Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

menguji tingkat reliabilitas dari kuesioner adalah alpha cronbach yaitu pengujian untuk jenis data interval . k ∑ó b 2 r 11= 1- k – 1 ó t 2 Keterangan: : Reliabilitas Instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan : Jumlah varians butir : Varians total Reliabilitas kuisioner pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach pada taraf signifikan 5 lebih besar dari pada 0.6, maka kuesioner dikatakan reliabel Sarjono, 2011:45. Dari hasil uji coba dengan jumlah data n sebanyak 30 responden pada taraf signifikansi 5 didapat hasil seperti tabel di bawah ini: Tabel 3.12 Hasil Pengukuran Reliabilitas Variabel Koefisien Alpa Indeks Kesimpulan Minat Baca 0.6 0.844 Reliabel Disiplin Belajar 0.6 0.846 Reliabel Motivasi Belajar 0.6 0.830 Reliabel

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Untuk memperoleh hasil analisis yang lebih teliti dan terpercaya, dalam penelitian ini menggunakan analisis data dengan menggunakan program komputer Statistical Product and Service Solution SPSS. Prosedur yang digunakan dalam menganalisis data secara statistik adalah sebagai berikut 1. Pengujian Persyaratan a.Uji Normalitas Pengujian normalitas menggunakan uji sampel dari Kolmogorov- Smirnov yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel skor yang diobservasi dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar, artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis. Tes Kolmogorov-Smirnov memusatkan pada penyimpangan deviasi terbesar. Harga Fo X – Sn X terbesar dinamakan deviasi maksimum. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas adalah sebagai berikut Ghozali, 2002:35-36: D = maksimum [Fo X – Sn X] Keterangan: D = Deviasi maksimum Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi b. Uji Linieritas Pengujian linieritas menggunakan program SPSS. 16. Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikat. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan mempunyai hubungan linier jika F hitung F tabel , atau sebaliknya. Untuk pengujian linieritas ini, maka dilakukan analisis regresi. Rumus yang digunakan adalah: R 2 n-m-1 Freg = m 1- R 2 m Keterangan R 2 = koefisien determinan n = jumlah subjek yang diteliti m = jumlah variabel bebas 2. Uji Asumsi Klasik a. Heterokedastisitas Heterokedastisitas adalah suatu kejadian dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu nilai variabel bebas Supranto, 2004:68. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan uji korelasi rank dari Spearman. Rumus korelasi dari Spearman didefinisikan sebagai berikut:               1 6 1 2 2 1 n n d r s Dimana: d1 = Perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke-1 n = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS 16, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut: - Jika rs hitung rs tabel , maka terjadi heterokedastisitas - Jika rs hitung rs tabel , maka tidak terjadi heterokedastisitas b. Multikolinieritas Multikolinieritas adalah situasi adanya suatu hubungan variabel- variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi yang sempurna diantara sesama variabel-variabel bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan rumus korelasi. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS 16 diadakan analisis Collinearity Statistic. Dari analisis Collinearity Statistic akan diperoleh VIF Variance Inflation Factor. Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut: - Jika VIF 5, maka terjadi multikolinieritas - Jika VIF 5, maka tidak terjadi multikolinieritas                   ] [ ] [ 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n R XY c. Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya yang berurutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat di uji dengan jalan menghitung “The Durbin – Watson, d”. Dengan rumus sebagai berikut Supranto, 2004:116-117: Keterangan : d = Statistik Durbin – Watson et = Gangguan estimasi t = Observasi terakhir t-1 = Observasi sebelumnya Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah autokorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik d harus dibandingkan dengan tabel statistik d. Pemilihan angka dari tabel d harus memperhatikan banyaknya parameter =k, dan jumlah observasi =n, pada tingkat signifikan =a tertentu.

