kurikulum  rencana  pembelajaran  jangka  panjang,  merancang  bahan-bahan pembelajaran,  dan  membimbing  pembelajaran  di  kelas  atau  yang  lain.  Menurut
Rusman 2012:133 model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikannya. Ciri-ciri  model  pembelajaran  menurut  Rusman  2012:136  sebagai
berikut: 1 Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu, 2 Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, 3 Dapat dijadikan pedoman
untuk  perbaikan  kegiatan  belajar  mengajar  di  kelas,  4  Memiliki  bagian-bagian model  yang  dinamakan:  urutan  langka-langkah  pembelajaran  syntax,  adanya
prinsip-prinsip rekasi, system sosial, dan system pendukung, 5 Memiliki dampak sebagai  akibat  terapan  model  pembelajaran,  yaitu  hasil  belajar,  6  Membuat
persiapan  mengajar  desain  instruksional  dengan  pedoman  model  pembelajaran yang dipilihnya.
2.5 Kajian tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
STAD  Students  Team  Achievement  Division  merupakan  salah  satu model  pembelajaran  kooperatif  yang  sederhana  dan  merupakan  model  yang
paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif Slavin, 2010:143. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan
kelompok-kelompok  kecil  dengan  jumlah  anggota  tiap  kelompok  empat  sampai lima orang siswa secara heterogen, yaitu dalam setiap kelompok terdiri atas siswa
laki-laki  dan  perempuan,  terdapat  siswa  dengan  kemampuan  tinggi,  sedang  dan
rendah,  dalam  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  pelaksanaannya  diawali dengan  penyampaian  tujuan  pembelajaran,  penyampaian  materi,  kegiatan
kelompok dan penghargaan kelompok Trianto,2007:52. Menurut  Slavin  2010:143  STAD  mempunyai  lima  komponen  utama
yaitu  Presentasi  kelas,  Tim,  Kuis,  Skor  Kemajuan  Individual,  Rekognisi  Tim. Dalam  Presentasi  kelas  pelaksanaannya  adalah  materi  dalam  STAD  pertama-
tama  diperkenalkan  dalam  presentasi  di  dalam  kelas.  Ini  merupakan  pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin
oleh  guru.  Bedanya  presentasi  dalam  pengajaran  biasanya  hanyalah  bahwa presentasi tersebut harus benar-benar berfokus pada unit STAD. Sedangkan Tim
disini  adalah  faktor  yang  paling  penting  dalam  STAD.  Pada  tiap  poinnya  yang ditekankan adalah membuat anngota tim melakukan yang terbaik untuk tim.
Kuis merupakan langkah selanjutnya setelah sekitar satu atau dua periode setelah  guru  memberikan  presentasi  dan  praktek  tim,  para  siswa  akan
mengerjakan  kuis  individual.  Para  siswa  tidak  diperbolehkan  saling  membantu dalam  mengerjakan  kuis.  Skor  kemajuan  siswa  bertujuan  agat  tiap  siswa  dapat
memberikan  kontribusi  pula  yang  maksimal  kepada  timnya  dalam  setiap  sistem skor  ini,  tetapi  tidak  ada  siswa  yang  dapat  melakukannya  tanpa  memberikan
usaha mereka tyang terbaik. Tiap siswa diberikan skor awal  yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis  yang sama.
Siswa  selanjutnya  akan  mengumpulkan  poin  untuk  tim  mereka  berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka. Langkah terakhir adalah Rekognisi tim,  Tim
akan mendapatka sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-
rata  mereka  mencapai  kriteria  tertentu.  Skor  tim  siswa  dapat  juga  digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.
