Pengaruh Kesesuaian Kerja Terhadap Kinerja Responden Pengaruh Pembagian Tugas Terhadap Kinerja Responden

sebesar 0,01; dan kontribusi aspek. Keterampilan teknis terhadap terjadinya tingakat kinerja responden sebesar nilai B 0,37. Kerjasama tim dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sangat diperlukan bentuk-bentuk kerjasama yang benar-benar solid, baik itu dalam bentuk kerjasama di dalam tim itu sendiri, kerjasama dengan tim lain, kerjasama dengan atasan dan kerjasama dengan bawahan. Kenyataan di atas menunjukkan bahwa dalam tubuh organisasi sering terdapat konflik-konflik kepentingan pribadi. Conflict Of Individual Interest dan konflik-konflik tersebut dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Tidak jarang kepentingan-kepentingan pribadi harus berbenturan dengan kepentingan orang lain. Hal ini diperkuat oleh pendapat Ilyas 2003 yang menyebutkan kinerja yang berkualitas akan semakin meningkatkan kinerja melalui kerjasama yang baik untuk menghasilkan jasa, maupun produksi yang bermutu. Agar dapat menjadi pemenang dalam dunia yang semakin kompetitif ini organisasi harus mampu menggabungkan segenap potensi pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan visi anggotanya untuk bekerja dalam tim.

5.3.3. Pengaruh Kesesuaian Kerja Terhadap Kinerja Responden

Hasil uji regresi ganda, menunjukkan bahwa secara parsial aspek kesesuaian kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja responden dengan taraf signifikansi Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository©2008 sebesar 0,02; dan kontribusi aspek kesesuaian kerja terhadap terjadinya tingkat kinerja responden sebesar nilai B 0,04. Kesesuaian dengan bidang pekerjaan yang lebih bersifat mekanistis, maka kesesuaian kerja yang diciptakan organisasi akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja karyawan, karena dapat membuat pekerjaan mereka yang telah terpola dengan jelas menjadi lebih pasti dan lebih teratur. Berarti keterikatan konformitas tidak selalu harus diinterpretasikan sebagai ancaman terhadap kinerja karyawan. Untuk kondisi kerja tertentu, kesesuaian kerja ini memang sengaja diciptakan, yang ditujukan justru untuk melindungi karyawan dalam bekerja dan juga konsumen sebagai sasaran pelayanan oraganisasi, Basir, 1993. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sarwastuti 1997 yang menyatakan bahwa,variabel organisasi dan karakteristik atau tipe pekerjaan berpengaruh terhadap kepuasan kerja seorang pekerja. Achua 2004 menyebutkan bahwa kekuatan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya terletak di dalam kemampuan manajemen untuk mendeskripsikan tugas pada bawahan dalam bentuk kerjasama yang kuat dalam tim. Kekuatan tim dapat dijadikan alat untuk perubahan yang cukup hebat dalam tubuh organisasi dan mereka akan memberi produk yang cukup baik dalam pelayanan.

