penyandang diabetes melitus dapat mengelola penyakitnya dengan lebih baik, tidak terjadi komplikasi dan dapat mencapai kondisi fisik
yang optimal. Bagi masyarakat bukan penyandang diabetes melitus dapat meningkatkan kontribusi keluarga dan perannya sebagai kader
kesehatan dalam
membantu penyandang
diabetes melitus
memperbaiki hasil pengelolaan penyakit dan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperbaiki sikap serta
tindakan dalam kebiasaan sehari-hari sebagai bentuk pencegahan diabetes melitus.
2 Bagi pemerintah, dapat digunakan Dinas Kesehatan sebagai dasar
untuk evaluasi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mengenai informasi tentang diabetes melitus.
3 Bagi mahasiswa, sebagai sumber informasi dan pengetahuan
sehubungan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat mengenai diabetes melitus.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
tindakan masyarakat Kecamatan Tegalrejo mengenai diabetes melitus pada ibu-
ibu lansia dengan metode CBIA.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik demografis responden.
b. Mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden mengenai
diabetes melitus sebelum CBIA, sesaat setelah CBIA, 1 bulan setelah CBIA dan 2 bulan setelah CBIA.
c. Membandingkan perubahan nilai pada aspek pengetahuan, sikap dan
tindakan responden mengenai diabetes mellitus sebelum dan sesudah CBIA, serta membandingkan perubahan selisih nilai responden sesaat, 1
bulan dan 2 bulan setelah CBIA.
9
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan a dalah hasil dari “tahu” dan terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan berperan sebagai penyebab atau motivator bagi seseorang untuk bersikap dan berperilaku.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
Notoatmodjo, 2010. Pengetahuan adalah hasil pikir setelah pancaindra mendapatkan rangsanganinformasi yang didapat dari pengalaman dan proses
belajar yang dapat berubah dan berkembang sehingga membentuk keyakinan yang membuat individu bersikap dan berperilaku sesuai keyakinan tersebut Diyeni,
2010.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seperti pendidikan, informasimedia massa, sosial, budaya, ekonomi, lingkungan,
pengalaman, usia, dan jenis kelamin. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah orang tersebut
untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan