Priskilla Ebenancy E. Napitupulu : Hubungan Ketersediaan Koleksi Buku di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dengan Minat Baca Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, 2009.
USU Repository © 2009
41 Pendapat lain dari Wahyanto 2008 penyebab budaya membaca kita
rendah adalah sebagai berikut: 1.
Akses masyarakat terhadap buku dan bahan bacaan masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh mahalnya buku dan bahan bacaan
yang beredar di negara kita. Mahalnya harga buku ini salah satunya disebabkan oleh regulasi perbukuan di Indonesia yang kurang berpihak
kepada masyarakat. Penerbit masih dibebani pajak kertas, pajak pertambahan nilai dan lain-lain yang menyebabkan harga jualnya
semakin tinggi.
2. Minimnya sarana dan prasarana seperti perpustakaan yang layak dan
memadai. Pada tingkat kabupaten sebenarnya terdapat perpustakaan daerah, tetapi pada umumnya keberpihakan pemerintah daerah di
Indonesia terhadap pemberdayaan perpustakaan masih sangat rendah yang salah satunya disebabkan oleh minimnya dana atau anggaran.
Sebagai akibatnya, koleksi perpustakaan sangat terbatas dan tidak menarik lagi. Untuk membudayakan budaya membaca sampai pelosok
desapun kita terkendala kurangnya perpustakaan sampai tingkat desa. Kalaupun ada juga kurang layak dan tidak memadai.
3. Kurangnya motivasi membaca baik di kalangan keluarga maupun
sekolah. Membaca menjadi alergi dan merupakan kegiatan yang membosankan dibanding dengan kegiatan menonton televisi. Kita
kadang eneg duluan melihat buku atau koran yang sedemikian tebal. Kita merasa tidak mampu membaca buku tersebut secara keseluruhan.
Terlalu berlebihan memvonis bahwa masyarakat Indonesia berbudaya baca rendah tanpa melihat realitas kehidupan masyarakat serta implementasi
kebijakan pemerintah yang telah digariskan. Membaca merupakan keharusan untuk membentuk masyarakat belajar learning society. Namun, seberapa
besarkah niat dan kesungguhan pemerintah sebagai pemegang kebijakan untuk mewujudkan masyarakat pembaca? Kebijakan yang semu akan menyebabkan
semakin merosotnya kualitas bangsa. Apalagi sikap apatis dari sebagian masyarakat terhadap budaya ke arah masyarakat pembaca ini, perlu dirombak
secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk itu, harus ada rencana dan strategi jelas, tegas dan matang yang harus dipersiapkan pemerintah dengan melibatkan
segenap komponen. Dari pendapat ahli di atas penulis menarik kesimpulan, banyak hal yang
harus di benahi secara perlahan demi meningkatkan minat baca mahasiswa baik dari pihak keluarga, lingkungan, perguruan tinggi, staf pengajar, perpustakan,
penerbit buku dan mahasiswa sendiri. Dengan demikian pihak-pihak tersebut
Priskilla Ebenancy E. Napitupulu : Hubungan Ketersediaan Koleksi Buku di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dengan Minat Baca Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, 2009.
USU Repository © 2009
42 dapat mengambil kebijakan yang tepat untuk meningkatkan minat baca
mahasiswa.
2.3.5.4 Motivasi Membaca
Minat dapat menjadi daya pendorong atau motivasi bagai seseorang untuk melakukan sesuatu. Denagn demikain minat baca berarti dorngan atau meotivasi
untuk membaca. Menurut Mudjito 1994: 86 hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi
internal ini di antaranya yang penting adalah:
a. Adanya kebutuhan
Karena adanya kebutuhan maka seseorang didorong untuk membaca. b.
Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri Apabila seseorang mengetahui hasil-hasil atau prestasi sendiri dari
membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi.
c. Adanya aspirasi atau cita-cita
Cita-cita itu akan menjadi lebih banyak, ia akan dapat mencapai cita- citanya. Dengan kemauan belajar yang keras, ia akan terdorong untuk
membaca lebih banyak pula. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi eksternal adalah:
1. Hadiah
Hadiah adalah alat yang representatif dan bersifat positif. Hadiah telah menjadikan seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu lebih giat
lagi.
2. Hukuman
Hukuman dapat juga menjadi alat motivasi memergiat seseorang untuk membaca.
3. Persaingan atau kompetensi
Persaingan merupakan dorongan untuk memperoleh kedudukan atau penghargaan.
Berdasarkan pendapat ahli diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa motivasi internal yang berasal dari dalam diri seseorang dan motivasi eksternal
atau tenaga pendorong yang berasal dari luar seseorang sangat mempengaruhi pembinaan minat baca dan hal ini harus terus diperhatikan dan dikembangkan.
2.3.6 Kelompok Masyarakat Berdasarkan Minat Baca
Priskilla Ebenancy E. Napitupulu : Hubungan Ketersediaan Koleksi Buku di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dengan Minat Baca Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, 2009.
USU Repository © 2009
43 Perkembangan minat dan budaya membaca bersifat relatif dan tidak
mutlak, benar untuk sebagian anggota masyarakat dan salah untuk sebagian anggota masyarakat lainnya.
2.3.6.1 Kelompok Masyarakat Dengan Minat Baca Rendah
Menurut S. Sutarno 2006:257, ketika kita menganalisis dan mengkaji pendapat atau pernyataan yang menyebutkan bahwa minat dan budaya membaca
masyarakat rendah, hal itu terjadi pada kelompok masyarakat yang menghadapi beberapa keterbatasan seperti :
1. Akses informasi dari dan ke perpustakaan.
Keterbatasan akses informasi dari perpustakaan disebabkan beberapa hal seperti kurangnya sosialisasi dan pemasyarakatan, publiaksi melaui
brosur, tempat perpustakaan yang kurang strategis dan terbatasnya kegiatan peprustakaan yang dapat diketahui atau diikuti olah
masyarakat,
2. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih berada di bawah standar.
3. Kondisi ekonomi pada umumnya kurang menguntungkan.
4. Layanan perpustakaan yang kurang merata.
5. Apresisasi dan respon masyarakat masih perlu ditingkatkan.
Menanggapi pendapat ahli diatas penulis menarik kesimpulan bahwa untuk pemerataan kesempatan membaca masyarakat pada golongan kurang
mampu diperlukan jasa perpustakaan, sebab perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang paling demokratis, yang dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan
anggota masyarakat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, tingkat sosial, agama, tingkat pendidikan, rasbangsa yang selalu. Dengan kegiatan membaca,
masyarakat pengguna dapat belajar dan memperluas wawasannya, memperoleh berbagai informasi dan sekaligus menghibur diri.
2.3.6.2 Kelompok Masyarakat Dengan Minat Baca Baik
S. Sutarno 2006: 259 berpendapat bahwa golongan masyarakat yang termasuk kategori minat dan budaya membaca yang baik atau menggembirakan
adalah sebagai berikut : 1.
Masyarakat terpelajar. 2.
Tingkat kesadaran tentang pentingnya perpustakaan telah meningkat. 3.
Masyarakat memiliki akses dan informasi ke perpustakaan mudah. 4.
Mereka yang kondisi ekonominya lebih beruntung.