Hubungan antara Penggunaan Masker dengan KVP

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Morgan dan Parkes dalam Faridawati, 1995 yang menyatakan seseorang yang terpapar oleh debu dalam waktu lama akan berisiko untuk mengalami gangguan fungsi paru. Adapun rata-rata masa kerja pekerja plant pada penelitian ini yang memiliki nilai KVP dibawah normal adalah 10.58 tahun dengan masa kerja terendah adalah 9 tahun dan masa kerja tertinggi adalah 13 tahun. Selain itu juga menurut Suma ’mur 1996 menyatakan bahwa masa kerja menentukan lama paparan seseorang terhadap faktor risiko. Semakin lama masa kerja seseorang kemungkinan besar orang tersebut mempunyai risiko yang besar terkena penyakit dari pekerjaan tersebut. Hal ini menujukkan bahwa semakin lama seseorang bekerja pada area yang berdebu maka akan semakin lama pula waktu terjadi paparan terhadap debu tersebut. Aditama 1993 menyatakan bahwa pada pekerja yang berada di lingkungan dengan konsentrasi debu yang tinggi dalam waktu yang lama 10 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit obstruksi paru menahun. Masa kerja mempunyai kecenderungan sebagai faktor risiko terjadinya obstruksi saluran pernafasan pada pekerja industri yang berdebu ketika sampai pada masa kerja 5 tahun.

6.9 Hubungan antara Penggunaan Masker dengan KVP

Pekerja yang aktivitas pekerjaannya banyak terpapar oleh partikel debu memerlukan alat pelindung diri berupa masker untuk mereduksi jumlah partikel yang kemungkinan dapat terhirup. Pekerja yang taat menggunakan masker pada saat bekerja pada area yang berdebu akan meminimalkan jumlah paparan partikel debu yang dapat terhirup. Selain jumlah paparan, ukuran partikel yang kemungkinan lolos dari masker menjadi kecil Budiono, 2007. Berdasarkan hasil uji T-test independent diperoleh p value = 0.000 0.005 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan masker dengan KVP. Frekuensi penggunaan masker tertinggi terdapat pada katego ri “menggunakan” masker yaitu sebanyak 38 pekerja 63.3. Namun jika kita melihat dari 19 pekerja yang memiliki nilai KVP dibawah normal maka didapati sebanyak 16 pekerja berada pada kategori “tidak menggunakan masker” dan 3 pekerja pada kategori “menggunakan masker”. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Widodo 2007, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pemakaian APD dengan KVP tenaga kerja pembuatan genteng. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Satria 2005 bahwa ada pengaruh antara pemakaian alat pelindung pernafasan dengan kapasitas fungsi paru petani sayuran pengguna pestisida semprot. Dari hasil penelitian yang telah banyak dilakukan, kebiasaan tidak memakai alat pelindung pernapasan akan menjadi salah satu penyebab penurunan KVP. Sebenarnya alat pelindung diri ini tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuh pekerja tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Sebanyak 16 pekerja dari 22 72.72 pekerja pada penelitian ini yang tidak menggunakan masker memiliki nilai KVP dibawah normal. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 16 pekerja yang memiliki nilai KVP dibawah normal dengan tidak menggunakan masker pada saat memasuki area kerja didapatlah hasil bahwa pekerja mengeluh terhadap kondisi masker. Adapun 2 pekerja diantarannya menyatakan masker yang diberikan perusahaan kurang menarik , 2 pekerja menyatakan masker tersebut terlalu besar dan sebanyak 12 pekerja menjawab lainnya tidak ada keluhan dan kurang ideal. Namun berdasarkan hasil observasi terhadap kondisi masker yang digunakan pekerja didapatkan bahwasannya kondisi masker seluruh pekerja dalam keadaan baik dan belum terdapat kerusakan yang dapat menyebabkan debu dapat masuk ke saluran nafas. Selain itu juga, masker yang digunakan pekerja merupakan masker yang dapat disesuaikan dengan ukuran kepala pekerja sehingga masker tepat melekat pada hidung dan mulut pekerja. Selanjutnya kondisi filter masker pekerja bermacam-macam dengan tingkat ketebalan debu yang bebeda-beda antar pekerja. Tingkat ketebalan debu ini akan membuat pekerja kesulitan untuk bernafas menggunakan masker. Pemakaian masker oleh pekerja industri yang udara di tempat kerjanya banyak mengandung debu merupakan upaya untuk mengurangi masuknya partikel debu kedalam saluran pernafasan. Dengan menggunakan masker diharapkan pekerja terlindungi dari kemungkinan terjadinya gangguan pernafasan akibat terpapar udara dengan konsentrasi debu yang tinggi. Kebiasaan menggunakan masker yang baik dan jenis masker yang tepat merupakan cara “aman” bagi pekerja yang berada dilingkungaan kerja berdebu untuk melindungi kesehatan Khumaidah, 2009. Adapun jenis masker yang dipersyaratkan Occupational Safety and Health Administration OSHA 3151-2003 adalah harus sesuai dengan angka Assigned Protection Factor APF yang dibutuhkan berdasarkan hasil kajian lingkungan kerja serta pemilihan jenis model dan ukuran haruslah diperhatikan. Saat ini PT. Sibelco Lautan Minerals telah menggunakan respirator Reusable respirator 7500 series yang telah memenuhi standar kriteria yang ditetapkan dengan melihat aspek keselamatan dan kenyamanan bagi pekerjanya. Namun upaya perlindungan ini tidak akan memberikan perlindungan yang efektif jika pekerja tidak menggunakan masker tersebut ketika bekerja pada area kerja yang berdebu.

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN