menyampaikannya, media apa yang akan digunakan, dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan perannya sebagai penyampai
informasi, sering guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama. Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuh
dalam proses pengajaran. Karena pentingnya metode ini, maka biasanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melakukan
ceramah, dan tidak mengajar jika tidak melakukan ceramah. Sedangkan sebagai evaluator guru juga berperan dalam menentukan
alat evaluasi keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai
materi pelajaran yang disampaikan guru.
Metode ini ternyata cukup problematis, utamanya untuk siswa-siswa yang masih muda karena jangka perhatian mereka yang sangat pendek dan
kosakata yang mereka yang masih terbatas David A. Jacobsen, Paul E. Donald Kauchak 2009: 217.
Dari pengertian-pengertian Teacher Centered Learning tersebut, dapat disimpulkan bahwa TCL merupakan suatu metode pembelajaran
yang berpusat kepada guru di mana guru masih aktif sebagai pemberi informasi dan mendominasi pembelajaran dikelas, sedangkan peserta didik
pasif sebagai penerima informasi.
2. Student Centered Learning SCL
a. Definisi SCL
Menurut McCombs dalam David A. Jacobsen, Paul E. Donald Kauchak 2009: 227 pengajaran yang berpusat pada siswa SCL guru
secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa.
Menurut Wina Sanjaya 2011: 99 mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Siswa
mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gayanya sendiri. Sesuai pemaparan Wina Sanjaya, dengan demikian peran guru berubah
dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar.
Guru tak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan
mampu belajar. Inilah makna proses pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Sedangkan menurut Tina Afiatin 2005: 1, ia menjelaskan penerapan metode SCL juga menerapkan pembelajaran yang berdasarkan
pada penguasaan tingkat materi. Dalam metode SCL, maka siswa memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri
pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam deep learning dan pada akhirnya meningkatkan mutu kualitas
siswa. Secara operasional, di dalam SCL para peserta didik memiliki
keleluasaan untuk mengembangkan segenap potensinya cipta, rasa, dan karsa, mengekplorasi bidangilmu yang diminatinya secara bertanggung
jawab, membangun pengetahuan serta kemudian mencapai kompetensinya melalui proses pembelajaran aktif, interaktif, kolaboratif, kooperatif,
kontekstual dan mandiri. Student Centered Learning merupakan suatu model pembelajaran
yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses belajar. Dalam menerapkan konsep SCL, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif
dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-
sumber informasi untuk dapat menawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-
sumber yang ditemukannya. Di sisi lain, para guru beralih fungsi menjadi fasilitator, termasuk sebagai mitra pembelajaran, tidak lagi sebagai sumber
pengetahuan utama.
b. Karakteristik-karateristik Pengajaran yang berpusat pada siswa SCL