BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Kotler 2008 : 6 menyatakan bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerian di mana pribadi atau organiasi memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan
pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Karena itu, kita mendefinisikan pemasaran sebagai proses di mana perusahaan menciptakan nilai
bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Proses pemasaran ditunjukan dalam lima langkah. Dalam empat langkah pertama, perusahaan berusaha untuk memahami pelanggan, menciptakan nilai
bagi pelanggan, dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Dalam langkah terakhir, perusahaan menuai hasil dari menciptakan nilai unggul bagi
pelanggan dengan menciptakan nilai bagi pelanggan, sebagai imbalannya mereka menangkap nilai dari pelanggannya dalam bentuk penjualan, laba, dan ekuitas
pelanggan dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Pemasaran 3.0
Kotler dan Kartajaya 2010 : 3 menyatakan bahwa Pemasaran telah berevolusi melalui tiga tahap yang disebut dengan pemasaran 1.0, 2.0, dan 3.0.
banyak pemasar saat ini yang masih menerapkan baik pemasaran 1.0 maupun pemasaran 2.0, dan beebrapa perusahaan telah menerapkan pemasaran 3.0.
Pemasaran 1.0 di lakukan ketika era industri dimana inti dari teknologi adalah mesin – mesin industri. Pemasaran adalah tentang menjual output produk
perusahaan kepada siapa pun yang ingin membelinya. Produk yang dihasilkan adalah produk standar yang didesain untuk memenuhi permintaan missal.
Tujuannya adalah untuk menstandarisasi dan memenuhi skala produksi hingga biaya produksinya terendah, sehingga produk – produk ini dapat dijual murah dan
terjangkau oleh banyak pembeli. Pemasaran 2.0 hadir di masa teknologi dimana intinya adalah teknologi
informasi. Pekerjaan pemasaran tidak lagi sesederhana dulu. Konsumen saat ini sangat mudah mendapat informasi dan membandingkan beberapa tawaran dari
produk yang serupa. Nilai dari suatu produk ditentukan oleh konsumen. Konsumen sangat berbeda dalam hal preferensi. Pemasar harus membuat segmen
pasar dan mengembangkan sebuah produk unggulan untuk target pasar tertentu. Consumer dapat memilih berbagai macam alternative dan karakteristik fungsional.
Pemasar berusaha meraih pikiran dan hati konsumen. Pendekatan consumer centric secara implisit menganggap konsumen adalah target pasif dari kampanye
pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
Pemasaran 3.0 adalah era yang dipicu oleh nilai – nilai values driven. Pemasar tidak memberlakukan konsumen semata – mata sebagai konsumen,
namun melakukan pendekatan dengan memandang mereka sebagai manusia seutuhnya, lengkap dengan pikiran, hati, dan spirit. Semakin banyak konsumen
yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahannya untuk menciptakan dunia yang lebih baik. Konsumen mencari perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan
terdalam mereka dalam bidang sosial, ekonomi, dan keadilan lingkungan pada misi, visi dan nilai – nilainya. Dalam produk dan jasa yang dipilih, kondumen
tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional namu juga pemenuhan spirit.
2.1.3 Green Marketing