Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DINAS PERHUBUNGAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH

ERNITA RUTH ERIKA TAMPUBOLON 110502274

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Rumusan Masalah 4

1.3Tujuan Penelitian 5

1.4Manfaat Penelitian 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Emosional 6

2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional 6

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan

Emosional 8

2.2 Kecerdasan Spiritual 10

2.2.1 Pengertian Kecerdasan Spiritual 10

2.2.2 Ciri-Ciri Kecerdasan Spiritual 13

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual 14

2.3 Kinerja 16

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan 16

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan 19

2.4 Hubungan Antar Variabel 21

2.4.1 Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja

Karyawan 21

2.4.2 Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Kinerja

Karyawan 22

2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu 24

2.6 Kerangka Konseptual 26

2.7 Hipotesis 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.3 Batasan Operasional 29

3.4 Definisi Operasional 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel 33

3.6 Populasi dan Sampel 33

3.6.1 Populasi 33

3.6.2 Sampel 34


(3)

3.8 Metode Pengumpulan Data 36

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 37

3.9.1 Uji Validitas 37

3.9.2 Uji Reliabilitas 41

3.10 Teknik Analisis 41

3.10.1 Analisis Deskritptif 41

3.10.2 Uji Asumsi Klasik 42

3.10.3 Analisis Linear Berganda 43

3.10.4 Uji Hipotesis 44

3.10.5 Koefisien Determinasi 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 46

4.1.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera

Utara 46

4.1.2 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera

Utara 47

4.1.2.1 Visi 47

4.1.2.1 Misi 47

4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara 47

4.2 Analisis Deskriptif 48

4.2.1 Deskriptif Responden 48

4.2.2 Deskriptif Variabel Penelitian 51

4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Kecerdasan Emosional (X1) 51 4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Kecerdasan Spiritual (X2) 54 4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap

Kinerja Karyawan (Y) 57

4.3 Uji Asumsi Klasik 62

4.3.1 Uji Normalitas 62

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas 65

4.3.3 Uji Multikolinearitas 66

4.4 Pengujian Hipotesis 67

4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda 67

4.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) 69

4.5 Identifikasi Determinan (R2) 70

4.6 Pembahasan 71

4.6.1 Pengaruh Kecerdasan Emosional (X1) terhadap Kinerja

Karyawan (Y) 71

4.6.2 Pengaruh Kecerdasan Spiritual (X2) terhadap Kinerja

Karyawan (Y) 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 73


(4)

(5)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Rangkaian Penelitian Terdahulu 24

3.1 Operasionalisasi Variabel 30

3.2 Skala Likert 33

3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Perhubungan

Provinsi Sumatera Utara 34

3.4 Proportionate Random Sampling 35

3.5 Uji Validitas I 37

3.6 Uji Validitas II 39

3.7 Uji Realibilitas 41

4.1 Identitad Responden 49

4.2 Skala Likert 51

4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kecerdasan

Emosional (X1) 51

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kecerdasan

Spiritual (X2) 54

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kinerja

Karyawan (Y) 57

4.6 Analisis Kolmogrov-Smirnov 64

4.7 Uji Glesjer 66

4.8 Uji Multikolinearitas 67

4.9 Hasil Regresi Linear Berganda 68

4.10 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) 69


(6)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Skema Pengaruh Kecerdasan Emosional dan

Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan 28

4.1 Logo Dinas Perhubungan 46

4.2 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi

Sumatera Utara 48

4.3 Grafik Histogram Uji Normalitas 63

4.4 Grafik Normal PP Plot 63


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penilitian 78

2 Distribusi Jawaban Responden 83

3 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas 91

4 Distribusi Jawaban Diskriptif Variabel 94 5 Distribusi Jawaban Deskriptif Responden 97

6 Uji Asumsi Klasik 98


(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya serta shalawat dan salam peneliti hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini penulis persembahkan untuk ayahanda tercinta SUTARNO dan Ibunda tercinta RIATMI yang tidak pernah berhenti mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil, serta selalu bersusah payah kerja keras demi penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dan mencapai cita-cita dikemudian kelak.

Skripsi ini berjudul, “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatann ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak. CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE,ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Ketua dan Seketaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonimi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini,SE.M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Seketaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dr. Lucy Anna, M.Si selaku Dosen pembimbing ysng telah banyak meluangkan waktu, memberikan kontribusi tenaga dan fikiran, guna memberikan bimbingan dan petunjuk serta pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Penilai

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang luar biasa dnegan ketulusan hati memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis


(9)

9. Untuk Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yang telah menerima dan memberikan penulis kemudahan dalam melakukan penelitian di Instansi tersebut

10.Untuk saudaraku yang selalu mendukung, emmotivasi serta mendoakan penulis tiada henti-hentinya

11.Untuk sahabatku yang telah memberikan doa, motivasi, pengalaman dan inspirasi

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga kebaikan semua pihak yang telah memberikan bantuan mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa setiap karya manusia sesungguhnya hanya menuju kesempurnaan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sehingga dapat menjadikan karya ini menjadi lebih baik. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya untuk perbaikan kehidupan manusia, Amiin.

Medan, 6 Juli 2015


(10)

ABSTRAK

Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan hasil proses yang kompleks, baik berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Kinerja karyawan sangat membantu pihak Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dalam meraih prestasi kerja, serta mewujudkan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja karyawan yang baik merupakan harapan pihak pemerintah yang memperkerjakan karyawan tersebut. Jika kinerja karyawan baik maka kinerja dinas Perhubungan pun menjadi baik.

Penelitian ini mencoba untuk menguji beberapa faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan? dan (2) Bagaimana pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Terdapat 110 responden yang telah terpilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa simple random sampling. Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Penelitian menemukan bahwa seluruh hipotesis dalam penelitian ini telah terbukti secara signifikan. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah kecerdasan spiritual. Implikasi pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki peran yang sama penting baik secara individual maupun secara bersama-sama dalam meningkatkan kinerja karyawaan.


(11)

ABSTRACT

Basically, the employee performance are the result of a complex processes, both derived from factors internal and external factors. Employee’s performance is very help ful the North Sumatra Provincial Transport Department in the accomplishment of work, and to realize short-term goals and long term. A good employee. If the employee;s performance is good then Transport Departments performance became better.

This study attempts to examine some of the factors suspected to have an influence on employee performance, namely emotional intelligence and spiritual intellienca. The research question posed in this study were: (1) How the effect of emotional intelligence on the performance of employees? and (2) How the influence of spiritual intelligence on the performance of employees?

This research have been conducted in North Sumatra Provincial Transport Department . There are 110 respondents who have been selected as asample by using sampling techniques in the form of simple random sampling. Questionaire was usede as a tool in data collection method. Techniques of data analysis in this stuydy is the multiple regression analysis. The study found that the hypothesis in this study have been shown to significantly. Emotional intelligence and spiritual intelligence have a positive and significant impact on employees performance. Variables that have the most impact is the spiritual intelligence. The implication in this study is emotional intelligence and spiritual intelligence plays an equally important both individually and jointly in improving the employee performance.

Key words : emotional intelligence, spiritual intelligence and employee performance.


(12)

ABSTRAK

Pada dasarnya kinerja karyawan merupakan hasil proses yang kompleks, baik berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Kinerja karyawan sangat membantu pihak Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dalam meraih prestasi kerja, serta mewujudkan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja karyawan yang baik merupakan harapan pihak pemerintah yang memperkerjakan karyawan tersebut. Jika kinerja karyawan baik maka kinerja dinas Perhubungan pun menjadi baik.

Penelitian ini mencoba untuk menguji beberapa faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan, yaitu kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan? dan (2) Bagaimana pengaruh kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Terdapat 110 responden yang telah terpilih sebagai sampel dengan menggunakan teknik pengambilan sampel berupa simple random sampling. Metode pengambilan data adalah dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Penelitian menemukan bahwa seluruh hipotesis dalam penelitian ini telah terbukti secara signifikan. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah kecerdasan spiritual. Implikasi pada penelitian ini adalah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki peran yang sama penting baik secara individual maupun secara bersama-sama dalam meningkatkan kinerja karyawaan.


(13)

ABSTRACT

Basically, the employee performance are the result of a complex processes, both derived from factors internal and external factors. Employee’s performance is very help ful the North Sumatra Provincial Transport Department in the accomplishment of work, and to realize short-term goals and long term. A good employee. If the employee;s performance is good then Transport Departments performance became better.

This study attempts to examine some of the factors suspected to have an influence on employee performance, namely emotional intelligence and spiritual intellienca. The research question posed in this study were: (1) How the effect of emotional intelligence on the performance of employees? and (2) How the influence of spiritual intelligence on the performance of employees?

This research have been conducted in North Sumatra Provincial Transport Department . There are 110 respondents who have been selected as asample by using sampling techniques in the form of simple random sampling. Questionaire was usede as a tool in data collection method. Techniques of data analysis in this stuydy is the multiple regression analysis. The study found that the hypothesis in this study have been shown to significantly. Emotional intelligence and spiritual intelligence have a positive and significant impact on employees performance. Variables that have the most impact is the spiritual intelligence. The implication in this study is emotional intelligence and spiritual intelligence plays an equally important both individually and jointly in improving the employee performance.

Key words : emotional intelligence, spiritual intelligence and employee performance.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Zaman yang sudah serba modern ini, khususnya dibidang keorganisasian atau usaha manusia tetap memegang peranan yang sangat penting karena manusia adalah pusat pelaksana dari segala kegiatan dibidang usaha dan pengorganisasian, baik itu instansi pemerintahan tingkat daerah maupun kota. Tetapi manusia akan lebih berperan dalam bidang pembangunan pemerintahan sarana prasarana di Provinsi Sumatera Utara.

Era globalisasi menuntut perusahaan untuk mengambil keputusan dalam strategi yang tepat agar dapat bersaing dilingkungan industry yang semakin ketat dan kompetitif. Khususnya keputusan dibidang fungsional. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam mengelola fungsi-fungsi manajemennya adalah bagaimana mengelola sumber daya manusia untuk dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja sehingga organisasi perusahaan akan tetap eksis dan dapat memenangkan kompetisi. Suatu perusahaan atau organisasi harus mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas atau unggul agar keberadaan sumber daya lain mampu memberikan manfaat yang optimal bagi pencapaian tujuan perusahaan. Kesuksesan dan kinerja perusahaan bisa di lihat dari kinerja yang telah dicapai oleh karyawannya, oleh sebab itu perusahaan menuntut agar para karyawannya mampu menampilkan kinerja yang optimal karena baik buruknya kinerja akan berpengaruh pada keberhasilan perusahaan secara keseluruhan (Yuniningsih,2002:74). Permasalahan mengenai kinerja merupakan permasalahan yang akan selalu dihadapi oleh pihak manajemen


(15)

perusahaan karena itu manajemen perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Teori manajemen secara umum menyebutkan bahwa salah satu factor dalam mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi adalah factor sumber daya manusia (Hasibuan,2001:121). Sumber daya manusia merupakan faktor pendukung organisasi yang penting, karena dengan kreatifitas, bakat, kinerja,dan motivasi yang dimilikinya. Faktor ini berperan sebagai asset strategis dalam menciptakan keunggulan bersaing secara berkelanjutan bagi sebuah organisasi (Grenberg dan Baron, 2000 :25).

Sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat penting dan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga keberadaanya harus diperhatikan, dikelola dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan tujuan organisasi atau perusahaan maka harus didukung oleh tersedianya sumber daya manusia yang mempunyai keunggulan dan kemampuan dalam menyikapi setiap kondisi yang dihadapi sehingga mampu memberikan yang terbaik bagi perusahaan dan mampu mewujudkan eksistensi bagi perusahaan atau organisasi. Sumber daya manusia yang unggul bukan hanya seseorang yang mempunyai keilmuan(IQ) saja tetapi sumber daya manusia yang unggul juga seseorang yang memiliki kemampuan menyikapi setiap kondisi yang dihadapi dengan arif dan bijaksana (EQ), sumberdaya manusia yang unggul juga haruslah seseorang yang juga mempunyai kedekatan pada Tuhan semesta alam pada setiap pekerjaan dan kegiatan yang dilakukannya dimanapun dan kapanpun. Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan dan keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual (IQ) saja tetapi keberhasilan dan kesuksesan atau kinerja seseorang juga dipengaruhi oleh


(16)

kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ). Atas hal tersebut maka kecerdasan emosional (EQ) maupun kecerdasan spiritual (SQ) yang dimiliki para karyawan harus digali dan ditumbuh kembangkan, sehingga diharapkan akan berdampak positif terhadapkinerja karyawan sehingga memudahkan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

Michael Zwell (Wibowo, 2007 :32) mengungkapkan bahwa “Terdapat factor yang dapat mempengruhi kompetensi seseorang, yaitu: pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keyakinan, pengalaman, karakteristik pribadi, motivasi, dan budaya organisasi”. (Yacub, 2001 : 44) berpendapat dan juga menekankan “Akan pentingnya reformasi dan perubahan system pendidikan nasional yang mensinergikan EQ dan SQ dalam segala bidang, mulai dari tujuan pendidikan, kurikulum metode pengajaran,dan substansi pengajaran nasional, regional dan local”. Sedangkan mantan perdana menteri Singapura Goh Chok Tong (Patton, 1998 : 75) menyebutkan bahwa: “Karakter menentukan apakah seseorang dapat berhasil dalam hidup atau tidak, IQ yang tinggi saja tidaklah cukup, kepemimpinan bukanlah yang utama selain sebagai seni membujuk orang untuk bekerja mencapai suatu tujuan bersama ini semua membutuhkan keterampilan antar pribadi (interpersonal) dan kecerdasan social yang tinggi”.

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara merupakan bagian dari institusi dibawah pemerintahan gubernur. Dinas Perhubungan memiliki tiga bagian yaitu darat, laut, dan udara. Dinas Perhubungan beroperasi dibidang pembuatan bandara udara, pembangunan pelabuhan, pembuatan terminal, ataupun bangunan tinggi didaerah bandar udara tentunya tidak terlepas dari


(17)

peranan para karyawan dan staf kepegawaian mulai dari tingkat kepala dinas sampai ke cleaning service.

Dalam menjalankan tugas,setiap hari karyawan dihadapkan dengan beban tugas silih berganti dan semuanya harus dikerjakan sesuai target, tak jarang hal ini dapat menyebabkan emosi jadi tidak stabil serta menjadi kurang bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini, pengendalian emosi sangat dibutuhkan untuk dapat berkinerja tinggi.Belum lagi karyawan harus berhadapan dengan tugas-tugas yang menggunakan hitungan serta kemampuan karyawan dalam mengatasi permasalahan, hal ini berarti bahwa kecerdasan intelektual menjadi salah satu variabel yang memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Selain itu, dilihat dari tugas utama Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara yaitu membangun sarana prasarana dibidang darat , laut, dan udara karyawan dituntut untuk bersikap jujur, karena melihat fenomena dan permasalahan tentang ketidakmampuan karyawan menahan godaan untuk menerima sogokan atau menerima uang proyek yang bukan untuk dirinya.

Karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul:

“Pengaruh kecerdasan emosional dan spiritual terhadap kinerja karyawan pada Dinas Perhubungan ProvinsiSumatera Utara”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas,yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(18)

Apakah kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

Untuk menguji pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan pada Dinas PerhubunganProvinsi Sumatera Utara.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat utama, yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara khusus tentang kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dalam upaya peningkatan kinerja karyawan dalam suatu organisasi. 2. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi kepala Dinas PerhubunganProvinsi Sumatera Utara untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Emosional

2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional

Orang yang pertama kali mengungkapkan adanya kecerdasan lain selain akademik yang dapat mempengaruhi keberhasilan sesorang adalah Gardner. Kecerdasan lain itu disebut dengan emotional intelligence atau kecerdasan emosi (Goleman, 2000 :65). Kecerdasan emosi merupakan kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara positif. Seorang ahli kecerdasan emosi, Goleman (2000:8) mengatakan bahwa“yang dimaksud dengan kecerdasan emosi di dalamnya termasuk kemampuan mengontrol diri, memacu, tetap tekun, serta dapat memotivasi diri sendiri. Kecakapan tersebut mencakup pengelolaan bentuk emosi baik yang positif maupun negatif”.Ahmad Purba (1999:25) berpendapat bahwa: “kecerdasan emosi adalah kemampuan dibidang emosi yaitu kesanggupan menghadapi frustasi,kemampuan mengendalikan emosi, semangat optimisme, dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain atau empati”.

Hal tersebut seperti yang dikemukakan Patton (1998:76) bahwa penggunaan emosi yang efektif akan dapat mencapai tujuan dalam membangun hubungan yang produktif dan meraih keberhasilan kerja. Kecerdasan emosi dapat diukur dari beberapa aspek-aspek yang ada.Goleman (2001:56) mengemukakan lima kecakapan dasar dalam kecerdasan emosi, yaitu:


(20)

1. Kesadaran diri (Self awareness)

Merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui perasaan dalam dirinya dan efeknya serta menggunakannya untuk membuat keputusan bagi diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atau kemampuan diri dan mempunyai kepercayaan diri yang kuat lalu mengkaitkannya dengan sumber penyebabnya. Tercakup didalamnya indikatornya adalah Tahu dan mengerti dengan apa yang diucapkan dan yang dilakukan, Memiliki keasadaran terhadap tanggung jawab yang dimilikinya, Mengenal dan memahami serta menerima diri dengan berbagai bentuk kelebihan dan kekurangan.

2. Pengendalian diri (Self management)

Merupakan kemampuan menangani emosinya sendiri, mengekspresikan serta mengendalikan emosi, memiliki kepekaan terhadap katahati, untuk digunakan dalam hubungan dan tindakan sehari-hari.Tercakup indikator didalamnya adalah Mengendalikan emosi, Kewaspadaan, Adaptibilitas.

3. Motivasi (Motivation)

Merupakan kemampuan yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun diri menuju sasaran, membantu pengambilan inisiatif serta bertindak sangat efektif, dan mampu untuk bertahan dan bangkit dari kegagalan dan frustasi.

4. Empati (social awareness)

Merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan olehorang lain, mampu memahami perspektif orang lain, dan menimbulkan hubungansaling percaya serta mampu menyelaraskan diri dengan berbagai


(21)

tipe individu. Tercakup indikator didalamnya perhatian, Pengambilan perspektif ,danFantasi.

5. Hubungan yang baik antar sesama (Relationship management)

Merupakan kemampuan menangani emosi dengan baik ketikaberhubungan dengan orang lain dan menciptakan serta mempertahankanhubungan dengan orang lain, bisa mempengaruhi, memimpin, bermusyawarah,menyelesaikan perselisihan dan bekerja sama dalam tim. Tercakup indikator didalamnya Disenangi orang lain, Memiliki kesetiakawanan, Memiliki sikap menghormati orang lain.

2.1.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Menurut Le Dove (Goleman, 1997:54) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain:

1. Fisik

Secara fisik bagian yang paling menentukan atau paling berpengaruh terhadap kecerdasan emosi seseorang adalah anatomi saraf emosinya.Bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu konteks (kadang kadang disebut juga neo konteks).Sebagai bagian yang berada dibagian otak yang mengurusi emosi yaitu system limbic, tetapi sesungguhnya antara kedua bagian inilah yang menentukan kecerdasan emosi seseorang.Konteks, bagian ini berupa bagian berlipat-lipat kira-kira 3 milimeter yang membungkus hemisfer serebral dalam otak.Konteks berperan penting dalam memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis mengapa mengalami perasaan tertentu dan selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya.Konteks khusus lobus prefrontal, dapat bertindak sebagai saklar peredam yang memberi arti


(22)

terhadap situasi emosi sebelum berbuat sesuatu.System limbic, bagian ini sering disebut sebagai emosi otak yang letaknya jauh didalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas pengaturan emosi dan implus.Sistem limbic meliputi hippocampus, tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dantempat disimpannya emosi. Selain itu ada amygdala yang dipandang sebagai pusat pengendalian emosi pada otak.

2. Psikis

Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang yaitu secara fisik dan psikis.Secara fisik terletak di bagian otak yaitu konteks dan sistem limbic, secara psikis meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan non keluarga.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator Kecerdasan Emosional dari tiap masing-masing dimensi menurut Daniel Goleman(2000) adalah kesadaran secara emosional, penilaian diri yang kuat serta kepercayaan diri terhadap dimensi kesadaran diri. Pada dimensi pengendalian diri, indikatornya adalah mampu mengendalikan diri pribadi, adaptabilitas dan berhati-hati. Pada dimensi motivasi, indikatornya adalah dorongan untuk berprestasi, inisiatif yang tinggi dan optimisme. Pada dimensi empati indikatornya adalah memahami orang lain, mengembangkan orang lain serta berorientasi terhadap pelayanan. Dan


(23)

pada dimensi kemampuan sosial indikatornya adalah komunikasi, manajemen konflik juga membangun ikatan.

2.2Kecerdasan Spiritual

2.2.1 Pengertian Kecerdasan Spiritual

Pada masa kini orang mulai mengenal istilah kecerdasan laindisamping kedua kecerdasan diatas, yaitu kecerdasan spiritual. Zohar danMarshal (2001:16) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai rasa moral,kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dancinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahamansampai pada batasannya, juga memungkinkan kita bergulat dengan ihwal baikdan jahat, membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat kita darikerendahan. Kecerdasan tersebut menempatkan perilaku dan hidup kita dalamkonteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwatindakan atau jalan hidup sesorang lebih bernilai dan bermakna (Zohar danMarshal, 2000 :97).

Eckersley (2000 :43) memberikan pengertian yang lain mengenaikecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual didefinisikan sebagai perasaan intuisiyang dalam terhadap keterhubungan dengan dunia luas didalam hidup kita.Konsep mengenai kecerdasan spiritual dalam hubungannya dengan dunia kerja,menurut Ashmos dan Duchon (2000 :112) memiliki tiga komponen yaitu kecerdasaanspiritual sebagai nilai kehidupan dari dalam diri, sebagai kerja yang memiliki artidan komunitas.

Mimi Doe & Marsha Walch mengungkapkan bahwa spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki.Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non


(24)

fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kita; Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau apa pun yang kita namakan sebagai sumber keberadaan kita. Spiritual juga berarti kejiwaan, rohani, batin, mental, moral.

Mccormick (1994 :21) dan Mitroff and Denton (1999 : 35), dalampenelitiannya membedakan kecerdasan spriritual dengan religiusitas didalam lingkungan kerja. Religiusitas lebih ditujukan pada hubungannya dengan Tuhansedangkan kecerdasan spiritual lebih terfokus pada suatu hubungan yang dalamdan terikat antara manusia dengan sekitarnya secara luas.

Berman (2001 :67) mengungkapkan bahwa kecerdasan spiritual (SQ)dapat memfasilitasi dialog antara pikiran dan emosi, antara jiwa dan tubuh. Dia juga mengatakan bahwa kecerdasan spiritual juga dapat membantu sesoranguntuk dapat melakukan transedensi diri.

Kecerdasan spiritual muncul karena adanya perdebatan tentang IQdan EQ, oleh karena itu istilah tersebut muncul sebab IQ dan EQ dipandanghanya menyumbangkan sebagian dari penentu kesuksesan sesorang dalamhidup.Ada faktor lain yang ikut berperan yaitu kecerdasan spiritual yang lebihmenekankan pada makna hidup dan bukan hanya terbatas pada penekananagama saja (Hoffman, 2002 :56).

Agus Nggermanto (2002 :55): “sesorang yang memiliki SQ tinggi adalah orang yang memiliki prinsip dan visi yang kuat, mampu memaknai setiap sisikehidupan serta mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan kesakitan.”


(25)

Sukidi (dalam Setyawan, 2004 :72) mengemukakan tentang nilai-nlai dari kecerdasan spritual berdasarkan komponen-komponen dalam SQ yangbanyak dibutuhkan dalam dunia bisnis, diantaranya adalah:

1. Mutlak jujur

Kata kunci pertama untuk sukses didunia bisnis selain berkata benar dankonsisten akan kebenaran adalah mutlak bersikap jujur. Ini merupakanhukum spiritual dalam dunia usaha.

2. Keterbukaan

Keterbukaan merupakan sebuah hukum alam didalam dunia usaha,maka logikanya apabila sesorang bersikap fair atau terbuka maka ia telah berpartisipasi dijalan menuju dunia yang baik.

3. Pengetahuan diri

Pengetahuan diri menjadi elemen utama dan sangat dibutuhkan dalamkesuksesan sebuah usaha karena dunia usaha sangat memperhatikandalam lingkungan belajar yang baik.

4. Fokus pada kontribusi

Dalam dunia usaha terdapat hukum yang lebih mengutamakan memberidaripada menerima.Hal ini penting berhadapan dengan kecenderunganmanusia untuk menuntut hak ketimbang memenuhi kewajiban.Untukitulah orang harus pandai membangun kesadaran diri untuk lebih terfokuspada kontribusi.

5. Spiritual non dogmatis

Komponen ini merupakan nilai dari kecerdasan spiritual dimanadidalamnya terdapat kemampuan untuk bersikap fleksibel, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, serta kemampuan untuk


(26)

menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kualitas hidup oleh visi dan nilai.

