Koefisien Input Analisis Input-Output Interregional

TW ij = total output sektor ke-i tahun tertentu yang sudah diberi pembobotan kriteria T i = total output sektor ke-i tahun tertentu hasil dari optimasi TB i = pendugaan atas total output sektor ke-i pada tahun tertentu FW i = total final demand sektor ke-i tahun tertentu yang sudah diberi pembobotan kriteria F i = total final demand sektor ke-i tahun tertentu hasil dari optimasi FB i = pendugaan atas total final demand sektor ke-i pada tahun tertentu MW j = total impor sektor ke-i tahun tertentu yang sudah diberi pembobotan kriteria M j = total impor sektor ke-i tahun tertentu hasil dari optimasi = pendugaan atas total impor sektor ke-i pada tahun tertentu

3.3.2 Analisis Input-Output Interregional

Beberapa model yang digunakan di dalam melakukan analisis terhadap suatu tabel I-O, yaitu: a koefisien input atau koefisien teknis, b keterkaitan langsung ke depan maupun ke belakang, c keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan maupun ke belakang, d angka pengganda atau multiplier, e daya penyebaran, serta f derajat kepekaan.

3.3.2.1 Koefisien Input

Analisis tabel-tabel dasar ini diperlukan dalam membuat analisis deskriptif. Tabel I-O Interregional updating Tahun 2005 pada dasarnya adalah tabel yang menyajikan informasi statistik yang menggambarkan besarnya nilai transaksi barang dan jasa antarsektor ekonomi di wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek. Beberapa indikator atau variabel dapat dianalisis dalam tabel-tabel dasar, antara lain: 1 Peranan dan potensi wilayah menurut lokasinya. 2 Konsentrasi industri menurut wilayah yang rnemperlihatkan sebaran industri menurut ragam kegiatan lapangan usahanya. 3 Tingkat saling ketergantungan antarwilayah, baik yang mencakup sektor- sektor produksi, seperti penyediaan bahan baku maupun yang berkaitan dengan sektor-sektor pengguna, seperti penyediaan barangjasa permintaan akhir final demand. Untuk keperluan analisis pada metode analisis metode I-O, parameter yang paling utama adalah koefisien input atau koefisien teknologi a ij secara matematis dinyatakan sebagai berikut: j ij ij X X a = atau X ij = a ij . X j a ij = rasio antara banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input j x ij terhadap total input sektor j x j koefisien a ij menyatakan keterkaitan langsung suatu sektor baik ke depan maupun ke belakang terhadap sektor lainnya dalam suatu perekonomian wilayah direct backwardforward linkage. Dengan demikian, tabel I-O secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: a 11 x 1 + a 12 x 2 + ... a 1j x j ... + a 1n x n + F 1 = X 1 a 21 x 1 + a 22 x 2 + ... a 2j x j ... + a 2n x n + F 2 = X 2 : : : : : : a i1 x 1 + a i2 x 2 + ... a ij x j ... + a in x n + F i = X i : : : : : : A n1 x 1 + A n2 x 2 + ... a ij x n ... + A nn x n + F n = X n Atau             =             +                         n i n i n i nn n n ij n n X X X X F F F F x x x x a a a a a a a a a a 2 1 2 1 2 1 2 1 2 22 21 1 12 11 L M M M L L A X F X Dengan notasi matriks dapat dirumuskan sebagai berikut: AX + F = X Matriks A merupakan matriks koefisien input hubungan langsung antar sektor, dengan demikian maka: X – AX = F 1-A X = F X = 1-A -1 F, matriks I-A dikenal dengan matriks Leontief, merupakan parameter penting di dalam analisis I-O. Invers matriks tersebut, matriks I-A-1 atau B adalah matriks yang menyatakan hubungan langsung dan tidak langsung antarsektor dalam suatu perekonomian wilayah direct and indirect forward backward linkage. Karena X = I-A-1 F atau X = B F, dimana B merupakan elemen-elemen koefisien dalam invers matriks Leontief, maka peningkatan output produksi X, merupakan akibat permintaan F terhadap sektor tersebut, besarnya output produksi sektor i ditentukan oleh besarnya koefisien B, semakin besar koefisiennya maka semakin besar pula output pada sektor tersebut.

3.3.2.2 Keterkaitan langsung ke depan