c Kompetensi keterampilan dibentuk melalui aktiftas-aktifitas; mengamati, menanya, mencoba, menalar meyaji dan
mencipta.
Soleh Hidayat menjelaskan ditingkat SMA terdapat perubahan sistem yaitu adanya mata pelajaran wajib dan mata
pelajaran pilihan serta terjadinya pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti oleh siswa, dan jumlah jam bertambah 1 jam
pertemuan JP per minggu.
40
3 Standar Proses Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Dalam proses pembelajaran standar proses
yang semula berfokus pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi EEK, pada kurikulum 2013 dilengkapi dengan mengamati,
menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Belajar tidak hanya terjadi diruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam kurikulum 2013 ini guru bukan satu-satunya sumber
belajar. Sumber belajar biasa siswa dapatkan melalui buku-buku lain yang menunjang, media cetak, media elektronik maupun
melalui internet. Sedangkan sikap, sikap tidak diajarkan secara verbal melainkan melalui contoh dan teladan.
41
Sesuai dengan standar kompetensi lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang diperoleh melalui aktifitas yang berbeda- beda. Karateristik kompetensi beserta perbedaan capaian
perolehan turut serta mempengaruhi karateristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah Saintific, tematik terpadu
tematik antar mata pelajaran dan tematik dalam satu mata
40
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, Cet 1, h.128
41
Idrus Alawi, Ida Saidah dan Umi Nihayah,op, cit. h.30
pelajaran perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyikapan atau penelitian Discovery atau Inquiry Learning. Dan untuk
mendrong kemampuan peserta didik untuk mengahsilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok, maka sangat
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah Projeck Based Learning.
4 Standar Penilaian Jika pada kurikulum sebelumnya penilaian lebih diutamakan
pada penilaian kognitif saja, pada kurikulum 2013 penilaian mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Berkenaan dengan penilaian hasil belajar mengacu pada penilaian berbasis kompetensi. Adanya pergeseran dari penilaian melalui
tes mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja menuju penilaian otentik mengukur semua kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang berdasarkan pada proses dan hasil, memperkuat PAP PenilaianAcuan Patokan yaitu
pencapaian hasil belajar disasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal atau maksimal. Penilaian tidak
hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL, dalam kurikulum ini didorong juga pemanfaatan portofolio yang
dibuat siswa sebagai instrument utama penelitian.
f. Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013
Kesiapan menjadi sangat penting untuk memulai suatu tindakan karena dengan memiliki kesiapan akan dapat mengantisipasi segala
kemungkinan yang terjadi. Selain itu, dengan memiliki kesiapan diharapkan akan memiliki hasil yang lebih baik dari pada tidak
memiliki kesiapan sama sekali. Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Sebagai seorang guru
harus selalu siap sedia dalam menghadapi perubahan kurikulum yang telah
ditetapkan oleh
pemerintah dan
selalu siap
untuk
mengimplementasikannya dalam dunia pendidikan. Seperti Kurikulum 2013 yang sudah dilaksanakan saat ini dan akan terus
diimplementasikan pada periode- periode selanjutnya. Sebagaimana yang dikutip oleh Slameto dalam buku James
Drever, kesiapan adalah “preparedness to respond or react, kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.”
42
Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang yang berhubungan dengan
kematangan, maksudnya kematangan itu sendiri yaitu seseorang telah siap, mantap dan mapan serta mampu untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Bagi
Suharsimi Arikunto kesiapan adalah “suatu kompetensi.”
43
Maksudnya adalah seseorang yang mempunyai kompetensi berarti orang tersebut telah memiliki kesiapan yang cukup untuk berbuat
sesuatu. Sedangkan menurut Slameto dalam menjelaskan arti kesiapan yaitu:
Keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu
situasi. Penyesuaian kondisi akan memberikan respon untuk berbuat sesuatu dan membutuhkan kesiapan, kondisi tersebut
setidaknya mencakup 3 aspek yaitu: 1 Kondisi fisik, mental dan emosional, 2 Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, 3
Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari.
