33
e. Kadar Karbohidrat by diffeerence AOAC, 1995
Keterangan :
f. Analisis nilai energi Almatsier, 2001
Penentuan nilai energi makanan melalui perhitungan dapat dilakukan menurut komposisi karbohidrat, lemak, protein, serta nilai
energi makanan tersebut.
g. Kadar total serat pangan Asp et al., 1983
Sebanyak 1 gram sampel diekstrak lemaknya lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer, ditambahkan 25 ml larutan buffer Na-fosfat 0.1
M pH 6 dan dibuat menjadi suspensi kemudian aduk. Selanjutnya ditambahkan 0.1 ml enzim termamil, tutup erlenmeyer dengan
aluminium foil, dan diinkubasi dalam penangas air bersuhu 100°C selama 15 menit sambil sesekali diaduk.
Sampel diangkat dan didinginkan lalu ditambahkan 20 ml air destilata dan pH diatur menjadi 1.5 dengan menggunakan HCl 4 M.
Selanjutnya ditambahkan 100 g enzim pepsin, tutup erlenmeyer dan diinkubasi dalam penangas air bergoyang bersuhu 40°C selama 60
menit. Selanjutnya ditambahkan 20 ml air destilata dan pH diatur menjadi 6.8 dengan menggunakan NaOH kemudian ditambahkan 100
mg enzim pankreatin ditambahkan, tutup erlenmeyer dan diinkubasi dalam penangas air bergoyang bersuhu 40°C selama 60 menit. Atur
pH menjadi 4.5 dengan menggunakan HCl. Larutan sampel disaring P
= kadar protein KA
= kadar air A
= kadar abu L
= kadar lemak
Kadar karbohidrat = 100 - P + KA + A + L
Energi = 4 kkalg x kadar karbohidrat + 4 kkalg x kadar protein
+ 9 kkalg x kadar lemak
34 melalui crucible kering yang telah ditimbang beratnya porositas 2
dan ditambahkan 0.5 gram celite kering berat tepat diketahui. Pada penyaringan dilakukan pencucian dengan 2 x 10 ml air destilata.
1. Residu serat tidak larut Cuci dengan 2x 10 ml etanol 95 dan 2x 10 ml aseton.
Keringkan pada suhu 105 C sampai mencapai berat konstan
semalam. Timbang setelah didinginkan dalam desikator D1. Abukan pada suhu 550
C selama 5 jam. Timbang setelah didinginkan dalam desikator I1.
2. Filtrat serat larut Atur volume filtrat menjadi 100 ml. Tambahkan 400 ml etanol
95 hangat 60 C. Biarkan mengendap selama 1 jam. Saring
dengan crucible kering yang telah ditimbang beratnya porositas 2 dan ditambahkan 0.5 gram celite kering berat tepat diketahui.
Cuci dengan 2x 10 ml etanol 78, 2x 10 ml etanol 95 dan 2x 10 ml aseton. Keringkan pada suhu 105
C sampai mencapai berat konstan semalam. Timbang setelah didinginkan dalam desikator
D2. Abukan pada suhu 550 C selama 5 jam. Timbang setelah
didinginkan dalam desikator I2. 3. Blanko
Blanko untuk serat tidak larut dan serat larut diperoleh dengan cara seperti prosedur untuk sampel tetapi tanpa sampel B1
dan B2. Perhitungan:
serat tidak larut IDF = D1-I1- B1 x 100 Berat sampel
serat larut SDF = D2-I2- B2 x 100 Berat sampel
total serat TDF = SDF+IDF Keterangan:
D = Berat setelah pengeringan g I = Berat setelah pengabuan g
B = Berat blanko bebas abu g = D-I
blanko
35
h. Daya cerna pati in vitro Muchtadi et al., 1992 yang dimodifikasi