5 Untuk itu peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh tayangan yang mengulas
tentang daerah tujuan wisata yakni Koper dan Ransel terhadap minat wisata masyarakat di kelurahan tersebut. Bila hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kedua variabel, maka tayangan Koper dan Ransel yang ditayangkan di TRANS TV sangat menarik karena mampu menarik minat responden untuk melakukan perjalanan wisata
setelah menonton tayangan Koper dan Ransel tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Untuk lebih menjelaskan permasalahan yang dihadapi sebagai dasar penelitian ini maka peneliti mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
“Sejauhmanakah tayangan Koper dan Ransel di TRANS TV berpengaruh terhadap minat wisata masyarakat Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai”.
1.3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak mengaburkan penelitian. Adapun pembatasan masalah yang akan
diteliti adalah : a.
Penelitian ini bersifat korelasional, yang bersifat mencari hubungan, dan menguji hipotesis, yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana tayangan Koper dan Ransel di
TRANS TV berpengaruh terhadap minat wisata masyarakat Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai.
b. Penelitian ini dilakukan terbatas hanya pada tayangan Koper dan Ransel yang
ditayangkan di TRANS TV setiap hari Sabtu pada pukul 10.30 Wib. c.
Objek penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai. d.
Penelitian ini dilakukan selama bulan Februari – Maret 2008. e.
Universitas Sumatera Utara
6
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai, demikian pula dalam penelitian ini yang mempunyai tujuan
sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui kemampuan media massa, khususnya televisi dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat tentang wisata melalui tayangan Koper dan Ransel di
TRANS TV. b.
Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh tayangan Koper dan Ransel di TRANS TV terhadap minat wisata masyarakat Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah : a.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan melengkapi dan memperluas wawasan bagi penelitian ilmu komunikasi khususnya komunikasi massa dan sebagai sumber bacaan di
lingkungan FISIP USU. b.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai pengaruh media dari komunikasi massa khususnya program acara yang ditayangkan di
televisi terhadap kehidupan masyarakat. c.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
7
1.5. Kerangka Teori
Menurut Nawawi, 1995:39 suatu penelitian memerlukan kejelasan titik tolak landasan berpikir dalam memecahkan masalahnya. Untuk itu disusun kerangka teori yang
memuat pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disorot. Menurut Kerlinger dalam Rakhmat, 2004:6 teori adalah himpunan konstruk
konsep, definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut. Berdasarkan alasan di atas, maka peneliti dalam melaksanakan penelitian
menggunakan teori-teori yang relevan dengan topik permasalahan yaitu : 1.5.1. Komunikasi
1.5.2. Komunikasi Massa dan Televisi 1.5.3. Teori Kultivasi
1.5.4. Model AIDDA 1.5.5. Tayangan Koper dan Ransel
1.5.6. Minat
1.5.1. Komunikasi
Setiap orangyang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai
konsekuensi hubungan sosial social relations. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang karena berhubungan menimbulkan
interaksi sosial social interaction. Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi intercommunication. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
Universitas Sumatera Utara
8 kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku,
baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media Effendy, 2002:5. Menurut Harold Lasswel dalam Mulyana, 2002:62 cara yang baik untuk
menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who siapa, Says What Mengatakan apa, in Which Channel dengan saluran apa, To Whom
kepada siapa,With What Effect dengan pengarug bagaimana? Yang tepenting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang
disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Effendy, 2002:6. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni
: -
Dampak kognitif, dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.
- Dampak afektif, disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan
tahu, tetapi bergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih gembira, marah, dan sebagainya.
- Dampak behavioral, dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku,
tindakan, atau kegiatan.
I.5.2. Komunikasi Massa dan Televisi
Komunikasi massa mass communication adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak surat kabar, majalah atau eletronik radio, televisi, yang dikelola
oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat
umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas, khususnya media elektronik
Universitas Sumatera Utara
9 Mulyana, 2002:75. Ciri komunikasi massa ditentukan oleh sifat unsur-unsur yang
dicakupnya, yakni sifat komunikan, sifat media, sifat pesan, sifat komunikator, dan sifat efek. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Alexis S.Tan dalam Nurudin,
2004:63 adalah : −
To Inform memberi informasi −
To Educate mendidik −
To Persude mempersuasi −
To Entertaint menyenangkan, memuaskan kebutuhan komunikasi Sebagaimana diketahui komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
modern. Jadi, membahas komunikasi massa tidak akan lepas dari media massa sebagai media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri. Salah satu media massa dalam
komunikasi massa adalah televisi. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada
kehidupan manusia Ardianto dkk, 2004:125. Televisi merupakan media yang paling banyak menarik perhatian komunikan karena
kelebihannya yang mampu menyatukan unsur audio visual sekaligus. Televisi memiliki keuntungan atas pesannya yang bisa dilihat serta didengar dalam waktu yang bersamaan
Suhandang, 2005:89. Tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.
1.5.3. Teori Kultivasi
Program teoritis yang membahas hasil sosial budaya dari komunikasi massa adalah George Gerbner dan merupakan orang yang pertama kali memperkenalkan Teori Kultivasi.
Ia melakukan penelitian tentang indikator budaya untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada “dampak”.
Universitas Sumatera Utara
10 Menurut Teori Kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para
penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur lingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak seorang individu tentang masyarakat dan budaya sangat
ditentukan oleh televisi Nurudin, 2004:157. Gerbner berpendapat bahwa media massa menanamkan sikap dan nilai tertentu.
Media pun kemudian memelihara dan menyebarkan sikap dan nilai itu antar anggota masyarakat kemudian mengikatnya bersama-sama pula. Dengan kata lain, media
mempengaruhi penonton dan masing-masing penonton itu menyakininya. Jadi, para pecandu televisi itu akan punya kecenderungan sikap satu sama lain.
Penelitian kultivasi menekankan bahwa media massa sebagai agen sosialisasi dan menyelidiki apakah penonton televisi itu lebih mempercayai apa yang disajikan televisi
daripada apa yang mereka lihat sesungguhnya. Gerbner dan kawan-kawannya melihat bahwa film drama yang disajikan di televisi mempunyai sedikit pengaruh tetapi sangat penting di
dalam mengubah sikap, kepercayaan, pandangan penonton yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya Nurudin, 2004:160. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat
digambarkan proses kultivasi sebagai berikut :
Gambar 1 : Proses Kultivasi
Keterangan :
TV Viewing dan Social Learning Pada tahap awal kita menonton televisi, maka pada saat itu kita melakukan pembelajaran
sosial. Dengan kata lain, kita memperhatikan satu per satu adegan, tokoh, alur cerita, dan Social
Learning Perubahan pengetahuan,
sikap, dan perilaku Television
Viewing Social
Recontruction
Universitas Sumatera Utara
11 yang lainnya. Ini artinya, melalui kontak kita dengan televisi kita belajar tentang dunia,
orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasaannya. Hubungannya dalam penelitian ini adalah adanya rasa ingin tahu dari responden
mengenai daerah tujuan wisata sehingga mereka menonton tayangan Koper dan Ransel di TRANS TV yang mengulas tentang beragam objek wisata tersebut. Setelah memperhatikan
kemasan dan informasi yang disampaikan tayangan Koper dan Ransel, para responden pun dapat mengenal lebih jauh lagi mengenai objek wisata yang ada di Indonesia yang
menyangkut lokasi, keunikan atau daya tarik dari daerah wisata, maupun sarana dan transportasi yang terdapat di daerah wisata tersebut.
Social Recontruction
Pada tahap ini apa yang kita tonton di televisi akan dicerna, dievaluasi, direkontruksi dengan kehidupan nyata atau tidak.
