ditentukan. Sedangkan pada bulan November sampai Februari target hanya tercapai pada bulan Januari, walaupun realisasinya juga hampir mendekati target.
Kemudian, realisasi penghimpunan dana pada bulan Maret sampai Juni mengalami penurunan dan tidak mencapai target.
Berdasarkan latar belakang permasalahan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Komunikasi Organisasi Dan Motivasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat
Indonesia Persero Tbk. Cabang Medan Putri Hijau”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Apakah komunikasi organisasi dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan PT.
Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Cabang Medan Putri Hijau?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi organisasi dan
motivasi terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk.
Cabang Medan Putri Hijau.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini: a.
Bagi penulis, sebagai usaha untuk mendalami masalah yang berkaitan dengan sistem komunikasi, motivasi dan semangat kerja karyawan selama
ini. b.
Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan, terutama mengenai sistem komunikasi dan motivasi.
c. Bagi pihak lain, sebagai bahan perbandingan bagi penulis lain dalam
melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Komunikasi Organisasi
Pengertian atau definisi komunikasi organisasi bermacam-macam sebagaimana yang dikemukakan oleh masing-masing ahli. Namun yang
dikemukakan tersebut hanyalah untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi.
Menurut Purwanto 2003: 20, Komunikasi Organisasi adalah suatu proses komunikasi yang menggunakan media yaitu bahasa atau simbol-simbol yang
biasa digunakan untuk mentransfer pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan melalui proses komunikasi agar diperoleh suatu hasil yang sangat berarti
bagi suatu organisasi. Menurut Wiryanto 2004: 9, Komunikasi adalah proses pemindahan
pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang
digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Perpindahan efektif memerlukan tidak hanya transmisi
data, tetapi seseorang mengirimkan dan menerima berita sangat tergantung pada keterampilan tertentu membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain
untuk membuat sukses pertukaran informasi. Sedangkan menurut Widjaya 2001: 1, menyebutkan penyebab komunikasi organisasi diartikan pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
sebagai hubungan atau pun kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebagai sarana tukar menukar pendapat atau
sebagai kontak antara manusia secara individu ataupun kelompok. Berdasar definisi ini, dapat dinyatakankan bahwa komunikasi sebagai satu
proses, dalam hal ini orang-orang bermaksud memberikan pengertian melalui pengiriman berita secara simbolis, dapat menghubungkan para anggota dan
berbagai satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula sehingga sering disebut rantai pertukaran informasi.
Menurut Widjaya 2001: 2, konsep ini mempunyai unsur-unsur : 1.
Suatu kegiatan untuk membuat seseorang mengerti. Karena komunikasi memiliki fungsi untuk memberikan informasi dari
yang tidak tahu menjadi tahu, dan yang tahu menjadi mengerti. 2.
Suatu sarana pengaliran informasi. Sebagai wadah untuk bertukar informasi dari satu orang kepada orang lain.
3. Suatu sistem bagi terjalin nya komunikasi diantara individu-individu.
Komunikasi dalam hal ini adalah saling bertukar ide dan gagasan. Arti penting dari komunikasi bagi perusahaan adalah sebagai saluran
untuk melakukan dan menerima pengaruh atau mekanisme perubahan, alat untuk mendorong atau mempertinggi motivasi sebagai sarana yang memungkinkan
suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, pimpinan perusahaan harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua anggota organisasi agar
kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuannya.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi berperan penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan, hal ini dapat terlihat dari beberapa hal berikut :
a. Fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dapat tercapai. b.
Meningkatkan kegairahan dan motivasi kerja. c.
Dengan menggunakan komunikasi sebagai alat koordinasi dan pengendalian para pimpinan dapat mengetahui keadaan dari setiap bidang
yang menjadi tugasnya. d.
Menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalitas antara bawahan dengan atasan, bawahan dengan bawahan, dan antara atasan, karena pengawasan
yang jelas dan mantap. e.
Dengan komunikasi semua bagian organisasi dapat mengetahui kebijakan, peraturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemimpin.
2.1.1.1 Proses komunikasi Komunikasi memiliki 6 enam tahapan yaitu :
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.
Sebelum proses penyampaian pesan dilakukan, maka pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain.
Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber, ide yang diolah dalam benak pengirim disaring dan disusun kedalam suatu memori dalam pikiran orang
yang memiliki mental yang berbeda. Hal ini disebabkan karena penyerapan berbagai informasi dan pengalaman berbeda-beda dari setiap individu.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Pada proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan sempurna. Agar ide dapat diterima dan dimengerti dengan sempurna
pengirim pesan harus memperhatikan subyek apa yang ingin disampaikan, maksud tujuan, penerima pesan, gaya personal dan latar belakang budaya.
3. Pengirim menyampaikan pesan.
Pada saat menyampaikan pesan dapat digunakan berbagai saluran. Biasanya rantai komunikasi yang digunakan relatif pendek, namun ada juga yang cukup
panjang. Hal ini akan berpengaruh terhadap efektifitas penyampaian pesan. Ketika penyampaian pesan dapat digunakan berbagai media komunikasi baik
media tulisan maupun lisan. 4.
Penerima menerima pesan. Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi bila pengirim
mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. 5.
Penerima menafsirkan pesan. Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah di mengerti dan tersimpan dalam benak penerima pesan. Selanjutnya pesan baru
bisa di tafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim.
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik ke pengirim.
Setelah menerima pesan penerima akan memberi tanggapan dengan cara tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
oleh penerima pesan beraneka ragam, hal ini tergantung dari pesan yang diterimanya. Umpan balik memegang peranan penting dalam proses
komunikasi karena ia memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Di samping itu, adanya umpan balik dapat
menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata dan perbedaan
reaksi secara emosional. Proses komunikasi dapat di gambarkan sebagai berikut :
Sumber: Purwanto 2003: 12 Gambar 2.1 Proses Komunikasi
2.1.1.2 Jenis Komunikasi
Komunikasi yang dianut oleh perusahaan tergantung dari kompleksitas lingkup kerja dari organisasi tersebut. Pengertian sistem adalah keseluruhan
komponenbagian yang saling bereaksi sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mencapai komunikasi yang efektif dan efisien.
Sistem komunikasi yang dianut oleh organisasi akan langsung mempengaruhi tipe
Tahap 1 Pengiriman
mempunyai gagasan Tahap 2
Pengirim mengubah ide pesan
Tahap3 Pengirim mengirim
pesan
SALURAN
Tahap 6 Penerima mengirim
ide pesan
Tahap 5 Penerima menafsirkan
pesan
Tahap 4 Pengirim menerima
pesan
Universitas Sumatera Utara
atau jenis komunikasi. Berdasarkan hal ini sistem komunikasi bergantung pada struktur organisasi dan mekanisme koordinasi.
Ada beberapa bentuk komunikasi yang lazim digunakan, yaitu: 1. Komunikasi verbal.
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim di gunakan untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain baik
tulisan maupun lisan. Bentuk komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisir dengan baik. Melalui komunikasi lisan dan tulisan di harapkan
orang dapat memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan melalui tulisan dan lisan memiliki suatu
harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik dan benar.
Secara umum, untuk mengirimkan pesan, orang lebih senang berbicara dari pada menuliskan suatu pesan. Alasannya, komunikasi lisan relatif lebih
mudah, praktis dan cepat dalam penyampaian pesan. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa komunikasi tulisan tidak penting, karena tidak semua hal
bisa disampaikan dengan lisan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mendengar dan memahamiyang relatif lemah atau kurang baik dari msing-
masing orang. Kaitannya dengan keterampilan membaca, seseorang sering mengalami
kesulitan dalam mengambil pesan-pesan penting dari suatu bacaan. Meskipun mendengar dan membaca adalah hal yang berbeda, keduanya memerlukan
pendekatan yang serupa.
Universitas Sumatera Utara
2. Komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal memiliki sifat yang kurang terstruktur yang
membuat komunikasi non verbal sulit untuk dipelajari. Jenis komunikasi non verbal adalah gerak-gerak isyarat tertentu, komunikasi ini lebih bersifat
spontan misalnya, seseorang akan menggelengkan kepala, apa bila ia merasa tidak setuju.