2.2.2 Ciri Ciri Kecerdasan Spiritual 1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat

Prinsip itu adalah hal yang harus ada.Tidak boleh tidak.Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi dia akan mempunyai prinsip tertentu dalam hidupnya, agar hidupnya bermakna dan bermanfaat. Semakin banyak kita tahu mengenai prinsip yang benar semakin besar kebebasan pribadi kita untuk bertindak dengan bijaksana. Disamping memiliki prinsip, orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang baik dia akan mempunyai visi atau tujuan dari hidupnya. Agar dia tidak hidup seenaknya tanpa ada tujuan apapun.Sehingga dia beranggapan bahwa hidupnya ini mempunyai makna dan hidup yang dijalaninya tidak sia-sia.

2. Kesatuan dan keragaman

Orang yang mempunyai tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi dia memandang manusia itu sama. Dia memandang bahwa keberagaman itu yang membuat kita menjadi satu.Tony Buzan mengatakan bahwa “kecerdasan spiritual meliputi melihat gambaran yang menyeluruh, ia termotivasi oleh nilai pribadi yang mencangkup usaha menjangkau sesuatu selain kepentingan pribadi demi kepentingan masyarakat. 3. Memaknai

Seorang yang memiliki SQ tinggi akan mampu memaknai atau menemukan makna terdalam dari segala sisi kehidupan, baik karunia


(27)

Tuhan yang berupa kenikmatan atau ujian. Mengenai hal ini Covey meneguhkan tentang pemaknaan dan respon kita terhadap hidup.Ia mengatakan ”cobalah untuk mengajukan pertanyaan terhadap diri sendiri: Apa yang dituntut situasi hidup saya saat ini; yang yang harus saya lakukan dalam tanggung jawab saya, tugas-tugas saya saai ini; langkah bijaksana yang akan saya ambil?”. Jika kita hidup dengan menjalani hati nurani kita yang berbisik mengenai jawaban atas pertanyaan kita diatas maka, “ruang antara stimulus dan respon menjadi semakin besardan nurani akan makin terdengar jelas.

4. Kesulitan dan penderitaan

Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang baik, dia akan mampu bertahan dalam kesulitan dan penderitaan yang sedang dia alami. Dan dia akan mampu untuk mengatasi kesulitan itu.

2.2.3 Faktor Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Faktor- faktor yang mempengauhi kecerdasan spiritual menurut Sinetar yaitu intuitif, kejujuran, keadilan, kesamaan perlakuan terhadap semua orang, mempunyai faktor yang mendorong kecerdasan spiritual.

Menurut Ary Ginanjar Agustian adalah inner value yang berasal dari dalam diri(suara hati) seperti transparency(keterbukaan), responsibility(tanggung jawab), accountability(kepercayaan), fairness(keadilan, dan social wereness(kepedulian sosial).Faktor yang kedua adalah drive, yaitu dorongan atau usaha untuk mencapai kebenaran dan kebahagiaan.


(28)

Jadi dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual tak hanya dari dalam diri individu saja tapi juga dari luar.Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah:

1. Faktor eksternal

a. Lingkungan keluarga.

Keluarga adalah pembelajaran pertama bagi anak.Untuk itu segala kecerdasan bermula dan dipengaruhi oleh keluarga.Begitu juga dengan kecerdasan spiritual anak.Keluarga berpengaruh besar dalam membentuk kecerdasan spiritual anak.

b. Lingkungan sekolah

Sekolah adalah sebuah lembaga formal yang juga mempengaruhi kecerdasan spiritual anak.Karena disekolah ini anak banyak memperoleh pengetahuan.Tak hanya pengetahuan tapi juga nilai.Jika guru memberi nilai kehiduan yang baik, maka itu akan membuat kecerdasan spiritual anak akan baik. Sehingga anak mampu memaknai hidupnya dengan baik.

c. Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat akan mempengaruhi terhadap kecerdasan spiritual anak. Karena anak disamping tinggal dilingkungan keluarga, anak juga hidup dalam masyarakat.Jika masyarakat mempunyai budaya atau kebiasaan yang baik maka anak akan terbiasa juga untuk melakukan hal –hal yang baik. Sehingga secara tak langsung kecerdasan spiritual anak akan muncul dan berkembang. Contohnya


(29)

masyarakat yang selalu melakanakan kewajiban agama, masyarakat yang selalu menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang berada disekitar mereka.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa indikator dari Kecerdasan Spiritual menurut Setyawan(2004) untuk tiap masing-masing dimensi adalah keyakinan untuk jujur, enggan melakukan kecurangan dan bekerja dengan benar serta melawan konvensi terhadap dimensi mutlak jujur. Selanjutnya pada dimensi keterbukaan, terdapat indikator berupa keterbukaan dalam bekerja, menerima kritikan dan mampu memberi saran atau masukan untuk perusahaan. Pada dimensi pengetahuan diri, indikatornya adalah paham akan tugas diri, kemampuan berinovasi dan mengembangkan diri sendiri. Untuk dimensi fokus pada kontribusi indikatornya adalah bersungguh-sungguh, fokus dalam menangani tugas dan tingkar kesadaran yang tinggi. Terakhir, untuk dimensi spiritual non dagmatis indikatornya adalah fleksibel dalam bersikap atau tidak memihak, kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai serta kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan masalah.

2.3Kinerja

2.3.1 Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakanefektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannyaberdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakanperilaku manusiadalam memainkan peran yang


(30)

merekalakukandidalamsuatuorganisasi untuk memenuhi standar perilaku yangtelahditetapkan agarmembuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan (Winardi, 1996 : 21).

Seperti juga dengan apa yang dikemukakan oleh Mohammad Asad (1995 :97) “kinerja merupakan kesuksesan sesorang didalam melaksanakan suatu pekerjaan dan kinerja tersebut pada dasarnya adalah hasil kerja seorangkaryawan selama periode tertentu”.

Dessler (1997 :46) memberikan pengertian yang lain tentang kinerja yaitu “kinerja merupakan perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan dan kinerja itu sendiri lebih memfokuskan pada hasil kerjanya.” sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002 : 151): “kinerja pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi”.

Winardi (1996 :201) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhikinerja dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi motivasi, pendidikan, kemampuan,keterampilan dan pengetahuan dimana kesemuanya tersebut bisa didapat daripelatihan.Faktor ekstrinsik meliputi lingkungan kerja, kepemimpinan, hubungankerja dan gaji.

Bernadin (1993 :65) menjelaskan bahwa kinerja sesorang dapat diukur berdasarkan indikator-indikator yang dihasilkan dari pekerjaan yang bersangkutan adalah sebagai berikut :


(31)

1. Kualitas

Kualitas merupakan tingkatan dimana hasil akhir yang dicapai mendekati sempurna dalam arti memenuhi tujuan yang diharapkan oleh perusahaan.

2. Kuantitas

Kuantitas adalah jumlah yang dihasilkan yang dinyatakan dalam istilahsejumlah unit kerja atau jumlah siklus aktivitas yang dihasilkan. 3. Ketepatan waktu

Tingkat aktivitas diselesaikannya pekerjaan tersebut pada waktu awalyang diinginkan.

4. Kemandirian

Karyawan dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan dariorang lain.

5. Komitmen

Komitmen berarti bahwa karyawan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya.

Mathis dan Jackson (2002 :73), lebih lanjut memberikan standar kinerjasesorang yang dilihat kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output,kehadiran ditempat kerja dan sikap kooperatif. Standar kinerja tersebut ditetapkan berdasarkan kriteria pekerjaan yaitu menjelaskan apa-apa saja yangsudah diberikan organisasi untuk dikerjakan oleh karyawannya, oleh karena itukinerja individual dalam kriteria pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan denganstandar yang ada dan hasilnya harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan.Mathis dan Jackson juga menjelaskan standar kinerja dapat berupa


(32)

outputproduksi atau lebih dikenal dengan standar kinerja numerik dan standar kinerjanon numerik.

Kinerja karyawan setiap periodik perlu dilakukan penilaian.Hal ini karenapenilaian kinerja karyawan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai analisis untuk kebutuhan dilaksanakannya pelatihan (Ivancevich, 2001 :31). Penilaian kinerjaadalah proses evaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan merekaketika dibandingkan dengan satu set standar dan kemudianmengkomunikasikannya dengan para karyawan (Mathis dan Jackson, 2002 :43).

