Upaya meningkatkan mutu pendidikan melalui program kelas akselerasi di SMA Negeri ! Pamulang Tangerang

(1)

i

UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

MELALUI PROGRAM KELAS AKSELERASI

DI SMA NEGERI 1 PAMULANG TANGERANG

Oleh B U S R O NIM: 104018200608

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

MELALUI PROGRAM KELAS AKSELERASI

DI SMA NEGERI 1 PAMULANG TANGERANG

“Skripsi”

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Oleh B U S R O NIM: 104018200608

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 Januari 2008


(4)

iv

UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

MELALUI PROGRAM KELAS AKSELERASI

DI SMA NEGERI 1 PAMULANG TANGERANG

“Skripsi”

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)

Oleh B U S R O NIM: 104018200608

Di Bawah Bimbingan:

Drs. Syauki, M.Pd NIP: 150 246 289

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(5)

49

Kelas Akselrasi di SMA Negeri 1 Pamulang Tangerang” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah dinyatakan Lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal, 09 Januari 2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 09 Januari 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia ( Ketua Jurusan KI ) Tanggal Tanda Tangan

Dra. Yefnelti Z, M.Pd ... ... NIP. :150 209 382

Ketua Program Studi MP

Drs. Syauki, M.Pd ... ... NIP. :150 246 289

Penguji I

Drs. Nurochim, MM ... ... NIP. : 050 o46 643

Penguji II

Drs. Muarif Syam, M.Pd ... ... NIP. : 150 268 586

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP. :150 231 356


(6)

“ABSTRAK”

Skripsi dengan judul “Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Program Kelas Akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang Tangerang”, ditulis oleh Busro : 104018200608 di bawah bimbingan Drs. Syauki, M.Pd. Skripsi ini mendeskripsikan mengenai upaya peningkatan mutu pendidikan melalui penyelenggaraan program kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang Tangerang.

Penelitian difokuskan untuk membahas bagaimana mekanisme penyelenggaraan program kelas akselerasi dilakukan meliputi: 1) Apa yang menjadi latar belakang Penyelenggaraan program kelas akselerasi; 2) Apa sumber daya pendidikan yang menjadi faktor pendukung program kelas akselerasi; 3) Bagaimana proses masukan (input) seleksi penerimaan siswa baru program kelas akselerasi dilakukan; 4) Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar program kelas akselerasi dilaksanakan; 5) Bagaimana proses keluaran (output) siswa program kelas akselerasi dilakukan dan bagaimana hasilnya.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai metode penelitian deskriptif. Sedangkan untuk mengungkapkan datanya, penulis menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan Library Research. Data-data yang sudah diperoleh tersebut diolah dengan menggunakan analisis isi (Content Analisis).

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa latar belakang diselenggarakannya program kelas akselerasi dikarenakan terdapat siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa/siswa luar biasa mengalami kesulitan belajar seperti kejenuhan, kebosanan, mengganggu teman sebangku, tidak meningkat hasil belajarnya (prestasi belajar rendah), hal tersebut terjadi karena mereka harus menunggu siswa lain yang potensinya di bawah rata-rata/siswa biasa di setiap proses pembelajaran. Sumber daya pendidikan pendukung program akselerasi cukup memadai, ditunjang dengan kelas AC, guru profesional, kurikulum, strategi dan media belajar yang relevan, manajemen dan biaya yang cukup. Proses masukan (input) seleksi penerimaan siswa baru dilakukan dengan ketat dan selektif beda dengan seleksi siswa biasa menghasilkan kelompok belajar siswa yang istimewa. Proses kegiatan belajar mengajar dirancang dan dilaksanakan berdasarkan percepatan belajar siswa yang lebih singkat selama 2 tahun. Sedangkan proses keluaran (output) lulusan siswa program kelas akselerasi sama dengan siswa reguler/ siswa biasa, di tahu pertama penyelenggaraan hasilnya cukup baik dan di tahun kedu hasilnya meningkat lebih baik, mereka semua lulus dari ujian akhir sekolah (UAS), ujian nasional (UN) dengan baik, dan siswa yang melanjutkan pendidikannya diterima di perguruan tinggi negeri dan swasta yang berkualitas baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dengan demikian penulis berpendapat bahwa program kelas akselerasi harus dipertahankan.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan puja serta syukur bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan ni’matnya kepada seluruh makhluk di muka bumi terlebih kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabatnya yang gigih menegakan Agama Islam di muka bumi ini, dan semoga safaatnya Allah berikan kepada kita, umat Islam yang setia dalam menjalankannya sampai akhir zaman nanti.

Penulisan skripsi ini, berbagai suka dan duka menyertai dan menemani penulis, namun hal itu dijadikan sebagai pengalaman hidup yang tak ternilai dengan uang. Tetapi penulis merasa bangga, karena inilah yang dapat penulis berikan sebagai salah satu karya terbaik dalam bidan pendidikan yang mudah-mudahan bermanfaat semua pihak. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai bantuan moril maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada keluarga tercinta, Ayah Bapak H. Surdin, dan Ibu. Runayah, serta Kakak Kosasih, Adik Rukiyah, dan Amirudin, yang memberikan bantuan moril dan materil serta kasih sayang dan motivasi hidup. Kemudian khusus kepada Bapak Drs. Syauki, M.Pd, sebagaia pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dama membimbingan dan mengarahkan dalam penulisan skripsi. Selain itu penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Ibu. Dra. Yefnelty Z, M.Pd. Ketua Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan

3. Bapak. Drs. Syauki, M.Pd. Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan 4. Bapak. Drs. Muarif Syam, M.Pd. Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam. 5. Bapak. Drs. Dedi Rafidi. Kepala SMA Negeri 1 Pamulang yang bemberikan

izin penelitian.

6. Bapak. Suhermin, S.Pd. Wakil Kepala SMA Negeri 1 Pamulang sebagai Ketua Bidang Pengembangan Pendidikan.


(8)

7. Dra. Aan Sri Analiah. Sekertaris Bidang Penegembangan Pendidikan SMA Negeri 1 Pamulang.

8. Ibu. Dra. Eny Suryani. Wakil Kepala SMA Negeri 1 Pamulang Urusan Kurikulum.

9. Ibu. Dra. Harsining. Guru Bahasa Inggris Program Kelas Akselerasi SMA Negeri 1 Pamulang

10.Bapak. Drs. Ayadih. Kepala Tata Usaha SMA Negeri 1 Pamulang.

11.Dewan Guru, Staff Tata Usaha, Dewan Komite dan Karyawan dan Siswa SMA Negeri 1 Pamulang yang turut serta dukungan dalam penelitian.

12.Mahasiswa Angkatan 2003/2004 Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

13.Teman seperjuangan dan senasib, Syamsuddin Nur, Ma’mun, Endang Sutrisna, teman pengajian, yang selalu memberikan motivasi dalam penelitian. 14.Kepada BRI, BI, Bank Muamalat, dan Yayasan Beasiswa Indonesia yang telah

memberikan beasiswa selama 3 tahun kepada penulis selama kuliah.

Penulis menyadari sepenuhnya, penelitian ini jauh dari sempurna karena kapasitas intelektual yang dimiliki sanagat terbatas. Namun penulis merasa bahagia dan bangga dengan terselesaikannya skripsi ini. Untuk menambah kesempurnaan skripsi ini, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif.

Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak. Atas bantuan yang diberikan mudah-mudahan bernilai ibadah mendapat balasan pahala dari Allah SWT., Amin.

Jakarta, 09 Januari 2008 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kajian Teori ... 11

1...M utu Pendidikan ... 11

a...P engertian Mutu Pendidikan ... 11

b...S trategi Peningkatan Mutu Pendidikan ... 13

c...A lat dan Teknik Peningkatan Mutu Pendidikan ... 17

2...P rogram Akselerasi ... 20

a...P engertian Program Akselerasi ... 20

b...B entuk Program Akselerasi ... 27


(10)

c...J

angka Waktu Tempuh Program Akselerasi ... 29

d...S tandar Kualifikasi Siswa Program Akselerasi ... 29

e...T ujuan Program Akselerasi ... 30

f...A spek Filosofis Program Akselelerasi ... 31

g...A spek Psikologis Program Akselerasi ... 33

h...A spek Empiris Program Akselelerasi ... 34

i...A spek Yuridis Program Akselerasi ... 36

j...M ekanisme Penyelenggaraan Program Kelas Akselerasi... 37

B. Kerangka Konseptual ... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 49

B. Jenis Penelitian ... 49

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

D. Metode Penelitian ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 51

G. Teknik Analisis Data ... 54

BABA IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Profil SMA Negeri 1 Pamulang ... 55

1...S ejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Pamulang ... 55

2...V isi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Pamulang ... 56


(11)

3...D ata Keadaan Guru, Tata Usaha, Komite dan Siswa SMA Negeri 1 Pamulang ... 56 4...D

ata Keadaan Tata Usaha SMA Negeri 1 Pamulang ... 60 5...D

ata Keadaan Komite SMA Negeri 1 Pamulang ... 61 6...D

ata Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Pamulang ... 62 7...S

truktur Organisasi SMA Negeri 1 Pamulang ... 63 8...K

eadaan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Pamulang ... 66 9...K

egiatan Ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Pamulang... 67 10...P

restasi SMA Negeri 1 Pamulang ... 68 B. Mekanisme Penyelenggaraan Program Kelas Akselerasi di SMA

Negeri 1 Pamulang ... 71 1...L

atar Belakang Penyelenggaraan Program Kelas Akselerasi ... 71 2...S

umber Daya Pendidikan Program Kelas Akselerasi ... 74 3...P

roses Seleksi Penerimaan Siswa Baru Program Kelas

Akselerasi ... 77 4...P

roses Kegiatan Belajar Mengajar Siswa Program Kelas

Akselerasi ... 80 5...O


(12)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 93 B. Saran-saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(13)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Kisi-kisis Instrumen Wawancara Mengenai Mekanisme

Penyelenggaraan Program Kelas Akselerasi ... 52

2. Tabel 4.1 Data Keadaan Guru SMA Negeri 1 Pamulang ... 57

3. Tabel 4.2 Data Keadaan Tata Usaha SMA Negeri 1 Pamulang ... 60

4. Tabel 4.3 Data Keadaan Komite SMA Negeri 1 Pamulang ... 61

5. Tabel 4.4 Data Keadaan Siswa SMA Negeri 1 Pamulang ... 62

6. Tabel 4.6 Data Keadaan Sarana Prasarana SMA Negeri 1 Pamulang ... 66

7. Tabel 4.7 Data Keadaan Prestasi SMA Negeri 1 Pamulang ... 69

8. Tabel 4.8 Data Nilai Mata Ujian Nasional (UN) Siswa Program Kelas Akselerasi Tahun 2005-2006 ... 86

9. Tabel 4.9 Data Nilai Mata Ujian Nasional (UN) Siswa Program Kelas Akselerasi Tahun 2006-2007 ... 87

10.Tabel 4.10 Data Keadaan Siswa Program Kelas Akselerasi yang Diterima di Perguruan Tinggi Tahun 2005-2006... 89

11. Tabel 4.11 Data Keadaan Siswa Program Kelas Akselerasi yang Diterima di Perguruan Tinggi Tahun 2006-2007... 90


(14)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Mekanisme Penyelenggaraan Program Kelas Akselerasi ... 39 2. Gambar 2.2 Faktor Pendukung Sumber Daya Pendidikan Program Kelas

Akselerasi ... 40 3. Gambar 4 Bagan Struktur SMA Negeri 1 Pamulang ... 65


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

1. Pedoman Wawancara SMA Negeri 1 Pamulang 2. Hasil Wawancara SMA Negeri 1 Pamulang

3. Sejarah, Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Pamulang Tahun Pelajaran 2007.

4. Data Tata Usaha SMA Negeri 1 Pamulang Tahun Pelajaran 2007. 5. Data Siswa SMA negeri 1 Pamulang Tahun Pelajaran 2007. 6. Susunan Struktur SMA Negeri 1 Pamulang Tahun Pelajaran 2007.

7. Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Pamulang Tahun Pelajaran 2007. 8. Data Kegiatan Ekstrakurikuler SMA Negeri 1 Pamulang Tahun Pelajaran

2007.

9. Data Dokumentasi Prestasi Siswa SMA Negeri 1 Pamulang Tahun 2004-2007 10.Data Hasil Nilai Ujian Nasional (UN) Siswa Program Kelas Akselerasi Tahun

2005-2007.

11.Data Lulusan Siswa Program Kelas Akselerasi yang Melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi Tahun 2005-2007

12.Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Tentang Penyelenggaraan Program Akselerasi Untuk SMA Negeri 1 Pamulang Tahun 2006

13.Surat Keputusan (SK) Kepala SMA Negeri 1 Pamulang Tentang Pembagian Tugas Guru Dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar Tahun Pelajaran 2007-2008

14.Surat Keputusan (SK) Kepala SMA Negeri 1Pamulang Tentang Pembentukan Komite Sekolah Tahun Pelajaran 2007-2009

15.Surat Pengajuan Judul Skripsi 16.Surat Permohonan Izin Penelitian 17.Surat Riset Wawancara

18.Surat Keterangan Penelitian dari SMA Negeri 1 Pamulang 19.Daftar Riwayat Hidup Penulis


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pengalaman bangsa-bangsa maju menunjukkan bahwa keberhasilan suatu pembangunan amat ditentukan oleh mutu sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa-bangsa tersebut. “Jepang, meski miskin akan sumber daya alam tetapi tercatat sebagai negara termaju di dunia di bidang ekonomi, dikarenakan mutu sumber daya manusia yang dimilikinya”.1 Selain Jepang, jika kita melihat negara maju lainnya seperti Jerman dan Swedia, selain maju dalam bidang ekonomi dua negara tersebut juga maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberhasilan tersebut dikarenakan “Pemerintahannya berperan utama dalam menyelenggarakan sistem persekolahan, dimulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar sampai pendidikan tinggi, dalam segala persoalan pendidikan, seperti mutu guru, kualitas, dan kuantitas, tidak mungkin dapat diatasi dan terjawab memuaskan selama masalah pendidikan tidak diatasi”.2

Kita pun telah menyadari bahwa mutu sumber daya manusia merupakan modal utama dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Meski kita memiliki sumber daya alam yang kaya, apabila tidak diimbangi oleh sumber daya manusia yang memadai, apalah artinya. Untuk itu dengan bercermin kepada negara-negara yang maju, modal yang paling utama yang harus disiapkan adalah pendidikan. Melalui pendidikan terletak harapan yang besar dalam membentuk mutu manusia Indonesia di masa mendatang, dengan persaingan global yang semakin kompetitif.

1

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sekolah Berprestasi: Studi Kasus di SMA 2 Petra Surabaya, (Jakarta: Balitbang Depdikbud, 1995), hlm.1.

2

Sayidiman Suryohadiprojo, Kepemimpinan Mutu Pendidikan, artikel diakses, 21 Juli 2007 dari htt://Kompas.Com/Kompas-cetak/0307/21/opini/442908.htm


(17)

Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang terintegrasi dengan peningkatan mutu pendidikan maka pemerintah dan masyarakat terus berupaya mewujudkan peningkatan mutu melalui berbagai usaha antara lain; “Melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum, perbaikan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya”.3 Dalam arti yang sederhana untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia kita harus meningkatkan mutu pendidikan dengan mengembangkan pendidikan sesuai potensi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan kita selama ini adalah dikarenakan penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke masa lebih banyak bersifat klasikal massal, yaitu:

Berorientasi kepada kuantitas untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya jumlah siswa, kelemahan yang tampak dari penyelenggaraan pendidikan seperti ini adalah tidak terakomodasinya kebutuhan individual siswa di luar kelompok siswa normal, padahal sebagaimana kita ketahui hakikat pendidikan adalah untuk memungkinkan peserta didik mengembangkan potensi kecerdasan dan bakatnya secara optimal.4

Hal itu terjadi karena sistem pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada pemerataan pendidikan, dalam arti pemerintah kita memberikan pendidikan kepada seluruh warga Indonesia baik yang berada di daerah pedesaan, perkotaan, miskin kaya, siswa cerdas atau biasa tidak dibedabedakan maka terjadilah pendidikan yang bersifat klasikal masal, namun demikian kita tidak sepenuhnya menyalahkan pemerintah karena pada dasarnya pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama, akan tetapi kita perlu berusaha semaksimal mungkin mengembangkan sistem pendidikan kita

3

Departemen Pendidikan Nasional, Isu-Isu Pendidikan di Indonesia: Lima Isu Pendidikan Triwulan Kedua, (Jakarta: Balitbang Diknas, 2004), hlm. 26.

4

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa, (Jakarta: Balitbang Diknas, 2003), hlm. 1.


(18)

yang tadinya bersifat klasikal massal menuju pada kelas-kelas khusus atau adanya pengelompokkan belajar.

Jika mengacu pada sistem pendidikan di atas, maka siswa yang berada di luar kelompok normal dalam arti siswa istimewa, yaitu siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa di atas rata-rata siswa biasa (kecerdasan di bawah rata-rata) tidak terakomodasinya kebutuhan dan kurangnya perhatian terhadap pengembangan dan peningkatan potensi yang mereka miliki, sehingga menimbulkan masalah dalam dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis berpendapat bahwa dalam upaya peningkatan mutu pendidikan perlu diselenggarakan pelayanan program pendidikan yang menampung kebutuhan siswa istimewa untuk mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Untuk menciptakan program pelayanan pendidikan khusus bagi anak istimewa dan berbakat, terlebih dahulu perlu diciptakan sekolah unggulan dengan berbagai ragam program pendidikan yang mengakomodasi berbagai keragaman potensi siswa.

Sekolah unggulan adalah “Sekolah yang efektif (mampu mencapai tujuan) dan efisien (menggunakan sumber daya dengan hemat) untuk mencapai tujuan dengan menjanjikan lulusan yang terbaik, dalam keunggulannya secara kompetitif dan komparatif”.5 Sekolah unggulan pada hakekatnya adalah “Sekolah yang membekali proses belajar mengajar yang bermutu kepada siswa dengan kurikulum yang bermutu pula.”6

Departemen Pendidikan Nasional, menjelaskan dimensi-dimensi sekolah unggulan sebagai berikut:

1. Masukan (input, intake) berupa siswa yang diseleksi secara ketat dengan mengunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Sarana dan prasarana yang menunjang guna memenuhi kebutuhan belajar siswa seta dapat menyalurkan minat dan bakat, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.

5

Syaripudin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan: Strategi dan Aplikasi, , (Jakarta: Grasindo, 2000), hlm. 95.

6

Departemen Pendidikan Nasional, Isu-Iisu Pendidikan di Indonesia: Enam Isu Pendidikan Triwulan Ketiga, (Jakarta: Balitbang Diknas, 2004), hlm. 102.


(19)

3. Lingkungan belajar yang kondusif untuk terwujud dan berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata, baik lingkungan dalam arti fisik maupun sosial-psikologi.

4. Guru dan tenaga kependidikan yang menanganinya harus guru/tenaga kependidikan yang terpilih mutunya, baik dari segi penguasaan mata pelajaran, penguasaan metode mengajar, maupun komitmen dalam menjalankan tugas.

5. Kurikulum yang diperkaya.

6. Rentang waktu belajar di sekolah lebih panjang/lebih lama dibandingkan dengan sekolah lain.

7. Proses belajar mengajar yang berkualitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan(accountable) kepada siswa, lembaga dan masyarakat.

8. Nilai lebih (plus) dari sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar kurikulum nasional melalui pengembangan materi kurikulum, program pengayaan dan perluasan serta percepatan, pengajaran remedial, pelayanan bimbingan dan penyuluhan/konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas, dan disiplin, sistem asrama dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

9. Pembinaan kemampuan kepemimpinannya (leadership) yang menyatu dalam keseluruhan sistem pembinaan siswa dan melalui praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari, bukan sebagai materi pelajaran. 10.Sekolah unggulan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. 11.Sekolah unggul diproyeksikan untuk menjadi pusat keunggulan (agent

of excellence) bagi sekolah di sekitarnya.7

Dengan demikian siswa yang diperkenankan belajar pada program unggulan harus memiliki kriteria tertentu seperti prestasi belajar siswa yang superior berupa angka rapor, nilai ujian nasional (UN), dan hasil tes prestasi akademik lainnya, skor psiko-tes yang meliputi intelegensi dan kreativitas, tes fisik dengan baik. Selain itu harus diberikan insentif tambahan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya baik berupa uang maupun fasilitas lainnya. Kurikulum yang digunakan harus berpegang pada kurikulum nasional yang standar dan sekolah perlu melakukan improvisasi kurikulum secara masksimal sesuia dengan tuntutan belajar siswa yang memiliki kecepatan dan motivasi belajar tinggi dibandingkan siswa seusianya. Selain kurikulum dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran perlu disediakan berbagai sarana dan prasarana penunjang belajar seperti perpustakaan, labolatorium IPA, Bahasa,

7


(20)

komputer, kebutuhan olahraga, kebutuhan kesenian berbagai peralatan praktek dan lain sebagainya, termasuk asrama apabila dibutuhkan, dengan tujuan mengoptimalkan potensi dan menyalurkan minat dan bakat siswa.

Salah satu program yang dikembangkan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan adalah dibukanya program kelas akselerasi (percepatan belajar). Program akselerasi diberikan kepada siswa berpotensi dan bakat istimewa, program ini diberikan kepada siswa istimewa dan berbakat, untuk itu dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori tentang anak berbakat.

Definisi dari Office of Education, sebagaimana dikutip Rahmi Nurrahmah, bahwa anak berbakat adalah:

Mereka yang diidentifikasikan oleh orang-orang professional, di mana anak tersebut karena kemampuannya yang sangat menonjol dapat memberikan prestasi yang tinggi, anak-anak ini membutuhkan program diferensiasi atau pelayanan di luar jangkauan sekolah biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun masyarakat.8

Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional, mendefinisikan peserta didik yang berpotensi dan bakat istimewa dalam program percepatan belajar adalah: “Mereka yang oleh psikolog dan/atau guru diidentifikasikan sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi yang memuaskan, dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik”.9

Di Indonesia akhir-akhir ini, prestasi siswa Indonesia mulai diakui di dunia internasional, sering kali berjaya di ajang olympiade internasional baik olympiade fisika, matematika, biologi, dan sains, serta bidang lainnya, sudah tentu siswa tersebut adalah mereka yang berpotensi dan bakat istimewa, tetapi ironisnya selama ini siswa jenius kurang mendapatkan wadah yang tepat, dalam belajar dikelas, mereka masih bergabung dengan siswa biasa, sudah

8

Rahmi Nurrahmah, Metodologi Pembelajaran Pada Program Akselerasidi SLTP Islam Al-Azhar 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, (Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2005), hlm. 3-4.

9

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa..., hlm. 14.


(21)

pasti perhatian dan tantangan yang diterima sangat kurang atau bahkan tidak meningkat.

Menurut pakar pendidikan Arief Rahman, yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Pengembangan Anak Berbakat Indonesia, sebagaimana dikutip Rahmi Nurrahmah, menerangkan bahwa:

Anak genius perlu sebuah wadah untuk mengembangkan kecerdasan dan kemampuannya, bila tidak, anak-anak super sama saja dengan anak biasa. anak-anak super ini biasa diibaratkan dengan mutiara, mutiara jika ditempatkan di manapun tetap lah mutiara. namun akan lebih elok jika ia digabungkan dalam suatu wadah yang berisi mutiara-mutiara lainnya, kemilaunya tentu akan kentara.10 Dengan keadaan tersebut, Pemerintah berkewajiban mengoptimalkan potensi anak bangsa, demi kemajuan bangsa Indonesia. Keseriusan pemerintah terhadap siswa berpotensi dan bakat istimewa tertera pada Undang-undang No 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa:

Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus” (pasal 5 ayat 4). Begitu pula dalam pasal 12 ayat 1 dinyatakan bahwa; ”Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak; (b) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya; (f) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.11

Hal ini disambut baik oleh para praktisi pendidikan dengan membuka program akselerasi (percepatan belajar) disekolahnya seperti Sekolah al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Labe School Rawaangun sekolah binaan UNJ, SMP Negeri 2 Ciputat, SMA Negeri 1 Pamulang dan lin sebagainya. Hal ini dilakukan agar siswa berpotensi tinggi dan bakat istimewa tidak tersia-siakan yang merupakan aset bangsa. Untuk itu SMA Negeri 1 Pamulang yang dipilih pemerintah pusat dari seratus sekolah unggulan di Indonesia mewakili

10

Nurrahmah, Metodologi Pembelajaran Pada Program Akselerasi di SLTP Islam Al-Azhar 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan..., hlm. 5-6.

11

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 11-12.


(22)

Kota Tangerang, karena SMA Negeri 1 Pamulang dianggap sudah memenuhi syarat dan kiriteria terbukti dengan tersedianya berbagai sarana dan prasarana pembelajaran, guru dengan pendidikan rata-rata S1 dan karyawan yang kompetitif, terdapat siswa yang berpotensi tinggi dan berbakat yang dibuktikan dengan berbagai prestasi SMA Negeri 1 Pamulang berupa prestasi intrakurikuler maupun ekstarkurikuler baik tingkat sekolah, kabupaten dan nasional. Sumber daya lainnya yaitu manajemen sekolah yang baik dan trasparan, dan biaya yang cukup serta dukungan masyarakat yang tiggi. SMA Negeri 1 Pamulang sudah menyelenggarakan program akselerasi di mulai tahun 2005, program ini diberikan khusus bagi siswa yang berpotensi tinggi dan bakat istimewa dengan tujuan mengoptimalkan potensi siswa, siswa yang diperkenankan belajar pada program tersebut harus memenuhi syarat dan kriteria tertentu, mereka harus mengikuti serangkaian tes seleksi penerimaan dengan ketat dan selektif.12

Dengan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana mekanisme penyelenggaraan program akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang dilaksanakan, karena penulis menganggap program tersebut masih baru, untuk itu penulis tertantang untuk mengadakan penelitian. Alasan inilah yang menjadi landasan penulis dalam pengambilan judul skripsi yaitu:

UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI

PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 PAMULANG TANGERANG”

B.

Identifikasi Masalah

Penyelenggaraan program kelas akselerasi dapat diidentifikasi dari berbagai faktor seperti, sumber daya program, input siswa, proses seleksi penerimaan siswa baru, proses kegiatan belajar mengajar meliputi penerapan

12

Suhermin, Wakil Kepala SMA Negeri 1 Pamulang Ketua Bidang Pengembangan Pendidikan SMA Negeri 1 Pamulang, Wawancara, Pamulang, 6 Oktober 2007.


(23)

kurikulum, pemberdayaan guru, metode dan media belajar, manajemen sekolah, dana dan faktor lainnya yang turut mendukung terhadap penyelenggaraan program akselerasi. Untuk itu, dalam penelitian ini maslah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana persiapan dan kesiapan yang dilakukan sekolah dalam penyelenggaraan program akselerasi.

2. Langkah dan strategi apa yang dilakukan sekolah dalam implementasi penyelenggaraan program akselerasi.

3. Bagaimana mekanisme penyelenggaraan program kelas akselerasi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di SMA Negeri 1 Pamulang Tangerang.?

4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses penyelenggaraan program akselerasi.

C.

Pembatasan Masalah

Dari hasil identifikasi masalah di atas, untuk memperjelas dan mempermudah pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah penelitian yaitu “Mengenai mekanisme penyelenggaraan program kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang Tangerang”.

Mekanisme penyelenggaraan program kelas akselerasi dimaksud meliputi :

1. Latar belakang penyelenggaraan program kelas akselerasi, terdiri dari masalah kesulitan belajar, tujuan dan landasan yuridis.

2. Sumber daya pendidikan pendukung program kelas akselerasi 3. Proses seleksi penerimaan siswa baru program kelas akselerasi. 4. Proses kegiatan belajar mengajar siswa program kelas akselerasi. 5. Proses outputlulusan siswa program kelas akselerasi.

D.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam skripsi ini adalah :


(24)

1. Apa yang menjadi latar belakang diselenggarakannya program kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang ?

2. Sumber daya pendidikan seperti apa yang mendukung diselenggarakannya program kelas akselerasi di SMA Negeri 1 Pamulang ?

3. Bagaimana proses seleksi penerimaan siswa baru program kelas akselerasi dilakukan ?

4. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar siswa program kelas akselerasi dilaksanakan ?

5. Bagaimana proses output siswa program kelas akselerasi dilaksanakan dan seperti apa hasilnya ?

E.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari skripsi ini sebagai berikut:

1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai informasi baru yang berguna untuk meningkatkan mutu profesionalisme dalam mengelola penyelenggaraan program pendidikan dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang manajemen pendidikan.

2. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberi ide atau gagasan dalam upaya melakukan inovasi pengembangan program pendidikan dan sebagai bahan rujukan (mekanisme) penyelenggaraan program kelas akselerasi serta sebagai langkah evaluasi dalam mengukur berhasil atau tidaknya program kelas akselerasi untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya di SMA Negeri I Pamulang Tangerang umumnya lembaga pendidikan di Indonesia.

3. Bagi masyarakat, yaitu sebagai acuan bahan rujukan (modul) jika ingin menyelenggarakan program kelas akselerasi (program percepatan belajar), dan dapat dijadikan program studi khusus sebagai langkah dunia pendidikan untuk memperhatikan masyarakat kita yang memiliki potensi


(25)

tinggi sehingga dapat menikmati hasil dari pendidikan yang bermutu sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa dan kebutuhan semua pihak.