Komunikasi non verbal memiliki kebaikan yaitu kesahihannya dalam hal ini dikaitkan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran
pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat. Secara umum, orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan kata-kata
daripada menggunakan gerakan tubuhbahasa isyarat. Hal ini disebabkan oleh sifat komunikasi yang lebih spontan. Komunikasi non verbal penting artinya
bagi pengirim dan penerima karena sifatnya yang lebih efesien, suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berfikir panjang dan pihak pendengar
juga dapat menangkap arti dengan cepat. 3. Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah downward communication dimulai dari manajemen puncak kemudian mengalir ke bawah melalui tingkatan manajemen
sampai ke karyawan lini dan personalia paling bawah.Maksud utama komunikasi kebawah adalah untuk memberi pengarahan, informasi, instruksi,
nasehatsarandan penilaian kepada bawahan serta memberikan informasi kepada para anggota organisasi tentang tujuan dan kebijakan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Pesan atau berita kebawah dapat berbentuk tulisan maupun lisan, dan biasanya disampaikan melalui memo, laporan atau dokumen lainnya, buletin,
pertemuan atau rapat, dan percakapan serta melalui interaksi orang per orang atau kelompok kecil. Salah satu kelemahan saluran komunikasi ini adalah
kemungkinan terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditujukan ke para bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima
bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya. 4. Komunikasi dari bawah ke atas
Fungsi utama komunikasi dari bawah ke atas upward communication adalah untuk mensuplai informasi kepada tingkatan manajemen atas tentang
apa yang terjadi pada tingkatan bawah. Tipe komunikasi ini mencakup laporan- laporan periodik, penjelasan, gagasan, dan permintaan untuk diberikan
keputusan. Hal ini dapat dipandang sebagai data atau informasi umpan balik bagi manajemen atas.
Para manajer harus benar-benar memiliki rasa percaya terhadap para bawahannya untuk mencapai keberhasilan komunikasi ini. Kalau tidak,
informasi sebagus apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya, karena yang muncul hanyalah rasa curiga atau ketidakpercayaan terhadap informasi
tersebut. 5. Komunikasi lateral atau horizontal
Komunikasi ini meliputi hal-hal sebagai berikut: a.
Komunikasi diantara anggota dalam kelompok kerja yang sama.
Universitas Sumatera Utara
b. Komunikasi yang terjadi antara departemen pada tingkat organisasi
yang sama. Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan
hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah. Komunikasi lateral, selain
membantu koordinasi kegiatan-kegiatan lateral, juga menghindarkan prosedur pengerjaan yang lambat.
6. Komunikasi diagonal Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara
menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staf, yaitu bahwa hubungan
yang ada antara personalia lini dan staf dapat berbeda-beda, yang akan membentuk beberapa komunikasi diagonal yang berbeda-beda pula.
2.1.2 MOTIVASI 2.1.2.1 Pengertian motivasi
Kebutuhan atau needs dapat dipandang sebagai pembangkit dan penggerak perilaku. Ini berarti bahwa apabila terdapat kekurangan akan kebutuhan, maka
orang akan lebih peka terhadap motivasi. Kekurangan itu dapat bersifat fisiologis makanan, pakaian, dan tempat tinggal, psikologis pengakuan dan penghargaan,
dan social berkelompok. Apabila berbagai macam kekurangan tersebut dapat diatasi maka akan memberikan dorongan terhadap seseorang untuk berprestasi
lebih baik lagi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Winardi 2001: 6, Motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada di dalam diri seorang manusia yang dapat dikembangkannya sendiri,
atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non moneter, yang dapat mempengaruhi
hasil kinerjanya secara positif dan secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
Menurut Wursanto 2002: 302, Motivasi merupakan penggerak, alasan, dorongan yang ada didalam diri manusia yang menyebabkan orang lain berbuat
sesuatu. Dapat dikatakan pula bahwa motivasi merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk berbuat
atau untuk melakukan sesuatu.
2.1.2.2 Teori Motivasi
Ada beberapa teori motivasi yang berusaha memberikan penjelasan tentang hubungan antara perilaku dan hasilnya, yaitu:
1. Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow Inti dari teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam bentuk
hierarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis dan tingkat yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri self actualization
needs. a.
Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan akan makan, minum, dan mendapat tempat tinggal.
Universitas Sumatera Utara
b. Kebutuhan keselamatan dan keamanan merupakan kebutuhan akan
kebebasan dari ancaman contoh : penjahat, dan gangguan lingkungan lainnya
c. Kebutuhan rasa memiliki cinta, yaitu kebutuhan akan teman, afiliasi,
interaksi, mencintai dan dicintai. d.
Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain.
e. Kebutuhan akan realisasi diri, yaitu kebutuhan untuk memenuhi diri
sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum, melalui keterampilan dan potensi yang ada.
Maslow juga mengemukakan sejumlah proposisi penting tentang perilaku manusia sebagai berikut:
a. Manusia merupakan makhluk yang serba berkeinginan man is a
wanting being. Ia senantiasa menginginkan sesuatu dan ia senantiasa menginginkan
lebih banyak. Tetapi apa yang diinginkannya tergantung apa yang sudah dimiliki olehnya.
b. Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator perilaku.
Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, memotivasi perilaku contoh : kebutuhan akan hawa udara
c. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan-suatu hirarki
menurut pentingnya masing-masing kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori 2 faktor Hezberg Hezberg mengembangkan teori dua faktor tentang motivasi , dimana faktor
yang membuat orang merasa puas dan yang membuat tidak puas ekstrinsik dan intrinsik, yang juga dikenal sebagai teori higieni motivasi Motivation
Hygiene Theory. Penelitian Hezberg melahirkan dua kesimpulan mengenai teori tersebut: pertama; ada serangkaian kondisi ekstrinsik, dimana keadaan
pekerjaan dan hygienic yang menyebabkan rasa tidak puas di antara para karyawan apabila kondisi ini tidak ada maka hal ini tidak perlu memotivasi
karyawan. Sebaliknya, apabila keadaan pekerjaan dan hygienic cukup baik, keadaan ini membentuk kepuasan bagi karyawan. Faktor-faktor ini meliputi:
a. Upah
b. Keamanan kerja
c. Kondisi kerja dan hygienic
d. Status
e. Prosedur perusahaan
f. Mutu dari supervisi teknis
Mutu dari hubungan interpersonal di antara teman sejawat, dengan atasan dan dengan bawahan. Kedua; serangkaian kondisi instrinsik. Kepuasan
pekerjaan yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi pekerjaan yang baik.
Jika kondisi ini tidak ada, maka tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan, yang dinamakan pemuas atau motivator yang meliputi, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. prestasi achievement
2. pengakuan recognition
3. tanggung jawab responsibility
4. kemajuan advancement
5. pekerjaan itu sendiri the work it self
6. kemungkinan berkembang the possibility of growth
3. Teori McClelland Teori Kebutuhan Berprestasi Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi
atau Need for Acievement N.Ach yang menyatakan bahwa motivasi berbeda- beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray
sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai keinginan :“ Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang
sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan
seindependen mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala- kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri
sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.”
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi high achievers memiliki tiga ciri umum yaitu :
1. Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan
moderat. 2.
Menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-
Universitas Sumatera Utara
upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya.
3. Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,
dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah. 4.
Teori penetapan tujuan goal setting theory Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki
empat macam mekanisme motivasional yakni : 1.
Tujuan-tujuan mengarahkan perhatian. 2.
Tujuan-tujuan mengatur upaya 3.
Tujuan-tujuan meningkatkan persistensi. 4.
Tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
2.1.3 Semangat Kerja 2.1.3.1 Pengertian Semangat Kerja
Seorang karyawan yang bekerja pada perusahaan mengharapkan sesuatu dari perusahaan tersebut. Sesuatu yang di harapkan karyawan bukan
hanya sekedar upah dan gaji, tetapi juga hal-hal yang dapat memberikan jaminan kepada karyawan tersebut tentang semua kesinambungan pekerjaan
dan kariernya. tercapainya harapan karyawan tersebut akan meningkatkan semangat kerja karyawan.
Semangat kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan yang dilakukan meskipun semangat kerja tidak mesti disebabkan oleh iklim
Universitas Sumatera Utara
kerja. Apabila perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja karyawan maka pekerjaan akan lebih cepat selesai dan pada akhirnya keuntungan lebih
banyak diperoleh. Menurut Schuler dan Jackson 2001: 71, semangat kerja merupakan
sesuatu kondisi bagaimana seseorang karyawan melakukan pekerjaan sehari- hari.Semakin tinggi semangat kerja akan meningkatkan produktivitas
karyawan. Menurut Siagian 2003: 57, bahwa semangat kerja karyawan
menunjukkan sejauh mana karyawan bergairah dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya didalam perusahaan. Semangat kerja karyawan dapat
dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan, gairah kerja dan tanggung jawab.