Menurut  Trianto  2007:52  pembelajaran  kooperatif  tipe  STAD  juga membutuhkan  persiapan  yang  matang  sebelum  kegiatan  pembelajaran
dilaksanakan,  diantaranya  yaitu:  a  perangkat  pembelajaran,  b  membentuk kelompok  kooperatif,  c  menentukan  skor  awal,  d  pengaturan  tempat  duduk,
e  kerja  kelompok.Sementara  itu  langkah-langkah  atau  fase-fase  pembelajaran kooperatif  tipe  STAD  terdiri  dari  enam  fase  Ibrahim  dalam  Trianto2007:53
yaitu: 1.  Fase I: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2.  Fase II: menyajikan atau menyampaikan informasi 3.  Fase III: mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
4.  Fase IV: membimbing kelompok bekerja dan belajar 5.  Fase V: evaluasi
6.  Fase VI: memberi penghargaan Tahapan-tahapan  yang  dilakukan  oleh  guru  untuk  penghargaan  atas
keberhasilan  kelompok  dalam  pembelajaran  kooperatif  STAD  Trianto,2007:55- 56 yaitu:
1.  Menghitung skor individu Menurut  Slavin  skor  perkembangan  individu  dapat  dihitung  seperti  tabel
berikut:
Tabel 2.1Perhitungan Skor Perkembangan
No  Nilai tes Skor
perkembangan 1.
Lebih dibawah 10 poin skor dasar 0 poin
2 10 poin di bawah sampai 1 poin di bawah skor dasar
10 poin 3
Skor dasar sampai 10 poin di bawah skor dasar 20 poin
4 Nilai sempurna tanpa memperhatikan skor dasar
30  poin Sumber: Slavin 2010:70
2.  Menghitung Skor Kelompok Skor  kelompok  ini  dihitung  dengan  membuat  rata-rata  skor  perkembangan
anggota  kelompok.  Sesuai  dengan  rata-rata  skor  perkembangan  kelompok diperoleh kategori skor kelompok seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2Tingkat Perkembangan Kelompok
Rata-rata tim Penghargaan
15  N  20 Tim Baik
20  N  25 Tim Hebat
N  25 Tim super
Sumber: Slavin 2010:70 3.  Pemberian  hadiah  dan  pemberian  skor  kelompok  setelah  masing-masing
kelompok  memperoleh  predikat,  guru  memberikan  penghargaan  kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.
Menurut  Suwarso1998:22  kelebihan  pembelajaran  kooperatif  tipe STAD  yaitu:  1  membantu  siswa  mempelajari  isi  materi  pelajaran  yang  sedang
dibahas,  2  adanya  anggota  kelompok  yang  menghindari  kemungkinan  siswa memperoleh  nilai  rendah  karena  siswa  akan  dibantu  oleh  anggota  kelompoknya,
3  menjadikan  siswa  mampu  belajar  berdebat,  belajar  mendengarkan  pendapat
orang lain dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama, 4 menghasilkan  pencapaian  belajar  siswa  yang  tinggi,  menambah  harga  diri  dan
memperbaiki hubungan dengan teman sebaya, 5 hadiah atau penghargaan  yang diberikan  akan  memberi  dorongan  bagi  siswa  untuk  mencapai  hasil  yang  lebih
tinggi,  6  siswa  yang  lambat  berpikir  dapat  dibantu  untuk  menambah  ilmu pengetahuan,  7  pembentukan  kelompok-kelompok  kecil  memudahkan  guru
untuk memonitor siswa untuk bekerja Sedangkan menurut  Lie  2004:22  kekurangan pembelajaran kooperatif
tipe  STAD  yaitu:  1  kekhawatiran  bahwa  akan  terjadi  kekacauan  di  kelas  dan siswa  tidak  belajar  jika  diterapkan  dalam  grup,  2  banyak  siswa  tidak  senang
disuruh untuk bekerja sama dengan orang lain, 3 siswa yang tekun merasa harus bekerja  melibihi  siswa  yang  lain  dalam  grup  mereka,  sedangkan  siswa  yang
kurang  mampu  merasa  minder  ditempatkan  dalam  satu  grup  dengan  siswa  yang lebih  pandai.  Siswa  yang  tekun  juga  merasa  timnya  yang  kurang  mampu  hanya
menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.
2.6 Kajian tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT