan belajar, latar belakang, dan sebagainya.
Pengertian pembelajaran kimia konfigurasi elektron dan tabel periodik unsur tidak terlepas dari pengertian pembelajaran kimia secara umum.
Pembelajaran kimia konfigurasi elektron dan tabel periodik unsur menekankan pemberian pengalaman belajar secara langsung terhadap objek konkrit yang
berhubungan dengan materi konfigurasi elektron dan tabel periodik unsur. Pembelajaran kimia konfigurasi elektron dan tabel periodik unsur lebih mengarah
kepada penanaman konsep kimia kepada siswa. Namun, keterbatasan waktu guru dalam mengajar mengakibatkan guru hanya berorientasi kepada penyelesaian
materi dan kurang memberikan latihan soal pengalaman langsung kepada siswa.
14
Kurangnya siswa dalam berlatih soal mengakibatkan siswa akan kurang memahami materi yang disampaikan gurunya. Oleh karena itu, guru dapat
menggunakan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan waktunya dalam mengajar.
2. Belajar mandiri
a. Belajar Terdapat beberapa pendapat tentang definisi belajar, diantaranya adalah
sebagai berikut : 1 Belajar menurut Kemendikbud 1989: 13 adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang di sebabkan oleh pengalaman.
2 Menurut Slamet 2003: 02 “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, ssebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”
3 Witherington mengemukakan “belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”
1
Dari ketiga pengertian di atas jadi belajar adalah suatu proses untuk memperoleh perubahan yang terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
b. Manfaat Belajar Adapun manfaat belajar Rohani Ahmad 1997: 102-103 antara lain:
15
1 Dapat memberi pengalaman belajar langsung dan kongkrit kepada peserta didik.
2 Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi ataupun dilihat secara langsung dan kongkrit.
3 Dapat menambah dan memperluas cakrawala kajian yang ada di kelas. 4 Dapat memeberikan informasi yang akurat dan jelas.
5 Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan baik dalam lingkungan mikr maupun makro
6 Dapat menambah motivasi yang positif, apabila diatur, direncanakan pemanfaatannya secara tepat.
7 Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut.
Menurut Haris Mudjiman 2007: 7 belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu
kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai
tujuan belajar dan cara pencapaiannya, baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, sumber belajar, maupun
evaluasi hasil belajar dilakukan oleh siswa sendiri. Niat atau motif dalam belajar mandiri merupakan hal yang lebih penting
dalam belajar mandiri dibandingkan kenampakan fisik kegiatan belajar. Misalnya siswa melakukan kegiatan belajar sendiri dan tampak sungguh-sungguh dalam
mencari data dari berbagai sumber, belum tentu perbuatannya itu didorong oleh
16
keinginannya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi. Mungkin sebenarnya ia tidak tertarik dengan hal itu dan melakukannya hanya karena diperintah oleh
orang lain, misalnya gurunya. Bila ini yang terjadi, dapat diperkirakan kualitas kegiatan belajarnya tidak akan sebaik bila dibandingkan dengan kegiatan belajar
yang didorong oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi Haris Mudjiman, 2007: 8.
Secara sederhana konsep belajar mandiri terdiri dari Haris Mudjiman, 2007: 9-14:
1 Kepemilikan kompetensi tertentu sebagai tujuan belajar. Tujuan belajar mandiri adalah mencari kompetensi baru, baik berbentuk
pengetahuan atau keterampilan untuk mengatasi sesuatu masalah. Untuk mendapatkan kompetensi baru itu, secara aktif siswa mencari informasi dari
berbagai sumber dan mengolahnya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. 2 Belajar aktif sebagai strategi belajar untuk mencapai tujuan.
Guna mencapai tujuan belajar mandiri, yaitu sesuatu atau serangkaian kompetensi, salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi
belajar aktif. Belajar aktif merupakan bentuk kegiatan belajar alamiah yang dapat menimbulkan kegembiraan, membentuk suasana belajar tanpa tekanan, dan
memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan belajar yang ditetapkan. Kegiatan belajar aktif pada dasarnya merupakan kegiatan belajar yang bercirikan keaktifan
siswa untuk mendapatkan sesuatu atau serangkaian kompetensi yang secara
17
akumulatif menjadi kompetensi lebih besar yang hendak dicapai melalui kegiatan belajar mandiri.
3 Keberadaan motivasi belajar sebagai prasyarat berlangsungnya kegiatan belajar.
Untuk melakukan belajar aktif, motivasi belajar merupakan prasyarat yang harus dikembangkan terlebih dahulu. Tanpa motivasi belajar yuang cukup
kuat untuk menguasai sesuatau kompetensi, strategi belajar aktif tidak mungkin dijalankan. Namun sebaliknya, keberhasilan belajar aktif diperkirakan akan dapat
menumbuhkan motivasi belajar. 4 Paradigma teori belajar konstruktivisme sebagai landasan konsep.
Pengggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk mendapatkan keterampilan atau pengetahuan baru adalah prinsip belajar menurut teori
konstruktivisme. Teori belajar konstruktivisme merupakan dasar yang melandasi belajar mandiri. Hal ini karena, kelancaran kegiatan belajar mandiri sangat
ditentukan oleh sejauh mana siswa telah memiliki pengetahuan yang relevan sebagai modal awal untuk menciptakan pengetahuan baru atas rangsangan dari
informasi baru yang diperolehnya dalam proses pembelajaran. Informasi ini dapat diperoleh dari guru, orang lain atau dari sumber atau media belajar yang lain.
3. Media Pembelajaran
Pembelajaran secara umum berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku sisiwa berubah kearah yang lebih
18
baik. Proses pembelajaran terdiri dari proses belajar dan mengajar. Proses belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah.
Pembelajaran merupakan kegiatan menyampaikan pesan berupa pengetahuan, keterampilan, dan penanaman dari sikap
– skap tertentu dari guru pada peserta didik Suyitinah, 2004 : 11.
Pembelajaran tidak terlepas dari dua komponen pembelajaran yang saling berkaitan yaitu proses belajar dan proses mengajar. Menurut Syaiful Sagala 2010
: 61, pembelajaran adalah membelajarkan sisiwa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar. Pengajaran merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi yang dilakukan antara guru ke siswa dan sebaliknya, dan siswa ke siswa. Dalam proses pembelajaran
peranan guru bukan semata – mata memberikan informasi, juga mengarahkan dan
memberikan fasilitas belajar. Dari beberapa definisi tentang pembelajaran yang telah di kemukan oleh
beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembeljaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan pembelajaran dengan maksud untuk memudahkan proses belajar. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik
dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal sugihartono dkk, 2007: 80-81. Konsep pembelajaran dibagi dalam tiga
pengertian :
19
1 Pembelajaran dalam pengertian kuantitatif merupakan penularan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Pendidik dituntut untuk menguasai
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyampaikan kepada peserta didik dengan sebaik
– baiknya. 2 Pembelajaran dalam pengertian institusional berarti penataan segala
kemampuan mengajar sehingga dapat berjalan efisien. Pendidik dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai tehnik mengajar untuk bermacam
– macam peserta didik yang memiliki berbagai perbedaan individual. 3 Pembelajaran dalam pengertian kualitatif berarti upaya pendidik untuk
memudahkan kegiatan belajar peserta didik. Peran pendidik dalam pembelajaran tidak sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik,
tetapi juga melibatkan peserta didik dalam aktivasi belajar yang efektif dan efisien.
Sebelum mengkaji tentang pembelajaran kimia, perlu diketahui hakikat dari ilmu kimia terlebih dahulu. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan induktif namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
teori deduktif. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala
– gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Ada dua hal yang
berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori temuan
ilmuwan dan kimia sebagai proses kerja ilmiah, oleh sebab itu pembelajaran
20
kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk Sukardjo dan Lis Permana Sari, 2007-2.
Menurut Permendiknas No.22 tahun 2006 mata pelajaran kimia di SMAMA bertujuan agar siwa memiliki kemampun sebagai berikut.
1 Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2 Memupuk sikap ilmiah yang jujur, objektif, terbuka, ulet ,kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
3 Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode imiah dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan,
pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4 Meningkatkan kesadaran tantang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari
pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
5 Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. 6 Salah satu fungsi utama dalam pembelajaran kimia adalah memeberikan
pengalaman yang merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar. Pembelajaran kimia yang baik adalah pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Pengalaman belajar dapat
21
diberikan melalui aktivitas pembelajaran yang melibatkan sejumlah media pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran kimia dapat dilaksanakan dalam bentuk pendidik sebagai fasilitator dan siswa belajar mandiri. Bentuk pembelajaran seperti ini
biasa disebut sebagai belajar mandiri independent learning. Dalam belajar mandiri siswa menggunakan bahan belajar yang didesain secara khusus. Materi
pembelajaran dipelajari tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik. Jenis materi pembelajaran tersebut dapat berupa salah satu atau kombinasi program media,
bahan cetak, film, kaset audio, slide, komputer dan lain sebagainya. Dalam bentuk kegiatan pembelajaran ini peranan pendidik sebagai tutor dalam mengontrol
kemajuan siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah harus dilakukan secara intensif dan individual.
4. Fungsi dan manfaat media pembelajaran
Fungsi media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik adalah 1 Membantu guru dalam:
a Mempermudah, menyerdehanakan, dan mempercepat keberlangsungan proses belajar mengajar.
b Penyajian informasi atau keterampilan secara utuh dan lengkap c Merancang lingkup infoormasi dan keterampilan secara sistematis sesuai
dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu.
22
2 Membantu peserta didik dalam mengaktifkan fungsi psikologi dalam dirinya antara lain:
a Pemusatan perhatian, mempertahankan perhatian b Memelihara keseimbangan mental otak dan fisik indera
c Mendorong belajar mandiri mempercepat kontruksi rekontruksi kognitifnya
Berfungsinya suatu media pembelajaran dalam sebuah proses atau kegiatan berarti media itu memiliki manfaat. Sejauh mana manfaat suatu media
bergantung sejauh mana media itu telah berfungsi.
