BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berpikir yang mendukung pemecahan masalah secara sistematis. Untuk itu perlu disusun
kerangka teori yang akan memuat pokok-pokok pikirran yang dapat menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas Nawawi,
1995:39. Kerangka teori adalah baigian dari penelitian tempat peneliti memberikan
penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya Arikunto, 2005:72.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka teori yang digunakan dalam penelitian ini guna menjawab permasalahan yang sudah dirumuskan adalah
sebagai berikut:
2.1.1 Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran 1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama disni maksudnya adalah sama makna Effendy, 2002:9. Komunikasi menurut Berlson dan Steiner 1964 adalah penyampaian
informasi, idea, emosi, keterampilan dan seterusnya, melalui penggunaan simbol, angka, grafik dan lain-lain Arifin, 1998:25. Shannon dan Weaver 1949
mendefenisikan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak
terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi Cangara, 2000:20.
Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, para peminat komunikasi sering mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold D. Laswell dengan menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect”. Formula tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut Effendy, 2002:10: 6
Universitas Sumatera Utara
1. Who komunikator, merupakan pihak yang menyampaikan pesan.
2. Says What pesan, merupakan pernyataan yang didukung oleh lambang-
lambang. 3.
In Which Channel media, merupakan sarana atau saluran yang mendukung pesan yang disampaikan.
4. To Whom komunikan, merupakan pihak yang menerima pesan.
5. With What Effect efek yang ditimbulkan, merupakan suatu dampak yang
timbul sebagai pengaruh pesan. Menurut
Sir Gerald Barry dalam
Setiadi 2003:240
istilah “communication” berasal dari perkataan latin “communicate” artinya to talk
together, conferdiscourse and consult with another yang kira-kira artinya berunding selanjutnya Barry mengemukakan bahwa dengan komunikasi orang
memperoleh pengetahuan,informasi dan pengalaman, karena itu maka saling mengerti, percakapan, keyakinan, kepercayaan dan control sangat di perlukan
menurut Wilbur Schramn komunikasi memberi gambaran antar lain bahwa “communication” berasal dari perkataan latin “common”= sama. Jadi, apabila
kita mengadakan komunikasi berarti kita berusaha mengadakan “persamaan” dengan orang lain
Dari pernyataan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa ilmu komunikasi mempelajari suatu gejala yang sama yaitu pernyataan yang dilakukan oleh
manusia. Dengan demikian yang dipelajari oleh kominikasi adalah “pernyataan manusia”, sedangkan pernyataan tersebut dapat dilakukan dengan kata-kata
tertulis ataupun lisan, disamping itu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.
Pada dasarnya, komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen menyadari akan keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi
dapat berusaha membujuk konsumen potensial agar berhasrat masuk kedalam hubungan pertukaran exchange relationship. Komunikasi juga dapat digunakan
sebagai pengingat bagi konsumen mengenai keberadaan produk, yang pada masa lalu pernah dilakukan transaksi pada produk itu. Konsumen diingatkan bahwa
produk itu ada, sekarang juga ada dan tersedia dipasar. Seolah-olah kepada konsumen disampaikan “silahkan anda mengkonsumsi produk yang dulu pernah
Universitas Sumatera Utara
anda beli, dan kualitas produk kami masih sebaik dulu, bahkan telah kami tingkatkan sesuai dengan selera anda”. Proses komunikasi yang bersifat
mengingatkan ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan dapat hidup karena adanya konsumen, dan mencari atau memperoleh
konsumen merupakan sesuatu yang sulit. Peran lain dari komunikasi adalah untuk membedakan differentiating produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan
dengan perusahaan lainnya, tidak hanya mendukung transaksi dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan membedakan produk, tetapi
juga menawarkan sarana pertukaran itu sendiri Sir Gerald Barry dalam Setiadi 2003:240.