Penilaian kinerja mempunyai dua kegunaan utama.Penilaian pertamaadalah mengukur kinerja untuk tujuan memberikan penghargaan sepertimisalnya untuk promosi.Kegunaan yang lain adalah untuk pengembanganpotensi individu (Mathis dan Jackson, 2002 :78). Hal yang sama juga diungkapkanoleh Desler (1997 : 47) bahwa tiga tujuan dari penilaian kinerja yaitu memberikaninformasi tentang dapat dilakukannya promosi atau penetapan gaji, meninjauperilaku yang berhubungan dengan kerja bawahan dan untuk perencanaan danpengembangan karir karyawan karena penilaian memberikan suatu peluangyang baik untuk meninjau rencana karir seseorang yang dilihat dari kekuatan dankelemahan yang diperlihatkannya.

2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Michael Zwell (dalam Wibowo, 2007 :71) mengungkapkan bahwaterdapat faktor yang dapat mempengruhi kompetensi seseorang, yaitu:pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keyakinan, pengalaman,karakteristik pribadi, motivasi, kecerdasan, dan budaya organisasi.


(33)

Menurut Bernadin (2007), indikator-indikator yang terdapat dalam kinerja meliputi:

1) Kualitas

Pada dimensi ini dapat dilihat beberapa unsur, diantaranya adalah kerja sesuai dengan standard perusahaan, kemampuan dalam ketelitian dan disiplin. 2) Kuantitas

Pada dimensi ini dapat dilihat beberapa unsur, yaitu: memiliki target dalam bekerja, mencapai suatu target dan menyelesaikan tugas-tugas pekerjaan dengan tepat dan efisien.

3) Ketepatan Waktu

Waktu adalah hal yang penting dalam mendukung kinerja karyawan, oleh karena itu dapat dilihat beberapa indikator diantaranya adalah sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan, tidak menunda-nunda waktu dalam bekerja serta memiliki kecepatan dalam memanfaatkan waktu.

4) Efektifitas

Efektif atau tidaknya suatu pekerja dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini yaitu, mampu dalam memeperoleh keuntungan yang lebih, hadir tepat waktu, serta berinovasi dalam melakukan perkerjaan.

5) Kemandirian

Adapun indikator dari dimensi kemandirian adalah suka terhadap tantangan, mengandalkan diri sendiri dalam bertindak serta berupaya untuk menjadi pekerja yang bisa diandalkan.

6) Komitmen

Hal ini mencakup beberapa indikator, diantaranya adalah kemampuan karyawan dalam bertanggung jawab, loyalitas serta bekerja sepebuh hati.


(34)

2.4Hubungan Antar Variabel

2.4.1 Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Karyawan Dunia kerja mempunyai berbagai masalah dan tantangan yang harus dihadapi oleh karyawan, misalnya persaingan yang ketat, tuntutan tugas,suasana kerja yang tidak nyaman dan masalah hubungan dengan orang lain. Masalah-masalah tersebut dalam dunia kerja bukanlah suatu hal yang hanyamembutuhkan kemampuan intelektualnya, tetapi dalam menyelesaikan masalahtersebut kemampuan emosi atau kecerdasan emosi lebih banyak diperlukan.Bila sesorang dapat menyelesaikan masalah-masalah didunia kerja yang berkaitandengan emosinya maka dia akan menghasilkan kerja yang lebih baik. Agustian (2001 :65) berdasarkan penelitian dan pengalamannya dalam memajukan organisasi atau institusi pemerintahan berpendapat bahwa keberadaan kecerdasan emosional yang baikakan membuat seorang karyawan menampilkan kinerja dan hasil kerja yang lebih baik. Daniel Goleman, seorang psikolog ternama, dalam bukunya pernah mengatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam dunia kerja bukan hanya cognitive intelligence saja yang dibutuhkan tetapi juga emotional intelligence (Goleman, 2000 :22). Secara khusus para pemimpin perusahaan membutuhkan EQ yang tinggi karena dalam lingkungan organisasi, berinteraksi dengan banyakorang baik didalam maupun dilingkungan kerja berperan penting dalammembentuk moral dan disiplin para pekerja.

Kinerja karyawan akhir-akhir ini tidak hanya dilihat oleh faktor intelektualnya saja tetapi juga ditentukan oleh faktor emosinya. Seseorang yang dapat mengontrol emosinya dengan baik maka akan dapat menghasilkan kinerjayang baik pula. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Meyer (2004 :87):“kecerdasan emosi merupakan faktor yang sama pentingnya dengan


(35)

kombinasi kemampuan teknis dan analisis untuk menghasilkan kinerja yang optimal.” Salah satu aspek dalam kecerdasan emosi adalah motivasi.Salovey (dalam Goleman, 2000 :99) seperti yang dijelaskan sebelumnya, memotivasi diri sendiri merupakan landasan keberhasilan dan terwujudnya kinerja yang tinggi disegala bidang.

Suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh Boyatzis (2001:43) dan Chermiss (1998:21) terhadap beberapa subjek penelitian dalam beberapaperusahaan maka hasil yang didapat menunjukan bahwa karyawan yangmemiliki skor kecerdasan emosi yang tinggi akan menghasilkan kinerja yanglebih baik yang dapat dilihat dari bagaimana kualitas dan kuantitas yangdiberikan karyawan tersebut terhadap perusahaan. Chermiss juga mengungkapkan bahwa walaupun sesorang tersebut memiliki kinerja yang cukupbaik tapi apabila dia memiliki sifat yang tertutup dan tidak berinteraksi dengan orang lain secara baik maka kinerjanya tidak akan dapat berkembang.

2.4.2 Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Kinerja Karyawan Kecerdasan spiritual merupakan perasaan terhubungkan dengan diri sendiri, orang lain dan alam semesta secara utuh. Pada saat orang bekerja,maka ia dituntut untuk mengarahkan intelektualnya, tetapi banyak hal yangmembuat seseorang senang dengan pekerjaannya. Seorang pekerja dapatmenunjukkan kinerja yang prima apabila dia sendiri mendapatkan kesempatanuntuk mengekspresikan seluruh potensi diri sebagai manusia.Hal tersebut akandapat muncul bila seseorang dapat memaknai setiap pekerjaannya dan dapatmenyelaraskan antara emosi, perasaan dan otak.


(36)

Kecerdasan spiritual mengajarkan orang untuk mengekspresikan danmemberi makna pada setiap tindakannya, sehingga bila ingin menampilkankinerja yang baik maka dibutuhkan kecerdasan spiritual (Ningky Munir, 2000 :44). Penelitian yang dilakukan Wiersma (2002 :74) memberikan bukti tentangpengaruh kecerdasan spiritual dalam dunia kerja. Ia meneliti tentang bagaimanapengaruh spiritualitas dalam perilaku pengembangan karir. Penelitian inidilakukan selama tiga tahun dengan melakukan studi kualitatif terhadap 16responden.Hasil penelitian yang dilakukannya ternyata menunjukan bahwakecerdasan spiritual mempengaruhi tujuan sesorang dalam mencapai karirnya didunia kerja.Seseorang yang membawa makna spiritualitas dalam kerjanya akan merasakan hidup dan pekerjaannya lebih berarti. Hal ini mendorong danmemotivasi dirinya untuk lebih meningkatkan kinerja yang dimilikinya, sehinggadalam karir ia dapat berkembang lebih maju. Hasil penelitian ini sama denganapa yang pernah dilakukan Biberman dan Whittey (1997 :65). Merekamengemukakan hubungan antara kecerdasan spiritual dengan pekerjaan.Kecerdasan spiritual ternyata memberikan pengaruh pada tingkah lakuseseorang dalam bekerja.

Saat ini dunia kerja membawa lebih banyak konsentrasi pada masalahspiritual.Para pekerja mendapatkan nilai-nilai hidup bukan hanya dirumah saja,tetapi mereka juga mencari setiap makna hidup yang berasal dari lingkungankerja mereka.Mereka yang dapat memberi makna pada hidup mereka danmembawa spritualitas kedalam lingkungan kerja mereka akan membuat merekamenjadi orang yang lebih baik, sehingga kinerja yang dihasilkan juga lebih baikdibanding mereka yang bekerja tanpa memiliki kederdasan spiritual (Hoffman, 2002 :77).


(37)

Kecerdasan spritual yang dimiliki setiap orang tidaklah sama. Hal tersebuttergantung dari masing-masing pribadi orang tersebut dalam memberikan maknapada hidupnya.Kecerdasan spritual lebih bersifat luas dan tidak terbatas padaagama saja.Perbedaan yang dimiliki masing-masing individu akan membuathasil kerja juga berbeda (Muhammad Idrus, 2002 :52).