Faktor yang berpengaruh dalam tahap ini adalah pengetahuan, pengalaman
langsung, maupun pengalaman lainnya. Dalam penelitian ini, setelah responden menonton dan mempelajari isi maupun informasi
dari tayangan Koper dan Ransel, para responden akan mencerna, mengevaluasi atau pun merekontruksi apakah objek wisata yang ada di Indonesia sama seperti yang tergambar dalam
tayangan Koper dan Ransel yang ditayangkan di TRANS TV.
Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku Setelah menonton televisi, maka akan terjadi perubahan pada penontonnya yang terjadi
dalam waktu tertentu baik secara gradual perlahan-lahan maupun secara kumulatif. Perubahan sikap atau perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah timbulnya minat
dalam diri responden untuk melakukan perjalanan wisata setelah menonton tayangan Koper dan Ransel.
Universitas Sumatera Utara
12
1.5.4. Model AIDDA
Banyak ahli yang dalam mengemukakan pemikirannya mengenai pendekatan approach terhadap kegiatan komunikasi persuasif, mempunyai kecenderungan yang sama,
yakni apa yang disebut “A-A procedure” atau “from Attention to Action procedure”. A-A procedure ini adalah proses pentahapan komunikasi persuasif yang dimulai dari usaha
membangkitkan Perhatian attention untuk kemudian berusaha menggerakkan seseorang atau orang banyak agar melakukan Tindakan action seperti yang diharapkan Effendy,
1992:122. Erat sekali hubungannya dengan itu, ada sementara ahli yang menganjurkan agar A-A
procedure tersebut dilakukan melalui proses yang terkenal dengan rumus klasik AIDDA, yakni sebagai akronim dari kata-kata sebagai berikut :
A -
Attention - Perhatian
I -
Interest - Minat
D -
Desire - Hasrat
D -
Decision - Keputusan
A -
Action - Tindakan
Proses pentahapan tersebut dimaksudkan agar komunikasi persuasif dimulai dengan upaya membangkitkan perhatian attention terlebih dahulu. Tanpa ada perhatian terlebih
dahulu dari komunikan terhadap pesan yang disampaikan kepadanya dan komunikator yang menyampaikan pesan itu, komunikasi tidak akan berlangsung dengan berhasil.
Apabila perhatian berhasil dibangkitkan, disusul dengan menumbuhkan minat interest yang pada gilirannya timbul pada komunikan hasrat desire untuk memenuhi apa
yang diajukan si persuader. Selanjutnya komunikan mengambil keputusan decision untuk melakukan tindakan action sebagaimana yang diinginkan persuader.
Dalam penelitian ini hendak melihat bagaimana perhatian yang timbul dalam diri responden setelah mendapat terpaan berupa tayangan Koper dan Ransel dan apakah perhatian
itu dapat menumbuhkan minat untuk melakukan perjalanan wisata. Namun perlu diingat
Universitas Sumatera Utara
13 bahwa penelitian ini hanya sampai pada timbulnya minat untuk berwisata, tidak sampai pada
tindakan melakukan perjalanan wisata. Minat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sejauh mana tayangan Koper dan Ransel dapat menumbuhkan rasa ketertarikan pada
responden sehingga ada kelanjutan berupa minat untuk melakukan perjalanan wisata.
1.5.5. Tayangan Koper dan Ransel
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa revolusi media elektronik khususnya media televisi, telah mencapai tahap yang paling canggih dan spektakuler. Bagi negara berkembang seperti
Indonesia, peran televisi sebagai salah satu media massa sangat penting untuk mengkomunikasikan hasil-hasil pembangunan nasional. Hadirnya televisi swasta di Indonesia
dengan berbagai macam program acara yang menarik terus menerus diikuti perkembangannya oleh pemirsa.
Selain itu televisi juga mempunyai tugas lain yaitu bagaimana membuat paket acara televisi yang tepat dan benar dan bertujuan menciptakan sebuah strategi pembangunan
nasional. Untuk mencapai format yang tepat dalam membuat acara televisi, khususnya yang berhubungan dengan masalah pembangunan memang cukup sulit dan butuh keahlian tertentu,
agar paket yang ditayangkan benar-benar merupakan bentuk komunikasi pembangunan sekaligus salah satu alat dalam menyusun strategi pembangunan.
Tayangan Koper dan Ransel merupakan salah satu tayangan reality show yang menyiarkan beragam jenis objek dan daerah tujuan wisata. Reality show bukanlah program
baru dalam pertelevisian kita yang mendapat sambutan luar biasa dari pemirsa karena tayangan tersebut bersifat menghibur atau memberi kesenangan, serta memberi manfaat akan
informasi yang mereka butuhkan. Reality show merupakan program televisi yang menggambarkan perwujudan asli dari suatu peristiwa, seseorang, kejadian, dan proses,
sehingga pemirsa memiliki kepercayaan terhadap objek yang ditontonnya. Isi pesan dari
Universitas Sumatera Utara
14 tayangan reality show dapat mengkomunikasikan soal pembangunan baik secara fisik
maupun mental http:www.kompas.com. Contohnya saja tayangan Koper dan Ransel yang ditayangkan di TRANS TV setiap
hari Sabtu pukul 10.30 Wib dimana tayangan tersebut mengulas tentang daerah tujuan wisata yang ada di Indonesia. Hal ini tentu saja dapat membantu pembangunan nasional Indonesia
karena tayangan tersebut dapat menginformasikan kepada masyarakat bahwa Indonesia memiliki banyak tempat yang berpotensi sebagai objek wisata yang menarik sehingga
masyarakat tidak perlu lagi pergi ke luar negeri untuk melakukan perjalanan wisata. Tayangan Koper dan Ransel yang dikemas dengan format yang berbeda dari tayangan reality
show lain dimana tayangan yang berdurasi selama lebih kurang tiga puluh menit ini menyajikan dua gaya wisata yang berbeda, yakni ala Koper dan ala Ransel. Dengan cara
penyajian tersebut diharapkan tayangan Koper dan Ransel mampu dalam menumbuhkan minat para pemirsa khususnya masyarakat yang tinggal di Kelurahan Denai Kecamatan
Medan Denai untuk melakukan perjalanan wisata.
1.5.6. Minat
Mark 1976:69 berpendapat bahwa minat merupakan perubahan sikap yang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap objek, situasi ataupun ide-ide tertentu yang bisa
diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut.
Menurut A.W. Wijaya 1993:45 secara teori minat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
• Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut. •
Minat tidak dibawa sejak lahir.
Universitas Sumatera Utara
15 •
Minat dapat berubah-ubah situasional atau temporal •
Minat tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek.
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik daerah tempat
wisata Pendit, 2003:14. Jadi, minat wisata yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perhatian, kesukaan
atau kesenangan seseorang terhadap suatu keinginan untuk melakukan kegiatan perjalanan ke suatu tempat yang mempunyai daya tarik untuk dinikmati.
1.6. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai, dan sebagai bahan yang
akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian Nawawi,1995:40. Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ada beberapa
konsep yang harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel agar dapat diteliti secara empiris. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
• Variabel Bebas atau independent variabel X
Variabel bebas atau independent variabel adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut dengan variabel
terikat. Nawawi, 1995:57. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan Koper dan Ransel.
• Variabel Terikat atau dependent variabel Y
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul yang ditentukan oleh adanya variasi bebas dan bukan karena adanya variabel lain
Universitas Sumatera Utara
16 Nawawi, 1995: 57. Variabel terikat merupakan gabungan dari model dan perilaku. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah minat wisata. •
Variabel Antara atau intervening variabel Z Variabel antara adalah variabel yang menjembatani atau menghubungkan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel antara juga merupakan sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas.
Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.
I.7. Model Teoritis