Pengertian Budaya Jawa Budaya Jawa

20 dasar anak didik dibekali kemampuan dasar dan sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang memberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan ke jenjang berikutnya. Sedangkan dari perspektif teoritik keberhasian peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah menengah dan perguruan tinggi sangat ditentukan oleh keberhasilannya dalam mengikuti pendidikan di sekolah dasar. Kemudian dilihat dari perspektif global besarnya peranan pendidikan di sekolah dasar sangat didasari oleh semua negara di dunia dengan semakin meningkatnya investasi pemerintah pada sektor tersebut dari tahun ke tahun. Dari berbagai penjelasan di atas dapat dipahami seberapa penting pendidikan sekolah dasar membentuk karakter peserta didik yang kemudian dikembangkan pada pendidikan dijenjang selanjutnya. Pendidikan sekolah dasar sendiri merupakan bagian dari pendidikan dasar yang diselenggarakan selama enam tahun dengan standar tingkatan tertentu. Komponen penting dalam pendidikan sekolah dasar diperhatikan secara mendetail pada kompetensinya untuk meralisasikan tujuan pendidikan nasional serta diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Penerapan budaya pada pendidikan sekolah dasar membantu penanaman nilai luhur budaya bangsa sejak dini pada awal pendidikan peserta didik. Nilai budaya itu kemudian dikembangkan pada jenjang selanjutnya dan menciptakan rasa cinta pada bangsa.

