73
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Jenis kelamin merupakan pembeda utama antar pekerja CV. Mekar Plastik Industri yang mempengaruhi kondisi kerja pekerja dalam
perusahaan tersebut agar dapat dilihat ketimpanganketidakadilan gender yang seperti apa yang menimpa tenaga kerja perempuan.
2. Ketidakadilan gender dan penyimpangan terhadap pekerja terlihat pada
adanya perbedaan data jumlah pekerja CV. Mekar Plastik Industri berdasarkan status pekerja dengan fakta yang terjadi di lapangan. Pada
data yang dimiliki perusahaan, tidak terdapat pekerja yang berstatus harian lepas, sedangkan berdasarkan fakta yang ada di lapangan, ternyata
terdapat banyak sekali pekerja yang berstatus harian lepas, dan sebagian besar pekerja yang berstatus harian lepas tersebut adalah perempuan.
Selain itu, perusahaan juga mengingkari akan adanya pengangakatan pekerja harian lepas menjadi pekerja tetap setelah menjalani kontrak
selama 3 bulan kerja. Hal ini merupakan beberapa bentuk penyimpangan gender yang terlihat pada kasus CV. Mekar Plastik Industri.
3. Kondisi kerja pekerja CV. Mekar Plastik secara umum dikatakan belum
baik. Terdapat perbedaan kondisi kerja pekerja berdasarkan jenis kelamin pekerja, seperti dalam hal berikut:
a.
CV. Mekar Plastik Industri melakukan pembagian kerja secara
seksual berdasarkan dari kemampuan dan keahliannya dalam mengoperasikan alat atau mesin, disertai dengan bias gender yang
tinggi. Perempuan ditempatkan pada bagian packing dan laki-laki pada bagian bagian service mesin, gudang mesin, dan ekspedisi.
marginalisation as concentration on the margins of the labour market
dan marginalisation as feminisation or segregation. b.
Sebagian besar pekerja di CV. Mekar Plastik Industri berstatus
74
pekerja tetap, namun tampak bahwa jumlah pekerja laki-laki berstatus pekerja tetap lebih banyak dibandingkan perempuan, yang
sebagian besar berstatus pekerja harian lepas. marginalisation as exclusion from productive employment
dan marginalisation as concentration on the margins of the labour market.
c. Dalam hal pengupahan, CV. Mekar Plastik Industri memberikan
upah yang besarnya sama kepada pekerja laki-laki dan perempuan yang berstatus pekerja tetap, namun untuk pekerja harian lepas, upah
pekerja laki-laki lebih tinggi daripada pekerja perempuan. Hal ini karena anggapan laki-laki memiliki tanggung jawab yang lebih besar
dibandingkan perempuan marginalisation as economic inequality. d.
Jaminan kerja yang diberikan perusahaan telah cukup baik, namun pekerja laki-laki mendapatkan jaminan kerja yang lebih banyak
dibandingkan pekerja perempuan. Ketimpangan ini disebabkan karena kurangnya pemahaman pekerja terhadap peraturan
perusahaan yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja. marginalisation as economic inequality.
e. Sama halnya seperti jaminan kerja, pekerja laki-laki mendapatkan
jaminan keluarga lebih banyak dibandingkan dengan pekerja perempuan. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa laki-laki
memiliki tanggungan hidup yang banyak sebagai kepala keluarga marginalisation as economic inequality.
4. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kondisi kerja
pekerja di CV. Mekar Plastik Industri, yaitu: a.
Tidak ada hubungan langsung antara stereotip gender dengan kondisi kerja, namun stereotip gender mempengaruhi pembagian kerja secara
seksual yang dilakukan pihak perusahaan, dan itu mempengaruhi status pekerja dan kondisi pekerja tersebut dalam pabrik.
b. Tingkat pemahaman pekerja terhadap peraturan perusahaan yang
memuat kewajiban dan hak-hak pekerja dan pengusaha memiliki hubungan yang kuat dengan kondisi kerja. Semakin tinggi
75
pemahaman pekerja maka pekerja dapat melakukan kewajibannya dengan baik dan meminta haknya secara penuh kepada pihak
perusahaan, sehingga semakin baik kondisi kerjanya. 5.
Keluarga pekerja di CV. Mekar Plastik Industri secara umum belum sejahtera. Kesejahteraan keluarga pekerja pabrik dapat diukur melalui
kondisi perumahan, kesehatan, pendidikan anak, pola konsumsi, dan kepemilikan aset. Setelah melalui pengujian, kesejahteraan keluarga
pekerja tidak memiliki hubungan dengan kondisi kerja, namun ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga tersebut, yaitu
pendapatan total keluarga dan jumlah tanggungan keluarga. Berdasarkan hasil Uji Korelasi Spearman, pendapatan total dan jumlah tanggungan
keluarga memiliki korelasi kuat dengan tingkat kesejahteraan keluarga. 6.
Berdasarkan hasil Uji Korelasi Spearman dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja yang diberikan perusahaan kepada pekerja tidak terlalu
membawa pengaruh yang besar terhadap tingkat kesejahteraan keluarga pekerja. Setelah dilakukan pengujian variabel lain seperti pendapatan total
keluarga dan jumlah tanggungan keluarga, ternyata dua faktor inilah yang dianggap berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesejahteraan
keluaraga pekerja. Ini berarti bahwa kondisi kerja pekerja dalam perusahaan belum dapat memberikan kesejahteraan yang berarti bagi
keluarga pekerja, khususnya pekerja perempuan.
8.2 Saran