I. Pengujian Hipotesis

a. Analisis regresi sederhana Untuk mengetahui pengaruh dari suatu variabel lain dibutuhkan suatu analisis yang tidak hanya korelasi tetapi juga analisis regresi. Apabila Y sebagai variabel dependen variabel terikat, maka variabel lain X   2 1 1 2 t n t t t n t e e e d        merupakan variabel independen variabel bebas. Dalam analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh minat baca X 1 terhadap prestasi belajar AKL I mahasiswa Y, pengaruh disiplin belajar X 2 terhadap prestasi belajar AKL I mahasiswa Y, pengaruh motivasi belajar X 3 terhadap prestasi belajar AKL I mahasiswa Y. 1. Perumusan Hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara minat baca terhadap prestasi belajar AKL I mahasiswa. Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan antara minat baca terhadap prestasi belajar AKL I mahasiswa. 2. Persamaan regresi linier sederhana Sugiyono, 1999:204 Persamaan umum regresi linier sederhana adalah : Y = a + bX Keterangan : Y = Variabel terikat X = Variabel bebas a = nilai intecept konstan b = angka arah atau koefisien regresi Untuk menghitung harga a dan b digunakan rumus sebagai berikut: Menghitung koefisien determinasi atau 2 R dengan menguadratkan r dalam korelasi sederhana. 3. Menentukan hitung F Uji F dilakukan untuk mengetahu i pengaruh variabel bebas secara bersama - sama terhadap variabel terikat. Harga hitung F tersebut selanjutnya dibandingkan dengan tabel F . Kriteria yang digunakan untuk mencari tabel F adalah derajat kebebasan, dk = n- 2 dengan tingkat signifikansi 5. 4. Menarik kesimpulan a H diterima jika nilai hitung F tabel F dengan taraf signifikansi 5. Jika H diterima diterima artinya minat baca tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar AKL I mahasiswa. b H ditolak jika nilai hitung F tabel F dengan taraf signifikansi 5. Jika H ditolak artinya minat baca berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar AKL I mahasiswa. Pengujian hipotesis kedua dan ketiga dilakukan dengan langkah yang sama dengan pengujian hipotesis pertama b. Untuk menguji hipotesis keempat digunakan analisis regresi ganda, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perumusan hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara minat baca, disiplin belajar, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar AKL I mahasiswa. Ha : Ada pengaruh positif dan signifikan antara minat baca, disiplin belajar, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar AKL I mahasiswa. s a b g RJK RJK F Re Re  2. Mencari persamaan regresi linier ganda, dengan rumus sebagai berikut Sugiyono, 1999:217: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 Keterangan: Y = Prestasi belajar mahasiswa b 1 = Slope yang berhubungan dengan variabel X 1 b 2 = Slope yang berhubungan dengan variabel X 2 b 3 = Slope yang berhubungan dengan variabel X 3 X 1 = Variabel minat baca X 2 = Variabel disiplin belajar X 3 = Variabel motivasi belajar 3. Menentukan koefisien korelasi ganda, dengan rumus sebagai berikut Sugiyono, 1999:217: Keterangan: R xy 1,2,3 = Koefisien antara variabel X 1, X 2, X 3 b 1 = Koefisien prediktor variabel minat baca b 2 = Koefisien prediktor variabel disiplin belajar b 3 = Koefisien prediktor variabel motivasi belajar ∑ X 1 Y = Korelasi antara variabel minat baca dan prestasi belajar AKL I mahasiswa. ∑ X 2 Y = Korelasi antara variabel disiplin belajar dan prestasi belajar AKL I mahasiswa. ∑ X 3 Y = Korelasi antara variabel motivasi belajar dan prestasi belajar AKL I mahasiswa. 4. Melakukan uji F, dengan membandingkan F hitung dengan F tabel pada taraf signifikan α = 0.05 dengan db pembilang = k dan db penyebut = nk-1, hal ini digunakan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi 2 3 3 2 2 1 1 3 , 2 , 1 , Y Y X b Y X b Y X b R XY        tersebut signifikan. Rumus yang digunakan sebagai berikut Sugiyono, 1999:218: F reg = R 2 N-m-1 M1-R 2 Keterangan: F reg = Harga F garis regresiyang dicari N = Cacah kasus M = Cacah prediktor R = Koefisien korelasi antara X 1, X 2, X 3 5. Menarik kesimpulan yaitu jika F hitung F tabel , maka H o ditolak dan F hitung F tabel , maka H o diterima.

BAB IV GAMBARAN UMUM