Tujuan Pendidikan Agama Islam

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 24 Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam menurut Standar Kompetensi yaitu siswa beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beakhlak mulia budi pekerti luhur yang tercermin dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya serta mampu menghormati agama lain dalam rangka kerukunan antar umat beragama 25 . Pendidikan agama Islam disekolahmadrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya berbangsa dan negara serta untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 26 Muchtar Yahya merumuskan tujuan pendidikan Islam yaitu memberikan pemahaman ajaran–ajaran Islam pada peserta didik dan membentuk keluhuran budi pekerti sebagaimana misi Rasulullah Saw, sebagai pengemban perintah menyempurnakan akhlak manusia, untuk memenuhi kebutuhan kerja dalam rangka menempuh hidup bahagia dunia dan akhirat. 27 Secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 28 24 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2007, Cet. 3, h. 90 25 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, h. 154 26 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, h. 135 27 Abdul Mujib, et all, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kencana 2006, ed. 1, cet 1 h. 83 28 Muhaimin, et. all., Paradigma Pendidikan Islam : Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004, cet. 3, h. 78 Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam, keterampilan mempraktekkannya, dan meningkatkan pengamalan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai- nilai dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkankebaikan di akhirat kelak. 29

2.4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Ruang lingkup pendidikan agama Islam juga identik dengan aspek-aspek pengajaran agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Sedangkan Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Al-Qur’an dan Hadits 2. Aqidah 3. Akhlak 4. Fiqih 29 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, h. 136 5. Tarikh dan Kebudayaan Islam 30 3. Media Presentasi 3.1. Pengertian Media Presentasi Revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan informasi dan lain sebagainya memberi arti tersendiri bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Pentingnya pendekatan teknologis dalam pengelolaan tersebut dimaksudkan agar dapat membantu proses pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yaitu al-insan al-kamil. 31 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakan dalam mengajar. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pengajaran tersebut. 32 Kata media, berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau 30 http:www.man4-jakarta.comindex.php?option=com_ contentview=articleid=56Itemid=62 31 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta : Gaung Persada Press, 2008, cet. 1, h. 1 32 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Ed. 1. cet. 4, h. 2