komunikasi, perkebunan, serta kehutanan. Kuadran keempat terdiri dari sektor peternakan, restoran dan hotel, angkutan darat, angkutan udara,
angkutan laut, jasa penunjang angkutan, jasa sosial dan kemasyarakatan, jasa hiburan, serta jasa perorangan.
Dari uraian diatas maka dapat dijelaskan bahwa sektor-sektor yang berada di kuadran pertama sangat penting sebagai sektor atau kegiatan
antara yang menghubungkan sektor-sektor di hulu dan hilir, sehingga sektor-sektor yang berada di kuadran kedua ini harus ditingkatkan
keberadaan baik jumlah aktifitas maupun nilai output atau produksi yang dihasilkan. Sektor-sektor pada kuadran kedua hendaknya dapat
memanfaatkan secara optimal sektor-sektor di hulu untuk mendukung aktifitas atau dalam kegiatan produksi sehingga dapat mengerakan nilai
total ekonomi wilayah secara siginifikan. Sedangkan sektor-sektor pada kuadran ketiga ini cenderung
sebagai sektor pendukung bagi pengembangan sektor-sektor lain baik di kegiatan atau industri di hulu maupun di hilir khususnya terhadap kegiatan
produksi domestik. Sektor-sektor pada kuadran keempat ini hendaknya dapat menggerakkan sektor-sektor hilir atau dengan kata lain harus
diciptakan akti vitas yang dapat memanfaatkan secara optimal sektor-sektor pada kuadran ketiga baik sebagai bagian dalam kegiatan produksi maupun
sebagai sarana prasarana atau komponen pendukung dalam kegiatan produksi sehingga dapat menggerakan nilai total ekonomi wilayah secara
signifikan.
5.2 Analisis Pengganda
Analisis lain yang dapat dilakukan dengan menggunakan tabel input output adalah analisis pengganda atau analisis angka pengganda. Analisis
pengganda yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengganda output, pengganda pendapatan, pengganda nilai tambah, pengganda pajak, serta
pengganda impor.
5.2.1 Pengganda Output
Analisis pengganda output digunakan untuk mengetahui pengaruh pengembangan suatu sektor terhadap pertumbuhan output di Indonesia.
Output disini meliputi output antara yang digunakan oleh sektor perekonomian sebagai bahan input dan output yang langsung dikonsumsi.
Sektor-sektor yang mempunyai pengganda output besar di DKI Jakarta sebagaimana ditunjukkan pada T abel 21 adalah sektor jasa
hiburan, listrik dan air minum, angkutan laut, pemerintah dan hankam, serta restoran dan hotel. Sedangkan untuk Bodetabek dapat dilihat bahwa
sektor-sektor yang memiliki nilai pengganda output besar adalah sektor angkutan udara, bangunan, industri, listrik dan air minum, serta angkutan
darat. Di Sisa Indonesia, sektor-sektor yang memiliki pengganda output besar adalah sektor angkutan udara, angkutan laut, restoran dan hotel,
bangunan, serta listrik dan air minum. Pengembangan sektor-sektor tersebut di atas akan memberikan
dampak yang cukup besar di dalam perekonomian Indonesia. Sektor - sektor ini mempunyai keterkaitan sangat besar dengan sektor lainnya
sebagai bahan input produksinya, sehingga setiap ada tambahan satu unit permintaan akhir maka sektor-sektor tersebut akan menggerakkan sektor
lainnya untuk meningkatkan outputnya. Nilai pengganda output terbesar di DKI Jakarta adalah sektor jasa hiburan yaitu sebesar 1.6427. Nilai ini
berarti jika permintaan akhir sektor jasa hiburan di DKI Jakarta meningkat sebesar satu rupiah maka total permintaan output diseluruh Indonesia
meningkat sebesar 1.6427 rupiah. Besarnya nilai pengganda di sektor jasa hiburan di DKI Jakarta karena sektor tersebut memiliki kekuatan yang
paling besar di antara sektor-sektor lainnya dalam hal pemanfaatan output suatu sektor terhadap sektor-sektor yang lain.
Sektor jasa hiburan yang memiliki pengganda tertinggi di DKI Jakarta dapat disebabkan karena sektor tersebut salah satunya terdiri dari
periklanan. Seperti yang dikemukan oleh Chatib 2005, kuatnya pertumbuhan sektor konsumsi ini bakal menghela pertumbuhan bisnis
periklanan. Hausnya masyarakat akan hiburan diperkirakan membuat bisnis hiburan, seperti production house, pertunjukan musik, produksi film
dan rekaman, diperkirakan juga terus tumbuh tinggi. Wilayah Bodetabek nilai pengganda output terbesar adalah sektor
angkutan udara yaitu sebesar 2.1843. Nilai ini berarti jika permintaan akhir sektor angkutan udara di Bodetabek meningkat sebesar satu rupiah maka
total permintaan output diseluruh Indonesia meningkat sebesar 2.1843
rupiah. Sedangkan untuk Sisa Indonesia, nilai pengganda output terbesar adalah sektor angkutan udara yaitu sebesar 2.0570. Nilai ini berarti jika
permintaan akhir sektor angkutan udara di Bodetabek meningkat sebesar satu rupiah maka total permintaan output diseluruh Indonesia meningkat
sebesar 2.0570 rupiah. Tabel 21 Nilai pengganda output di masing-masing wilayah terhadap seluruh
wilayah Indonesia, 2005
No. Sektor Perekonomian
DKI Jakarta Rank
Bodetabek Rank
Sisa Indonesia Rank
1 Tanaman Bahan Makanan
1.1489 21
1.3343 18
1.1460 22
2 Perkebunan
1.2085 20
1.1608 21
1.3220 17
3 Peternakan
1.4360 10
1.4253 14
1.8149 7
4 Kehutanan
0.0000 22
1.2085 20
1.2465 20
5 Perikanan
1.2179 19
1.4559 13
1.3435 16
6 Pertambangan dan Penggalian
1.3431 15
1.4059 15
1.1568 21
7 Industri
1.3950 12
1.9601 3
1.8243 6
8 Listrik dan Air Minum
1.5890 2
1.9283 4
1.9022 5
9 Bangunan
1.3948 13
2.0350 2
1.9466 4
10 Perdagangan
1.2271 18
1.6539 8
1.5227 14
11 Restoran dan Hotel
1.5039 5
1.6989 6
1.9521 3
12 Angkutan Darat
1.3566 14
1.7013 5
1.8130 8
13 Angkutan Udara
1.4515 9
2.1843 1
2.0570 1
14 Angkutan Laut
1.5711 3
0.0000 22
1.9793 2
15 Jasa Penunjang Angkutan
1.4058 11
1.4568 12
1.6997 10
16 Komunikasi
1.4691 8
1.4612 11
1.2494 19
17 Bank Lembaga Keuangan Lainnya
1.2507 17
1.5119 9
1.3040 18
18 Usaha Bangunan Jasa Perusahaan
1.4773 7
1.3793 17
1.4185 15
19 Pemerintah dan Hankam
1.5475 4
1.5113 10
1.5510 13
20 Jasa Sosial Kemasyarakatan
1.4827 6
1.6635 7
1.6350 11
21 Jasa Hiburan
1.6427 1
1.2851 19
1.6257 12
22 Jasa Perorangan
1.2722 16
1.3845 16
1.7099 9
Sumber: Hasil Analisis
Apabila melihat sektor yang memiliki kontribusi PDRB terbesar di DKI Jakarta, maka sektor bank dan lembaga keuangan adalah yang paling
tinggi dibandingkan sektor lainnya. Sedangkan nilai pengganda sektor tersebut tidak besar, atau dampak secara nasional sangat kecil sekali
dibandingkan dengan sektor jasa hiburan yang memiliki nilai pengganda output terbesar di DKI Jakarta. Hal ini dapat diartikan bahwa sektor bank
dan lembaga keuangan lainnya yang merupakan mediasi bagi simpul ekonomi secara nasional tidak berfungsi sebagaimana mestinya, malah
hanya terjadi akumulasi modal di DKI Jakarta saja.
