9
c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti meningkatkan motivasi
dan gairah belajar bagi siswa atau peserta didik, mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan
dan sumber belajar lainnya, memungkinkan siswa atau peserta didik belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya, memungkinkan siswa atau peserta
diklat dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
2. Karakteristik dan komponen modul
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai
modul. Menurut Subdit pembelajaran Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan 2008, karakteristik modul pembelajaran meliputi self instruction, self
contained, stand alone, adaptif, dan user friendly. Self instruction yaitu peserta didik mampu membelajarkan diri secara mandiri, tidak tergantung pada pihak
lain. Self contained yaitu seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Stand alone yaitu merupakan karakteristik modul yang
tidak tergantung pada bahan ajarmedia lain, atau tidak harus digunakan bersama- sama dengan bahan ajarmedia lain. Adaptif yaitu modul hendaknya memiliki
daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. User friendly yaitu modul hendaknya juga memenuhi kaidah bersahabatakrab dengan
pemakainya. Dalam pembelajaran dengan sistem modul harus memiliki karakteristik
yaitu setiap modul harus memberikan informasi dan petunjuk pelaksanaan yang jelas pada siswa. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga
mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik siswa. Pengalaman belajar dalam modul disediakan untuk membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Modul memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran secara aktif, tidak sekedar membaca dan mendengar tapi
lebih dari itu, modul memberikan kesempatan untuk bermain peran, simulasi, diskusi, dan jelajah alam sekitar. Materi pelajaran disajikan secara logis dan
10
sistematis. Setiap modul memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar siswa Suprawoto 2009.
Selain karakteristik, hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun modul adalah komponen-komponen penyusun modul. Menurut Sudjana dan Rivai
2003 komponen-komponen yang terdapat dalam modul meliputi: a
Pedoman guru, berisi petunjuk-petunjuk agar guru mengajar secara efisien serta memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa, waktu untuk menyelesaikan modul, alat-alat pengajaran yang harus dipergunakan, dan petunjuk-petunjuk evaluasinya.
b Lembaran kegiatan siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa.
Susunan materi sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, disusun langkah demi langkah sehingga mempermudah siswa belajar. Dalam
lembaran kegiatan tercantum kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.
c Lembaran kerja, menyertai lembaran kegiatan siswa yang dipakai untuk
menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah-masalah yang harus dipecahkan.
d Kunci lembaran kerja, berfungsi untuk mengevaluasi atau mengoreksi sendiri
hasil pekerjaan siswa. Bila terjadi kekeliruan dalam pekerjaannya, siswa bisa meninjau kembali pekerjaannya.
e Lembaran tes, merupakan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan tujuan
yang telah dirumuskan dalam modul. Lembaran tes berisi soal-soal guna menilai keberhasilan siswa dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam
modul f
Kunci lembaran tes, merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang dilaksanakan oleh para siswa sendiri.
3. Kiat dan langkah menyusun modul