Efektivitas pelatihan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Skses Mandiri
EFEKTIVITAS PELATIHAN MENDENGARKAN PADA
KARYAWAN PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Wisnu Cahya Ardian NIM : 129114032
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(2)
EFEKTIVITAS PELATIHAN MENDENGARKAN PADA
KARYAWAN PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Wisnu Cahya Ardian NIM : 129114032
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(3)
(4)
(5)
HALAMAN MOTTO
“Whatever you make a request for in prayer, have faith that it has been given to you, and you will have it.”
- Mark 11:24 -
“Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia. Berlarilah tanpa
lelah, sampai engkau meraihnya.”
- Giring -
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja
untuk keabadian.”
- Pramoedya Ananta Toer -
“Semua harus dimulai dengan berani! Pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia”
(6)
Halaman Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
- Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat dan kasihNya serta
menjadi pengharapan serta kekuatan dalam menjalani hidup.
- Keluarga yang paling berharga, Ayah, Ibu dan Kakak yang selalu
(7)
(8)
EFEKTIVITAS PELATIHAN MENDENGARKAN PADA KARYAWAN PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI
Wisnu Cahya Ardian ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas pelatihan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hipotesis penelitian menyatakan pengetahuan dan perilaku mendengarkan meningkat setelah diberikan pelatihan mendengarkan. Subjek adalah 26 karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen sejumlah 13 orang dan kelompok kontrol sejumlah 13 orang.Pengukuran efektivitas pelatihan melalui 2 level yaitu level evaluasi pengetahuan dan level evaluasi perilaku. Data diperoleh melalui pre-test dan post-test. Perhitungan paired sample t-test kelompok eksperimen dalam evaluasi pengetahuan memperoleh nilai t = 6,698 pada probabilitas 0,00 (p < 0,05; signifikan), dan kelompok kontrol memperoleh nilai t = 1,238 pada probabilitas 0,239 (p > 0,05; tidak signifikan). Perhitungan paired sample t-test evaluasi perilaku kelompok eksperimen memperoleh nilai t = 6,235 pada probabilitas 0,00 (p < 0,05; signifikan), dan kelompok kontrol memperoleh nilai t = 0,236 pada probabilitas 0, 818 (p > 0,05; tidak signifikan). Perhitungan
independent sample t-test pada gain evaluasi pengetahuan memperoleh nilai t = 6,365 pada probabilitas 0,00 (p < 0,05; signifikan), dan evaluasi perilaku memperoleh nilai t = 4,979 pada probabilitas 0,00 (p < 0,05; tidak signifikan). Hipotesis penelitian diterima karena kelompok eksperimen mengalami peningkatan pengetahuan dan perilaku mendengarkan setelah pelatihan secara signifikan.
(9)
THE EFFECTIVENESS OF LISTENING TRAINING ON EMPLOYEES IN PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI
Wisnu Cahya Ardian ABSTRACT
The study aims to determine the effectiveness of listening training on PT.Mitra Karsa Sukses Mandiri employees. The research hypothesis states that knowledge and behaviors increase after being given listening training. Subject is 26 employees of PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Subjects were divided into two groups. The experimental group was 13 people and the control group was 13 people. The measurement of training effectiveness is through 2 levels; knowledge evaluation level and behavior evaluation level. The measurement uses pre-test and post-test. The paired sample t-test of the experimental group in the knowledge level evaluation obtained the t value = 6,698 at the 0.00 probability (p <0.05; significant), and the control group obtained the value of t = 1,238 in probability 0.239 (p> 0.05; unsignificant). The calculated paired sample t-test of the behavior of the experimental group obtained t value = 6.235 at probability 0.00 (p <0.05; significant), and the control group obtained t value = 0.236 at probability 0, 818 (p> 0,05; unsignificant). The independent sample t-test for the evaluation of knowledge level obtained t value = 6,365 at probability 0,00 (p <0,05; significant), and behavior got value t = 4,979 at probability 0,00 (p <0,05; significant). Based on the data above, it is concluded that the research hypothesis is accepted because the experimental group experiences significant increase in knowledge and behavior listening after the training.
(10)
(11)
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efektivitas Pelatihan Mendengarkan pada Karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri”, dengan baik. Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak sekali dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. dan P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Dekan dan Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas dukungannya sehingga proses pengerjaan skripsi hingga diujikan dapat berjalan dengan lancar.