Tabel 22 Nilai pengganda output di Indonesia, 2005
No. Sektor Perekonomian
DKI-DKI DKI-
Bodetabek DKI -ROI
Bodetabek- DKI
Bodetabek- Bodetabek
Bodetabek- ROI
ROI-DKI ROI-
Bodetabek ROI-ROI
1 Tanaman Bahan Makanan
1.1029 0.0086
0.0097 0.0042
1.2688 0.0019
0.0416 0.0563
1.1344 2
Perkebunan 1.1145
0.0129 0.0214
0.0074 1.1057
0.0051 0.0851
0.0419 1.2955
3 Peternakan
1.3142 0.0079
0.0374 0.0233
1.3619 0.0172
0.0963 0.0544
1.7603 4
Kehutanan 0.0000
0.0132 0.0231
0.0000 1.1292
0.0077 0.0000
0.0655 1.2157
5 Perikanan
1.1233 0.0247
0.0331 0.0048
1.3306 0.0155
0.0876 0.0995
1.2950 6
Pertambangan dan Penggalian 1.2895
0.0337 0.0084
0.0020 1.1919
0.0039 0.0509
0.1793 1.1445
7 Industri
1.2816 0.0180
0.0533 0.0096
1.7796 0.0263
0.1022 0.1604
1.7448 8
Listrik dan Air Minum 1.4344
0.0233 0.0260
0.0037 1.4983
0.0081 0.1495
0.4035 1.8681
9 Bangunan
1.2170 0.0397
0.0887 0.0107
1.6270 0.0265
0.1493 0.3647
1.8315 10
Perdagangan 1.1818
0.0401 0.0645
0.0030 1.4108
0.0135 0.0418
0.1961 1.4447
11 Restoran dan Hotel
1.2758 0.0215
0.0624 0.0308
1.4790 0.0240
0.1959 0.1938
1.8657 12
Angkutan Darat 1.2351
0.0470 0.1003
0.0030 1.3984
0.0318 0.1178
0.2531 1.6809
13 Angkutan Udara
1.2933 0.1393
0.1239 0.0052
1.6289 0.0566
0.1523 0.4084
1.8765 14
Angkutan Laut 1.4119
0.0000 0.1028
0.0047 0.0000
0.0543 0.1535
0.0000 1.8223
15 Jasa Penunjang Angkutan
1.3296 0.0251
0.0606 0.0027
1.2814 0.0193
0.0724 0.1489
1.6198 16
Komunikasi 1.4149
0.0670 0.0403
0.0023 1.2778
0.0091 0.0503
0.1152 1.2000
17 Bank Lembaga Keuangan Lainnya
1.2274 0.0913
0.0265 0.0009
1.3317 0.0055
0.0223 0.0879
1.2720 18
Usaha Bangunan Jasa Perusahaan 1.4156
0.0243 0.0625
0.0027 1.2137
0.0178 0.0577
0.1401 1.3383
19 Pemerintah dan Hankam
1.4464 0.0469
0.0452 0.0061
1.2460 0.0176
0.0935 0.2168
1.4881 20
Jasa Sosial Kemasyarakatan 1.4000
0.1116 0.0564
0.0078 1.4516
0.0217 0.0740
0.0991 1.5569
21 Jasa Hiburan
1.5371 0.0128
0.0468 0.0099
1.2201 0.0153
0.0950 0.0492
1.5636 22
Jasa Perorangan 1.2326
0.0145 0.0467
0.0040 1.3048
0.0194 0.0351
0.0644 1.6438
Sumber: Hasil Analisis
Selain itu, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya memiliki nilai miltiplier output lebih rendah dibandingkan dengan wilayah Bodetabek dan
Sisa Indonesia, padahal dari struktur perekonomian di Indonesia, sektor tersebut merupakan sektor yang paling dominan di DKI Jakarta di
bandingkan dengan wilayah lainnya. Secara umum dapat dilihat pada Tabel 22, bahwa di DKI Jakarta
terjadi efek pengurasan backwash effect , yang ditunjukkan dari nilai pengganda output yang berasal dari DKI Jakarta terhadap wilayah DKI
Jakarta itu sendiri lebih besar dibandingkan terhadap wilayah lainnya, yaitu Bodetabek dan Sisa Indonesia. Hal ini menyebabkan pengembangan
suatu sektor dapat meningkatkan output yang tinggi hanya di DKI Jakarta. Sedangkan dampak peningkatan output di wilayah lainnya lebih kecil dari
pada wilayahnya sendiri. Efek pengurasan backwash effect ini menghampat perkebangan wilayah lainnya.
5.2.2 Pengganda Pendapatan