18,3. Jam kerja penjual mayoritas kurang dari 8 jam sehari yaitu sebanyak 45 orang 75,0 dan bekerja lebih dari 8 jam sehari sebanyak 15 orang 25,0.
4.3 Hasil Pengukuran Tingkat Pengetahuan Penjual
Gambaran mengenai pengetahuan responden tentang bahaya kesehatan pada pakaian bekas dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Penjual tentang Bahaya Kesehatan pada Pakaian Bekas di Pasar Melati
Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2015
No Pengetahuan
Responden Skor
n=60 orang 4
3 2
1 n
n n
n
1. Bahaya kesehatan pada
pakaian bekas 0,0
18 30,0
36 60,0
18 30,0
2. Kuman penyakit pada
pakaian bekas 1
1,7 10
16,7 10
16,7 39
65,0 3
Tempat hidup jamur 0,0
10 16,7
25 41,7
25 41,7
4 Hal-hal yang mempe-
ngaruhi pertumbuhan
jamur 0,0
1 1,7
7 11,7
52 86,7
5 Ciri-ciri pakaian yang
mengandung jamur 0,0
4 6,7
30 50,0
26 43,3
6 Jalur masuk jamur ke
dalam tubuh 0,0
0,0 9
15,0 51
85,0 7
Penyakit yang disebab- kan jamur bagi keseha-
tan manusia 0,0
1 1,7
25 41,7
34 56,7
8 Perlakuan yang tepat
sewaktu membongkar
pakaian bekas dari bal 0,0
35 58,3
24 40,0
1 1,7
9 Perlakuan yang tepat
sewaktu berjualan
pakaian bekas 0,0
1 1,7
59 98,3
0,0 10 Penanganan yang tepat
sebelum memakai
pakaian beaks 3
5,0 11
18,3 45
75,0 1
1,7
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 36 orang 60,0 menyatakan pakaian bekas tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan dan tidak ada responden yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan pakaian bekas sebagai tempat tumbuh dan berkembangbiaknya kuman penyakit yang akan menularkan penyakit pada pemakainya. Sebanyak 39
orang 65,0 menyatakan tidak tahu kuman penyakit yang terdapat pada pakaian bekas dan hanya 1 orang 1,7 menyatakan jamur dan bakteri. Sebanyak 25
orang 41,7 menyatakan tidak tahu tempat hidup jamur dan tidak ada yang menyatakan jamur dapat hidup di semua tempat terutama lingkungan yang cocok
dengan pertumbuhannya. Sebanyak 52 orang 86,7 menyatakan tidak tahu hal- hal yang mempengaruhi pertumbuhan jamur dan tidak ada responden yang
menyatakan substrat, kelembapan, suhu, pH dan bahan kimia. Sebanyak 30 orang 50,0 menyatakan terdapat bercak-bercak jika pakaian yang mengandung jamur
dan tidak ada responden yang menyatakan terdapat-bercak-bercak, berbau ragi dan lembap.
Sebanyak 51 orang 85,0 menyatakan tidak tahu jalur masuk jamur ke dalam tubuh dan tidak ada responden yang menyatakan pernafasan, percernaan
dan permukaan kulit. Sebanyak 34 orang 56,7 menyatakan tidak tahu penyakit yang disebabkan jamur dan tidak ada responden yang menyatakan penyakit kulit,
penyakit kelamin dan penyakit pada saluran pernafasan. Sebanyak 35 orang 58,3 menyatakan memakai masker sebagai perlakuan yang tepat sewaktu
membongkar pakaian bekas dari bal dan tidak ada yang menyatakan memakai masker dan sarung tangan. Sebagian besar responden yaitu 59 orang 98,3
menyatakan tidak perlu ada perlakuan khusus sewaktu berjualan pakaian bekas. Sebanyak 45 orang 75,0 menyatakan penanganan yang tepat sebelum
Universitas Sumatera Utara
memakai pakaian bekas yaitu mencuci dengan deterjen, dijemur dan disetrika dan hanya 1 orang 1,7 yang menjawab tidak tahu.
Penilaian terhadap tingkatan pengetahuan dilakukan dengan menghitung jumlah total skor jawaban responden. Berdasarkan skoring yang dilakukan
terhadap pengetahuan responden tentang bahaya kesehatan pada pakaian bekas maka diketahui kategori pengetahuan responden, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Penjual tentang Bahaya Kesehatan pada Pakaian Bekas di Pasar Melati
Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2015
No Tingkat Pengetahuan Jumlah
1 Baik
0,0 2
Sedang 44
73,3 3
Buruk 16
26,7 Total
60 100,0
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan penjual tentang bahaya kesehatan pada pakaian bekas berada pada kategori pengetahuan
sedang yaitu sebanyak 44 orang 73,3. Responden dengan kategori pengetahuan baik tidak ada dan pengetahuan buruk sebanyak 16 orang 26,7.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Hasil Pengukuran Tingkat Sikap Penjual