Penyakit Pada Tanaman Caisim

b. Penyakit Pada Tanaman Caisim

Penyakit utama yang menyerang tanaman sawi adalah :  Bercak Daun Alternaria brassicae Berk. Sacc Penyebabnya adalah cendawan, yang terdapat terbawa oleh biji dan dapat tertinggal pada sisa-sisa tanaman. Gejala serangan penyakit ini adalah pada daun terdapat bercak- bercak berwarna hitam kelabu-gelap yang meluas dengan cepat, lambat laun membentuk bercak bulat bergaris tengah ± 1 cm. Pada kondisi lingkungan yang lembab, jamur ini tampak seperti bulu-bulu halus kebiru-biruan di pusat bercak dan terdapat cincin sepusat dalam bercak tersebut. Bila bercak-bercak berwarna hitam gelap maka penyebabnya adalah A. brasicicola Schw. Wiltsh. Pengendalian non-kimiawi terhadap penyakit ini antara lain melakukan perendaman benih sawi dalam air panas 50 C selama 30 menit sebelum disemaikan. Sedangkan pengendalian kimiawi dapat disemprotkan dengan fungisida yang mengandung bahan aktif Benomil atau Mankozeb, seperti Benlate dan Delsene MX 200 Rukmana, 1994.  Busuk Hitam Xanthomonas campestris Down Penyebab patogen penyakit ini adalah bakteri yang mampu bertahan hidup pada biji kubis-kubisan, tanah, tanaman inang maupun sisa-sisa makanan yang sakit. Gejala serangannya : diawali dengan infeksi pada pori-pori air hidapoda dalam ujung-ujung tepi daun, kemudian menyebabkan tepi daun berubah warna menjadi hijau menjadi kuning klorosis yang meluas ke beberapa bagian tengah daun. pada tulang daun terlihat garis kehitaman, kemudian meluas pada bagian pelepah daun dan batang, akhirnya daun menjadi luruh rontok. Penyakit ini dapat menyebabkan busuk kering bila serangannya terjadi dalam keadaan lembab, dan karena serangan jasad sekunder dapat berubah menjadi busuk basah serta mengeluarkan bau yang tidak enak. Pengendalian non-kimiawi terhadap penyakit ini adalah mencabut tanaman yang terserang berat, kemudian dimusnahkan. Pengendalian kimiawi dapat disemprotkan dengan fungisida yang efektif mangkus antara lain yang mengandung bahan aktif Kaptofol, Propineb, Mankozeb, dan Maneb Rukmana, 1994.  Busuk Lunal Erwinia carotovora Jones Holland atau E. carotorova pv. Carotovora jones Dye Penyebab patogen penyakit ini adalah bakteri yang mempunyai sifat dapat mempertahankan diri dalam tanah dan sisa-sisa tanaman. Gejala serangannya : terjadi bercak busuk basah berwarna coklat kehitam-hitaman pada daun, batang, maupun kepala telur krop. Bercak membesar dan mengendap melekuk bentuknya tidak teratur. Bila keadaan lingkungan iklim lembab dan suhu udara relatif tinggi , tingkat serangan penyakit meningkat dan bercak- bercaknya menjadi warna krem atau kecoklatan seta agak berbutir-butir halus. Serangan berat biasanya terjadi pada pertanaman sawi di musim hujan, namun di musim kemarau pun, kadang-kadang terjadi serangan memfatal. Untuk mengurangi serangan penyakit ini, cara pengendalian non-kimiawi antara lain memperbaiki drainase tanah, yakni dengan cara memperdalam selokan ± 40 cm, dan mencabut tanaman yang terserang untuk secepatnya dimusnahkan Rukmana, 1994.  Akar Pekuk Plasmodiophora brassica Wor Penyebab penyakit ini adalah cendawan yang dapat hidup sebagai saprofit dalam tanah, dan menular menyebar melalui bantuan air irigasi, alat-alat pertanian, bibit tanaman, binatang, tanaman inang famili Cruciferae. Gejala serangannya dapat diamati pada bagian akar bawah permukaan tanah maupun tanaman di atas permukaan tanah. Pada akar tanaman yang terserang biasanya terjadi pembengkakan yang bentuk dan ukurannya tidak beraturan mirip gada. Tanaman di atas permukaan tanah tampak layu, terutama pada siang hari. Meskipun pada malam harinya segar kembali, namaun lambat laun pertumbuhan menjadi kerdil dan akhirnya akan mati. Pengendalian penyakit akar pekuk dapat dilakukan secara terpadu, yaitu meliputi : perlakuan perendaman benih dengan larutan ekstrak umbi ataupun daun bawang putih 8 selama 2 jam, sterilisasi media semai dengan cara di kukus atau menggunakan fungisida, pengapuran tanah dengan bahan kapur pertanian Kaptan, Dolomit, ZeloitZeagro, dll, sebanyak 2-4 tonhektar pada 15-30 hari sebelum tanam Rukmana, 1994.  Rebah Semai atau Rebah Kecambah damfing off Penyebabnya adalah cendawan Rhizoctonia solani Ikuhn dan Phytium sp. Gejala serangan penyakit ini adalah bibit di persemaian hipokotilnya tampak luka kebasah-basahan, batang dekat permukaan tanah bercak-bercak berwarna coklat sampai hitam dan mengecil, sehingga bibit menjadi rebah. Pengendaliannya adalah menggunakan persemaian yang bebas patogen penyakit tersebut, dan juga melakukan sterilisasi media persemaian Rukmana, 1994. 6 Manfaat Tanaman Sawi Caisim Tanaman caisim mengadung barbagai macam manfaat yang baik untuk tubuh manusia. Manfaat yang terdapat di tanaman bayam, antara lain :

a. Mencegah Resiko Penyakit Jantung