2. TM. Raditya Hernawa, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah membimbing saya selama proses pengerjaan skripsi. 3. Teruntuk yang terkasih Babe, Mami, Mbak Wikan dan Mas Aji.
Terima Kasih atas dukungan semangat dan doa yang tulus. Semoga skripsi ini bisa buat Babe, Mami, dan Mb. Wikan bangga.
4. Orang yang paling spesial: Deivi, yang terkadang bisa jadi adik, teman, sahabat, dan mentor. Terima kasih untuk semua canda, tawa dan motivasinya selama proses pengerjaan skripsi.
5. Anak-anak Cobra: Deivi, Lona, Lintang, Teteh, Bella, Yudha, Sonia, Komang, Yosu, Gede. Goler-goler dan dolan-dolan bareng
(12)
kalian terkadang sangat bermanfaat tatkala fisik terlalu lelah dengan skripsi.
6. Teman-teman bimbingan Pak Tius: Ocik, Maureen, Vishnu, Ajeng, Nia, Lindi, Rege. Antri bimbingan pasti membosankan kalau sendirian.
7. Temen-temen SABOENAM: Bayu, Sandi, Seto, Dilon, Komang. Terimakasih selalu menemani malam-malam lembur skripsiku dengan alunan musik akustik yang berisik tapi berisi.
8. Mas Sigit selaku Direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Terimakasih atas kesediaannya dalam membantu jalannya proses penelitian sehingga penelitian dan pelatihan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
9. Mas Acong sebagai Fasilitator dalam pelatihan yang dilaksanakan untuk kepentingan penelitian. Terimakasih karena telah bersedia menjadi fasilitator pelatihan serta membantu dan memberikan banyak saran yang sangat bermanfaat bagi penelitian.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
(13)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI A. Mendengarkan ... 5
(14)
1. Pengertian Mendengarkan... 5
2. Proses Mendengarkan ... 7
3. Faktor-faktor Mendengarkan ... 6
B. Pelatihan ... 8
C. PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ... 12
D. Hipotesis ... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 14
B. Identifikasi Variabel ... 14
C. Definisi Operasional ... 14
D. Subjek Penelitian... 15
E. Desain Penelitian... 15
F. Prosedur Penelitian... 16
G. Alat Ukur ... 17
H. Validitas dan Reliabilitas ... 18
I. Teknik Analisis Data ... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 22
A. Pelaksanaan Pelatihan ... 22
B. Hasil Penelitian ... 23
1. Data Deskriptif Penelitian ... 23
2. Uji Asumsi ... 24
2.1 Uji Normalitas ... 24
(15)
3. Hasil Uji Hipotesis... 25
C. Pembahasan ... 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31
B. Saran ... 32
DAFTAR PUSTAKA ... 33
(16)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Komposisi Skala ... 18
Tabel 2 Reliabilitas Evaluasi Belajar ... 19
Tabel 3 Reliabilitas Mendengarkan ... 19
Tabel 4 Validitas Modul... 20
Tabel 5 Hasil Data Evaluasi Belajar ... 23
Tabel 6 Hasil Data Skala Mendengarkan ... 24
Tabel 7 Hasil Uji Normalitas ... 24
Tabel 8 Homogenitas ... 25
Tabel 9 Uji Hipotesis Pre dan Post tes Kel. Eksperimen ... 26
Tabel 10 Uji Hipotesis Pre dan Post tes Kel. Kontrol ... 26
(17)
DAFTAR GAMBAR
(18)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Evaluasi Belajar ... 37
Lampiran 2 Skala Evaluasi Perilaku ... 42
Lampiran 3 Reliabilitas ... 45
Lampiran 4 Statistik Deskriptif ... 48
Lampiran 5 Paired Sample t-Test Evaluasi Belajar ... 49
Lampiran 6 Independent Sample t-Test Evaluasi Belajar ... 50
Lampiran 7 Paired Sample t-Test Skala Mendengarkan ... 51
Lampiran 8 Independent Sample t-Test Skala Mendengarkan ... 52
Lampiran 9 Maching ... 53
Lampiran 10 Modul Pelatihan Mendengarkan ... 54
Lampiran 11 Dokumentasi Pelatihan ... 75
(19)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mitra Karsa Sukses Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang didirikan pada tahun 2003. Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan skala nasional di bidang precision parts, mold dan die maker, special purpose machine, selalu memperbaharui teknologi dan dikelola dengan highly component dan customer focused team. Misi perusahaan adalah selalu mengedepankan kepuasan pelanggan, memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi perkembangan industri, fokus pada sales and service yang memuaskan, dan pengembangan yang berkesinambungan.
