Model analisis hipotesis keempat a. Pengukuran sikap

C. Model analisis hipotesis ketiga

Model analisis hipotesis ketiga adalah mengetahui atau mengukur, hubungan antara kepuasan konsumen dalam pembelian, dengan loyalitas konsumen. Formulasinya adalah sebagai berikut : X = Y Dimana : X = loyalitas konsumen Y = kepuasan konsumen dalam pembelian

D. Model analisis hipotesis keempat a. Pengukuran sikap

Setelah data dikumpulkan proses selanjutnya adalah menganalisis data yang telah diperoleh, analisis data dilakukan dengan menggunakan: 1. Analisis Diskriptif Penggunaan teknik analisis ini untuk menggambarkan data lapangan secara diskriptif dengan cara menginterprestasikan hasil pengolahan lewat tabulasi. Hasil analisis diskriptif ini berguna untuk mendukung interprestasi terhadap hasil analisis yang digunakan. 2. Model Multi Atribut Model ini menjawab hipotesis keempat penelitian, dimana model ini untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut yang dimiliki produk. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: Sarjana Barus : Analisis Sikap Dan Minat Konsumen Dalam Membeli Buah-Buahan Di Carrefour, Plaza Medan Fair Dan Supermarket Brastagi, Medan, 2008 USU Repository © 2008 a Konsumen diminta menyikapi atau menanggapi masing-masing atribut di Carrefour, Plaza Medan Fair dan Supermarket Brastagi, Medan.dengan bobot skor 1 sampai 7 atau sebaliknya tergantung penempatan kutub jawaban. b Model perhitungan Multiatribut Fishbein membutuhkan suatu bobot atau kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i. Nilai ini diambil dari nilai rata-rata skor atribut i dari kedua tempat penelitian. c Apabila nilai bobot bi sudah didapat dan skor evaluasinya ei sudah didapat, maka untuk mengetahui sikap konsumen terhadap secara keseluruhan adalah dengan cara mengalikan kedua skor tersebut secara berturut-turut kemudian dijumlahkan. Rumus multi-atribut adalah: dimana : A = Sikap terhadap obyek b i = Kekuatan kepercayaan bahwa obyek memiliki atribut i e i = Evaluasi mengenai atribut i n = Jumlah atribut yang menonjol Dari nilai yang diperoleh akan diketahui seberapa besar nilai sikap terhadap objek dalam hal ini atribut yang ditanyakan kepada responden. Kemudian untuk menguji perbedaan sikap responden pada kedua tempat penelitian, digunakan uji-t. Nazir 2005 menyatakan bahwa ”andaikan terdapat perbedaan antara dua buah mean, perbedaan tersebut belum tentu i e n i i b A ∑ = = Sarjana Barus : Analisis Sikap Dan Minat Konsumen Dalam Membeli Buah-Buahan Di Carrefour, Plaza Medan Fair Dan Supermarket Brastagi, Medan, 2008 USU Repository © 2008 berbeda secara statistik. Untuk menguji beda dua buah sampel yang independen, dapat dilakukan dengan uji-t”.

b. Pengukuran minat

Setelah pengukuran sikap diperoleh, selanjutnya dilakukan pengukuran minat konsumen untuk membeli. Seperti dikemukakan oleh Kotler diatas, maka pengukuran minat dilakukan dengan menentukan skala probabilitas. Responden diminta menjawab kuesioner mengenai minat. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan nilai minat individu dalam membeli produk dalam skala probabilitas dengan skor 0,00, 0,20, 0,40, 0,60, 0,80 dan 1,00. Dari pernyataan tidak, agak mungkin, cukup mungkin, mungkin, sangat mungkin, dan pasti. 2. Nilai rata-rata skor terhadap waktu tiap responden pada masing-masing tempat penelitian, kemudian diuji beda dengan uji-t. 3. Menentukan nilai minat konsumen dengan menjumlahkan nilai skor minat individu responden dibagi dengan jumlah responden. 4. Minat membeli konsumen diperoleh dengan mencocokkan skor yang diperoleh dengan pernyataan yang ada. Sarjana Barus : Analisis Sikap Dan Minat Konsumen Dalam Membeli Buah-Buahan Di Carrefour, Plaza Medan Fair Dan Supermarket Brastagi, Medan, 2008 USU Repository © 2008