5.3.4. Pengaruh Pembagian Tugas Terhadap Kinerja Responden

Hasil uji regresi ganda, menunjukkan bahwa secara parsial aspek pembagian tugas mempunyai pengaruh terhadap kinerja responden dengan taraf signifikansi Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository©2008 sebesar 0,05 dan kontribusi aspek. Pembagian tugas terhadap terjadinya tingkat kinerja responden sebesar nilai B 0,53. Dalam penelitian ini ditunjukkan bahwa pengaruh pembagian tugas memberi kontribusi kepada peningkatan kinerja staf. Mereka menyatakan bahwa araian tugas yang diberikan kepada mereka belum dirasakan sesuai dengan jumlah tenaga yang ada, namun beberapa responden lain menyebutkan bahwa mereka tidak diberikan kerja sehingga mereka tidak tahu apa yang dapat mereka kerjakan untk mencapai target kerja seperti yang dimaksud dalam penelitian ini. Di samping itu mereka juga menyebutkan bahwa ada beberapa orang staf yang dianggap mampu oleh pihak manajemen memiliki tugas ganda sehingga mereka tidak bisa lagi bekerja maksimal di unit itu. Seseorang bisa saja memiliki tugas lain di unit lain yang sebenarnya tugas itu dapat dibagikan kepada orang lain. Inti dari wawancara ini adalah bahwa jika seseorang mendapat perhatian dari pimpinan maka seseorang itu akan mendapat pekerjaan yang banyak dan ini berkaitan dengan imbalan yang diterima oleh staf tersebut. Ketika ditanya tentang ketidakmampuan mereka sehingga pimpinan melimpahkan pekerjaan tersebut kepada orang lain mereka menjawab, bahwa semua pekerjaan akan dapat mereka lakukan asalkan pimpinan mau memberi sosialisasi kerja kepada mereka dan mau memberi kepercayaan untuk menanggungjawabi pekerjaan tersebut. Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository©2008 Menurut Mathias dan Jackson 2002 pada dasarnya seseorang akan mau berkontribusi terhadap suatu pekerjaan dan melakukan pekerjaan itu dengan baik jika dia dianggap mampu dan memberi peran dalam pekerjaan itu sendiri. Pembagian tugas yang baik dapat meningkatkan kepercayaan bahwa seseorang dipercayakan ntuk menerima suatu tanggung jawab untuk berkontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi yang lebih besar. Pendapat ini didukung oleh Prihadi 2004 bahwa kinerja seseorang merupakan hasil kuantias spesifik moneter, produktifitas atau kualitas yang dicapai oleh seorang staf melalui dukungan dan kemampuan pimpinan bagaimana caranya mereka melakukan karakteristik-karakteristik yang pimpinan tujukan pada seorang staf dalam memprediksi kinerja superior melalui tugas-tugas yang diberikan. Konsep ini juga tentunya mempunyai arti bahwa karakteristik yang dimaksud mencakup kemampuan pimpinan dalam membagi tugas kepada setiap staf berdasarkan kemampuannya dan tidak membagikan tugas kepada staf lain yang dianggap mampu dan sebenarnya dapat menimbulkan hasil yang kurang maksimal bagi staf itu sendiri di samping kecemburuan bagi orang lain. Koentjoro 2001 juga menyebutkan bahwa pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia melalui suatu sosialisasi tugas dalam suatu organisasi adalah hal yang harus dilakukan, sehingga hal ini dapat meningkatkan proses pelayanan melalui kepuasan kerja sumber daya manusia yang ada di dalamnya. 5.3.5. Pengaruh Kebijakan Organisasi Terhadap Kinerja Responden Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository©2008 Hasil uji regresi ganda, menunjukkan bahwa secara parsial aspek keterampilan teknis mempunyai pengaruh terhadap kinerja responden dengan taraf signifikansi sebesar 0,00; dan kontribusi aspek Keterampilan teknis terhadap terjadinya tingkat kinerja responden sebesar nilai B 0,26. Kebijakan organisasi dalam penelitian ini dirasa sangat perlu oleh staf, kebijakan yang diharapkan dari organisasi dalam bentuk bimbingan dan pengarahan dalam pelaksanaan tugas, ketersediaan atasan untuk mendengarkan saran-saran untuk dipertimbangkan, dan sikap terbuka dalam menerima keluhan staf serta mencari solusi untuk memberi bantuan atas permasalahan yang dihadapi staf dalam bidang kerjanya, terutama juga penegakan aspek disiplin kerja. Hal ini sama seperti hasil penelitian terdahulu Widodo 1996 menunjukkan hasil bahwa ada hubungan antara kebijakan oraganisasi dengan kinerja karyawan di RSU PKU Muhammadiah Gombong. Menurut pendapat Hersey dan Blanchard 1990 mengemukakan pendapatnya tentang hubungan antara pemimpin dan bawahan yang dikenal dengan “Life Cycle Theory” Teori siklus hidup dalam penerapan kebijakan organisasi memberi motivasi kerja dan memberi dampak kepada peningkatan kinerja staf. Menurut teori ini hubungan antara pemimpin dengan bawahan berjalan melalui empat tahap sesuai dengan tingkat kematangan bawahan sehingga seorang pemimpin harus dapat menerapkan kebijakan yang tepat kepada seluruh stafnya. Pendapat senada diungkapkan oleh Kepner 1998 bahwa tidak ada sebuah organisasi yang dapat mencapai potensi sepenuhnya, kecuali jika organisasi itu Djamaluddin Sambas : Pengaruh kompetensi dan iklim kerja terhadap kinerja staf di unit penunjang Medik rumah sakit umum pusat H. Adam malik Medan, 2008. USU Repository©2008 merangsang dan menikmati kerjasama dari kegiatan produktif dari para anggotanya. Semakin rumit kegiatan organisasi semakin diperlukan koordinasi, jika organisasi ini ingin berkembang. Organisasi harus mampu melakukan suatu tindakan yang sifatnya dapat mengikat antara pimpinan dan bawahan dalam bentuk suatu kebijakan yang disepakati bersama.

5.4. Pengaruh Kompetensi , Iklim Kerja Terhadap Kinerja Responden