Perusahaan mengalami banyak kerugian akibat kerusakan produk dan kerusakan alat. Kerusakan produk dan alat yang terjadi akibat kesalahan kerja karyawan tercatat dalam dokumen PICA (problem Identification and Corective Action). Pimpinan perusahaan menyebutkan bahwa salah satu contoh kesalahan kerja adalah karyawan bagian engginering menuliskan ukuran yang salah dalam pembuatan sebuah panel box sehingga ukuran panel box yang diproduksi tidak sesuai dengan pesanan. Dokumen PICA menyebutkan bahwa karyawan telah diperingatkan oleh atasan mengenai satuan ukur yang digunakan salah, namun karyawan tersebut lupa menggantinya. Hal tersebut menunjukan bahwa karyawan tidak melakukan
(20)
proses remembering yang merupakan salah satu proses di dalam mendengarkan.
Kesalahan kerja lain dilakukanolehmandordalam menerima informasi dari atasan sehingga informasi yang ia berikan pada operator juga tidak tepat. Dokumen PICA menyebutkan bahwa mandor tidak mengerti tugas dari atasan dan tidak melakukan konfirmasi atas tugas yang dimaksudkan. Hal tersebut menunjukan bahwa karyawan tidak melakukan proses responding yang merupakan salah satu proses di dalam mendengarkan. Pimpinan perusahaan mengatakan bahwa beberapa kali kesalahan pembelian barang dilakukan oleh karyawan. Dokumen PICA menyebutkan bahwa penugasan pembelian barang dilakukan tanpa menggunakan memo atau parts list sehingga karyawan lupa spesifikasi barang yang harus dibeli. Hal tersebut menunjukan bahwa karyawan tidak melakukan proses remembering yang merupakan salah satu proses di dalam mendengarkan. Needs analysis dengan wawancara dan data dokumen PICA menunjukan bahwa permasalahan-permasalahan di dalam perusahaan diakibatkan oleh kegagalan proses komunikasi, secara khusus dalam proses mendengarkan.
Beebe, Beebe dan Redmond (2009) mengatakan bahwa mendengarkan merupakan proses psikologis dalam kegiatan decoding yang terdiri dari proses selecting (seleksi), attending (perhatian), understanding (mengerti),
remembering (mengingat), dan responding (merespon). Devito (2010)
menjelaskan bahwa mendengar (hearing) dan mendengarkan (listening) mempunyai arti yang berbeda. Mendengar adalah proses fisik ketika indra
(21)
pendengar menerima rangsangan suara. Mendengarkan adalah proses mental dalam menerima rangsangan dan meresponnya dengan cara tertentu. Mendengarkan berpengaruh terhadap keberhasilan proses komunikasi di dalam organisasi.
Permasalahan dalam PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri dapat ditanggulangi dengan melakukan pelatihan terhadap karyawan. Pelatihan mampu mengubah atau membentuk perilaku serta meningkatkan kemampuan karyawan sesuai dengan materi pelatihan. Khanfar (2011) berpendapat bahwa pelatihan merupakan sarana aktif yang memungkinkan individu untuk memanfaatkan kemampuan dan kapabilitas potensialnya. Laing (dalam Saheen, Naqfi dan Khan, 2013) mendefinisikan pelatihan adalah cara untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan kinerja karyawan. Evaluasi pelatihan dilakukan untuk menunjukan efektivitas pelatihan. Kirkpatrick (2006) mengungkapkan bahwa evaluasi pelatihan yang terdiri dari 4 level, yaitu evaluasi reaksi (level 1); belajar (level 2); perilaku (level 3); dan evaluasi hasil (level 4). Penelitian ini menggunakan evaluasi belajar (level 1) dan perilaku (level 3) karena mampu menggambarkan secara langsung perubahan subjek setelah mengikuti pelatihan.
