54
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara ini ditujukan kepada guru pengampu mata pelajaran matematika yang digunakan untuk keperluan analisis awal
dalam menemukan
aspek-aspek untuk
mengembangkan modul
matematika menurut pendapat guru. Selain itu tujuan dari wawancara ini untuk mendapatkan informasi tentang hambatan yang dihadapi guru dalam
penyusunan bahan ajar secara mandiri. Pedoman wawancara ini juga digunakan untuk mengetahui kesediaan sekolah sebagai tempat uji coba
penggunaan modul matematika serta untuk mengetahui karakteristik siswa. Selanjutnya data yang diperoleh dalam wawancara ini akan
dijadikan masukan dalam pembuatan modul matematika.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis melalui tahapan sebagai berikut.
1. Data kualitatif yang diperoleh dari pedoman wawancara dan angket
untuk no 7 pendapat siswa dianalisis secara kualitatif.
2. Data yang diperoleh melalui lembar penilaian modul oleh ahli, lembar
observasi, dan angket pendapat siswa untuk no 1-6 yang berupa huruf
diubah menjadi nilai kualitatif modul matematika dengan langkah-langkah sebagai berikut
a. Jenis data yang diambil berupa data kualitatif dengan menggunakan
skala Likert selanjutnya diubah menjadi kuantitatif dengan ketentuan
55
sebagai berikut.
22
Tabel 3.4.1 Aturan pemberian skala pada angket kevalidan dan
observasi Keterangan
Skor
SB sangat baik 5
B baik 4
C cukup 3
K kurang 2
SK sangat kurang 1
Tabel 3.4.2 Aturan pemberian skala pada angket Siswa Keterangan
Skor
Y Ya 3
B Biasa Saja 2
T Tidak 1
b. Setelah data terkumpul, kemudian menghitung skor rata-rata dengan
rumus berikut ini : �
̅
=
∑ �
�
Keterangan : �
̅
= skor rata – rata
∑x = jumlah skor N
= jumlah penilai c.
Mengubah nilai tiap aspek kriteria dalam masing-masing komponen modul matematika menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria kategori
penilaian dengan ketentuan dalam tabel berikut.
23
22
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1987, hlm.161
23
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,Jakarta: PT. Grafindo Persada,1987, hlm.161.
56
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian
1 �
̅
M
i
+1,5 SB
i
SangatBaik 2
M
i
+0,5 SB
i
�
̅
≤M
i
+1,5 SB
i
Baik 3
M
i
-0,5 SB
i
�
̅
≤M
i
+0,5 SB
i
Cukup 4
M
i
+1,5 SB
i
�
̅
≤M
i
- 0,5 SB
i
Kurang 5
�
̅
≤Mi-1,5 SB
i
Sangat Kurang Keterangan :
M
i
= rata – rata yang didapat dengan menggunakan rumus :
M
i
= x skor maksimal + skor minimal SB
i
= x x skor maksimal – skor minimal
=
6
x skor maksimal – skor minimal
Skor Maksimal =
∑ butir kriteria x skor tertinggi Skor minimal
= ∑ butir kriteria x skor terendah
Presentasi penilaian =
ℎ� �� � �
� ��
�
x 100 d.
Mengubah nilai tiap aspek kriteria pada modul matematika menjadi nilai kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian dengan ketentuan
penilaian seperti dijabarkan pada tabel 3.5 diatas. Hasil presentase kriteria penilaian ideal dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut.
57
Tabel 3.6 Kategori Presentase Penilaian Ideal No
Rentang skor i kuantitatif Kategori Kualitatif
1 80 x
≤ 100 Sangat Baik
2 67 x
≤ 80 Baik
3 53 x
≤ 67 Cukup
4 40
≤ x ≤ 53 Kurang
5 x 40
Sangat Kurang
3. Data Hasil Ulangan Harian
Data yang diperoleh dari ulangan harian siswa yang mengikuti uji coba lapangan dianalisis dengan teknik presentase. Hasil ulangan harian
dinilai berdasarkan pedoman penskoran dengan nilai maksimal 100. Kriteria ketuntasan minimal KKM matematika di SMA Kolese de Britto
adalah 70. Jika jumlah siswa mencapai nilai KKM berkategori tinggi atau minimal lebih dari 67 pada tabel 3.7, maka dapat disimpulkan bahwa
modul matematika yang dikembangkan efektif sebagai sumber belajar.
Analisis data hasil ulangan harian dilakukan untuk menentukan efektifitas modul matematika yang dikembangkan dengan membuat
tabulasi data hasil ulangan harian, kemudian mengkonversi data ulangan harian dengan tabel pedoman keefektifan hasil belajar
berikut.
24
24
Fr.Y.Kartika Budi.Berbagai Strategi Untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam Proses Pembelajaran Fisika di SMU, Efektivitasnya, dan Sikap Mereka pada Strategi Tersebut, Yogyakarta : USD, 2001, hlm. 54
58
Tabel 3.7 Kriteria Efektifivitas Hasil Belajar secara Kuantitatif No
Rentang skor i kuantitatif
Kategori Kualitatif
1 80 p
≤ 100 Sangat tinggi
2 67 p
≤ 80 Tinggi
3 53 p
≤ 67 Cukup
4 40
≤ p ≤ 53 Rendah
5 p 40
Sangat Rendah
p =
�ℎ �� �� � �
�ℎ � ℎ ��
x 100
Hasil belajar dikatakan efektif jika mencapai persentase ketuntasan tinggi. Sedangkan dikatakan sangat efektif jika mencapai
persentase ketuntasan sangat tinggi.
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Rancangan dan Penelitian Pengembangan
Sesuai dengan tahap-tahap pengembangan modul ADDIE, pengembangan
modul matematika adalah
1. Analysis analisis
Hal-hal yang dianalisis sebelum pengembangan modul matematika adalah sebagai berikut:
a. Analisis kurikulum dan materi
Analisis kurikulum 2006 matematika kelas XI IPA SMA semester genap maka dipilih SK Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit
fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah dibagi menjadi 3 KD Kompetensi Dasar. Dipilih dua KD yaitu Menggunakan sifat dan aturan
turunan dalam perhitungan turunan fungsi aljabar dan Merancang model matematika dari aplikasi turunan sebagai landasan penyusunan e-modul.
Bertolak pada SK dan KD di atas diharapkan e-modul dibuat dapat memenuhi indikator-indikator yang ada antara lain :
1 Menjelaskan arti fisis dari turunan di satu titik.
2 Menjelaskan arti geometris dari turunan di satu titik.
3 Menentukan
laju perubahan nilai fungsi terhadap variabel bebasnya.
4 Menggunakan aturan turunan untuk menentukan turunan fungsi