1. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan kemempuan sebuah skala untuk mengukur konsep yang dimaksudkan. Manfaat dari uji
validitas yaitu untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang
akan diteliti. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen dalam
mengukur variabel penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan mengajukan butir-butir pertanyaan kuesioner yang nantinya diberikan kepada
responden. Setelah mendapatkan data dari responden kemudian dilakukan uji construct validity dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis
CFA. Butir-butir pernyataan yang mempunyai faktor loading yang valid yaitu
≥ 0.50 menunjukkan bahwa indikator-indikator yang ada merupakan satu kesatuan alat ukur yang mengukur suatu konstruk yang sama dan
dapat memprediksi apa yang seharusnya dapat diprediksi. Item-item yang mengukur konsep yang sama akan memiliki korelasi yang tinggi dan
berkorelasi rendah dengan item-item yang mengukur konsep yang berbeda Hair et al, 2006. Hal ini ditujukan dengan muatan faktor item yang tinggi
di hanya satu faktor yang seharusnya diukur saja dan bermuatan faktor rendah pada faktor rendah yang diukur oleh item-item lain.
Hasil Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO MSA dan uji validitas dengan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan 50
responden ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Sumber: Data primer yang diolah 2015 Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan, diketahui bahwa nilai
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO MSA lebih besar dari 0,50 yaitu sebesar 0,603. Dengan demikian menunjukkan bahwa
data layak untuk dilakukan faktor analisis. Pada hasil Bartlett’s Test of Sphericity diketahui taraf signifikansi 0,000 yang berarti bahwa antar
variabel terjadi korelasi signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang ada dapat dianalisis lebih lanjut
karena memenuhi kriteria. Pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa semua item pernyataan
pada masing-masing variabel mengelompok menjadi satu dengan factor loadings diatas 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa indikator tersebut
merupakan satu kesatuan alat ukur yang mengukur satu konstruk yang sama.
Tabel 3: KMO and Bartlett’s Test
,603 2472,124
496 ,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Approx. Chi-Square df
Sig. Bartletts Test of
Sphericity
Tabel 4: Rotated Component Matrix
Component 1
2 3
4 KK1
KK2 KK3
KK4 KK5
KK6 KK7
KK8 KK9
KKP1 KKP2
KKP3 KKP4
KKP5 KKP6
KKP7 KKP8
KMV1 KMV2
KMV3 KMV4
KMV5 KMV6
KPM1 KPM2
KPM3 KPM4
KPM5 KPM6
KPM7 KPM8
KPM9
.938 .951
.963 .965
.948 .893
.900 .930
.940 .891
.903 .951
.836 .770
.453 .915
.925 .902
.872 .739
.834 .433
.903 .960
.954 .939
.765 .950
.788 .941
.736 .685
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa item pertanyaan mengelompok sesuai dengan indikatornya. Item kelompok 6 pada variabel
ketidakpuasan konsumen dinyatakan gugur karena memiliki nilai factor loadings di bawah 0,50 yaitu 0,453. Item kelompok 4 pada variabel
karakteristik kategori produk juga dinyatakan gugur karna memiliki nilai
factor loadings di bawah 0,50 yaitu 0,433, sedangkan item pertanyaan yang lain dinyatakan valid.
Setelah item kelompok 6 pada variabel ketidakpuasan konsumen dan kelompok 4 pada variabel karakteristik kategori produk dinyatakan gugur,
maka dilakukan pengujian kembali dan diketahui nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO MSA tahap 2 sebagai berikut:
Sumber: Data primer yang diolah 2015 Berdasarkan hasil pengolahan tahap 2 diketahui bahwa nilai Kaiser-
Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy KMO MSA lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar 0,619. Data ini menunjukkan bahwa data yang ada layak
untuk dilakukan faktor analisis, sedangkan pada hasil uji Bartletts Test of Sphericity diperoleh taraf signifikansi yang sama dengan sebelumnya
yaitu 0,000 yang artinya bahwa antar variabel terjadi korelasi signifikansi 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang ada dapat
dianalisis lebih lanjut karena telah memenuhi kriteria. Setelah dua item pertanyaan dinyatakan gugur dan dilakukan pengujian
kembali, diketahui bahwa semua item pernyataan pada masing-masing variabel mengelompok menjadi satu dan memiliki nilai factor loadings
,619 2398,823
435 ,000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Approx. Chi-Square df
Sig. Bartletts Test of
Sphericity
Tabel 5: KMO and Bartlett’s Test Tahap 2
lebih dari 0,5 pada tiap item pernyataannya. Hasil Rotated Component Matrix tahap 2 terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 6: Rotated Component Matrix Tahap 2
Component 1
2 3
4 KK1
KK2 KK3
KK4 KK5
KK7 KK8
KK9 KKP1
KKP2 KKP3
KKP5 KKP6
KKP7 KKP8
KMV1 KMV2
KMV3 KMV4
KMV5 KMV6
KPM1 KPM2
KPM3 KPM4
KPM5 KPM6
KPM7 KPM8
KPM9
.936 .949
.964 .966
.947 .895
.904 .930
.941 .891
.900 .950
.839 .775
.923 .929
.904
.868 .721
.848 .899
.969 .961
.946
.767 .955
.797 .945
.727 .682
Sumber: Data primer yang diolah 2015
Berdasarkan hasil uji Confirmatory Factor Analyze CFA tahap 2, diketahui bahwa semua item telah mengelompok sesuai dengan
indikatornya. Semua pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid karena nilai factor loadings yang didapat lebih dari 0,50.
2. Uji Reabilitas