Evaluasi tingkat belajar dan evaluasi tingkat perilaku diukur sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan untuk melihat efektivitas pelatihan. Hasil evaluasi pelatihan digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada pelatihan yang telah dilaksanakan. Peningkatan pengetahuan dan perilaku mendengarkan setelah pelatihan diharapkan mengurangi potensi
(22)
kesalahan kerja akibat kesalahan dalam penerimaan informasi. Topno (2010) menyatakan bahwa pelatihan menjadi alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan melalui pengetahuan dan pembelajaran baru yang diberikan dalam pelatihan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian adalah apakah pelatihan mendengarkan efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelatihan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan sumbangan bagi psikologi komunikasi, secara khusus dalam proses konsep mendengarkan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini menjadi sumber informasi dan dasar dalam melakukan evaluasi terhadap suatu program pelatihan.
(23)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Mendengarkan
Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih. Satu orang bertindak sebagai pengirim pesan dan yang lainnya sebagai penerima pesan. Mendengarkan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses komunikasi, terutama dalam peran seseorang sebagai penerima pesan.
1. Pengertian Mendengarkan
DeVito (2010) berpendapat bahwa mendengarkan diartikan sebagai proses aktif menerima rangsangan (stimulus) telinga (aural) dan meresponnya dengan cara tertentu. Beebe et al. (2009) mengatakan bahwa mendengarkan merupakan proses psikologis dalam kegiatan decoding yang terdiri dari proses selecting (seleksi), attending (perhatian), understanding (mengerti), remembering (mengingat), dan responding (merespon). Wood (2013), menambahkan bahwa mendengarkan (listening) adalah sebagai proses kompleks yang terdiri atas mendengar (hearing), berpikir, memilih dan mengorganisasikan informasi, menerjemahkan informasi, merespon situasi, dan mengingat.
Definisi dari DeVito, Beebe, dan Wood menyimpulkan bahwa mendengarkan adalah proses aktif dalam kegiatan menerima pesan yang melibatkan proses mendengar, memberikan perhatian, menyeleksi, mengerti isi pesan, mengingat dan memberikan respon terhadap situasi yang terjadi.
(24)
2. Proses Dalam Mendengarkan
Beebe et al. (2009) berpendapat bahwa mendengarkan merupakan proses psikologis dalam kegiatan decoding yang terdiri dari proses :
a. Selecting : Proses memilah-milah pesan yang akan dijadikan fokus perhatian.
b. Attending : Proses memfokuskan perhatian pada sumber
informasi.
c. Understanding : Proses memaknai informasi berupa suara atau nonverbal yang telah melalui proses seleksi dan menjadi fokus perhatian.
d. Remembering : Proses recalling (memanggil kembali)
informasi-informasi yang telah diterima.
e. Responding : Dilakukan agar orang lain tahu bahwa
informasi yang disampaikan telah diterima. 3. Faktor Yang Mempengaruhi Mendengarkan
DeVito (2010) menjelaskan beberapa hal yang dapat menjadi hambatan dalam mendengarkan, yaitu :
a. Sibuk dengan diri sendiri
Penerima pesan tidak memperhatikan pokok pembicaraan, namun memusatkan perhatian pada kepentingan dan perilakunya sendiri. b. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
Penerima pesan memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang tidak relevan dengan interaksi.
(25)
c. Mempertajam
Penerima pesan menekankan pada satu atau dua aspek dari pesan yang diterima.
d. Asimilasi
Penerima pesan merekonstruksi pesan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan sikap, prasangka, dan nilai-nilai pribadi.
e. Faktor kawan atau lawan
Penerima pesan mendistorsi pesan berdasarkan orang yang menjadi lawan bicaranya.
f. Mendengar yang diharapkan
Penerima pesan tidak mendengarkan apa yang sebenarnya dikatakan, namun mendengar apa yang diharapkan.
Tanner (dalam Oduolowu dan Akintemi, 2014) menambahkan bahwa perbedaan jenis kelamin mempengaruhi proses mendengarkan karena perbedaan gaya komunikasi antara pria dan wanita. Tanner menyebutkan bahwa wanita sangat dipengaruhi oleh suasana hati.
B. Pelatihan
Pelatihan berpengaruh pada keberhasilan suatu perusahaan karena melalui pelatihan, ilmu pengetahuan dan keterampilan baru dimiliki oleh karyawan sehingga mampu bekerja secara optimal di dalam perusahaan.
(26)
1. Definisi Pelatihan
Hardjana (2001) mengemukakan bahwa pelatihan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu pendek. Muchinsky (2003) mengatakan bahwa pelatihan merupakan proses ketika pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan kemampuan (abilities) seseorang bertambah atau meningkat. Gomes (2003) mengemukakan bahwa pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Dessler (2009) mengungkapkan bahwa pelatihan adalah proses mengajarkan keterampilan dasar yang dibutuhkan karyawan untuk menjalankan pekerjaan serta menjadi salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja.