(26)

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A.

Kajian Teori

1. Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Secara umum mutu adalah “Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat.”13 B. Suryo Subroto, mendefinisikan bahwa mutu adalah “Makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa.14 Sedangkan Armai Arief, menyatakan bahwa mutu adalah “Usaha yang dilakukan oleh seseorang, lembaga (intansi) atau organisasi dalam upaya menyempurnakan suatu produk, agar produk itu bernilai fungsional dan efisien”.15 Jadi jelas bahwa mutu merupakan orientasi utama dari suatu produk, seberapa besar nilai suatu produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Jika dipandang dalam konteks pendidikan bahwa mutu merupakan tersedianya sumberdaya pendidikan sebagai input, efektifnya manajemen sekolah sehingga kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan output yang dihasilkan bermutu memenuhi standar kulipikasi serta dapat dipertanggungjawabkan. Pengertian sederhananya input, proses dan output pendidikan harus baik.

Di bawah ini akan dijelaskan tentang ketiga faktor tersebut: 1) Input Pendidikan

13

Departemen Pendidikan Nasional, Inventarisasi dan Kajian Inovasi Pendidikan (Jakarta: Balitbang Diknas, 2004), hlm. 5.

14

B. Suryo Subroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. 1, hlm. 210

15

Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta: CRSD PRESS, 2005), Cet. 1, hlm 22.


(27)

Input pendidikan yaitu “Segala sesuatu yang harus tersedia untuk berlangsungnya proses pendidikan atau pembelajaran dimaksud proses kegiatan belajar mengajar”.16 Suharsimi Arikunto mendefinisikan input pendidikan adalah “Calon siswa yang baru akan memasuki sekolah atau lembaga pendidikan”.17

Jadi input pendidikan adalah kumpulan sumberdaya pendidikan meliputi kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan karyawan, siswa, masyarakat, sarana prasarana kurikulum, metode, media, biaya, manajemen, lingkungan, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, visi misi, tujuan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai sekolah atau lembaga pendidikan. 2) Proses Pendidikan

Yang dimaksud dengan proses pendidikan adalah “Kegiatan berusaha mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang lain yang berpengaruh. Proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan pengelolaan lembaga, pengelolaan program, proses belajar mengajar, serta proses monitoring dan evaluasi”.18 Dimaksud di sini adalah proses kegiatan belajar mengajar yang menghasilkan lulusan berupa siswa atau peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan berupa prestasi belajar dan keterampilan hidup.

3) Output Pendidikan

Output pendidikan adalah “Hasil kinerja lembaga pendidikan (sekolah) berupa prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses belajar mengajar baik kemampuan akademik maupun non akademik yang dimiliki siswa”.19 Suharsimi Arikunto, mendefinisikan output pendidikan adalah “Siswa lulusan sekolah”.20 Lebih lanjut Armai Arief mengklasifikasikan output pendidikan meliputi kemampuan akademik

16

Arief, Reformulasi Pendidikan Islam…, hlm. 23.

17

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet. IV Edisi Revisi, hlm. 4.

18

Arief, Reformulasi Pendidikan Islam..., hlm. 23.

19

Arief, Reformulasi Pendidikan Islam..., hlm. 24.

20


(28)

dan kemampuan non akademik. Kemampuan akademik berupa nilai hasil belajar yang diukur secara kuantitatif seperti nilai ulangan umum, UAS, UAN, karya ilmiah, dan lain-lain. Sedangkan kemampuan non akademik yaitu berupa keterampilan hidup (life skill).21 Departemen Pendidikan Nasional, menyebutkan prestasi non akademik meliputi “Keimanan dan ketakwaan kepada Than Yang Maha Esa, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan, kejujuran, dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya”.22

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis berpendapat bahwa mutu pendidikan adalah kegiatan pendidikan yang memenuhi standar kualifikasi baik standar input pendidikan, proses kegiatan belajar mengajar maupun proses output pendidikan yang terbentuk dalam kemampuan siswa baik kemampuan akademik berupa prestasi hasil belajar siswa dan kemampuan non akademik berupa keterampilan hidup siswa yang berhubungan dengan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang terbentuk dalam prilaku kepribadian siswa. 2. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan

Strategi peningkatan mutu pendidikan merupakan hal yang sangat penting dilakukan agar rencana pencapaian tujuan sebuah program pendidikan berjalan dengan baik, terarah, terencana dan tepat sasaran. Dalam hal ini Lewis dan Smith, menyebutkan strategi dalam konteks organisasi adalah “Kerangka kerja yang menentukan pilihan, dasar, dan arah suatu organisasi dengan esensi menentukan suatu yang benar untuk dilakukan”.23 Dimaksud dari definisi di atas bahwa kita harus mencari dan menerapkan strategi yang tepat terhadap

21

Arief, Reformulasi Pendidikan Islam..., hlm. 24-25.

22

Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah , (Jakarta: Balitbang, 2001), hlm. 26.

23

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi, (Jakarta : PT. Grsindo, 2002), hlm. 31.


(29)

permasalahan yang dihadapi dalam hal ini masalah-masalah pendidikan.

Strategi peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Armai Arief, mengatakan terdapat dua strategi dan tiga faktor dalam upaya peningkatan mutu pendidikan yaitu:

1. Peningkatan mutu pendidikan yang berorientasi terhadap kemampuan prestasi akademis untuk memberi dasar minimal yang harus ditempuh mencapai mutu pendidikan yang dipersyaratkan oleh tuntunan zaman dan kebutuhan masyarakat.

2. Peningkatan mutu yang berorientasi terhadap kemampuan prestasi non akademis, khususnya keterampilan hidup (life skill).24

Sedangkan faktor peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan cara yaitu:

1) Membentuk sistem pendidikan yang mantap 2) Kompetensi profesionalisme guru

3) Anggaran pendidikan yang memadai.25

Selain strategi di atas mutu pendidikan juga dapat ditingkatkan melalui berbagai cara yaitu:

1) Meningkatkan ukuran prestasi akademik melalui ujian nasional atau ujian daerah yang menyangkut kompetensi dan pengetahuan, memperbaiki tes bakat (Scholars tic Aptitude Tes), stratifikasi kompetensi dan profile portfolio (portfolio profile)

2) Membentuk kelompok sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran melalui belajar secara kooperatif (cooperative learning)

3) Menciptakan kesempatan baru di sekolah dengan mengubah jam sekolah menjadi pusat belajar sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam-jam libur

4) Meningkatkan pemahaman dan penghargaan belajar melalui penguasaan materi (mastery learning), dan penghargaan atas pencapaian prestasi akademik.

5) Membantu siswa memperoleh pekerjaan dengan menawarkan kursus-kursus yang berkaitan dengan keterampilan memperoleh pekerjaan, bertindak sebagai sumber kontak informasi tenaga kerja,

24

Arief, Reformulasi Pendidikan Islm..., h. 24-25.

25


(30)

membimbing siswa menilai pekerjaan-pekerjaan, membimbing siswa membuat daftar riwayat hidupnya dan mengembangkan portfolio pencarian pekerjaan.26

Dengan demikian upaya dalam peningkatan mutu pendidikan salah satunya data dilakuakan dengan membentuk sistem pendidikan yang mantap yang memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan siswa yang disesuaikan dengan potensi bakat dan minat yang dimiliki siswa, terlebih didasarkan pada tuntutan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan budaya sosial masyarakat. Selain itu dengan dibentuknya sistem pendidikan yang mantap, maka akan disediakannya berbagai kebutuhan sumber daya pendidikan dimulai guru profesional, dana yang cukup, manajemen yang baik dan lain sebagainya.

Strategi yang lain dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan menerapkan Total Quality Management (TQM), TQM dalam pendidikan merupakan filosofis perbaikan mutu secara terus menerus di mana lembaga pendidikan menyediakan seperangkat sarana atau alat untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan saat ini dan di masa mendatang.27 TQM juga bertujuan memberikan kepuasan terhadap kebutuhan pelanggan seefesien mungkin”.28

Lebih jelas Sallis, berpendapat bahwa (Total Quality Management) atau manajemen mutu terpadu berarti menjamin mutu dan standar dalam pendidikan, memberikan suatu filosofis sebagai suatu perangkat alat untuk meningkatkan kualitas dengan mengutamakan minat dan kebutuhan pelanggan”.29 Jelasnya manajemen mutu terpadu menyediakan sumber daya pendidikan dalam

26

Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori Model dan Aplikasi, (Jakarta: PT Grasindo, 2003), Cet. II, hlm. 78-79.

27

Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori Model dan Aplikasi..., hlm. 79.

28

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi...,hlm. 23.

29

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi..., hlm. 24.


(31)

rangka menciptakan mutu secara menyeluruh baik unsur input, proses maupun output dalam pendidikan secara terus menerus.

Selain penerapan (TQM), peningkatan mutu pendidikan dapat pula dilakukan dengan penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang kini menggejala di seluruh pelosok dunia, terlebih di Indonesia. Manajemen berbasis sekolah merupakan manajemen yang tahu akan kebutuhan dan permasalahan yang terjadi di sekolah. Melalui MBS sekolah memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan yang terkait langsung dengan kebutuhan sekolah.30 Karena esensi manajemen berbasis sekolah adalah “Terletak pada otonomi dan pengambilan keputusan partisipasi untuk pencapaian sasaran mutu pendidikan/sekolah”.31

Dengan diterapkannya manajemen berbasis sekolah, lembaga pendidikan memiliki kewenangan lebih besar dalam pengelolaan lembaganya, pengambilan keputusan secara partisipatif dengan mengikutsertakan peran masyarakat sebesar-besarnya sehingga terbentuk lembaga pendidikan yang harmonis antara dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah secara berkesinambungan sesuai harapan bersama.

Dari berbagai strategi di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagi strategi, tergantung masalah apa yang dihadapi dan seberapa besar kekuatan dan kemampuan organisasi lembaga pendidikan dalam menyelesaikan masalahnya.

