b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2006 : 110. Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari jawaban-
jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan kriteria sebagai berikut :
a Jika r
alpha
positif atau r
tabel
maka pertanyaan reliabel b Jika r
alpha
negatif atau r
tabel
maka pertanyaan tidak reliabel Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian
bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan dependability dan dapat diramalkan predictability Situmorang, 2008: 37.
Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam Situmorang 2009 : 40 suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
0,60 maka pertanyaan reliabel atau nilai Cronbach Alpha 0,80 maka pertanyaan reliabel.
TABEL 3.5
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
.916 21
Universitas Sumatera Utara
Apabila nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,80 atau sama dengan 0,80 maka instrumen dinyatakan reliabel. Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa Cronbach’s Alpha
sebesar 0,916 berarti lebih besar dari 0,80, dan berarti bahwa instrumen tersebut reliabel.
3.10 Teknik Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,
penyusunan, penganalisisan data sehingga dapat diketahui gambaran data penelitian yang sedang diteliti.
b. Metode analisis Korelasi Pearson Product Momment
Menurut Suharyadi dan Purwanto 2004:460 analisa korelasi sederhana, meneliti hubungan dan bagaimana eratnya hubungan linear antara dua variabel
atau lebih, tanpa melihat bentuk hubungan. Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan variabel yang lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua
variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan di dalam suatu variabel diikuti penurunan variabel yang lain maka kedua variabel tersebut
mempunyai korelasi negatif. Jika tidak ada perubahan maka kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan uncorrelated.
Ukuran yang digunakan untuk mengukur derajat hubungan korelasi linear disebut koefisien korelasi correlation coefficient yang dinyatakan dengan
Universitas Sumatera Utara
notasi “r” yang dinamakan “koefisien korelasi pearson atau Product Moment Coefficient Correlation”, dengan cara sederhana dapat ditulis sebagai berikut:
nilai r selalu terletak antara -1 dan +1 -1 r 1 jika r = 1, ini berarti ada korelasi positif sempurna antara X dan Y
r = -1, berarti ada korelasi negatif sempurna X dan Y r = 0, ini berarti tidak ada korelasi antara X dan Y
Menurut Sugiyono 2012:250 besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat lemahnya hubungan antar variabel. Pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono2012:250
c. Koefisien Determinasi