2.5Tinjauan Penelitian Terdahulu

Rangkaian penelitian terdahulu diringkas dlam tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Rangkaian Penelitian Terdahulu

Penelitian Judul Variabel Hasil Penelitian

S.K. Chakraborty dan Debangsu Chakkraborty (2004) The Transformed Leader and Spiritual Psychology: a Few Insight - Transformed Leader - Spiritual Psychology - Insight Spiritual berpengaruh terhadap bagaimana seseorang bersikap sebagai pemimpin. Pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki kecerdasan spiritual yang bagus, serta dapat membawa nilai-nilai spiritual dalam kepemimpinannya. Claudia Angelika Wijaya (2007) Analisa Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan di Hotel X - Kecerdasan intelektual - Kecerdasan Emosional - Kecerdasan Spiritual - Kinerja Karyawan Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan hotel X Jamaluddin (2011) Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap etika mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako - Kecerdasan intelektual - Kecerdasan Emosional - Kecerdasan Spiritual

- Etika mahasiswa

Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap etika Mahasiswa


(38)

Akuntansi. Triana Fitriastuti (2013) Pengaruh kecerdasan emosional, komitmen organizational dan organazitional citizenship behavior terhadap kinerja karyawan - Kecerdasan emosional - Komitmen organizational - Organizational citizenship behavior

- Kinerja karyawan

Kecerdasan emosional, komitmen organizational dan organizational citizenship behavior berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan Anis Choiriah (2013) Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan etika profesi terhadap kinerja auditor dalam kantor akuntan public

- Kecerdasan intelektual - Kecerdasan Emosional - Kecerdasan Spiritual - Etika profesi - Kinerja auditor

Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,

kecerdasan spiritual dan etika profesi terhadap kinerja auditor berpengaruh positif dan signifikan Sesilia Dwi Rini

Waryanti (2011) Pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan - Kecerdasan emosional - Kecerdasan spiritual - Kinerja karyawan Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Mohamad Djasuli (2004) Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja dengan variabel moderasi kompetensi di Kabupaten Lamongan - Kecerdasan intelektual - Kecerdasan Emosional - Kecerdasan Spiritual - Kinerja Karyawan Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja dengan variabel moderasi kompetensi di Kabupaten Lamongan Lisda Rahmasari (2012) Pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kinerja karyawan - Kecerdasan intelektual - Kecerdasan Emosional - Kecerdasan Spiritual Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh positif


(39)

- Kinerja Karyawan

dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sumber: S.K Chakkraborty dan Debongsu Chakkaraborty (2004), Claudia Angelika Wijaya (2007), Jamaludin (2011), Triana Fitriastuti (2013), Anis Choiriah (2013), Sesilia Dwi Rini W (2011), M. Djasuli (2004), Lisda Rahmasari (2012)

2.6Kerangka Konseptual

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja seperti telah dijelaskan di atas bahwa kecerdasan emosional, menurut Goleman (1998: 44), di antaranya mencakup aspek kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustrasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati, berempati, dan kemampuan bekerjasama. Lebih lanjut dikatakan oleh Goleman bahwa faktor kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi sukes karier, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor lain, termasuk kecerdasan emosional. Selaras dengan pendapat Goleman tersebut, Segal (2000: 27) juga menyatakan pentingnya kecerdasan emosional, terutama dalam hal pekerjaan. Menurutnya kecerdasan emosional memiliki peran penting di tempat kerja; di samping juga berperan di dalam lingkungan keluarga, masyarakat, pengalaman romantis dan kehidupan spiritual. Bahkan kesadaran emosi membuat keadaan jiwa makin diperhatikan sehingga memungkinkan dapat menentukan pilihan-pilihan yang lebih baik tentang apa yang akan dikerjakan, bagaimana menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan kebutuhan orang lain, dan dalam memilih pasangan hidup. Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka terlihat bahwa kecerdasan emosional mengandung aspek-aspek yang sangat penting yang dibutuhkan dalam bekerja. Seperti kemampuan memotivasi diri sendiri, mengendalikan emosi, mengenali emosi orang lain, mengatasi frustasi, mengatur suasana hati, dan faktor-faktor penting lainnya. Jika aspek-aspek tersebut dapat dimiliki dengan baik oleh setiap


(40)

karyawan dalam bekerja, maka akan membantu mewujudkan kinerja yang baik. Dengan demikian dapat terlihat jelas bahwa kecerdasan emosional berpengaruh pada kinerja karyawan.

Dasar penyusunan kerangka pikir penelitian ini diawali dari pemikiran bagaimana kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan hasil penelitian.Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti.Pertautan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Kecerdasan emosional menurut Goleman (2002 :78) adalah kemampuan kemampuan yang mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri. Goleman (2002 :94) membagi aspek aspek kecerdasan emosional menjadi 5 wilayah yang menjadi pedoman dalam mencapai kesuksesana atau produktivitas dalam bekerja yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan kemampuan sosial.

Kecerdasan spriritual adalah sebagai rasa moral, kemampuan menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dancinta serta kemampuan setara untuk melihat kapan cinta dan pemahamansampai pada batasannya, juga memungkinkan kita bergulat dengan ihwal baikdan jahat, membayangkan yang belum terjadi serta mengangkat kita darikerendahan.

Kinerja karyawan merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.


(41)

Skema Gambar 2.1

Sumber: Goleman (2002:78)

2.7Hipotesis

Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja karyawan pada Dinas Perhubungan Sumatera Utara.

Kecerdasan Emosional

(X1)

Kinerja Karyawan (Y)

Kecerdasan Spiritual


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian asosiatif.Penelitian asosiatif merupakan suatu jenis penelitian yang memiliki variabelganda, objek tunggal, dan pola hubungan atau pengaruh.Dalam penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu: Kecerdasan Emosional (X1), Kecerdasan Spiritual (X2), dan Kinerja (Y); sedangkan untukobjek penelitian terdiri atas satu objek yaitu pegawaiDinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara; dan untuk pola yang digunakan dalampenelitian ini yaitu pola pengaruh antar variabel.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara di Jalan Imam Bonjol No.61 Polonia.Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai juli 2015.

3.3 Batasan Operasional

1. Variabel Independen (X) yaitu Kecerdasan Emosional (X1), Kecerdasan Spiritual (X2).

2. Variabel Dependen (Y) yaitu Kinerja Pegawai.

3.4 Definisi Operasional

1. Kecerdasan Emosional (X1)

kecerdasan emosi adalah kemampuan dibidang emosi yaitu kesanggupan menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikan emosi,


(43)

semangat optimisme, dan kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain atau empati.

2. Kecerdasan Spiritual (X2)

Dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki pada pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

3. Kinerja Karyawan (Y)

Suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Kecerdasan Emosional (X1)

Kemampuan- kemampuan yang mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri sebagai pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

Kesadaran diri (self awereness) Pengendalian diri (self management) Motivasi (motivation) Empati (Emphaty) - Kesadaran Emosional - Penilaian Diri

yang Kuat - Kepercayaan Diri - Mengendalikan Diri - Adaptabilitas - Berhati-hati - Dorongan Berprestasi - Inisiatif - Optimisme - Memahami Orang Lain - Mengembangka

n Orang Lain - Orientasi

Pelayanan

Likert 1 s.d 5


(44)

Kemampuan Sosial (Relationship management) (Daniel Goleman, 2000) - Komunikasi - Manajemen Konflik - Membangun Ikatan Kecerdasan Spiritual (X2)

Kecerdasan menghadapi persoalan serta menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan lebih bermakna sebagai pegawai Dinas Perhubungan Sumatera Utara. Mutlak Jujur Keterbukaan Pengetahuan Diri Fokus pada Kontribusi Spiritual non Dogmatis - Keyakinan untuk Jujur - Enggan Melakukan Kecurangan - Bekerja dengan

benar dan melawan konvensi - Keterbukaan dalam bekerja - Menerima Kritikan - Mampu memberi Masukan/ Saran

- Paham Akan Tugas Diri - Kemampuan

Berinovasi - Mengembangka

n Diri Sendiri

- Bersungguh-sungguh - Fokus dalam

Menangani Tugas - Tingkat

Kesadaran Tinggi

- Fleksibel dalam Bersikap

Likert 1 s.d 5


(45)

(Setyawan, 2004)

- Kualitas hidup diilhami oleh visi dan nilai - Kemampuan

untuk

menghadapi dan memanfaatkan masalah Sumber: Goleman (2002), Setyawan (2004)

LanjutanTabel 3.1

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Kinerja Karyawan (Y) Hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya dalam ketepatan waktu, efektifitas, kemandirian hingga komitmen pegawai Dinas Perhubungan Sumatera Utara. . Kualitas Kuantitas Ketepatan Waktu Efektifitas Kemandirian

- Kerja sesuai Standard Perusahaan - Teliti - Disiplin

- Memiliki Target - Mencapai Target - Menyelesaikan Pekerjaan dengan Tepat dan Efisien - Sesuai jangka

Waktu

- Tidak menunda-nunda dalam bekerja - Kecepatan

- Memperoleh Keuntungan - Hadir tepat

waktu - Berinovasi

- Suka Tantangan - Mengandalkan Diri Sendiri - Berusaha menjadi yang diandalkan Likert 1 s.d 5


(46)

Komitmen

(Bernardin, 2007)

- Tanggung Jawab - Loyalitas

- Bekerja sepenuh Hati

Sumber : Bernardin (2007)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala Likert.Menurut Sugiyono (2005), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenasosial. Instrumen dibuat dalam bentuk pilihan ganda dimana setiap item soal disediakan jawaban. untuk masing-masing jawaban tersebut akan diberi skor. Sebagai contoh jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu – Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2005)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009 :91) populasiadalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkanolehpenelitiuntukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.


