Pengembangan Minat Belajar Minat Belajar

sementara perbedaan-perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda. 15 Yeager mengemukakan bahwa pengelompokan dapat didasarkan atas fungsi perbedaan. Pengelompokan menurut fungsi integrasi adalah pengelompokan yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan yang ada pada didik. Pengelompokan tersebut meliputi, yang didasarkan atas umur, jenis kelamin, dan sebagainya. Pengelompokan ini melahirkan pembelajaran yang bersifat klasikal. Pengelompokan yang didasarkan atas fungsi perbedaan adalah yang diaksentuasikan pada perbedaan individual peserta didik. Pengelompokan menurut fungsi perbedaan demikian, melahirkan pembelajaran individual. 16 Pengelompokan atau grouping adalah pengelompokan peserta didik berdasarkan karakteristik-karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu digolongkan agar mereka berada dalam kondisi yang sama. Adanya kondisi yang sama ini memudahkan pemberian layanan yang sama. Oleh karena itu, pengelompokan grouping ini lazim dengan istilah pengklasifikasian clasification. Pengelompokan bukan dimaksudkan untuk mengkotak-kotakkan peserta didik, melainkan justru bermaksud membantu mereka agar dapat berkembang seoptimal mungkin. Dengan adanya pengelompokan, peserta didik juga akan mudah dikenali. Jika perbedaan antara peserta didik satu dengan yang lain dicermati lebih mendalam, akan didapati perbedaan antara individu dan perbedaan intra individu. Yang pertama berkenaan dengan berbedanya peserta didik yang satu dengan yang lain di dalam kelas, dan yang kedua berkenaan dengan berbedanya kemampuan masing-masing peserta didik dalam berbagai mata pelajaran atau bidang studi. Perbedaan ini mengharuskan layanan pendidikan yang berbeda terhadap mereka. Oleh karena layanan yang berbeda secara individual 15 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional; Universitas Negeri Malang, Prodi Manajemen Pendidikan, 2004, h.76. 16 Ibid, h. 88. demikian dianggap kurang efisien, maka dilakukan pengelompokan berdasarkan persamaan dan perbedaan peserta didik, agar kekurangan pada pengajaran secara klasikal dapat dikurangi. Dengan perkataan lain, pengelompokan adalah konvergensi dari pengajaran sistem klasikal dan sistem individual. Pengelompokan kemampuan antar kelas pembagian terdiri atas pengelompokkan siswa-siswa berdasarkan kemampuan atau prestasi mereka. Pembagian telah lama digunakan di sekolah-sekolah sebagai cara untuk mengatur siswa terutama di tingkat menengah. Pembagian akan mempersempit jajaran keterampilan dalam sekelompok siswa yang selanjutnya akan memudahkan pengajaran. Pembagian dapat dikatakan bisa mencegah siswa yang kurang mampu “menghambat” siswa yang lebih berbakat. 17 Seorang guru di kelas perlu menyadari bahwa setiap murid yang dihadapinya berhak mendapatkan pengajaran yang baik, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 bab XIII pasal 31 bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Tetapi dalam tugasnya sehari-hari guru dihadapkan pada murid yang berbeda-beda. Walaupun diinginkan agar murid-murid mencapai hasil yang sama, tetapi jelas bahwa anak-anak di kelas menunjukkan perbedaan dalam fungsi-fungsi kognitif dan non-kognitif. Ada murid yang dengan cepat dapat memahami bahan pelajaran tertentu, sedangkan yang lain ternyata lambat. 18 Pemerataan kesempatan pendidikan bagi semua peserta didik menunjuk kepada pengertian bahwa hal ini tidak berarti baik seluruh bahan maupun pendekatan pendidikan harus sama untuk semua anak, namun bahwa pemerataan kesempatan pendidikan itu terutama menunjuk kepada pemerataan kesempatan belajarnya. Selain itu pendidikan harus disesuaikan 17 John W.Santrock, Psikologi Pendidikan, Terj. Diana Angelica, Jakarta: Salemba Humanika, 2009, ed.3, jilid.1, h.170. 18 Samuel Soeitoe, Psikologi Pendidikan Mengutamakan Segi-Segi Perkembangan, Jakarta: FEUI, 1982, h.42.