B. Budaya Jawa

1. Pengertian Budaya Jawa

Budaya berasal dari bahasa sansekerta “budhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari “budhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan dalam hal ini 21 berarti segala yang berhubungan dengan bentuk suatu budaya. Tiap daerah memiliki kebudayaan masing-masing untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam hidup bermasyarakat sesuai dengan karakteristik masing-masing daerah. Kebudayaan juga merupakan salah satu ciri khas daerah tersebut. Kebudayaan itu sendiri merupakan suatu sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar Koentjaraningrat, 2009: 180. Menurut Ki Hadjar Dewantara 2011: 27-28, budaya adalah buah-buah dari suatu keluhuran budi yang sifatnya bermacam-macam, akan tetapi karena semuanya adalah buah adab, maka semua kebudayaan selalu bersifat tertib, indah, berfaidah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya. Sifat-sifat itulah yang dijadikan pedoman hidup luhur bangsa Indonesia sebagai budaya. Sifat kebudayaan yang dikemukakan di atas dapat dilihat melalui nilai-nilai budaya yang diakui dan digunakan oleh masyarakat hingga saat ini. Pengertian dan difinisi mengenai budaya di atas secara umum prinsipnya sama yaitu mengakui bahwa budaya merupakan hasil cipta manusia yang dibiasakan bahkan didapat melalui belajar untuk mneyempurnakan kehidupan. Dengan demikian hampir semua tindakan manusia yang dibiasakannya dengan belajar untuk mencapai kesempurnaan hidup bisa disebut dengan budaya. Selanjutnya Ki Hadjar Dewantara 2011: 66 kemudian membagi kebudayaan menjadi: a buah fikiran misalnya ilmu pengetahuan, pendidikan dan pengajaran; b buah perasaan misalnya segala sifat keindahan, dan keluhuran budi, kesenian, adat istiadat, kenegaraan, keadilan, keagamaan, kesosialan dan 22 sebagainya; dan c buah kemauan misalnya semua sifat perbuatan dan buatan manusia seperti industri, pertanian, perkapalan, bangunan-bangunan dan sebagainya. Pembagian jenis-jenis kebudayaan di atas berdasarkan bentuk atau buah dari suatu budaya. Bentuk-bentuk tersebut yang kemudian dikembangkan dan dijadikan suatu kebiasaan sebagai kebudayaan. Secara sederhana Joko Tri Prasetya 2004: 31 menyebutkan kebudayaan bisa dibagi menjadi dua macam berdasarkan wujudnya, yaitu: a. Kebudayaan Material lahir, yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya: rumah, alat-alat, senjata, mesin, pakain dan sebagainya. b. Kebudayaan Immaterial batin, yaitu kebudayaan seperti adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Namun budaya tidak pernah memiliki bentuk yang abadi karena budaya harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Seiring dengan kebudayaan baru yang muncul maka kebudayan lama sedikit demi sedikit akan tergeser namun jangan sampai budaya yang menjadi indentitas bangsa Indonesia hilang atau bahkan digantikan budaya bangsa lain. Rendah tingginya kebudayaan itu menunjukkan rendah tingginya budi suatu bangsa, kebudayaan tidak lain adalah sifat utuhnya suatu bangsa. Kebudayaan selalu mempunyai sifat nasional, karena rakyat yang menimbulkan kebudayaan tersebut ialah semua orang yang hidup didalam satu lingkungan alam dan satu lingkungan zaman Ki Hadjar Dewantara, 2011: 66. Kemudian Bakker 1990: 37 menyebutkan bahwa kebudayaan memiliki fungsi sebagai penciptaan dan perkembangan nilai meliputi segala apa yang ada 23 dalam alam secara fisisk, personal dan sosial, yang disempurnakan untuk realisasi tenaga manusia dan masyarakat. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa manusia memiliki peran penting dalam suatu kebudayaan. Kedudukan manusia dalam kebudayaan adalah sentral, bukan manusia sebagai ciptaan tuhan tetapi manusia sebagai pribadi pencipta suatu kebudayaan. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam kebudayaan dari berbagai suku bangsanya. Bahkan di Indonesia, budaya masyarakat tersebut yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan karena sistem nilai budaya itulah yang menjadi tingkatan tertinggi dan paling abstrak dari adat- istiadat. Suatu masyarakat yang membentuk bangsa terjadi proses pembentukan dan perkembangan budaya yang berfungsi sebagai penanda jati diri bangsa tersebut. Jati diri budaya masing-masing ditandai oleh kekhasan yang lebih rumit menyangkut berbagai unsur kebudayaannya. Di dalam masing-masing unsur kebudayaan itu terkembang penganekaragaman pula, baik yang terkait dengan fungsi sosial maupun fungsi teknisnya Edi Sedyawati, 2006: 328-329. Seperti bangsa lain Indonesia memiliki kebudayaan yang menjadi identitas bangsa. Budaya luhur dan beragam penuh nilai kemanusiaan adalah karakteristik yang dimiliki Indonesia sebagai budaya nasional. Budaya nasional dibentuk oleh budaya-budaya daerah yang merupakan karakteristik bangsa, salah satu budaya daerah yang membentuk budaya nasional adalah budaya Jawa. Pemilik kebudayaan Jawa yaitu Suku Jawa menduduki wilayah Indonesia terutama di pulau Jawa sehingga ikut menentukan karakter bangsa. Suku Jawa merupakan penduduk asli yang mendiami bagian tengah dan timur dari seluruh 24 Pulau Jawa yaitu propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Budaya juga merupakan pengikat Suku Jawa yang menunjukkan karakteristik dengan mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari hari. Kebudayaan Suku Jawa tidak merupakan suatu kesatuan yang homogen dikarenakan adanya suatu keanekaragaman yang bersifat regional. Menurut Kodiran Koentjaraningrat, 1999: 322, daerah kebudayaan Jawa itu luas yaitu meliputi seluruh bagian tengah dan timur dari pulau Jawa. Walaupun demikian ada beberapa daerah yang sering disebut daerah kejawen. Daerah itu adalah Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang, dan Kediri. Daerah di luar itu dinamakan pesisir dan ujung timur. Dilihat dari banyak daerah tempat kediaman orang Jawa terdapat berbagai variasi dan perbedaan yang bersifat yang bersifat lokal dalam beberapa unsur kebudayaannya, seperti perbedaan istilah teknis, dialek bahasa dan sebagainya namun masih merujuk pada satu pola yang sama. Keberagaman kebudayaan Jawa di setiap daerah terpusat pada dua daerah yaitu Yogyakarta dan Surakarta.

2. Unsur-unsur Budaya Jawa