Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada penelitian sebelumnya penulis memperoleh dua judul penelitian yang terkait dengan judul penulis. Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya adalah:

1. Udi Nuri Astuti 06230017 Fakultas Dakwah Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Mengenai “ Usaha Peningkatan Kemandirian Anak Tunarungu Di Sekolah Luar Biasa Wijata Dharma 1 Tempel ”. Penilitian tersebut bertujuan untuk mengetahui keterampilan- keterampilan yang diberikan Sekolah Luar Biasa Wiyata Dharma1 Tempel dalam usaha meningkatkan kemandirian ekonomi siswa tuna rungu dan mengetahui keberhasilan usaha-usaha meningkatkan kemandirian ekonomi siswa tuna rungu di Sekolah Luar Biasa Wiyata Dharma1 Tempel. Hasil penelitiannya pendidikan keterampilan yang di ajarkan di sekolah Luar Biasa Wiyata Dharma 1 Tempel adalah keterampilan menjahit, boga, potong rambut, dan perkayuan. Namun keterampilan yang banyak diminati oleh siswa adalah keterampilan menjahitdan sebagian keterampilan memasak atau boga. Karena alat yang digunakan untuk pembelajaran sudah ada di SLB. Sedangkan peralatan lainnya tidak memadai. Usaha untuk meningkatkan kemandirian siswa dilakukan SLB sudah maksimal karena selain memberikan keterampilan menjahit dan boga pada waktu siswa masih sekolah, SLB juga memberikan waktu magang selama 1 tahun kepada siswa. Siswa juga mendapatkan sertifikat sehingga setelah lulus mereka bisa membuka usaha dirumah atau berkerja ditempat lain sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

2. Musrifah 1022006 Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Klijaga Yogyakarta Mengenai “Metode Bimbingan Kemandirian Pada Tunadaksa Di SLB G Daya Ananda Purwomartani Kalasan Sleman”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui bentuk metode bimbingan kemandirian pada anak tunadaksa di Sekolah Luar Biasa SLB G Daya Ananda. Hasil penelitiannya bahwa metode metode bimbingan kemandirian pada anak tunadaksa di Sekolah Luar Biasa SLB G Daya Ananda adalah : Pertama metode demokrasi, metode ini mengajarkan atau menyampaikan materi dengan cara mempraktekannya secara langsung, tujuannya agar anak-anak lebih mengerti dan memahami cara mempraktekannya materi yang disampaikan oleh pembimbing, krena anak-anak tidak mengerti sebelum melihat secara langsung. Adapun faktor pendukung dari penggunaan metode ini antara lain : kestabilan emosi pembimbing, kesediaan fasilitas yang memadai, adanya interaksi yang akrab antara pembimbing dan anak tunadaksa, keahlian pembimbing, program-program sekolah, sedangkan faktor penghambat dari metode ini antara lain : metode yang kurang variatif, waktu yang sangat terbatas. Kedua metode eksperimen, metode ini menitik beratkan pada kegiatan anak-anak setelah mereka melihat apa yang telah disampaikan oleh pembimbing selanjutnya mempraktekan sesuai dengan contoh yang disampaikan oleh pembimbing, dengan metode ini diharapkan anak-anak dapat menambah ketrampilannya.

3. Priskila Hesti Anomsari Jurusan Bimbingan dan Konseling

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang Mengenai “Upaya Meningkatkan Nilai Kemandirian Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 3 Kembang ”. Penelitian tersebut bertujuan adalah untuk memperoleh informasi atau temuan empiris tentang meningkatkan nilai kemandirian siswa melalui layanan bimbingan kelompok. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat kemandirian siswa sebelum bimbingan kelompok 63,18 berada pada kategori sedang, tingkat kemandirian siswa sesudah bimbingan kelompok 73,67 berada pada kategori tinggi, dan peningkatan kemandirian siswa sebelum dan sesudah bimbingan kelompok 10,49. Hasil uji wilxocon menunjukkan Z hitung = 78, Z tabel = 14 sehingga Z hitung Z tabel. Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat peningkatan kemandirian siswa sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan kesimpulan tersebut, diharapkan guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan layanan bimbingan kelompok dalam membant siswa meningkatkan kemandirian.

4. Nova Fahradina Program Studi Magister Pendidikan Matematika

Universitas Syiah Kuala Mengenai “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok”. Hasil penelitian diperoleh bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran investigasi kelompok lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional baik secara keseluruhan maupun berdasarkan level siswa. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan level siswa tinggi, sedang, rendah terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar siswa. Terdapat hubungankorelasi yang positif antara kemampuan komunikasi matematis siswa dan kemandirian belajar siswa. Dari empat penelitian terdahulu belum membahas bagaimana upaya guru dalam membina kemandirian siswa. Oleh karena itu penulis bermaksud meneliti upaya guru dalam membina kemandirian siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang di lakukan guru dalam memahami kemandirian siswa dan Untuk mengetahui kendala-kendala yang di hadapi guru dalam membina kemandirian siswa di SMA Mulia Buana Parung Panjang . Yang objek penelitiannya SMA Mulia Buana Parung Panjang Bogor Jawa Barat

D. Kerangka Berfikir

INPUT PROSES OUTPUT Untuk membentuk sebuah kepribadian mandiri, kita memerlukan kedua komponen produktivitas dan kreatifitas ini, supaya dapat mengurus kepentingan diri sendiri. Misalnya menyelesaikan sebuah urusan secara mandiri, mulai dari membuat analisa masalah atau urusan, membuat neraca kelemahan dan kekuatan, membuat skala prioritas. Bila dalam langkah-langkah tersebut diperlukan bantuan orang lain, kita pergi minta bantuan tersebut. Andaikata gagal, kita cari jalan lain agar urusan dapat selesai walau tanpa bantuan orang yang gagal. REALITA 1 1. Masih kurangnya upaya guru dalam memahami kepribadian siswa 2. Masih terdapatnya kendala-kendala yang dihadapi guru dalam membina kemandirian siswa. 3. Masih kurangnya upaya guru dalam membina kemandirin siswa. STRATEGI 3 1. menyelesaikan sebuah urusan secara mandiri 2. memberikan arahan dan motivasi untuk membina kemandirian 3. cara menanamkan sikap mandiri kepada siswa disekolah PERMASALAHAN 2 Masih kurangnya upaya guru dalam membina kemandirian yang dilaksanakan oleh guru di SMA Mulia Buana HASIL 4 Keberhasilan guru dalam membina kemandirian adalah sebagai suatu kondisi di mana seseorang tidak tergantung kepada orang lain dalam menentukan keputusan dan adanya sikap percaya diri Sebuah kepribadian yang mandiri bukanlah kepribadian yang terjadi atau tumbuh otomatis. Kepribadian mandiri atau kemandirian terjadi karena berbagai faktor dalam atau di sekitar seseorang, baik alamiah maupun karena campur tangan manusia lain. Kemandirian sesungguhnya sebuah karya seni pribadi. 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian yang dilakasanakan oleh peneliti yakni di SMA Mulia Buana yang mana madrasah ini berada dibawah naungan Yayasan Mulia Buana Parung Panjang Bogor Jawa Barat . Pembangunan Madrasah ini dibangun pada tahun 20012002 dengan No NSS30.2.02.20.097NPSN202232369. adapun alamatnya yakni berada di Jln.Pesantren No. 23 Desa Kabasiran Kecamatan Parungpanjang Kabupaten Bogor. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan Waktu Pelaksanaan April Mei Juni Juli 1 Pengajuan surat penelitian 2 Observasi Lingkungan 3 Wawancara 4 Hasil Penelitian

B. Metode penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitattif merupakan pilihan dalam menjelaskan makna atau hakikat dari pembahasan masalah yang di teliti. Oleh karena itu dalam pendekatan kualitatif penelitian di 1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD Bandung : Alfabet, 2009 h. 2