Pergeseran Nilai – nilai Sistem Kerja Lokal Pada Pedesaan

24 Seiring berkembangnya teknologi pada sektor petanian serta adanya pemikiran kearah peningkatan produksi secara cepat dan berklanjutan, berdampak kepada perubahan alat pengolah lahan atau tanah, penggunaan bajak dengan tenaga kerbau sudah mulai ditinggalkan dan beralih menggunakan jasa traktor yaitu alat yang menggunakan tenaga mesin sebagai penggeraknya, dengan bentuk yang di rancang menyerupai kendaraan bermotor serta mengunakan bahan bakar, alat ini disebut dengan traktor. Penggunaan alat pengolahan lahan yang menggunakan kekuatan tenaga mesin traktor dipandang lebih produktif serta efisien, karena dalam penggunaannya manusia yang mengendalikan alat tersebut. Sehingga tanah akan lebih cepat diolah dan ditanami.

2.5 Pergeseran Nilai – nilai Sistem Kerja Lokal Pada Pedesaan

Petani di Indonesia saat ini mengalami pergeseran nilai – nilai lokal dengan seiring majunya teknologi atau alat – alat yang mereka pergunakan pada sektor pertanian saat ini, sistem pertanian yang mereka pakai, topogrfi atau kondisi – kondisi fisik-geografik lainnya. Dengan mekanisasi pertanian yang modern dan berwawasan agribisnis dikembangkan dan dibangun dari pertanian Sistem Kerjaonil melalui proses modernisasi. Adanya modernisasi mekanisasitekhnologi pertanian di satu sisi mengakibatkan naiknya tingkat rasionalitas, sementara pada sisi lain mengakibatkan lunturnya nilai-nilai kepercayaan nilai agama, nilai gotong royong solidaritas dan nilai seni mengalami komersialisasi. Nilai yang sangat dominan mengalami pergeseran adalah naiknya tingkat rasinolitas, orientasi finansial sebagai dampak kebijaksanaan pembangunan yang lebih memprioritaskan pembangunan ekonomi yang diikuti oleh pesatnya penerapan Universitas Sumatera Utara 25 ilmu dan teknologi. Sehinga pergeseran nilai dan peran sosial budaya terjadi, karena modernisasi menurut Schoorl 1991 tidak sama persis dengan pembangunan. Adapun nilai Sistem Kerja Lokal yang mulai tergeser adalah : 1. Nilai Kebersamaan Pudarnya nilai kebersamaan yang terjadi pada petani padi, tentunya tidak terjadi begitu saja, namun telah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian masyarakat petani mulai berubah, sehingga meninggalkan kebiasaan-kebiasan Sistem Kerja dahulu Sistem Kerjaonal menjadi modern. Dan mengakibatkan mulai luntur kebersamaan antar petani sehingga terjadinya pudarnya solidaritas petani padi dan menjadi petani yang individual. Selain itu adanya sistem tolong menolong, yaitu dalam tambahan tenaga bantuan dalam pekerjaan pertanian tidak disewa tetapi tolong menolong secara bergantian serta pudarnya nilai kebersamaan dalam Penyelesaian masalah menggunakan musyawarah dimana masyarakat berkumpul untuk membahas masalah yang terjadi saat itu di desa. Hal ini terjadi karena perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat desa. Dimana Mordenisasi yang terjadi di dalam masyarakat desa mengubah hubungan sosial dan gaya hidup pedesaan berubah dan menyesuaikan diri dengan hubungan dan gaya hidup modern, sesuai dengan kemampuan dan akses yang dimiliki. Dalam Pengaruh aspek ekonomis saat ini sangatlah kuat, dan besarnya pengaruh peranan sistem kapitalisme modern. Dengan semaikin besarnya peranan sistem modern dan ditunjang oleh sains-teknologi dan mekanisme yang menjadi inti dari proses globalisasi, membuat aspek ekonomis menjadi kekuatan yang sangat besar pengaruhnya dalam proses perubahan di desa. Universitas Sumatera Utara 26 2. Nilai Agama kepercayaan, Nilai kepercayaan selalu mendominasi dalam setiap langkah para petani sangat berperan penting dalam menjalankan kehidupan dengan tata cara dari kepercayaan yang diyakini, Kenyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya kebiasan para petani yang mencari dan menentukan hari dan bulan baik untuk bercacok tanam dan memanen hasil pertaniannya. Sebelum pelaksanaan panen padi misalnya, di sekeliling sawahladang selalu didahului dengan acara do’a dan selamatan bersama agar hasil panenya meningkat dan mendapatkan perlindungan dan berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Eksistensi nilai agama kepercayaan tersebut, setelah hadir dan diterapkanya teknologi telah bergeser dan bahkan ada yang telah hilang sama sekali diganti oleh nilai-nilai yang bersifat rasional. Hal ini menunjukan bahwa cara dan tingkat rasionalitas berfikir mereka semakin meningkat dan bertambah maju, sementara nilai-nilai agama kepercayaan makin luntur dan memudar. Agama muncul karena manusia hidup di dalam masyarakat dan dengan demikian mengembangkan kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu sebagai akibat dari kehidupan kolektif mereka. Agama ada karena agama dapat memenuhi fungsi-fungsi sosial tertentu yang penting dan tidak dapat dipenuhi tanpa agama. Peranan utama agama adalah sebagai integrator kemasyarakatan. Agama mengikat orang-orang menjadi satu dengan mempersatukan mereka dengan sekitar seperangkat kepercayaan, nilai, dan ritual bersama. Dengan demikian agama membantu memelihara masyarakat atau kelompok sebagai suatu komunitas moral. Sanderson, 2011:553. Universitas Sumatera Utara 27 Agama menurut Durkheim dalam Kamanto, 2004:67 adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan-kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, dan bahwa kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang dinamakan umat. Semua benda yang ada di dunia ini baik benda yang nyata maupun yang berwujud ideal memiliki pembagian, dan hal ini dibagi menjadi dua kelompok yang bertentangan, yaitu hal yang bersifat profan dan hal yang bersifat suci sacred. 3. Nilai Gotong royong tolong menolong Jika ada tetangga yang melaksanakan hajatan. Ketika petani mau menanam padi atau panenan, pemilik lahan hanya menyediakan makan pagi dan siang atau makan kecil. Jadi, kalau ada diantara mereka menanam atau memanen, maka warga yang lainnya ikut gotong royong dan begitu sebaliknya, terjadi semacam barter tenaga. Sekarang keadaanya telah bergeser, kalau mau bercocok tanam atau panenan sudah harus memperhitungkan upah. Dari sini lalu tumbuh benih – benih individualisme di pedesaan yang dulu damai dan penuh kekerabatan. Sementara, nilai kepercayaan dan rasa solidaritas, kegotongroyongan terlihat sermakin memudar. Di dalam gotong royong terdapat partisipasi, dimana partisipasi sangat penting dalam kegiatan gotong royong yang mempunyai nilai – nilai moral yang tinggi. Sebagai contoh seseorang yang ikut serta berpartisipasi berarti orang tersebut mempunyai rasa solider yang tinggi dan memiliki jiwa penolong yang tinggi. Untuk itu, partisipasi masyarakat sangat menentukan hasil pola pemanfaatan sumber daya oleh masyarakat. Universitas Sumatera Utara 28

2.6 Komersialisasi di Sektor Pertanian