Dengan mengacu pada strategi di atas misalnya manajemen berbasis sekolah lembaga pendidikan dapat menciptakan pelayanan program pendidikan sesuai kebutuhan siswa. Dalam hal ini penyelenggaraan program akselerasi (percepatan belajar) dapat

30

Departemen Pendidikan Nasional, Isu-Isu Pendidikan di Indonesia: Lima isu Pendidikan Triwulan Kedua, (Jakarta: Balitbang Diknas, 2004), hlm. 29.

31

Depdiknas, Isu-Isu Pendidikan di Indonesia: Lima isu Pendidikan Triwulan Kedua..., hlm. 33.


(32)

dilaksanakan dengan baik dengan mengacu pada (MBS) memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sehingga potensi mereka dapat dioptimalkan dengan baik dimaksud meningkatkan prestasi belajar mereka yang merupakan bagian dari kebutuhan sekolah, berguna bagi dirinya, masyarakat dan negara. 3. Alat dan Teknik Peningkatan Mutu Pendidikan

Para pendidik seharusnya mempelajari bagaimana memilih dan menggunakan alat pendidikan agar dapat mencapai keberhasilan dalam melakukan perbaikan mutu siswa lulusan pendidikan di setiap lembaga pendidikan. Guru, tenaga kependidikan, dan pihak terkait seperti masyarakat dan pemerintah harus mampu menyiapkan berbagai alat dan teknik dalam dunia pendidikan dengan tepat sesuai dengan materi yang diajarkan atau sesuai dengan masalah yang dihadapi mengarah pada terpenuhinya kebutuhan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Alat diperlukan dalam mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan teknik merupakan kemampuan atau keahlian dalam menggunakan atau mengoprasikan alat pembelajaran dalam mengenali dan menyelesaikan permasalahan secara kreatif, efektif dan efisien.

Memperoleh alat yang benar dan tepat merupakan langkah awal dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Menurut Franklin P. Schargel, menyatakan “Dengan menggunakan alat dan teknik perbaikan mutu akan dapat diketahui problem yang dihadapi dan akar penyebabnya sehingga dapat pula menolong penggunaannya untuk mengajukan solusi yang diinginkan”.32 Dalam hal perbaikan peningkatan mutu pendidikan ada beberapa alat yang dapat digunakan antara lain yaitu:

1. Gugah Pikiran (Brain Storming)

2. Jaringan Kerja Kemiripan (Affinity Network)

3. Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram or Ishikawa)

32

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi ..., hlm. 76.


(33)

4. Analisis Keadaan Lapangan (Force-Field Analysis) 5. Pendiagraman (Process Charting)

6. Diagram Arus (flowcharts) 7. Analisis Pareto (Pareto Analysis) 8. Pengukuran Kinerja (Benchmarking)

9. Pemetaan Arah Karier (Career Pat-Mapping).33

Lebih jelas alat-alat di atas akan dijelaskan di bawah ini:

Gugah Pikiran (Brain Storming), merupakan suatu alat yang digunakan dalam manajemen mutu terpadu untuk memancing dan menghimpun sejumlah gagasan tentang isu dan masalah tertentu.

Jaringan Kerja Kemiripan (Affinity Network), teknik ini digunakan untuk mengelompokkan sejumlah gagasan, pendapat atau bahan-bahan kajian menurut kemiripan dan keserupaannya.

Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram or Ishikawa), Teknik ini menggambarkan atau memetakan hubungan antara factor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap suatu masalah atau hasil yang diinginkan.

Analisis Keadaan Lapangan (Force-Field Analysis), suatu alat untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan dua jenis kekuatan, yaitu kekuatan yang mendorong dan menghambat bagi terwujudnya suatu perubahan yang diinginkan.

Pendiagraman (Process Charting), teknik ini digunakan untuk mengetahui komponen-komponen yang terlibat dalam suatu proses, terutama untuk mengetahui siapa yang menjadi pelanggan dalam proses tersebut.

Diagram Arus (flowcharts), Suatu teknik yang digunakan untuk menggambarkan langkah-langkah suatu proses kerja yang berurutan. Teknik ini digunakan apabila dipandang perlu memahami dan memperbaiki suatu proses kerja ataupun terciptanya pemahaman yang sama tentang bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

33

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi..., hlm. 77-80.


(34)

Analisis Pareto (Pareto Analysis), suatu alat berbentuk grafik yang memperlihatkan distribusi dan frekuensi kejadian dari masalah yang diteliti. Alat ini digunakan apabila kita ingin mencari solusi dari suatu masalah yang paling mendesak dan sedang dihadapi tim atau lembaga.

Pengukuran Kinerja (Benchmarking), alat ini digunakan untuk membandingkan kinerja lembaga kita sendiri dengan kinerja lembaga lain dalam rangka mengetahui kinerja yang baku. Alat ini digunakan untuk mewujudkan keunggulan kompetitif.

Pemetaan Arah Karier (Career Pat-Mapping), alat ini digunakan untuk mengidentifikasi tahapan-tahapan penting ataupun kendala-kendala yang cukup potensial dalam perjalanan karir seseorang pelajar atau mahasiswa.

Perlu diperhatikan bahwa penggunaan alat dan teknik di atas harus disesuaikan dengan masalah-masalah atau objek yang dihadapi yang akan diselesaikan. Selain alat dan teknik di atas, peningkatan mutu pendidikan dapat pula dilakukan dengan langkah-langkah yang diarahkan pada perbaikan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang didukung oleh tenaga kependidikan yang kompeten dan profesional, sarana dan prasarana yang memenuhi standar, serta iklim dan suasana lingkungan sekolah yang kondusif.

Upaya dalam peningkatan mutu pendidikan tersebut dilakukan melalui langkah sebagai berikut:

1) Pembenahan kurikulum pendidikan yang dapat memberikan kemampuan dan keterampilan dasar minimal, menerapkan konsep belajar tuntas, membangkitkan sikap kreatif, inovatif, demokratis dan mandiri bagi para siswa.

2) Peningkatan kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme tenaga kependidikan melalui lembaga dilkat.

3) Penetapan standar kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.

4) Pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah


(35)

5) Penciptaan iklim dan suasana kompetitif, kooperatif, dan kondusif.34

Jika mengacu pada alat dan teknik di atas dan menghubungkan dengan program akselerasi, maka kita menggunakan alat dan teknik “gugah pikiran” mengoptimalkan potensi siswa istimewa dengan baik yang merupakan aset bangsa dengan membuka program akselerasi. Alat dan teknik peningkatan mutu jika tersedia secara memadai dan tepat dalam penggunaannya maka pencapaian keberhasilan mutu akan tercapai. Mutu dimaksud adalah tersedianya seluruh sumber daya pendidikan, baiknya manajemen sekolah dan bermutu lulusan yang dihasilkan, yang tidak terlepas dari proses infut, proses pembelajaran dan proses output yang menghasilkan siswa berprestasi.

2. Program Akselerasi

a. Pengertian Program Akselerasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program ialah “Rancangan rencana kegiatan mengenai asas-asas, serta usaha-usaha yang akan dijalankan”.35 Pengertian tersebut sudah terlihat adanya unsur-unsur pengelolaan atau manajemen dalam suatu program yang merupakan serangkaian kegiatan dalam bentuk program yang dilaksanakan secara bertahap dengan menyusun terlebih dahulu suatu rancangan rencana, asas-asas dan usaha-usaha untuk dimplementasikan di lapangan.

Akselerasi diambil dari kata bahasa Inggris yaitu “Accelerated” bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti yang dipercepat”.36 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

34

Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, (Jakarta: Paramadina & PT. Legoso Wacana Ilmu, 2001), Cet. I, hlm. 74-75.

35

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. II, Edisi Ke-3, hlm. 897.

36

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996s), Cet. XXII, hlm. 5.


(36)

Akselerasi diartikan “Proses mempercepat”.37 Akselerasi dapat dilakukan jika adanya suatu objek, dalam hal ini objeknya adalah belajar, yaitu menjadi percepatan belajar Accelerated Learning.Accelerated Learning” adalah “Cara belajar yang alamiah. Akarnya telah tertanam semenjak zaman kuno”.38 Ini berarti model pembelajaran akselerasi dilakukan secara alamiah sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan anak, dan pembelajaran akselerasi learning sudah dilakukan sejak zaman dahulu sebagai suatu gerakan modern yang mendobrak metodologi pembelajaran dan pelatihan yang dikemas dalam sebuah program pendidikan.

Ketika kata ini digunakan dalam dunia kependidikan maka dikenal dengan istilah program akselerasi. Program ini sendiri ditujukan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, program akselerasi diartikan “Seperangkat kegiatan kependidikan yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh anak didik dalam waktu yang lebih singkat dari biasanya”.39 Program ini berisikan seperangkat kegiatan kependidikan yang telah dirancang khusus untuk peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan tinggi dibandingkan dengan siswa lainnya, sehingga proses pembelajaran dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat.

Depdiknas mendefinisikan bahwa program akselerasi adalah “Program layanan belajar diperuntukan bagi siswa yang diidentifikasikan memiliki ciri-ciri keberbakatan intelektual dan program ini dirancang khusus untuk dapat menyelesaikan program belajar lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan”.40

37

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, hlm. 22.

38

Dave Meier, The Accelerated Learning Hand Book: Panduan Kreatif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, (Bandung : Kaifa, 2003), Cet. III, hlm. 49.

39

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm. 897.

40


(37)

Jadi jelas bahwa program pembelajaran akselerasi berisikan seperangkat kegiatan pelayanan pendidikan yang dirancang khusus dan diperuntukan bagi siswa yang memiliki keberbakatan istimewa dengan kecerdasan dan kemampuan serta bakat dan minat luar biasa dibandingkan dengan siswa lain (siswa biasa), sehingga kegiatan belajar mengajar dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat dan singkat.

