Angket Teknik Pengumpulan Data

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan 2 variabel yaitu variabel independen bebas dan variabel dependen terikat. Variabel independen bebas dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana. Media yang digunakan di kelompok ekperimen yaitu media slide presentasi, sedangkan media yang digunakan di kelompok kontrol yaitu media gambar. Variabel dependen terikat dalam penelitian ini adalah minat dan hasil belajar siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 06 Tegalsari, Kabupaten Pemalang.

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Data

Data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan Riduwan 2010: 31. Data yang akan peneliti kumpulkan yakni data minat dan data hasil belajar siswa.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan data yang akan dikumpulkan yakni data minat dan data hasil belajar siswa, maka peneliti harus menentukan teknik pengumpulan data yang tepat untuk kedua data tersebut. Ada dua teknik pengumpulan data yang peneliti pilih yaitu:

3.4.2.1 Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono 2011:142. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur variabel minat belajar siswa. Uma Sekaran 1992 dalam Sugiyono 2011: 142-144 menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: 1 isi dan tujuan pertanyaan; 2 bahasa yang digunakan; 3 tipe dan bentuk pertanyaan; 4 pertanyaan tidak mendua; 5 tidak menanyakan yang sudah lupa; 6 jawaban tidak menggiring; 7 panjang pertanyaan; 8 urutan pertanyaan; 9 prinsip pengukuran; 10 penampilan fisik angket. Instrumen penelitian yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus memiliki skala Sugiyono 2011: 92. Skala untuk angket menggunakan skala sikap. Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat dan perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan Sudjana 2012: 77. Sikap hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku seseorang. Sikap juga diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang pada dirinya. Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Skala sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolaknya, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan harus dibagi menjadi ke dalam dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif Sudjana 2012: 80. Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positf maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pendapat, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor yang diberikan terhadap pilihan tersebut bergantung pada penilai asal penggunaannya konsisten. Yang jelas, skor untuk pernyataan positf dan pernyataan negatif adalah kebalikannya Sudjana 2012: 80. Lebih jauh lagi data hasil skala sikap sebenarnya menyerupai data hasil tes, yakni diperolehnya data interval dalam bentuk skor total untuk setiap siswa. Dengan demikian, dapat diolah seperti mengolah data hasil tes. Misalnya dicari rata-rata atau simpangan baku, bergantung pada tujuan pengolahan data tersebut Sudjana 2012: 133. Menurut Yonny 2010: 176-177, cara menghitung persentase angket minat siswa adalah sebagai berikut: Keterangan: = Persentase minat belajar = Skor keseluruhan yang diperoleh siswa = Jumlah siswa = Jumlah skor maksimum Data hasil pengisian angket minat siswa dibuat klasifikasi dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Keaktifan Siswa Tingkat Keaktifan Kriteria 75 ‐100 50 ‐74,99 25 ‐49,99 ‐24,99 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

3.4.2.2 Tes

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN 01 GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

6 24 21

KEEFEKTIFAN METODE MATEMATIKA GASING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR KELILING BANGUN DATAR SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KALIPANCUR KABUPATEN PEKALONGAN

6 42 261

KEEFEKTIFAN MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI TUNON 2 KOTA TEGAL

0 7 327

Keefektifan Penggunaan Media Kartu Domica terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pecahan di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 02 Dan 03 Semingkir Pemalang

1 36 303

KEEFEKTIFAN MEDIA “CROOSS TWOO COLOURURS” TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEJAMBON TEGAL

1 60 279

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI BANGUN DATAR SISWA KELAS III SD NEGERI RANDUGUNTING 3 KOTA TEGAL

0 66 217

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI KEMANDUNGAN 03 TEGAL

2 8 284

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI BANGUN DATAR MELALUI PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH DI SEKOLAH DASAR NEGERI TEGALSARI 4 TEGAL

0 8 258

Miskonsepsi pada pembelajaran matematika materi bangun datar segitiga kelas IV Sekolah Dasar.

0 2 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN DATAR SEDERHANA DI KELAS I SEKOLAH DASAR

0 0 8