Revisi Produk HASIL DAN PEMBAHASAN

80 Masukan ini dilakukan peneliti dengan memperbaiki jawaban yang masih salah. Masukan yang diperoleh dari ahli materi semuanya dilakukan sebagai dasar untuk merevisi produk. Masukan dari ahli materi ini sangat penting berkaitan dengan kebenaran dan relevansi materi. Kesalahan dalam penulisan materi dan soal merupakan kesalahan yang fatal, sehingga masukan yang diberikan ahli materi terhadap materi dan soal dalam mobile learning semuanya dilakukan oleh peneliti untuk menghasilkan mobile learning yang layak digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa SMAMA. 2. Masukan dari dosen Ahli IT a. Pada tombol menu utama garis tepinya terlalu tebal sehingga kelihatan tegas, lebih baik garis tepi untuk setiap tombol dibuat tipis. b. Istilah dalam tombol SKKD diganti dengan istilah “Kompetensi” agar seragam dengan yang lainnya dengan developer yang lain. c. Penulisan materi sebaiknya diberi penguatan atau stressingpada materi yang penting yang perlu diperhatikan pengguna. Misalnya dengan memberi garis tepi atau dengan memberi warna lain yang berbeda dengan warna materi lainnya. d. Dalam tampilan evaluasi sebaiknya diberikan tombol “Home” agar memudahkan pengguna dalam masalah navigasi. e. Pada tampilan pembahasan sebaiknya juga diberi tombol untuk navigasi ke menu utama Home supaya mempermudah navigasi. 81 f. Pada profil pengembang mobile learning sebaiknya ditambahkannim, foto dan email dari pengembangnya developer Masukan dari ahli IT ini digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk sehingga dihasilkan produk yang lebih baik dari sebelumnya. Peneliti menganggap masukan dari ahli IT dapat memperbaiki kualitas dan kemudahan dalam penggunaan mobile learning. 3. Masukan dari peer reviewer a. Peer reviewer I 1 Penulisan materi terlalu banyak, pusing bacanya 2 Soalnya sudah mewakili ada yang mudah, sedang dan sukar. 3 Tampilan sebaiknya diberi efek sound agar lebih menarik secara keseluruhan media pembelajaran sudah cukup baik. b. Peer reviewer II 1 Icon sebaiknya diberi icon yang sesuai dengan media yang terkait. 2 Profil, sebaiknya dipisahkan antara profil pembuat dan profil media pembelajaran itu sendiri. 3 Warna tulisan disesuaikan dengan background agar lebih kontras 4 Menu home setelah mengerjakan soal tidak berfungsi 5 Skor setelah mengerjakan soal tidak muncul 6 Menu tombol ulangi setelah mengerjakan soal tidak berfungsi 7 Sebaiknya di beri sound agar lebih menarik. 82 c. Peer reviewer III 1 Hal 7: materi contoh kaidah hund kelebihan pengisian satu elektron pada orbital p pertama yang seharusnya diisi 2 elektron sesuia keterangan tetapi di isi 3 elektron. Jadi, lebih teliti untuk mengisi dan memeriksa kembali kesesuaian antara contoh yang diberikan dengan keterangannya. 2 Kompetensi dan indikator namun tidak semua aspek dalam indikator indicator pertama diterapkan sebagai soal dalam evaluasi, contoh : pada larangan pauli tentang penentuan harga bilangan kuantum, dan kaidah hund tentang pengisian elektron pada orbital. 3 Tampilan skor benar – salah, nila dan waktu pekerjaan kosong tidak tampil. Tampilan total skor atau nilai yang diperoleh siswa, agar siswa mengetahui tingkat kemampuan mereka dalam mengerjakan soal. 4 Secara keseluruhan media yang digunakan lumayan berat untuk di aplikasikan pada handphone android dengan RAM kecil. Sebaiknya diaplikasikan pada hp android yang memiliki RAM lebih besar agar ketika media pembelajaran digunakan tidak lambat dan berat. 4. Masukan reviewer Masukan dari reviewer ini hanya sedikit karena produk yang dihasilkan sebelumnya sudah melalui tahap pengembangan dan revisi, masukan dari reviewer yaitu : 83 a. Penulisan konfigurasi 1s 2 , 2s 2 , dan seterusnya diberikan setelah materi larangan pauli. b. Diberi penjelasan tentang cara meringkas konfigurasi elektron. c. Soal diurutkan dari yang paling sederhana d. Tanda ulangi tidak dapat berjalan. e. Tidak ada music pendukung, sehingga terkesan sepi, soalnya hanya ada instrument saja. f. Hal.1 tertulis orbita seharusnya orbital g. Hal.6 penulisan kuantum yang menyatu seharusnya terpisah kuantum yang Masukan dari reviewer digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk tahap akhir. Masukan dari reviewer bersifat membangun sehingga semua masukan dilakukan oleh peneliti untuk menyempurnakan produk mobile learning. Masukan mengenai koreksi materi dari reviewer sangat diharapkan peneliti karena proses belajar mengajar yang lebih berpengalaman adalah dari reviewer, sehingga masukan ini digunakan sebagai dasar revisi pada materi dengan tujuan agar siswa lebih mudah untuk memahami materi dan soal yang disajikan dalam mobile learning .

D. Kajian Produk Akhir

Prosedur atau tahap penelitian pengembangan mobile learning mengadaptasi model pengembangan ADDIE. Model pengembangan ADDIE ada empat tahap yaitu tahap analyze analisis, design desain, development 84 pengembangan, implementation implementasi, dan evaluation evaluasi Mulyanta, 2009:5. Namun pada penelitian pengembangan ini hanya dibatasi sampai pada tahap keempat, yaitu Implementasi. Melalui keempat tahap tersebut dihasilkan suatu produk mobile learning yang dapat digunakan siswa sebagai media pembelajaran ataupun suplemen untuk belajar materi kimia konfigurasi elektron, dan tabel periodik unsur. Mobile learning merupakan inovasi baru dalam media pembelajaran di Indonesia. Negara-negara maju terutama di eropa sudah banyak yang mengembangkan pembelajaran berbasis mobile learning. Namun, untuk negara Indonesia ini merupakan inovasi baru dalam media pembelajaran untuk menghadapi kemajuan IPTEK yang semakin pesat. Penggunaan mobile learning sebagai media pembelajaran ini dapat membantu paserta didik dalam mempelajari materi kimia secara mudah. Penggunaan mobile learning yang dijalankan dalam mobile phone membuat para pengguna khususnya siswa akan dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Mengingat ukuran mobile phone yang sangat kecil, maka untuk belajar dengan mobile learning dapat dilakukan dalam kondisi apa saja, misalnya pada saat naik bus, saat menunggu antrian ataupun yang lainnya. Pengembangan mobile learning ini ditujukan untuk dapat dioperasikan pada smartphone dengan sistem operasi Android. Peneliti memilih smartphone berbasis android karena sistem operasi ini menjadi kacenderungan baru dalam teknologi mobile phone dan sampai sekarang masih diminati masyarakat di Indonesia bahkan di dunia. Jadi, peluang untuk dipakai oleh banyak orang juga