Karena program ini diberikan kepada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa, maka pihak sekolah (guru/tenaga kependidikan) harus mengetahui, mengamati dan menseleksi ciri dari siswa tersebut, hal ini dilakukan agar penyelenggaraan program akselerasi diberikan tepat sasaran kepada siswa yang benar-benar memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa.

Menurut Renzulli, Reis, dan Smith, menjelaskan bahwa “Keberbakatan menunjukan pada adanya keterkaitan antara tiga kelompok ciri (cluster) yaitu kemampuan umum, kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) di atas rata-rata”.41

Dengan menggunakan konsep keberbakatan dari Renzulli, Reis dan Smith, di atas dengan disesuaikan dengan kondisi yang ingin dikembangkan oleh pihak sekolah maka definisi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa dalam program akselerasi adalah:

Mereka yang oleh psikolog dan/atau guru diidentifikasi sebagai peserta didik yang telah mencapai prestasi memuaskan, dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, kreativitas yang memadai, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik”.42

41

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa, (Jakarta: Balibang Diknas, 2003), hlm. 14.

42

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belaja SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 14.


(38)

Sedangkan U.S Office of Education, sebagaimana dikutip Utami Munandar, mendefinisikan bahwa siswa istimewa dan berbakat adalah:

Mereka yang oleh orang-orang profesional diidentifikasi sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul, anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri. Kemampuan-kemampuan tersebut baik secara potensial maupun yang telah nyata, meliputi kemampuan intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berfikir kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu bidang seni, dan kemampuan psikomotor (seperti olah raga).43

Untuk mendapatkan peserta didik yang tergolong berbakat seperti yang disebutkan dalam definisi di atas, Departemen Pendidikan Nasional, menyebutkan 14 ciri-ciri keberbakatan yang telah memiliki korelasi yang signifikan dengan kemampuan umum, kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas yaitu:

1) Lancar berbahasa (mampu mengutarakan pemikirannya).

2) Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan. 3) Memiliki kemampuan yang tinggi dalam berpikir logis dan kritis. 4) Mau belajar/bekerja secara mandiri.

5) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

6) Mempunyai tujuan yang jelas dalam tiap kegiatan atau perbuatannya.

7) Cermat atau teliti dalam mengamati.

8) Memiliki kemampuan memikirkan beberapa macam pemecahan masalah.

9) Mempunyai minat luas.

10)Mempunyai daya imajinasi yang tinggi. 11)Belajar dengan mudah dan cepat.

12)Mampu mengemukakan dan mempertahankan pendapat. 13)Mampu berkonsentrasi.

43

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak berbakat, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. II, hlm. 23.


(39)

14)Tidak memerlukan dorongan (motivasi) dari luar.44

Selain Depdiknas, Balitbanmg Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, sebagaimana dikutif Rahmi Nurrahmah, secara rinci mengidentifikasi ciri-ciri siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa yaitu:

1) Memiliki cirri-ciri belajar, antara lain; mudah menangkap pelajaran, mempunyai ingatan yang baik, perbendaharaan kata yang luas, penalaran tajam, berfikir kritis, logis, sering membaca buku bermutu, dan mempunyai rasa ingin tahu yang bersifat intelektual.

2) Memiliki cirri-ciri tanggung jawab terhadap tugas, antara lain; tekun terhadap tugas, ulet menghadapi kesulitan, mampu bekerja sendiri, tanpa bantuan orang lain, ingin berprestasi sebaik mungkin, senang dan rajin belajar, penuh semangat, dan bosan dengan tugas-tugas yang rutin.

3) Memiliki kreativitas, antara lain; bersifat ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usulan-usulan terhadap suatu masalah, mampu menyatakan pendapat secara spontan tanpa malu-malu, tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain, dan mampu mengajukan gagasan pendapat yang berbeda dengan orang lain.

4) Memiliki cirri-ciri kepribadian, antara lain; disenangi oleh teman sekolah, dipilih menjadi pimpinan, dapat bekerja sama, dapat mempengaruhi teman-teman, banyak mempunyai inisiatif, dan percaya pada diri sendiri.45

Siswa berpotensi tingi dan berbakat istimewa merupakan aset pembangunan nasional yang luar biasa, untuk itu diperlukan kesadaran akan pentingnya pembinaan dan pengembangan siswa yang memiliki kemampuan, kecerdasan tinggi, dan bakat istimewa secara optimal melalui pelayanan pendidikan program akselerasi. Karena pada dasarnya tujuan program akselerasi diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang memiliki potensi akademik dan bakat istimewa yang merupakan bagian dari kebutuhan sekolah. Sebaliknya jika siswa

44

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa...,hlm. 15.

45

Rahmi Nurahmah, Metodologi Pembelajaran Pada Program Akselerasi di SLTP Islam Al-Azhar 1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, (Jakarta: Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, 2005), hlm. 14-15.


(40)

tersebut mendapatkan pelayanan pendidikan yang tidak sesuai dengan potensi tingkat kecerdasan, kemampuan, dan bakat serta minat yang dimilikinya, maka mereka tidak dapat mengoptimalkan potensinya dengan baik, atau bahkan mereka bias menjadi anak yang bermasalah (mengalami kesulitan belajar) lebih dari itu mereka dapat menggangu teman-teman dalam kegiatan belajar mengajar.

Persoalan yang perlu dipecahkan dalam kaitannya dengan upaya peningkatan mutu pendidikan bagi siswa berpotensi tinggi dan bakat istimewa adalah perlunya diciptakan sekolah unggulan, yang didalamnya terdapat berbagai program pelayanan pendidikian sesuai dengan potensi kecerdasan, bakat, minat serta kebutuhan siswa, sehigga potensi merka dapat dipotimalkan dengan baik.

Syaripudin, mendefinisikan sekolah unggulan adalah “Sekolah yang efektif (mampu mencapai tujuan) dan efisien (menggunakan sumberdaya dengan hemat) untuk mencapai tujuan dengan menjanjikan lulusan yang terbaik, dalam keunggulannya secara kompetitif dan komparatif”.46 Lebih jelas, Departemen Pendidikan nasional mendefinisikan bahwa sekolah unggulan pada hakikatnya adalah “Sekolah yang membekali proses belajar mengajar yang bermutu kepada siswa dengan kurikulum yang bermutu pula”.47

Lebih lanjut Depdiknas, menyebutkan dimensi-dimensi sekolah unggulan yaitu:

2. Masukan (input, intake) berupa siswa yang diseleksi secara ketat dengan mengunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Sarana dan prasarana yang menunjang guna memenuhi kebutuhan belajar siswa seta dapat menyalurkan minat dan bakat, baik dalam kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.

4. Lingkungan belajar yang kondusif untuk terwujud dan berkembangnya potensi keunggulan menjadi keunggulan yang nyata, baik lingkungan dalam arti fisik maupun sosial-psikologi.

46

Syaripudin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi, dan Aplikasi..., hlm. 95.

47

Departemen Pendidikan Nasional, Isu-isu Pendidikan di Indonesia: Enam Isu Pendidikan Triwulan Ketiga, (Jakarta: Balitbang Diknas, 2004), hlm. 102.


(41)

5. Guru dan tenaga kependidikan yang menanganinya harus guru/tenaga kependidikan yang terpilih mutunya, baik dari segi penguasaan mata pelajaran, penguasaan metode mengajar, maupun komitmen dalam menjalankan tugas.

6. Kurikulum yang diperkaya.

7. Rentang waktu belajar di sekolah lebih panjang/lebih lama dibandingkan dengan sekolah lain.

8. Proses belajar mengajar yang berkualitas dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan(accountable) kepada siswa, lembaga dan masyarakat.

9. Nilai lebih (plus) dari sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di luar kurikulum nasional melalui pengembangan materi kurikulum, program pengayaan dan perluasan serta percepatan, pengajaran remedial, pelayanan bimbingan dan penyuluhan/konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas, dan disiplin, sistem asrama dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

10.Pembinaan kemampuan kepemimpinannya (leadership) yang menyatu dalam keseluruhan sistem pembinaan siswa dan melalui praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari, bukan sebagai materi pelajaran.

11.Sekolah unggulan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional.

12.Sekolah unggul diproyeksikan untuk menjadi pusat keunggulan (agent of excellence) bagi sekolah di sekitarnya.48

Dengan demikian siswa yang diperkenankan belajar pada program unggulan harus memiliki kriteria tertentu seperti prestasi belajar siswa yang superior berupa angka laport, nilai ujian nasional (UN), dan hasil tes prestasi akademik lainnya, skor psiko-tes yang meliputi intelegensi dan kreativitas, tes fisik dengan baik (keterangan sehat dari dokter). Selain itu perlu diberikan pula insentif tambahan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya baik berupa uang maupun fasilitas lainnya. Kurikulum yang digunakan harus berpegang pada kurikulum nasional yang standar dan sekolah perlu mengimprovisasi kurikulum secara maksimal sesuai dengan tuntutan kecepatan dan motivasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan dengan siswa seusianya. Selain itu sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana

48

Depdiknas, Isu-isu Pendidikan: Enam Isu Pendidikan Triwulan Ketiga..., hlm. 103-104.


(42)

penunjang seperti perpustakaan, labolatorium IPA, Bahasa, komputer, kebutuhan olagraga, kebutuhan kesenian berbagai peralatan praktek dan lain sebagainya.

Dengan mengacu pada sekolah unggulan yang dijelaskan di atas. Salah satu bentuk program yang dapat menampung siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa adalah program percepatan belajar (program akselerasi), dimana program tersebut hanya diberikan kepada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa. Hal ini dilakukan tidak lain dalam rangkaka mengoptimalkan potensi siswa, meningkatkan hasil prestasi belajar, baik prestasi akademik berupa nilai hasil belajar, maupun prestasi non akademik berupa keterampilan hidup.

b. Bentuk Program Akselerasi

Berbagai literatur menyebutkan bahwa program pendidikan yang banyak diselenggarakan bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa adalah:49

1) Program Pengayaan (Enrichment), yaitu pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki siswa, dengan menyediakan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat perluasan/pendalaman. Program ini cocok untuk siswa yang bertipe (enriched learner).

