pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat mengenai diabetes melitus dengan metode CBIA, sehingga dipilih lokasi yang penduduknya belum pernah
mendapatkan edukasi mengenai diabetes melitus sebelumnya. Subyek pada penelitian ini adalah ibu-ibu lansia yang merupakan penduduk di Kecamatan
Tegalrejo dengan kisaran usia 46-65 tahun yang bersedia mengikuti kegiatan selama periode penelitian. Peneliti memilih ibu-ibu lansia sebagai subyek
penelitian karena menurut Riskesdas pada tahun 2013, wanita memiliki faktor risiko lebih tinggi terkena diabetes melitus dibandingkan laki-laki khususnya ibu-
ibu lansia dimana terjadi peningkatan intoleransi glukosa.
1. Rumusan masalah
a. Seperti apakah karakteristik demografi responden?
b. Seperti apakah tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden
mengenai diabetes melitus sebelum CBIA, sesaat setelah CBIA, 1 bulan setelah CBIA dan 2 bulan setelah CBIA?
c. Apakah terdapat perubahan nilai pada aspek pengetahuan, sikap dan
tindakan responden mengenai diabetes mellitus sebelum dan sesudah CBIA, serta apakah terdapat perubahan selisih nilai responden sesaat, 1
bulan dan 2 bulan setelah CBIA?
2. Keaslian penelitian
Sejauh yang penulis ketahui, penelitian yang berjudul “Peningkatan
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu-Ibu Lansia di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta Tentang Diabetes Melitus D
engan Metode CBIA” belum pernah
dilakukan dan dipublikasikan oleh para peneliti sebelumnya. Penelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan dan dipublikasikan diantaranya adalah:
a. “Upaya Meningkatkan Perilaku Pasien Dalam Tatalaksana Diabetes
Melitus Dengan Pendekatan Teori Model Behavioral System Dorothy E. John
son” oleh Nur Aini, Widati Fatmaningrum dan Ah. Yusuf pada tahun 2011 yang menggunakan pendekatan teori model Behavioral
System Dorothy E. Johnson sebagai intervensi. Intervensi yang
digunakan untuk mengubah perilaku pasien dalam Behavioral System Model
yaitu regulasi eksternal, misalnya dengan cara membatasi perilaku dan menghambat respon perilaku yang tidak efektif, mengubah elemen
structure dengan tujuan untuk memotivasi pasien dengan cara
memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dan memenuhi kebutuhan subsistem dengan cara nurture, protect dan stimulate.
Penelitian Nur Aini menggunakan simple random sampling untuk merekrut responden. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada
penelitian ini digunakan edukasi dengan metode CBIA sebagai intervensi yaitu metode edukasi yang menekankan pada peran aktif peserta edukasi
dalam mencari informasi dalam diskusi kelompok kecil dan penelitian ini menggunakan non-random sampling untuk merekrut responden.
b. “Improving of Type 2 Diabetic Pasients’ Knowledge, Attitude and
Practice Towards Diabetes Self-care by Implementing Community-Based Interactive Approach-Diabetes Melitus Strate
gy” oleh Titien Siwi Hartayu, Mohamed Izham dan Sri Suryawati tahun 2012. Penelitian
tersebut bertujuan untuk meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan tentang diabetes melitus dengan metode CBIA. Pada penelitian tersebut
dipilih penyandang diabetes melitus sebagai subyek penelitian dan digunakan kelompok kontrol negatif sebagai kelompok pembanding yang
juga penyandang diabetes melitus. Sedangkan pada penelitian ini subyek penelitian yang digunakan adalah ibu-ibu lansia yang merupakan
penduduk Kecamatan Tegalrejo baik yang menyandang diabetes melitus atau pun tidak dan tidak menggunakan kelompok kontrol negatif sebagai
pembanding. c.
“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Diabetes Melitus Terhadap Perubahan Perilaku Penduduk Desa
Bulan, Wonosari, Klaten” oleh Juni Triastuti tahun 2010. Pada penelitian tersebut, parameter pengukuran
yang digunakan adalah hasil tes kadar glukosa darah dan hasil kuesioner. Sementara pada penelitian ini parameter yang digunakan adalah hasil
kuesioner saja.
3. Manfaat penelitian