11 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik simpulan bahwa
novel merupakan salah satu karya sastra berupa fiksi yang bersifat imajinatif dan mencakup kehidupan manusia yang disajikan secara halus. Novel merupakan
karya fiksi yang paling baru dibanding roman atau cerpen yang panjang pendeknya sudah di atur.
b. Jenis novel
Seiring berkembangnya dunia sastra, muncul beragam jenis novel di masyarakat. Keberagaman jenis novel mencerminkan keragaman tema dan
kreativitas sastrawan yang makin berkembang. Dalam hal ini Nurgiyantoro 2013:16 membedakan jenis novel menjadi dua, yaitu novel populer dan novel
serius. 1 Novel Populer
Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya khususnya pembaca di kalangan remaja. Ia menampilkan masalah-
masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel populer pada umumnya bersifat artifisial, hanya sementara,
cepat ketinggalan zaman dan tidak memaksa orang membacanya sekali lagi Nurgiyantoro, 2013:18.
Novel populer lebih menonjolkan hiburan dan dapat dinikmati semua kalangan karena ceritanya ringan. Ciri yang menonjol dalam novel populer
menurut Mahayana 2014 dalam www.sastra-indonesia.com
adalah tampilnya tokoh-tokoh stereotype. Tokoh ibu tiri misalnya akan tampil dengan sifat-sifatnya
yang pilih kasih dan kejam. Tokoh yang stereotype itu akan dihadapkan dengan problem sederhana, tujuannya agar pembaca tidak perlu berkerut dahi dan berpikir
kritis. 2 Novel Serius
Novel serius adalah novel yang membutuhkan ketenangan dan konsentrasi tinggi dalam membacanya serta disertai kemauan untuk melakukannya. Novel
serius di samping memberikan hiburan yang memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca, atau paling tidak mengajaknya untuk meresapi dan
12 merenungkan secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang
dikemukakan Nurgiyantoro, 2013:18. Novel serius pada umumnya menampilkan tema yang kompleks. Dikutip
dalam www.sastra-indonesia.com, Mahayana 2014 mengungkapkan bahwa dalam novel serius pembaca dirangsang untuk untuk berpikir karena mengandung
tema yang rumit, tokoh-tokoh yang memiliki konflik batin dan perubahan sikap. Persoalannya disajikan secara rumit sehingga memerlukan penyelesaian yang
rumit atau mungkin juga tidak ada penyelesaian open ending. Dalam studi kebudayaan cultural study novel serius termasuk ke dalam
kategori produk kebudayaan tinggi atau elite high culture, sedangkan novel populer termasuk ke dalam kebudayaan massa atau populer mass culturepopular
culture . Kebudayaan tinggi hanya dihasilkan dan diminati oleh kalangan terbatas.
Pemahaman terhadap produk kebudayaan tinggi menuntut khalayak yang terlatih, berwawasan dan mempuyai tingkat apresiasi tinggi.
Berbeda dengan Nurgiyantoro, Sumardjo dan Saini 1988:47 berpendapat bahwa novel diklasifikasikan berdasarkan ide cerita yang disajikan pengarang.
Sumardjo dan Saini mengklasifikasikannya menjadi tiga golongan. Pertama, novel percintaan merupakan novel yang di dalamnya terdapat tokoh perempuan dan pria
secara seimbang, baik pemeran perempuan lebih dominan mupun tokoh pria yang mendominasi. Novel percintaan menyajikan cerita cinta antara perempuan dan
pria dengan segala konflik yang menjadi bumbu dalam kisah percintaan tokoh tersebut. Sebagai novel yang dibuat oleh pengarang, jenis novel ini memiliki
tema percintaan di semua atau sebagian besar bagian dalam novel. Kedua adalah novel petualangan. Novel petualangan melibatkan peranan
lebih sedikit daripada pria. Perempuan dilibatkan dalam novel jenis ini, maka penggambarannya hampir
stereotype dan kurang berperan. Jenis novel
petualangan ini merupakan bacaan yang banyak diminati kaum pria karena tokoh pria sangat dominan dan melibatkan banyak masalah pria yang tidak ada
hubungannya dengan perempuan. Jenis novel ini juga terdapat unsur percintaan, tetapi hanya lampiran belaka.
13 Ketiga yaitu novel fantasi. Novel fantasi bercerita tentang peristiwa yang
tidak realistis dan tidak mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Unsur karakter, setting, dan plot yang digunakan tidak masuk akal sehingga tidak dapat
digunakan untuk menyampaikan ide, dan gagasan sastrawan dapat dengan jelas disampaikan dalam bentuk cerita fantastis. Novel fantasi ini biasanya tercipta dari
khayalan pengarang
c. Fungsi Novel