Landasan Teori PENELAAHAN PUSTAKA

4. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain gangguan ginjal, gangguan penglihatan, gangguan fungsi jantung, luka pada kaki Mahendra, 2008. Kondisi kadar glukosa darah tetap tinggi akan timbul berbagai komplikasi. Komplikasi pada diabetes melitus dibagi menjadi dua yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronis. Komplikasi akut meliputi ketoasidosis diabetic, hyperosmolar non ketotik, dan hipoglikemia. Dan yang termasuk komplikasi kronik adalah makroangiopati, mikroangiopati dan neuropati. Makroangiopati terjadi pada pembuluh darah besar makrovaskular seperti jantung, darah tepid an otak. Mikroangiopati terjadi pada pembuluh darah kecil mikrovaskular seperti kapiler retina mata, dan kapiler ginjal PERKENI, 2011.

F. Landasan Teori

Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang jumlahnya terus meningkat di berbagai negara di dunia termasuk di Indoneia. Kurangnya pengetahuan mengenai diabetes melitus dapat meningkatkan risiko timbulnya komplikasi. Untuk mengurang risiko timbulnya komplikasi maka perlu dilakukan pemberian pendidikan kesehatan mengenai diabetes melitus untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yang nantinya dapat memperbaiki sikap dan tindakan dalam pengelolaan diabetes melitus. Tujuan pendidikan kesehatan bagi masyarakat pertama-tama adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai diabetes melitus. Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya sikap dan tindakan seseorang, pengetahuan tersebut akan menjadi titik tolak perubahan sikap dan gaya hidup masyarakat. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Apabila sikap masyarakat dapat ditingkatkan maka akan mempengaruhi tindakan masyarakat terhadap diabetes melitus. Tindakan merupakan perwujudan dari pengetahuan dan sikap yang dimiliki menjadi perbuatan nyata. Pada akhirnya yang menjadi tujuan pendidikan kesehatan adalah perubahan perilaku penyandang diabetes melitus dan meningkatkan kepatuhan yang selanjutnya akan meningkatkan kualitas hidup. Dalam usaha untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan terdapat beberapa cara yang terbukti dapat meningkatkan 3 aspek perilaku tersebut yaitu metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab dan metode CBIA. Dari metode-metode tersebut, metode yang paling efektif dalam meningkatkan 3 aspek tersebut adalah metode CBIA. Metode CBIA adalah metode edukasi yang lebih menekankan pada proses belajar mandiri yang dilakukan oleh seseorang. Berbeda dengan kegiatan edukasi atau pelatihan pada umumnya, kegiatan edukasi masyarakat dengan metode CBIA dilaksanakan dengan cara melibatkan peserta secara aktif. Metode CBIA secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta dibandingkan dengan metode ceramah dan tanya jawab presentasipenyuluhan. Dengan metode CBIA, peserta dapat mengingat dengan lebih baik karena proses diskusi dilakukan secara aktif dan visual melalui pengamatan secara langsung. Metode CBIA membuat peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat dicapai lebih baik karena peserta tidak hanya mendengarkan tapi juga berdiskusi mengenai suatu masalah sehingga mendapatkan solusi dari masalah yang dapat diterima. Melalui metode CBIA ini masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat mengenai diabetes melitus. Pada penelitian ini dipilih ibu-ibu lansia sebagai subyek penelitian karena menurut Riskesdas pada tahun 2013, wanita memiliki faktor risiko lebih tinggi terkena diabetes melitus dibandingkan laki-laki khususnya ibu-ibu lansia. G. Hipotesis Terjadi peningkatan nilai secara signifikan pada posttest I dibandingkan dengan pretest dan sekurang-kurangnya terdapat satu perbedaan pada selisih nilai posttest I dengan pretest, posttest II dengan pretest, dan posttest III dengan pretest pada aspek pengetahuan, sikap dan tindakan. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu quasi experimental dengan rancangan penelitian time series. Penelitian eksperimen semu karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan randomisasi Seniati, 2008. Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah pre-post intervention dimana dilakukan pengukuran pada nilai responden sebelum intervensi pretest dan setelah intervensi posttest I. Pada penelitian ini juga dilakukan pengukuran berulang time series pada nilai responden yang dilakukan setelah intervensi dalam kurun waktu tertentu yaitu posttest II dilakukan 1 bulan setelah pemberian intervensi dan posttest III dilakukan 2 bulan setelah intervensi.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah edukasi dengan metode CBIA. 2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh responden dari menjawab kuesioner pada aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai diabetes melitus. 3. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah informasi yang diterima responden dari instansi pendidikan baik formal maupun nonformal. 4. Variabel pengacau tidak terkendali dalam penelitian ini adalah informasi yang diterima responden dari media massa.