Komunikasi sangat penting, seperti darah, bagi suatu organisasi dan miskomunikasi memberi kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya
sistem peredaran darah dalam lebih suatu organisasi. Tanpa komunikasi yang efektif diantara berbagai pihak, pola hubungan yang kita sebut organisasi tidak
akan melayani kebutuhan seseorang dengan baik. Untuk menyampaikan komunikasi ada proses dalam menyampaikan pesan dari komunikan kepada
komunikator. Proses sering diartikan sebagai kegiatan atau pengolahan yang terus
menerus. Ada pula yang mengartikan dan menjelaskan sebagai suatu fenomena yang menunjukkan perubahan dalam suatu waktu secara terus menerus. Bila
komunikasi itu sebagai suatu proses berarti peristiwa dan atau perubahan yang susul menyusul terus-menerus dan karena itu sebagai suatu proses. Komunikasi
itu tumbuh, berubah, berganti, bergerak sampai akhir zaman. Komunikasi terjadi dalam hubungan pengirim dan penerima. Komunikasi
dapat mengalir dalam satu arah dan berakhir disana. Atau sebuah pesan dapat menimbulkan respon secara formal yang dikenal dengan nama umpan balik dari
penerima. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan
secara sekunder Effendi, 2005 a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang symbol
Universitas Sumatera Utara
sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kiat, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan Effendy, 2005:11
b. Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama, misalnya surat, telepon,
teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya
dalam mencapai komunikan seperti pengiriman, penyandian, pengertian dan gangguan. Effendy, 2005:16-17.
Pengirim sender atau sumber pesan, mengawali komunikasi. Dalam sebuah organisasi, pengirim dapat berupa seseorang dengan informasi, kebutuhan,
atau keinginan dan dengan tujuan mengkomunikasikannya kepada satu atau beberapa orang lain. Penerima adalah orang yang inderanya menerima pesan dari
pengirim. Mungkin jumlah penerima banyak, seperti kalau sebuah memo dikirimkan kepada seluruh anggota organisasi, atau bias jumlahnya satu orang.
Penyandian encoding terjadi ketika pengirim menerjemahkan informasi untuk dikirimkan dari seseorang kepada orang lain lewat perwakilan atau symbol,
karena komunikasi merupakan objek dari penyandian, pengirim berusaha menetapkan arti yang dipahami bersama dengan penerima dengan cara memilih
symbol, biasanya dalam bentuk kata atau gerak tubuh, yang dipercaya oleh pengirim mempunyai arti yang sama dengan penerimanya.
Pengertian adalah proses yang dilakukan oleh penerima untuk menginterpretasikan pesan dan menterjemahkan ke dalam informasi yang
mempunyai arti. Ini adalah proses dua langkah. Pertama penerima harus menerima pesan itu, kemudian mengartikannya. Pengertian dipengaruhi oleh
pengalaman penerima, penilaian pribadi mengenai symbol dan gerak tubuh yang dipakai, harapan, dan kesamaan arti dengan pengirimnya.
Gangguan noise adalah faktor apapun yang menggangu, membingungkan, atau mencampuri komunikasi. Kesulitan atau distorsi tak terduga selama proses
Universitas Sumatera Utara
komunikasi, atau mengakibatkan penerima memperoleh pesan yang berbeda dengan yang disampaikan pengirim-konsumen teralih perhatiannya. Gangguan
dapat timbul dalam saluran komunikasi atau metode pengiriman.Gangguan dapat terjadi internal, eksternal. Gangguan dapat terjadi pada tahap manapun dari proses
komunikasi, gangguan terutama amat mengganggu dalam tahap penyandian dan pengartian. Gangguan berupa : kebisingan, keadaan psikologis komunikan,
kekurangan keterampilan komunikator atau komunikan, kesalahan penilaian oleh komunikator, kurangnya pengetahuan komunikatorkomunikan, bahasa, isi pesan
berlebihan, bersifat satu arah, faktor teknis, kepentinganinterest, prasangka, cara penyajian terlalu verbalistik.
2.1.2 Pengertian Komunikasi Pemasaran