(47)

Sedangkansampeladalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Populasi penelitian ini adalah keseluruhan karyawan pada Dinas PerhubunganSumatera Utara bidang darat, udara, dan laut dengan jumlah karyawan 152 orang.Bagian darat, laut, dan udara menjadi fokus dalam penelitian ini.Penelitimenelitiketigadivisiinikarenaketigadivisi tersebut memiliki standar kinerja karyawan yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas pada Dinas PerhubunganProvinsi Sumatera Utara. Dapat dilihat dari tabel 3.3 berikut ini

Tabel 3.3

Jumlah Pegawai Negeri Sipil

Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

NO. Bagian Jumlah PNS

1. Kepala Dinas 1

2. Wakil Kepala Dinas 1

3. Sekertaris 2

4. Wakil Sekertaris 2

5. Kepala Bidang 3

6. Kepala Bagian 36

7. Pegawai Negeri Sipil tetap 107

Jumlah keseluruhan PNS 152

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara (Data Diolah)

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005 :116). Teknik sampling yang diuraikan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling, yaitu: teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan Rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10% (umar:2008:78).

Rumus Slovin:

n =


(48)

n =

+ ,

n = 110,14 responden

Jadi, jumlah sampel yang akan diambil adalah 110 orang karyawan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara,dimana:

n = jumlah Sampel. N = jumlah Populasi.

e = taraf kesalahan, dalam penelitian ini digunakan α = 5 %

Tabel 3.4

Proportionate Random Sampling Bagian Jumlah populasi

(orang)

Perhitungan Jumlah Sampel (orang)

Kepala dinas 1 × 111= 0,7 1

Wakil Kepala Dinas 1 × 111= 0,7 `1

Sekertaris 2 × 111= 1,4 1

Wakil Sekertaris 2 × 111= 1,4 1

Kepala Bidang 3 × 111= 2,1 2

Kepala Bagian 36 × 111= 26,2 26

PNS tetap 107 × 111= 78,1 78

Sumber: Bagian SDM Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Sampel diambil berdasarkan beberapa fokus pada bagian yang memiliki standar kinerja karyawan.Berdasarkan observasi langsung peneliti, bagian darat, laut, dan udara merupakan bagian dalam institusi pemerintahan yang memiliki standar kinerja yang paling berpengaruh terhadap kinerja institusi pemerintahan.Kemudian untuk menarik sampel dari populasi kedalam kelompok kelompok homogeny dan kemudian diambil acak dari setiap bagian.(Ginting, 2008:134).


(49)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer, dalam penelitian ini adalah data-data yang berkenaan dengan identitas responden seperti: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir,dan masa kerja para karyawan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

2. Data sekunder, dalam penelitian ini adalah data-data yang peneliti dapatkan secara tidak langsung dari objek penelitian, karena peneliti mendapatkan informasi dari media perantara pada karyawan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Metode Kuesioner

Metode ini digunakan untuk memperoleh data variabel kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kinerja karyawan.Data dikumpulkan dengan memberikan daftar pertanyaan atau kuesioner kepada responden.Khusus untuk kuesioner kinerja karyawan dijawab oleh masing-masing Kepala Bagian Alasan menggunakan metodei ni adalah bahwa subyek penelitian merupakan orang yang paling tahu tentang dirinya, dan pernyataan subyek yang diberikan adalah benar dan dapat dipercaya. Metode kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini


(50)

adalah jenis kuesioner tertutup karena jawaban telah disediakan. Kuesioner yang digunakan adalah pilihan ganda.

2. Metode wawancara

Peneliti melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai responden di lapangan.

3. Metode Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data melalui buku, jurnal, dan internet yang menjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Uji ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana ketepatan instrument penelitian sehingga memberikan informasi yang akurat.Validitas dalam penelitianini dicari dengan kriteria internal yaitu mengkorelasikan skor masing-masing dengan skor totalnya. Cara yang digunakan untuk menghitung korelasi yaitu dengan program SPSS memakai teknik korelasi produk moment. Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah:

1. Jika r hitung>r tabelmaka pernyataan dinyatakan valid. 2. Jika r hitung< r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.5 Uji Validitas I

Pernyataan r hitung t table Validitas

Item1 0.547 0.444 Valid

Item 2 0.825 0.444 Valid

Item 3 0.694 0.444 Valid


(51)

Item 5 0.615 0.444 Valid

Item 6 0.780 0.444 Valid

Item 7 0.632 0.444 Valid

Item 8 0.229 0.444 Tidak Valid

Item 9 0.529 0.444 Valid

Item 10 0.555 0.444 Valid

Item 11 0.780 0.444 Valid

Item 12 0.674 0.444 Valid

Item 13 0.634 0.444 Valid

Item 14 0.338 0.444 Tidak Valid

Item 15 0.081 0.444 Tidak Valid

Item 16 0.780 0.444 Valid

Item 17 0.581 0.444 Valid

Item 18 0.533 0.444 Valid

Item 19 0.780 0.444 Valid

Item 20 0.622 0.444 Valid

Item 21 0.610 0.444 Valid

Item 22 0.694 0.444 Valid

Item 23 0.825 0.444 Valid

Item 24 0.496 0.444 Valid

Item 25 0.200 0.444 Tidak Valid

Item 26 0.594 0.444 Valid

Item 27 0.342 0.444 Tidak Valid

Item 28 0.780 0.444 Valid

Item 29 0.302 0.444 Tidak Valid

Item 30 0.780 0.444 Valid

Item 31 0.547 0.444 Valid

Item 32 0.825 0.444 Valid

Item 33 0.694 0.444 Valid

Item 34 0.513 0.444 Valid

Item 35 0.615 0.444 Valid


(52)

Item 37 0.281 0.444 Tidak Valid

Item 38 0.533 0.444 Valid

Item 39 0.780 0.444 Valid

Item 40 0.622 0.444 Valid

Item 41 0.143 0.444 Tidak Valid

Item 42 0.229 0.444 Tidak Valid

Item 43 0.690 0.444 Valid

Item 44 0.665 0.444 Valid

Item 45 0.614 0.444 Valid

Item 46 0.543 0.444 Valid

Item 47 0.481 0.444 Valid

Item 48 0.068 0.444 Tidak Valid

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS:18 (2015)

Terlihat dari hasil pengolahan data diatas terdapat beberapa data yang tidak valid, yaitu pada item 8, 14, 15, 25, 27, 29, 37, 41, 42 dan 48. Dikarenakan hasil r hitung < t tabel (0.444) sehingga data yang tidak valid harus di buang untuk kemudian dilakukan uji kembali.

Tabel 3.6 Uji Validitas II

Pernyataan r hitung t table Validitas

Item1 0.547 0.444 Valid

Item 2 0.825 0.444 Valid

Item 3 0.694 0.444 Valid

Item 4 0.513 0.444 Valid

Item 5 0.615 0.444 Valid

Item 6 0.780 0.444 Valid

Item 7 0.632 0.444 Valid

Item 9 0.529 0.444 Valid


(53)

Item 11 0.780 0.444 Valid

Item 12 0.674 0.444 Valid

Item 13 0.634 0.444 Valid

Item 16 0.780 0.444 Valid

Item 17 0.581 0.444 Valid

Item 18 0.533 0.444 Valid

Item 19 0.780 0.444 Valid

Item 20 0.622 0.444 Valid

Item 21 0.610 0.444 Valid

Item 22 0.694 0.444 Valid

Item 23 0.825 0.444 Valid

Item 24 0.496 0.444 Valid

Item 26 0.594 0.444 Valid

Item 28 0.780 0.444 Valid

Item 30 0.780 0.444 Valid

Item 31 0.547 0.444 Valid

Item 32 0.825 0.444 Valid

Item 33 0.694 0.444 Valid

Item 34 0.513 0.444 Valid

Item 35 0.615 0.444 Valid

Item 36 0.780 0.444 Valid

Item 38 0.533 0.444 Valid

Item 39 0.780 0.444 Valid

Item 40 0.622 0.444 Valid

Item 43 0.690 0.444 Valid

Item 44 0.665 0.444 Valid

Item 45 0.614 0.444 Valid

Item 46 0.543 0.444 Valid

Item 47 0.481 0.444 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS:18 (2015)


(54)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut (Sugiyono, 2005 :110) instrument yang reliable adalah instrument yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama, maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r alpha positif atau> r tabel maka pernyataan reliable.

2. Jika r alpha negative atau < r tabel maka pernyataan tidak reliable. Tabel 3.7

Uji Realibilitas

r alpha / Cranbach alpha r tabel

0.891 0.444

Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 18 (2015). Dari kriteria diatas dapat disimpulkan bahwa r alpha (0.891) > r tabel (0.444), sehingga penelitian dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpulan data.

3.10 Teknik Analisis

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.


(55)

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov Smirnov.Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig.(2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2010 :97).

2. Uji Heteroskedasitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen(Heteroskedasitas). Modelregresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedasitas. Heteroskedasitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen,maka ada indikasi terjadinya Heteroskedasitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya Heteroskedasitas.


(56)

3. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala Multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerancemengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance>1 atau nilai VIF <5, maka tidak terjadi Multikolinearitas (Situmorang, 2010:136).

3.10.3 Analisis Linier Berganda

Teknik analisis yang dipakai dalam menguji hipotesis penelitian ini adalah dengan menggunakan multiple regression analysis (analisis regresi berganda). Teknik ini dipakai untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.Rumus persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1+ β2 X2 + e Keterangan

Y = Kinerja Karyawan α = konstanta

X1 = Kecerdasan Emosional β = koefisien regresi variabel X X2 = Kecerdasn Spiritual e = Error Disturbance


(57)

3.10.4 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan spiritual terhadap kinerja karyawan maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

1. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)

Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada Dinas Perhubungan Sumatera Utara.Kriteria pengujian sebagai berikut:

H0 : β = 0. Maka tidak ada pengaruh yang signifikan dari pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Ha : β = 0. Maka ada pengaruh dari pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Dengan kriteria keputusan:

H0 diterima jika t hitung< t tablepada α = 5% Ha diterima jika t hitung< t tablepada α = 5% 2. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.


(58)

H0 :b1b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

H0 : b1b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh pengaruh kecerdasan emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0 diterima jika F hitung< F tablepada α = 5% Ha ditolakjika F hitung> F tablepada α = 5%

3.10.5 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur variabel bebas yang diteliti yaitu struktur Kecerdasan Emosional (X1) dan Spiritual (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y)dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table Model Summary dan tertulis R square berkisar antara angka 0 sampai dengan 1 (satu). Apabila R Square semakin kecil atau mendekati angka 0 (nol), maka hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) semakin lemah. Sebaliknya apabila RSquare semakin besar atau mendekati angka 1 (satu), maka hubungan kedua variable semakin kuat.


(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk berdasarkan periode Kabinet-Kabinet Republik Indonesia. Rencana Strategis Dinas Perhubungan Propinsi disusun berawal dari pemikiran strategis tentang nilai-nilai luhur yang dianut /dimiliki oleh seluruh pimpinan dan staf Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara yang merupakan karakteristik inti dari tugas pokok yang diemban oleh Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 060. 255. K Tahun 2002 tentang Tugas dan Tata Kerja Dinas Perhubungan serta Organisasi Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara menyatakan bahwa Kepala Dinas Perhubungan bertugas membantu Gubernur dalam melaksanakan tugas otonom, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang perhubungan.

Gambar 4.1 Logo Dinas Perhubungan

(Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara)

Logo Departemen Perhubungan adalah suatu bentuk simbolis yang menggambarkan keluarga besar Perhubungan. Adapun arti dari Dinas Perhubungan adalah :

1. Roda Bergerigi berarti Matra Perhubungan Darat 2. Jangka berarti Matra Perhubungan Laut

3. Burung Garuda berarti Matra Perhubungan Udara

4. Bulatan Bumi berarti lingkup pelayanan Jasa Pehubungan

5. Warna Logo Biru Langit (Cenrulean Blue) berarti Kedamaian, dan kuning berarti Keagungan.


(60)

4.1.2 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara 4.1.2.1Visi

Visi Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara adalah mewujudkan penyelenggaran pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah dalam upaya menciptakan masyarakat Sumatera Utara yang beriman, maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam kebhinekaan yang didukung tata pemerintahan yang baik.

Handal meliputi :

Aman, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan menjangkau seluruh pelosok tanah air serta mampu mendukung pembangunan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Berdaya saing meliputi :

Efesien, harga terjangkau, ramah lingkungan, berkelanjutan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional, mandiri produktif.

Memberikan nilai tambah meliputi :

Tumbuhnya iklim yang kondusif bagi berkembangnya peran serta masyarakat dan pengusaha kecil, menengah, koperasi, memberikan kontribusi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah serta menciptakan lapangan kerja.

4.1.2.2Misi

Misi dari Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara adalah membangun dan mengembangkan Ekonomi Kerakyatan yang bertumpu pada pertanian, agroindustri, pariwisata dan sektor-sektor unggulan serta mengembangkan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dengan cara :

1. Mempertahankan tingkat jasa pelayanan sarana dan prasarana perhubungan (rekondisi/ survival),

2. Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang perhubungan dan menegakkan hukum secara konsisten (restrukturisasi dan reposisi),

3. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan perhubungan,

4. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan jasa perhubungan yang handal, berdaya saing dan memberi nilai tambah.

4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya


(1)

Seketaris 1 0.9 0.9 2.7

Wakil Seketaris 1 0.9 0.9 3.6

Kepala Bidang 2 1.8 1.8 5.4

Kepala Bagian 26 23.6 23.6 30

PNS Tetap 78 70.0 70.0 100.0

Lampiran 6

Uji Asumsi Klasiik


(2)

P Plot

Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 20

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,75892064 Most Extreme

Differences

Absolute ,125


(3)

Negative -,125

Kolmogorov-Smirnov Z ,558

Asymp. Sig. (2-tailed) ,914

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Scatterplot


(4)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2,915 2,637 1,105 ,284

Kecerdasan_Emosiona l

-,003 ,132 -,017 -,024 ,981 ,114 8,759

Kecerdasan_Spiritual -,024 ,145 -,120 -,169 ,868 ,114 8,759 a. Dependent Variable: ABSUT

Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) ,064 ,023 3,198 ,005

Kecerdasan_Emosion al

,778 ,252 ,858 3,088 ,007 ,114 8,759

Kecerdasan_Spiritual ,680 ,276 ,068 2,245 ,009 ,114 8,759 a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan


(5)

Lampiran 7

Uji Hipotesis

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) ,064 ,023 3,198 ,005

Kecerdasan_Emosion al

,778 ,252 ,858 3,088 ,007 ,114 8,759

Kecerdasan_Spiritual ,680 ,276 ,068 2,245 ,009 ,114 8,759 a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan


(6)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1055,415 2 166,884 48,263 ,000a

Residual 47,276 107 3,458

Total 1102,691 109

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan_Spiritual, Kecerdasan_Emosional b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan

Koefisien Determinan R

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,922a ,850 ,833 1,860 1,810

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan_Spiritual, Kecerdasan_Emosional b. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Sikap Siswa dalam Pembelajaran Bermuatan Multikultural di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM)

0 47 150

Kecerdasan Emosional, Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasional pegawai pada Dinas Pertanian dan Kelautan Pemerintah Kota Medan

8 162 165

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Perilaku Delinkuen Pada Remaja Laki-Laki

8 51 85

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PDAM SRAGEN Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan Pada PDAM Sragen.

0 4 10

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA Analisis Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan Pada PDAM Sragen.

0 3 16

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) PADA KINERJA KARYAWAN.

0 0 1

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LBPP-LIA PALEMBANG

0 0 13

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

1 2 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional - Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

0 0 23

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan pada Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara

0 0 11