5. Penelitian pengembangan
Penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut Sugiyono, 2010: 297. Penelitian pengembangan biasanya disebut pengembangan berbasis penelitian research based development merupakan jenis
penelitian yang sedang meningkat penggunaannya dalam pemecahan masalah praktis dalam dunia penelitian, terutama penelitian pendidikan dan pembelajaran.
Prosedur penelitian pengembangan terdiri atas dua tahap yaitu a mengembangkan produk model, dan b menguji kualitas dan atau efektivitas
produk yang dihasilkan. Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang berorientasi untuk
mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penelitian pengembangan tidak
23
dimaksudkan untuk menguji teori, tetapi untuk menghasilkan atau mengembangkan produk dan menguji kualitasnya Nana Syaodih Sukmadinata,
2008 : 196. Mengacu pada percobaan yang telah dilakukan pada Far West
Laboratory, secara lengkap menurut Brog dan Gall 1989 dalam Nana Syaodih Sukmadinata 2008: 201-202, ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi
penelitian dan pengemebangan, yaitu sebagai berikut. 1 Penelitian dan pengumpulan data research and information collecting.
Pengukuran kebutuhan, studi literature, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan
– pertimbangan dari segi nilai. 2 Perencanaan planning yaitu menyusun rencana penelitian, meliputi
kemampuan – kemampuan yang di perlukan dalam pelaksanaan penelitian,
rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah
– langkah penelitian, dan kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
3 Pengembangan draft produk develop preliminary from of product. Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrument
evaluasi. 4 Uji coba lapangan awal preliminary field testing. Uji coba di lapangan pada
1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba pendidik. Selama ini uji coba dilaksanakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket.
5 Merevisi hasil uji coba main product revesion
24
6 Uji coba lapangan main field testing. Melakukan uji coba yang lebih luas 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang uji coba. Data
kuantitatif penampilan pendidik sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan di kumpulkan. Hasisl
– hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding.
7 Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan operasional product revision
. 8 Uji pelaksanaan lapangan operasional fielt testing. Dilaksanakan pada 10
sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai 200 subjek. Penguji dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, dan analisis hasilnya.
9 Penyempurnaan produk akhir final product revesion. Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
10 Desiminasi dan implementasi dissemination and implementation. Melaporkan hasilnya dalam pertemuan professional dan dalam jurnal,
bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan, serta memonitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.
Dari kesepuluh langkah penelitian pengembangan ini apabila diikuti dengan benar, data meghasilkan sebuah produk pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan, yang siap dioperasikan atau digunakan di sekolah- sekolah.
25
B. Tinjauan Ilmu Kimia
1. Ilmu Kimia
Kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA. Karakterisitik
tersebut adalah dari segi objeknya, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
percobaan induktif namun pada perkembangannya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori deduktif. Menurut Tresna Wijaya 1998: 33-34,
pembelajaran kimia harus memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Materi pembelajaran memperhatikan perkembangan ilmu kimia.
b. Memberikan pengertian yang baik dan mendalam tentang bidang kimia c. Memeberikan wawasan mengenai cara berfikir ilmiah
d. Memberikan pengalaman kerja kimia nyata dan merangsang siswa berlatih berpikir secara kritis dan ilmiah melalui kerja praktik di laboraturium.
e. Menyadarkan siswa kegunaan ilmu kimia dalam industri dan kehidupan sehari-hari.
Pengajaran kimia tidak hanya merupakan penamaan fakta kepada peserta didik, tetapi juga merupakan suatu usaha untuk mendidik peserta didik agar
mengambil manfaat dari cara-cara kerja ilmuwan. Tujuan pengajaran kimia adalah memperoleh pamahaman yang tahan lama perihal beberapa fakta, kemampuan
mengenal, dan memecahkan masalah, mempunyai keterampilan dalam
26
penggunaan laboraturium, serta memunyai sikap ilmiah yang dapat ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Materi kimia SMAMA kelas XI Konfigurasi Elektron
Elektron tersusun dalam atom mengikuti tiga aturan, yaitu asas aufbau, asas larangan pauli, kaidah hund.
a. Asas Aufbau Aufbau berprinsip bahwa pengisisan elektron pada orbital dimulai dari
tingkat energy terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Orbita s mempunyai tingkat energy terendah, dan berturut-turut makin tinggi untuk orbital p, d, dan f.
pengisian elektron pada orbital atau sub kulit akan lebih jelas dengan menggunakan diagram pada gambar 1
Gambar 1. Diagram tingkat energi
b. Asas larangan pauli
Pauli mengemukakan hipotesisnya yang menyatakan bahwa dalam satu atom tidak mungkin dua elektron mempunyai keempat bilangan kuantum sama.
Misal, 2 elektron akan menempati subkulit 1s. Tiga bilangan kuantum pertama