Manfaat internet dalam dunia pendidikan

19 Belajar merupakan sebuah proses seseorang dalam merubah tingkah laku yang tercipta dari interaksi manusia dengan lingkungannya dalam menjalankan kehidupannya. Menurut Slameto “ belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, baik secara pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 17 Dari beberapa pengertian mengenai belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar memiliki arti aktifitas atau proses untuk mendapatkan pengalaman yang berhubungan dengan perubahan individu, yang meliputi perubahan tingkah laku maupun perubahan pada beberapa aspek dari kepribadian individu seperti kepandaian, sikap, kebiasaan dan kecerdasaan seseorang, yang didapat dari hasil interaksi manusia dengan lingkungannya dan pengalaman manusia itu sendiri. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang didapat setelah proses belajar. Klasifikasi hasil belajar secara garis besar terdiri dari : a. Domain kognitif, proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembangan dari persepsi, intropeksi atau memori siswa. Tujuan kognitif dibedakan menjadi enam tingkatan yaitu : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi b. Domain efektif, proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkann pada perkembangan aspek-aspek perasaan dan emosi. Tujuan afektif dibedakan menjadi lima tingkatan yaitu : menerima, menjawaab, menilai, mengorganisasi, mengkarakterisasi atas dasar nilai kompleks. c. Domain pikomotorik, pengetahuan yang lebih banyak didasarkan pada pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan membentuk keterampilan siswa. Tujuan psikomotorik, dibedakan menjadi tujuh tingkatan yaitu : persiapan, penetapan, reaksi atas 16 Ibid., h. 48. 17 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Bumi Aksara, 2003, h.2. 20 dasar arahan, mekanisme, reaksi terbuka dengan kesulitan kompleks, adaptasi dan asli.. 18 Hasil belajar terwujud dari pencapaian siswa terhadap kemampuan yang dimilikinya selama proses belajar mengajar. Penguasaan hasil belajar oleh seorang dapat dilihat dari perilakunya, bbaik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampiilan motorik. Akan tetapi perlu diingat bahwa tidak semua terjadinya perubahan tingkah merupakan pengertian belajar, seperti perubahan jasmani dan rohani dan sebagainya. Hal ini tidak dapat dikatakan sebagai perubahan tingkah laku belajar. Lantas bagaimanakah perubahan yang masuk dalam definisi belajar, berikut cirri-ciri perubahan-perubahan yang dihasilkan oleh belajar : a. Perubahan terjadi secara sadar b. Perubahan bersifat positif dan aktif c. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional d. Perubahan tidak bersifat sementara e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku f. Perubahn memiliki tujuan atau terarah. 19

2. Jenis – Jenis Belajar

Slameto, membagi jenis-jenis belajar sebagai berikut : a. Belajar Bagian Part learning, fractioned learning. Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan – gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh metri pelajaran menjadi bagian – bagian yang satu sama lain berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global. 18 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, h. 75-77 19 Shoimatul Ula, Revolusi Belajar Optimalisasi Kecerdasan melalui Pembelajaran Kecerdasan Majemuk, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, h. 15. 21 b. Belajar dengan wawasan Learning by insight Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971.Sebagai suatu konsep, wawasan insight ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. dan meskipun W. Kohler sendiri dalam menerangkan wawasan berorientasi pada data yang bersifat tingkah laku perkembangan yang lembut dalam menyelesaikan suatu persoalan dan kemudian secara tiba – tiba menjadi reorganisasi tingkah laku namun tidak urung wawasan ini merupakan konsep yang secara prinsipil ditentang oleh penganut aliran neo – behaviorisme. c. Belajar Diskriminatif Discriminatif learning. Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam tingkah laku. Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subyek diminta untuk berespon secara berbeda- beda terhadap stimulus yang berlainan. d. Belajar global keseluruhan global whole learning. Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya, lawan dari belajar bagian. Metode belajar ini sering disebut metode Gestalt. e. Belajar Insidental incidental learning. Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarah tujuan intensional. Sebab dalam belajar insidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar. Belajar insidental ini merupakan hal yang sangat penting. f. Belajar istrumental instrumental learning. Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda- tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. Oleh karena itu cepat atau lambatnya seseorang belajar dapat diatur dengan jalan memeberikan penguat reinforcememnt atas dasar tingkat-tinkat kebutuhan. g. Belajar intensional intentional learning. Belajar dalam arah tujuan, merupkan lawan dari belajar insidental. h. Belajar laten latent learning. Dalam belajar laten, perubahan – perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera. i. Belajar mental mental learning. Ada tidaknya belajar mental ini sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya motoris. Sehingga perumusan operasional juga menjadi sangat berbeda. Ada yang mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan- gerakan orang lain dan lain-lain. j. Belajar produktif productive learning. R. Berguis 1964 memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang