Unsur-Unsur Nilai Pelanggan Pengertian Perilaku Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

II.3.2 Unsur-Unsur Nilai Pelanggan

Kotler 2005 mengemukakan bahwa nilai pelanggan diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada produk, pelayanan, karyawan, dan citra dan membandingkannya dengan biaya total transaksi. Penentu nilai tambah bagi pelanggan dapat dilihat pada Gambar II.1 sebagai berikut : Nilai pelanggan total Biaya pelanggan total Nilai produk Biaya moneter Nilai pelayanan Biaya waktu Nilai karyawan Biaya energi Nilai citra Biaya mental Sumber: Kotler 2005 Gambar II.2 Penentu-Penentu Nilai yang Diberikan ke Pelanggan Nilai yang diberikan kepada pelanggan Sarjana Barus : Analisis Sikap Dan Minat Konsumen Dalam Membeli Buah-Buahan Di Carrefour, Plaza Medan Fair Dan Supermarket Brastagi, Medan, 2008 USU Repository © 2008 II.4 Teori Tentang Perilaku Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

II.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen

Perilaku pembelian konsumen dimulai dari perilaku konsumen itu sendiri. Engel et. al, 1994 menyatakan bahwa, “perilaku konsumen dapat didefenisikan sebagai berikut : “Kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, mengkonsumsi, dan menghasilkan barang dan jasa, termasuk proses kebutuhan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”. American Marketing Association mendefenisikan : “Perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka” Peter et. al, 2000. Kotler 2000 menggambarkan dalam tipologi ada beberapa jenis perilaku keputusan konsumen, antara lain sebagai berikut : KETERLIBATAN TINGGI KETERLIBATAN RENDAH Perbedaan Merek Yang Signifikan Perilaku pembelian kompleks Perilaku pembelian mencari variasi Sedikit Perbedaan Merek Perilaku pembelian yang mengurangi ketidaksesuaian Perilaku pembelian menurut kebiasaan Sumber : Kotler 2000 Gambar II.3 Empat Jenis Perilaku Pembelian Sarjana Barus : Analisis Sikap Dan Minat Konsumen Dalam Membeli Buah-Buahan Di Carrefour, Plaza Medan Fair Dan Supermarket Brastagi, Medan, 2008 USU Repository © 2008 Perilaku Pembelian Kompleks Perilaku konsumen dalam pembelian kompleks ketika mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek. Para konsumen sangat terlibat bila suatu produk mahal, jarang dibeli, beresiko dan mempunyai ekspresi pribadi yang sangat tinggi. Jenis perilaku pembelian kelompok ini akan melalui suatu proses belajar, yang pertama ditandai dengan mengembangkan kepercayaan mengenai produk tersebut, kemudian membuat perilaku pembelian dengan bijaksana. Perilaku Pembelian yang Mengurangi Ketidaksesuaian Keterlibatan konsumen pada pembelian ini temasuk tinggi, namun tidak melihat banyak perbedaan dalam merek. Keterlibatan yang tinggi ini sekali lagi berdasarkan kenyataan bahwa pembelian tersebut bersifat mahal, jarang dan beresiko. Dalam kasus ini pembeli akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia akan membeli dengan cukup cepat karena perbedaan merek tidak nyata. Pembeli menanggapi hanya menurut harga yang baik atau menurut kemudahan dalam membeli. Perilaku Pembelian Menurut Kebiasaan. Konsumen dalam hal ini membeli produk dengan keterlibatan yang rendah dan tidak ada perbedaan merek yang signifikan. Terdapat kebiasaan bahwa para konsumen mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan barang yang murah dan sering dibeli. Perilaku konsumen dalam kasus diatas tidak melalui urutan Sarjana Barus : Analisis Sikap Dan Minat Konsumen Dalam Membeli Buah-Buahan Di Carrefour, Plaza Medan Fair Dan Supermarket Brastagi, Medan, 2008 USU Repository © 2008 kepercayaanpendirian perilaku yang normal. Para konsumen tidak secara ekstensif mencari informasi mengenai merek, mengevaluasi karakteristiknya dan membuat keputusan penuh pertimbangan mengenai merek apa yang dibeli. Tetapi merek merupakan penerima informasi pasif ketika mereka melihat iklan di media cetak. Pengulangan iklan menciptakan keakraban merek dan bukan keyakinan merek. Para konsumen tidak membentuk pendirian yang kuat atas suatu merek tetapi memilihnya karena merek itu terasa akrab setelah membeli. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi Beberapa situasi pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan merek bersifat nyata. Di sini konsumen terlihat banyak melakukan peralihan merek. Konsumen memiliki sedikit kepercayaan memilih sebuah merek tanpa terlalu banyak mengevaluasinya.

II.4.2 Proses Keputusan Pembelian