2) Program Percepatan (Acceleration), yaitu pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki oleh siswa dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat menyelesaikan program reguler dalam jangka waktu yang lebih singkat di banding teman-temannya. Program ini cocok bagi siswa yang bertipe (accelerated learner).

49

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 27.


(43)

Sedangkan variasi bentuk program akselerasi dapat dibedakan sebagai berikut:50

a) Kelas Reguler

Di mana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa tetap berada dengan siswa-siswa lainnya di kelas regular (model Inklusif); bentuk penyelenggaraan pada kelas regular dapat dilakukan dengan model sebagai berikut:

(1) Kelas reguler kelompok (cluster)

Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain (normal) di kelas regular dalam kelompok khusus.

(2) Kelas reguler (pull out)

Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas regular ke ruang sumber (ruang khusus) untuk belajar mandiri, belajar kelompok dan/atau belajar dengan guru pembimbing khusus.

b) Kelas Khusus

Di mana siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar dalam kelas khusus.

c) Sekolah Khusus

Di mana semua siswa yang belajar di sekolah ini adalah siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

c. Waktu Tempuh Belajar Program Akselerasi

Waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa lebih cepat dibandingkan dengan siswa regular yaitu:

50

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 27.


(44)

Pada satuan pendidikan Sekolah Dasar (SD), dari 6 (enam) tahun dapat dipercepat menjadi 5 (lima) tahun. Sedangkan pada satuan pendidikan Sekolah Menengah pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) masing-masing dari 3 (tiga) tahun dapat dipercepat menjadi 2 (dua) tahun.51

d. Standar Kualifikasi Siswa Program Akselerasi

Standar kualifikasi yang diharapkan dapat dihasilkan melalui program akselerasi adalah peserta didik yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

1) Kualifikasi perilaku kognitif meliputi; daya tangkap cepat, mudah dan cepat memecahkan masalah, dan kritis.

2) Kualifikasi prilaku kreatif meliputi; rasa ingin tahu, imajinatif, tertantang, berani ambil resiko.

3) Kualifikasi perilaku keterikatan terhadap tugas meliputi: tekun, bertanggung jawab, disiplin, kerja keras, keteguhan, dan daya juang.

4) Kualifikasi perilaku kecerdasan emosi meliputi; pemahaman diri sendiri, pemahaman diri orang lain, pengendalian diri, penyesuaian diri, harkat diri, dan berbudi pekerti.

5) Kualifikasi prilaku kecerdasan spiritual meliputi; pemahaman apa yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. 52

Dari penjelasan di atas, jelas program akselerasi diberikan pada siswa yang memiliki potensi kecerdasan tinggi dan bakat istimewa sesuai kualifikasi yang dimiliki siswa dengan memberikan kesempatan belajar dalam kelas khusus/program khusus untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan teman-temannya. Arti sederhananya adalah tidak semua siswa dapat belajar pada program akselerasi.

e. Tujuan Program Akselerasi

51

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 30.

52

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 30-31.


(45)

Departemen Pendidikan Nasional, menetapkan dua tujuan yang mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana yang disebutkan dalam buku pedoman penyelenggaraan akselerasi yaitu:

1) Tujuan Umum :

a) Memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektifnya.

b) Memenuhi hak asasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan pendidikan bagi dirinya sendiri.

c) Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik

d) Memenuhi kebutuhan aktualisasi peserta didik.

e) Menimbang peran peserta didik sebagai aset masyarakat dan kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran.

f) Menyiapkan peserta didik sebagai pimpinan masa depan. 2) Tujuan Khusus

a) Memberi penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat sesuai dengan potensinya

b) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran peserta didik.

c) Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal.

d) Memacu mutu siswa untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional secara berimbang.53

Selain tujuan di atas Dave Meier, menjelaskan tujuan belajar program akselerasi adalah ”Menggugah sepenuhnya kemampuan belajar para pelajar membuat belajar menyenangkan dan memuaskan bagi mereka, dan memberikan sumbangan sepenuhnya pada kebahagiaan, kecerdasan, keberhasilan mereka sebagai manusia”.54

Dari beberapa tujuan di atas, penulis berpendapat bahwa tujuan diselenggarakannya program akselerasi adalah untuk memberikan pelayanan pendidikan dalam rangka memenuhi kebutuhan siswa yang

53

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 5-6.

54

Meier, The Accelerated Learning Hand Book: Panduan Kreatif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan…, hlm. 37.


(46)

berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sehingga siswa tersebut dapat mengoptimalkan potensi yang dimilikinya secara maksimal yang mengarah pada pencapaian peningkatan mutu pendidikan, dalam arti peningkatan prestasi belajar siswa baik prestasi akademik maupun non akademik.

f. Aspek Filosofis Program Akselerasi

Penyelenggaraan pendidikan program akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan tinggi, dan bakat istimewa didasari filosofis oleh berbagai faktor yaitu:

1) Hakikat Manusia

2) Hakikat Pembangunan Nasional 3) Tujuan Pendidikan

4) Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan55

Penjelasan masing-masing filosofis di atas akan dijelaskan sebagai berikut:

Hakikat Manusia, manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa telah dilengkapi dengan berbagai potensi dan kemampuan yang merupakan anugrah yang semestinya dimanfaatkan dan dikembangkan, jangan sampai disia-siakan. Dalam hal ini peserta didik yang potensi kecerdasan dan bakat istimewa juga mempunyai kebutuhan akan keberadaan (eksistensinya), mereka membutuhkan pelayanan pendidikan khusus yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Usaha untuk mewujudkan anugrah potensi tersebut secara penuh merupakan konsekuensi dari amanah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Hakikat Pembangunan Nasional, dalam pembangunan nasional, manusia merupakan sentral, yaitu sebagai subyek pembangunan. Untuk dapat memainkan perannya sebagai subyek, maka manusia

55

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 20-24.


(47)

Indonesia dikembangkan untuk menjadi manusia yang utuh, yang berkembang segenap dimensi potensinya secara wajar, sebagaimana mestinya. Pelayanan pendidikan yang kurang memperhatikan potensi anak, bukan saja akan merugikan anak itu sendiri, melainkan akan membawa kerugian yang lebih besar bagi perkembangan pendidikan dan percepatan pembangunan di Indonesia.

Tujuan Pendidikan, pendidikan nasional berusaha menciptakan keseimbangan antara pemerataan kesempatan dan keadilan. Pemerataan kesempatan berarti membuka kesempatan seluas-luasnya kepada semua peserta didik dari semua lapisan masyarakat untuk mendapat pendidikan tanpa dihambat perbedaan jenis kelamin, suku bangsa, dan agama. Akan tetapi, memberikan kesempatan yang sama pada akhirnya akan dibatasi oleh kondisi objektif peserta didik, yaitu kepastian untuk dikembangkan. Untuk mencapai keunggulan dalam pendidikan, maka diperlukan intensi yaitu memberikan perlakuan yang sesuai dengan kondisi objektif peserta didik, perlakuan yang didasarkan pada minat, bakat, dan kemampuan serta kecerdasan peserta didik, kalau tidak demikian maka yang ada adalah pendidikan ketidakadilan.

Usaha Pencapaian Tujuan Pendidikan, dalam upaya pengembangan kemampuan peserta didik, pendidikan berpegang kepada asas keseimbangan dan keselarasan, yaitu keseimbangan antara kreativitas dan disiplin, keseimbangan antara persaingan (kompetisi) dan kerja sama (kooperatif), keseimbangan antara pengembangan kemampuan berpikir holistik dengan kemampuan berpikir atomistik, dan keseimbangan antara tuntunan dan prakarsa.

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa program akselerasi didasarkan pada pendidikan keadilan, yaitu memberikan pelayanan pengalaman belajar sesuai dengan potensi kecerdasan, kemampuan, dan bakat minat yang dimiliki setiap manusia sebagai anugrah Tuhan untuk dimanfaatkan sebaik mungkin agar potensi tersebut berguna bagi


(48)

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (pembangunan nasional dalam memajukan pendidikan.

g. Aspek Psikologis Program Akselerasi

Secara psikologis anak berbakat diidentikan dengan istilah anak yang memiliki kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa. Berkenaan dengan hal itu, maka teori-teori program percepatan ini mengacu pada teori tentang anak berbakat.

Anak berbakat memiliki potensi kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual, namun berhubungan juga dengan beberapa jenis seperti kecerdasan linguistik, kecerdasan musikal, spasial, kecerdasan logikal-matematikal, kecerdasan kinestik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, teri ini dikenal teori (Multiple Intelligences). (Gardner, 1983).56

Pengertian potensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam program akselerasi ini dibatasi hanya pada kemampuan intelektual umum saja.

Dalam skripsi ini dijelaskan dua pendekatan/acuan yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual umum siswa yang berbakat yaitu:

1) Pendekatan Unidimensional

Dalam pendekatan ini kriteria yang digunakan hanya semata-mata skor IQ saja. Secara operasional batasan kemampuan intelektual umum yang digunakan adalah mereka yang mempunyai skor IQ 140 (skala Wechsler). (Lewis Terman, 1922).

2) Pendekatan Multidimensional

Sedangkan dalam pendekatan ini kriteria yang digunakan lebih dari satu. Dalam hal ini, batasan yang digunakan adalah mereka yang memiliki dimensi kemampuan umum pada taraf cerdas (ditetapkan

56

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 12-13.