Hasibuan 2001: 105, mengatakan semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaan dengan baik serta
berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Indikasi semangat keja dapat diketahui dari:
1. Turunrendahnya produktivitas kerja.
2. tingkat absensi yang tinggi.
3. Labour turnovertingkat perputaran karyawan yang tinggi.
4. Tingkat kerusakan naiktinggi.
5. Kegelisahaan dimana-mana.
6. Tuntutan yang sering terjadi.
7. Pemogokan.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian ini dapat dilihat bahwa peningkatan semangat kerja karyawan dari sebuah kelompok organisasi sangat komplek sekali, sehingga
dengan demikian dapat dipahami bahwa pengertian semangat kerja adalah esensial didalam menjalankan kegiatan suatu organisasi, baik organisasi
pemerintah maupun swasta.
2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Semangat kerja
Semangat kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan
dan prestasi kerja. Banyak faktor yang mempengaruhi semangat kerja diantaranya sistem pengupahan, kondisi kerja, insentif produksi, pendidikan,
komunikasi dan lain sebagainya. Penghargaan serta penggunaan motivasi yang tepat akan menimbulkan atau mengakibatkan semangat kerja yang lebih tinggi.
Faktor komunikasi merupakan salah satu faktor pembangkit semangat kerja. Dengan diketahuinya penyaebab turunnya semangat kerja oleh suatu
organisasi maka akan lebih mudah mencari jalan keluar dari permasalahan semangat kerja tersebut. Dengan demikian suatu organisasi akan dapat
mengambil tindakan pencegahan se awal mungkin. Menurut Siagian 2002: 114, cara-cara yang paling tepat untuk meningkatkan
semangat kerja dan kegairahan kerja antara lain: 1.
Gaji yang cukup Setiap perusahaan seharusnya bisa memberikan gaji yang cukup pada
karyawan. Pengertian cukup sangat relatif sifatnya, yaitu apabila jumlah yang
Universitas Sumatera Utara
mampu dibayarkan oleh perusahaan tanpa membuat perusahaan rugi dan dengan sejumlah gaji yang diberikan tersebut akan mampu memberikan
semangat kerja pada karyawan. 2.
Memperhatikan kebutuhan rohani Perusahaan harus memperhatikan kebutuhan rohani karyawan dengan
membangun tempat ibadah, yaitu agar karyawan dapat memenuhi kewajiban kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
3. Sesekali perlu mendapatkan suasana santai
Suasana kerja yang kompleks dapat menimbulkan kebosanan dan ketegangan kerja bagi karyawan. Untuk menghindari hal-hal tersebut
perusahaan perlu menciptakan suasana santai dalam bekerja. 4.
Harga diri perlu mendapat perhatian Pihak perusahaan perlu memperhatikan harga diri karyawan, yaitu
dengan memberikan penghargaan, baik dengan memberikan surat penghargaan maupun dalam bentuk hadiah materi bagi karyawan yang memiliki prestasi
kerja yang menonjol. 5.
Menempatkan pegawai pada posisi yang tepat Setiap perusahaan hendaknya menempatkan para karyawan pada posisi
yang tepat karena apabila terjadi ketidaktepatan dalam posisi dapat menurunkan prestasi kerja karena tidak sesuai dengan kemampuan yang di
miliki. 6.
Memberikan kesempatan untuk maju
Universitas Sumatera Utara
Semangat kerja karyawan akan timbul apabila mereka memiliki harapan untuk maju. Perusahaan hendaknya memberikan penghargaan kepada
karyawan yang berprestasi, berupa pegakuan, hadiah, kenaikan gaji, kenaikan pangkat dan kenaikan jabatan.
7. Perasaan aman untuk masa depan perlu diperhatikan
Semangat kerja karyawan akan terbina apabila mereka merasa aman dalam menghadapi masa depan dengan pekerjaan yang ditekuni. Untuk
menciptakan rasa aman perusahaan mengadakan program pensiun, mereka memiliki alternatif lain yaitu mewajibkan karyawan untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk ditabung dalam polis asuransi. 8.
