d. Kompetensi Sosial Adalah kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali serta masyarakat sekitar. Secara rinci kompetensi sosial
meliputi : 1
Berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan dan
masyarakat. 2
Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat.
3 Berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di tingkat lokal,
regional, nasional dan global. 4
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi ICT untuk berkomunikasi dan pengembangan diri Pusat Pengembangan PPL
dan PKL, 2008:45-48.
3. Kompetensi Guru Sejarah
a. Kompetensi Umum Guru Sejarah Guru sejarah memiliki tuntutan dan konsekuensi-konsekuensi
yang mendasar. Secara umum sebagai seorang guru, tentu saja harus memenuhi beberapa kompetensi-kompetensi guru yang utama yaitu
sebagai berikut: 1 Kemampuan merencanakan program belajar mengajar.
2 Melaksanakanmengelola proses belajar-mengajar.
3 Menilai kemajuan proses belajar-mengajar. 4 Menguasai bahan pelajaran Sudjana,2005: 20-22.
Kemudian buku “Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar” merinci kompetensi guru khususnya guru SMA sebagai berikut:
1 Menguasai bahan a
Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah. b
Menguasai bahan pengayaan atau penunjang bidang studi. 2 Mengelola program belajar mengajar
a Merumuskan tujuan intruksional.
b Mengenal dan dapat menggunakan prosedur intruksional yang
tepat. c
Melaksanakan program belajar mengajar. d
Mengenal kemampuan anak didik. e
Merencanakan dan melaksanakan program remidial. 3 Mengelola kelas
a Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran.
b Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
4 Penggunaan sumber dan media a
Mengenal, memilih, dan menggunakan media. b
Membuat alat-alat bantu pelajaran sederhana. c
Membuat dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar mengajar.
d Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
e Mengunakan micro-teaching unit dalam program pengalaman
lapangan. 5 Menguasai landasan-landasan pendidikan.
6 Mengelola interaksi belajar mengajar. 7 Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
8 Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah
a Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan
peyuluhan di sekolah. b
Menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah. 9 Mengenal dan meyelenggarakan administrasi sekolah
a Mengenal penyelenggarakan administrasi sekolah.
b Menyelengarakan administrasi sekolah.
10 Memahami
prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan agama guna keperluan pengajaran Sudjana,2005:19. b. Kompetensi Khusus Guru Sejarah
Khusus dalam hubungan pengajaran sejarah, seorang guru sejarah dituntut untuk bisa memenuhi kemampuan-kemampuan seperti
berikut ini: 1
Guru sebagai pembimbing Guru sejarah merupakan pembimbing dalam alam belajar
peserta didik. Guru harus benar-benar memahami apa yang harus dilakukan agar pembelajaran sejarah dapat menarik minat siswa.
2 Guru sebagai guru
Dalam hal ini mengandung makna bahwa mengajar peserta didik memilik fungsi yakni menjadikan mereka mampu memahami
bahan pembelajaran dengan baik sesuai dengan pengalaman belajar yang mereka miliki.
3 Guru sebagai jembatan antar generasi
Guru sejarah harus mampu mengalihkan pemikiran tokoh sejarah atau peristiwa sejarah dari masa lampau kepada peserta
didik sehingga mampu mempelajari kegunaan bagi kelangsungan hidup manusia. Guru sejarah harus dapat dikatakan sebagai orang
yang berperan menjembatani antara generasi masa lampau dan masa kini bahkan persiapan kepada generasi yang akan datang.
4 Guru sebagai pencari
Guru sejarah dituntut mampu mencari dan mengauasai bahan dari sesuatu yang belum diketahui. Dengan ilmu
pengetahuan yang cukup, setiap guru sejarah akan mampu mengamati bahan dengan baik dan mungkin mencari yang selalu
berkembanag dan dibutuhkan dalam proses pembelajaran sejarah. 5
Guru sebagai konselor Semua pengajar, termasuk guru sejarah berperan sebagai
konselor. Kehangatan pengajaran akan berjalan jika guru selalu menganggap siswa didiknya adalah teman, sahabat atau siswa dari
orang tua kandung guru berperan sebagai orang tua mereka.
Peranan konselor bagi guru akan sangat tepat jika mereka sedang mengadakan studi lapangan, diskusi, atau seminar.
6 Guru sebagai stimulis kreatifitas
Guru sejarah dituntut kreatif dalam mengembangkan proses belajar mengajar. Kreatifitas guru sejarah ini dituntut dengan
dimilikinya kemampuan dan kecakapan dalam mengembangkan konsep-konsep sejarah.
7 Guru sebagai otoritas
Otoritas diartikan bahwa guru sejarah sebagai orang yang lebih dahulu, guru harus mampu mengupayakan dirinya untuk tahu apa
yang belum dipahami dan harus berwawasan yang luas dengan perkembanagan dan perubahan zaman Kasmadi, 2003:3-7.
B. Sumber Belajar