104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari Bab I sampai Bab IV, maka didapatkan beberapa kesimpulan yaitu:
1. Sistem Kerja bearian pada masyarakat Etnis Banjar di Desa Kota Datar,
Awal mulanya merupakan Sistem Kerja yang telah ada sejak pada zaman
Universitas Sumatera Utara
105 nenek moyang terdahulu. Dimana para petani merasa tidak mampu
mengerjakan pekerjaan lahan sawah yang akan di tanami benih padi dengan mengandalkan tenaga sendiri. bearian pada awalnya dikerjakan
oleh beberapa orang dengan berkelompok – kelompok. Dimana, bearian merupakan Sistem Kerja Sistem Kerja yang berbasis gotong royong
dengan sistem bergantian, misalnya dalam kelompok ada 10 orang, maka hari ini kelompok tersebut melakukan bearian pada salah satu anggota,
dan begitu pula selanjutnya akan di lakukan secara bergilir. Sistem Kerja ini berdasarkan solidaritas antar sesama petani Etnis Banjar, yang masih
ada di Desa Kota Datar. 2.
Modernisasi pada sektor pertanian di Desa Kota Datar, berpengaruh besar pada Sistem Kerja dan masyarakat petani. Modernisasi menghasilkan
inovasi – inovasi baru dalam sektor pertanian di Desa Kota Datar yang mana dapat merubah sistem pertanian menjadi moderen dengan inovaasi
tersebut. Seperti, dalam pengolahan lahan sawah yang menggunakan alat teknologi yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat kinerja
para petani dalam mengolah lahan sawahnya. Namun disamping itu, dengan penggunaan alat teknologi secara terus – menerus dalam segala
bidang pada sektor pertanian ini akan dikhawatirkan terjadi pergeseran antara Sistem Kerja, tenaga manusia dan tenaga hewan serta penggunaan
alat Sistem Kerjaonal, dalam Sistem Kerja petani perlahan mulai memudar dan di khawatirkan punah. Semakin banyaknya petani yang memutar
haluan kepada penggunaan alat tekhnologi maka semakin memudarnya
Sistem Kerja, nilai – nilai kearifan lokal bearian.
Universitas Sumatera Utara
106 3.
Faktor – faktor yang mempengaruhi memudarnya Sistem Kerja bearian pada petani Etnis Banjar yaitu: 1. Lahan sawah yang luas, yang tidak
memungkinkan untuk di kerjakan secara bearian. 2. Modernisasi pada sektor pertanian di Desa Kota Datar yang menggunakan alat – alat
teknologi. 3. Komersialisasi sistem upah pada sektor pertanian di Desa Kota Datar. 4 pola fikir praktis dan lemahnya kesadaran kolektif. Ke 4
faktor tersebutlah yang menyebabkan perlahan memudarnya Sistem Kerja
bearian pada petani Etnis Banjar.
4. Tingkat partisipasi masyarakat petani Etnis Banjar dalam menjaga dan
melestarikan Sistem Kerja bearian di pengaruhi oleh rendahnya tingkat kesadaran akan Sistem Kerja yang di tinggalkan nenek mayang terdahulu
yang sepatutnya menjadi kebanggaan suatu ciri khas masyarakat petani Etnis Banjar yang ada di Desa Kota Datar dan tidak terlepas dari
pemerintahan Desa yang kurang peka akan kondisi ini yang seharusnya bisa menjadi suatu kebanggaan pula bagi Desa, bahwa Desa Kota Datar
memiliki Sistem Kerja kearifan lokal yang merupakan Sistem Kerja asli yang diwariskan oleh neneng moyang terdahulu masih ada sampai saat ini
di Desa Kota Datar, kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.
5. memudarnya nilai-nilai yang terkandung di dalam Sistem Kerja bearian
seperti nilai kebersamaan, kekerabatan, persaudaraan dan lain-lainnya yang terlupakan oleh petani padi Etnis Banjar yaitu yang di dasari oleh
pengaruh dari luar interen dan pengaruh dari dalam eksteren. Oleh sebab itu petani padi Etnis Banjar sangat mudah terpengaruh oleh
Universitas Sumatera Utara
107 pengaruh dari luar karena kurang konsisten atau tidak peka terhadap
kesadaran diri untuk menjaga dan melestarikan Sistem Kerja tersebut.
5.2 Saran