Usahakan agar karyawan mempunyai loyalitas Untuk dapat menimbulkan loyalitas pada karyawan maka pihak
pimpinan harus mengusahakan agar karyawan merasa senasib dengan perusahaan. Salah satu cara menimbulkan rasa memiliki para karyawan
terhadap perusahaan adalah memberi gaji yang cukup, dan memenuhi kebutuhan rohani mereka.
9. Sesekali karyawan perlu diajak berunding
Mengajak karyawan berunding dalam mengambil keputusan, mereka akan memiliki rasa tanggung jawab dan semangat untuk mewujudkan nya.
10. Pemberian insentif yang menyenangkan
Perusahaan hendaknya memberikan insentif dengan cara sebaik- baiknya dengan meningkatkan loyalitas karyawan, kesenangan dan prestasi
kerja mereka.
Universitas Sumatera Utara
11. Fasilitas yang menyenangkan
Fasilitas yang menyenangkan dengan melakukan kegiatan rekreasi, cafeteria, tempat olahraga, balai pengobatan, tempat ibadah, toilet yang bersih
dan pendidikan untuk anak. Dari kutipan ini dapat diketahui banyak cara-cara yang tepat untuk
meningkatkan semangat dan kegairahan kerja karyawan. Dan banyak pula pekerjaan yang gagal atau kurang memberikan hasil yang memuaskan karena
cara-cara seperti ini kurang diperhatikan pimpinan perusahaan. As’ad 2003: 114 Menyatakan ada 5 lima faktor yang menimbulkan
semangat kerja, yaitu: 1.
Kedudukan posisi 2.
Pangkat golongan 3.
Umur 4.
Jaminan finansial dan jaminan sosial 5.
Mutu pengawasan Sedangkan menurut Loteiner dan Tohardi 2002: 431 ada 6 enam
faktor yang mempengaruhi semangat kerja, yaitu: 1.
Kebanggaan atau kecintaan pekerja pada pekerjaannya dan kepuasan dalam menjalankan pekerjaan dengan baik.
2. Sikap terhadap pimpinan.
3. Hasrat untuk maju.
4. Perasaan telah diperlukan dengan baik.
5. Kemampuan untuk bergaul dengan teman sekerjanya.
Universitas Sumatera Utara
6. Kesadaran akan tanggung jawab terhadap penyelesaian pekerjaannya.
Tolak ukur peningkatan semangat kerja yang mutlak tidak ada, karena setiap individu karyawan berbeda standart kepuasannya. Indikator semangat
kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja dan turnover yang kecil, maka secara relatif semangat kerja karyawan baik, tetapi sebaliknya jika
kedisiplinan, moral kerja dan turnover karyawan besar, maka semangat kerja karyawan diperusahaan kurang baik.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dimas Prayogi 2010 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT Telkom Regional I
Bidang Customer Care”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Komunikasi Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT
Telkom Regional I Bidang Customer Care. Teknik sampling digunakan adalah Nonprobability dengan menggunakan metode sampling jenuh dimana semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasinya relatif kecil Sugiyono 2005:78. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode
analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier sederhana, pengujian signifikan parsial Uji-t dan pengujian koefisien
determinasi R2. Dengan demikian, untuk hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan variabel Komunikasi X terhadap
Semangat Kerja Karyawan Y PT Telkom Regional I Bidang Customer Care.
Universitas Sumatera Utara
Cody Hanggara 2008 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh komunikasi terhadap semangat kerja karyawan pada Bank BRI cabang Lubuk
Pakam”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap semangat kerja karyawan pada Bank BRI cabang Lubuk Pakam. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode sampling jenuh sensus. Populasi sasaran adalah seluruh karyawan pada Bank BRI cabang Lubuk Pakam yang
berjumlah 36 orang dan sampel yang digunakan sebagai responden adalah keseluruhan dari jumlah populasi yaitu 36 orang. Data yang dikumpulkan
menggunakan metode wawancara dan kuesioner. Variabel yang diukur menggunakan sekala likert. Analisis data menggunakan perangkat lunak SPSS
13,0 dan pengujian hipotesis menggunakan analisis linier berganda. Hasil penelitian menggunakan SPSS 13,0 menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan sebesar 65,1, artinya bahwa semangat kerja karyawan dipengaruhi oleh komunikasi sebesar 65,1,
sedangkan sisanya 34,9 dipengaruhi oleh faktor lain.
2.3 Kerangka Konseptual