(49)

skor IQ 125 ke atas skala wechsler), dimensi kreativitas cukup (ditetapkan skor CQ dalam nilai baku cukup), dan pengikatan diri terhadap tugas baik (ditetapkan skor TC dalam kategori nilai baku baik), (Renzulli, Reis, dan Smith, 1978).57

Jadi secara psikologi siswa yang memiliki kemampuan, kecerdasan dan bakat istimewa (anak berbakat) tingkat kemampuan intelektual umumnya adalah mereka yang memiliki IQ 140 dengan kategori (genius), dan mereka yang memiliki IQ 125 dengan kategori cerdas dengan ditunjang oleh kreativitas dan keterkaitan terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata.

h. Aspek Empiris Program Akselerasi

Melihat ciri-ciri yang dijelaskan di atas, terkesan seakan-akan siswa yang memiliki potensi kemampuan, kecerdasan, dan bakat istimewa hanya memiliki sifat dan prilaku yang selalu positif saja. Sebetulnya tidak demikian, sebagaimana anak pada umumnya, mereka membutuhkan pengertian, perhatian, penghargaan, dan perwujudan diri. Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi mereka akan menderita kecemasan, keragu-raguan, dan mungkin akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesulitan belajar misalnya:

1) Kemampuan berpikir kritis mengarah ke arah sikap meragukan (skeptis) baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. 2) Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal yang baru

bisa menyebabkan mereka tidak menyukai atau lekas bosan terhadap tugas-tugas rutin.

3) Prilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, dapat menjurus ke keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya. 4) Kepekaan yang tinggi dapat membuat mereka menjadi mudah

tersinggung atau peka terhadap kritik.

5) Semangat, kesiagaan mental dan inisiatifnya yang tinggi dapat membuat kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada kegiatan atau jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

57

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 13.


(50)

6) Dengan kemampuan dan minatnya yang beraneka ragam, mereka membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajaki dan mengembangkan minatnya.

7) Keinginan mereka untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, serta kebutuhan akan kebebasan, dapat menimbulkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan dari orang tua, sekolah, atau teman-temannya, bahkan mereka merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya.

8) Sikap acuh tak acuh dan malas, dapat timbul karena pengajaran yang diberikan di sekolah kurang mengundang tantangan baginya.58

9) Berdasarkan penelitian Herry (1993) mereka juga suka mengganggu tema-teman sekitarnya, mengadakan aktivitas sekehendaknya, berbuat usil misalnya mencubit atau melempar benda-benda kecil/kapur ke teman-teman kelasnya.59

Masalah-masalah di atas dapat terjadi karena mereka belum mendapat pelayanan pendidikan yang memadai. Untuk menghindari sifat, prilaku, dan masalah tersebut, kita hendaknya berusaha memberikan kepuasan rohaniyah dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan memberikan pelayanan pendidikan yang disesuaikan dengan bakat minat, potensi kemampuan, dan kecerdasan siswa. Dalam hal ini melalui program akselerasi (percepatan belajar) agar mereka dapat mengoptimalkan potensinya dengan baik berguna bagi dirinya, investasi bagi masyarakat dan bangsa.

i. Aspek Yuridis Program Akselerasi

Kesungguhan pemerintah untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi anak yang memiliki potensi kecerdasan, kemampuan dan bakat istimewa secara tegas telah dinyatakan sebagai berikut: 1) Pernyataan Presiden Republik Indonesia ketika menerima anggota

Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional (BPPN), 19 Januari

58

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 16-18.

59

Depdiknas, Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA : Satu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa…, hlm. 18.


(1)

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 PAMULANG

Jl. Benda Timur XI Komp. Pamulang Permai 2.15416 Telp. (021) 74633772 Pamulang Tangerang

185

Data Nilai Ujian Nasional (UN) Siswa Program Kelas Akselerasi SMA Negeri 1 Pamulang Tahun Pelajaran 2005/2006

Nilai Mata Ujian No Nama Siswa Bahasa

Indonesia

Bahasa

Inggris Matematika

Jumlah Nilai

1 Qurratu Ayunin 9.00 9.00 6.00 24.00 2 Septiana Gita Ardini 7.80 8.40 5.67 21.87 3 Solehatunisa 9.00 7.80 7.00 23.80 4 Salfian Adi Saputra 7.40 9.00 6.67 23.07 5 Selviana T. 7.60 9.20 6.00 22.80 6 Soma Wira Perdana 8.00 8.80 6.67 23.47 7 Atmajaya Mahatma H. 8.20 8.20 5.33 21.73 8 Aria Aji Pryanto 7.40 8.20 4.33 19.93 9 Catur Sukma S. 8.00 7.80 5.33 21.13 10 Dodi Andrega S. 8.40 4.33 4.33 17.06 11 Danie Hayamada CH. 8.00 8.60 6.67 23.27 12 Ellysabeth Media J.C. 8.60 9.40 7.00 25.00 13 Firman Setiawan 8.60 8.80 7.00 24.40 14 Isna Dayuwati 8.60 8.20 5.00 21.80 15 Kristianto Suro N. 8.00 8.20 5.00 21.20 16 Kristina 8.00 8.60 8.00 24.60 17 Kek Riske A. 8.80 8.80 7.33 24.93 18 Muzalifah 8.20 9.20 6.67 24.07 19 Nouval Raafi Aldy 8.40 9.00 7.00 24.40 20 Octaviana Anggraeni 8.20 9.00 5.33 22.53 21 Prima Maulina 9.00 8.80 6.33 24.13 22 Pipit Puspita 7.80 8.20 7.00 23.00


(2)

Data Nilai Ujian Nasional (UN) Siswa Kelas Akselerasi SMA Negeri 1 Pamulang Tahun Pelajaran 2006/2007

Nilai Mata Ujian No Nama Peserta Bahasa

Indonesia

Bahasa

Inggris Matematika

Jumlah Nilai

1 Arif Elian Pratama 8.00 8.40 6.00 22.40 2 Bayu Sustyaningrum 6.80 4.20 10.00 21.00 3 Chaerul Chatta S. 8.80 7.40 6.33 22.53 4 Diyan Ayuning P. 8.60 7.60 8.00 24.20 5 Istiqomah 8.60 6.60 8.67 23.87 6 Junis Fadillah 8.40 7.20 7.33 22.93 7 M. Shallahudin S. 8.80 9.60 9.00 27.40 8 Naufal Rasyad 8.20 7.40 6.67 22.27 9 Noventri Puspita W. 9.00 7.80 9.00 25.80 10 R. Angga P.

Pramudya

8.40 6.60 9.00 24.00 11 Rika Apriyanti 8.80 8.80 8.67 26.27 12 Rizki Gunawan 8.40 8.40 8.67 25.47 13 Stantia Sari 9.20 9.00 8.67 26.87

Pamulang, Januari 2008 Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pamulang

Drs. Dedi Rafidi NIP. 131 260 90


(3)

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 PAMULANG

Jl. Benda Timur XI Komp. Pamulang Permai 2.15416 Telp. (021) 74633772 Pamulang Tangerang

187

Data Lulusan Siswa Program Kelas Akselerasi yang Melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi Tahun Pelajaran 2005/2006

No Nama Siswa Perguruan Tinggi Seleksi Masuk

1 Atmajaya Mahatma H Fakultas Pertanian Manajemen Sumber daya Perairan UNPAD Bandung

SPMB

2 Aria Aji Prianto Fakultas Ekonomi Akuntansi UPN Jakarta

Ujian Lokal

3 Catur Sukam Setiawan Sistem Informatika STMIK Jakarta

Ujian Lokal

4 Dannie Hayam Mada. Ch Universitas Utara Malaysia Kuala Lumpur

Program Beasiswa UUM Malaysia 5 Dodi Andrega Susanto Tekno. Fisika Nuklir STTN

Jogyakarta

PMDK

6 Ellyzabeth Media Joanne Hubungan Internasional UPN Jakarta

Ujian Lokal

7 Firman Sweptiawan Akademik Perawatan Fatmawati Jakarta

Ujian Lokal

8 Isna Dayuwati Teknik Informatika UPN Jakarta

Ujian Lokal

9 Keke Rizke Amalia Teknik Sipil ITI Jakarta Ujian Lokal 10 Kristiana Fakultas Ilmu Komunikasi

UPN Jakarta

Ujian Lokal

11 Kristianto Sura Teknik Mesin UNPAM Ujian Lokal 12 Muzalifah Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Jakarta

SPMB


(4)

14 Octaviana Anggraeni Sistem Informasi UIN Jakarta SPMB 15 Prima Maulina Sistem Informasi Guna

Dharma Jakarta

Ujian Lokal

16 Qurratu Ayinin Akuntansi Internasional UIN Jakarta

SPMB

17 Safian Adi Saputro Fakultas Kedokteran UPN Jakarta

Ujian Lokal

18 Selviana Timorason Sistem Informasi Univ. Budi Luhur

Ujian Lokal

19 Septivani Gita Ardini Farmasi ISTN Jakarta Ujian Lokal 20 Solehatunisa Informatika LP3 I Jakarta Ujian Lokal 21 Soma Wira Perdana Teknok Fisika Nuklir STTN

Jogyakarta

PMDK

22 Pipit Puspita Institut Pertanian Bogor PMDK

Data Lulusan Siswa Program Kelas Akselerasi yang Melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi Tahun Pelajaran 2006/2007

No Nama Perguruan Tinggi Seleksi Masuk

1 Arief Eline Pratama Fakultas Kesehatan Masyarakat PNJ-UI

SPMB

2 Istiqomah Teknik Kimia UIN Jakarta SPMB 3 Chaerul Chatta Salam Matematika Murni UIN

Jakarta

SPMB

4 Junis Fadillah Farmasi PNJ-UI SPMB 5 M. Solahudin Sadikin Teknik Informasi UIN

Program Beasiswa Mombuso Jepang

SPMB


(5)

Jakarta

7 Noventri Puspita. W Fisika UNPAD SPMB 8 R. Angga P. Pramudya Teknik Electro ITI Jakarta Ujian Lokal 9 Rika Aprianti Fisika UIN SPMB 10 Rizki Gunawan Bahasa Inggris UIN Jakarta Ujian Lokal 11 Santia Sari Matematika Murni UIN

Jakarta

SPMB

12 Bayu Sutianingrum - Belum bisa dihubungi 13 Diyan Ayuning - Belum bisa

dihubungi

Pamulang, Januari 2008 Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Pamulang

Drs. Dedi Rafidi NIP. 131 260 90


(6)