44
Dari berbagai teori kesiapan di atas, dapat di ambil kesimpulah bahwa kesiapan guru adalah kematangan sikap atau kesediaan guru
untuk merespon segala perubahan yang terjadi agar dapat memenuhi kebutuhan dan menyesuaikan diri dalam mencapai tujuan yang telah
di tetapkan. Perubahan kurikulum yang terjadi menuntut para guru untuk
selalu siap melakukan inovasi-inovasi guna memenuhi kebutuhan
42
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, Edisi Revisi, Cet.V, h.59
43
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, h.54
44
Slameto, op, cit, h. 113
sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus selalu memiliki kesiapan kapanpun dan dimanapun karena pendidikan
abad 21 menuntut guru yang profesional yaitu guru yang sudah memiliki kualifikasi sebagai seorang pendidik profesional yang telah
memiliki kompetensi yang dipersyaratkan sebagai seorang guru yaitu kompetensi
pedagogis, kompetensi
profesional, kompetensi
keperibadian, dan kompetensi sosial. dan telah siap untuk mengemban tugasnya dalam dunia pendidikan.
Dalam hal kesiapan guru dalam menerapkan kurikulum 2013 ini yang perlu dipesiapkan mencakup kesiapan materil dan non materill.
Kesiapan materil yaitu berkaitan dengan kesiapan guru dalam menyambut kurikulum 2013meliputi perangkat kurikulum, buku
ajar,keadaan kondisi sarana dan presarana, media pembelajaran, sarana komunikasi dan ketenangan. Sedangkan kesiapan non materiil
mencakup pemahaman guru terkait kurikulum 2013, kesiapan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Secara filosofis kurikulum 2013 mengembangkan kehidupan peserta didik dalam beragama, berkomunikasi, seni, kreativitas, nilai
dan berbagai dimensi intelegensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik yang diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia.
Sehingga pendidikan agama berperan penting dalam implementasi kurikulum. “Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013 kini
berubah menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti memiliki alokasi waktu 3 jam per minggu dan merupakan kelompok mata
pelajaran wajib.”
45
45
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No. 69 Tahun 2013, Kerangka Dasar Kurikulum Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah. H. 9
Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam adalah
“Usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan
mengamalakan ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihann yang telah ditentukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ”.
46
Muhaimin juga menjelaskan, Pendidikan Agama Islam adalah
“usaha sadar dalam bimbingan, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara terencana dan sadar atas
tujuan yang hendak dicapai ”.
47
Sedangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah, di jelaskan pengertian Pendidikan Agama Islam PAI dan Budi Pekerti
yaitu: Pendidikan yang berlandaskan pada aqidah yang berisi tentang
keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai kehidupan bagi manusia dan alam semesta, yang memberikan pengetahuan dan
keterampilan serta membentuk sikap, dan kepribadian peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam, yang dilaksanakan melalui
mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan, yang pengamalannya dapat dikembangkan dalam berbagai kegiatan baik yang bersifat
kokurikuler maupun ekstrakurikuler.
48
Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang
dikembangkan dari materi pokok pendidikan agama Islam al- Qur’an
dan Hadis, aqidah, akhlak, fiqih dan sejarah peradaban Islam agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya untuk memiliki kekuatan, kecerdasan, serta keterampilan spiritual keagamaan, sehingga membentuk pribadi yang
46
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2006 h. 132
47
Muhaimin, Suti’ah dan Nur Ali, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012 h. 76
48
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaa Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah, tt. H.1
berakhlakul karimah yang diperlukan dirinya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan Agama Islam untuk sekolah madrasah berfungsi sebagai berikut:
1 Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah yang ditanankan dalam lingkungan
keluarga.
2 Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
3 Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan social
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam
4 Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran dalam kehidupan sehari-hari
5 Pencegahan yaitu untuk menyangkal hal-hal negatif dari 6 lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
7 Pengajaran yaitu tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara
umum sistem dan fungsionalnya.
8 Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
49
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam Permendikbud no Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah,
Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yaitu: Untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa
kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang luhur berakhlak yang
49
Abdul Majid dan Dian Andayani, op, cit h.135