Definisi dari beberapa tokoh di atas menyimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu program yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan karyawan terkait dengan pekerjaannya.
2. Experiential Learning
Pelatihan mendengarkan dilaksanakan dengan metode experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman dengan model structured experiences (pengalaman berstruktur). Supratiknya (2008) mengatakan bahwa experiential learning pada dasarnya merupakan student centered learning atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada metode
(27)
pembelajaran tersebut peserta pelatihan diajak untuk mengalami siklus experiential learning. Berikut ini adalah siklus experiential learning:
Gambar 1. Siklus Experiential Learning
Experiencing : Melibatkan peserta pada aktifitas tertentu, baik secara individu, berpasangan, kelompok kecil atau kelompok besar.
Publishing : Pengalaman-pengalaman individu atau kelompok
dibagikan agar dapat diketahui oleh semua peserta. Intinya peserta melaporkan data.
Processing : Melihat ulang pola-pola dan hubungan-hubungan dari hasil sharing yang telah mereka laporkan.
Generalizing : Mengambil kesimpulan yang mereka dapatkan dari hasil processing.
(28)
Applying : Menerapkan kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan pada tahap sebelumnya dalam situasi aktual yang mereka alami sehari-hari.
3. Siklus Pelatihan
Pilbeam dan Corbridge (dalam Karim, 2012) memaparkan tentang empat tahap utama siklus pelatihan, yaitu:
a. Identifying training needs yaitu tahap melakukan penelitian tentang kebutuhan pelatihan dari permasalahan-permasalahan yang ada.
b. Plan and design training yaitu tahap membuat rancangan pelatihan sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang ada. c. Delivering training yaitu tahap pelaksanaan pelatihan.
d. Evaluating training yaitu tahap yang dilakukan untuk
melakukan penilaian terhadap pelatihan sehingga diketahui hal-hal mana yang perlu diubah dalam pelatihan.
Hasil evaluasi pelatihan digunakan untuk meningkatkan kualitas pelatihan dengan memperbaiki hal-hal yang dinilai kurang. Selanjutnya siklus pelatihan akan dimulai lagi dari awal.
4. Evaluasi Pelatihan
Hardjana (2001) menyebutkan bahwa evaluasi pelatihan berarti penilaian atas training yang sudah terlaksana. Data evaluasi dikumpulkan melalui dua cara yaitu pre-test-posttest. Kirkpatrick (2006) menyebutkan bahwa evaluasi program pelatihan dibedakan dalam 4 level yaitu :
(29)
a. Evaluasi Reaksi (Reaction Evaluation) yaitu evaluasi terhadap reaksi peserta pelatihan yang berkaitan dengan emosi dan perasaan peserta (Rafiq, 2015). Evaluasi reaksi ditujukan untuk mengukur kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan. Pelatihan dianggap berkualitas apabila pelatihan memuaskan dan memenuhi harapan peserta peserta sehingga mereka mempunyai motivasi dan merasa nyaman untuk belajar. b. Evaluasi Belajar (Learning Evaluation) digunakan untuk
melihat tingkat pengetahuan peserta pelatihan (Dhliwayo dan Nyanumba, 2014). Evaluasi belajar didefinisikan sebagai peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang akan diterapkan pada pekerjaan setelah selesai mengikuti program pelatihan. Peserta pelatihan dikatakan telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perbaikan pengetahuan maupun peningkatan keterampilan.
c. Evaluasi Perilaku (Behavior Evaluation) yaitu penilaian yang difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi setelah peserta kembali ke tempat kerja. Pada level ini dinilai bagaimana peserta mentransfer pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh selama training untuk diimplementasikan di tempat kerjanya.
d. Evaluasi Hasil (Result Evaluation) yaitu evaluasi yang difokuskan pada hasil akhir (final result) yang terjadi karena
(30)
peserta telah mengikuti suatu program. Evaluasi dilakukan terhadap perubahan kinerja institusi, misalnya membandingkan kualitas dan kuantitas hasil kerja serta waktu proses kerja, sebelum dan sesudah ada pelatihan.
5. Manfaat Pelaksanaan Evaluasi Pelatihan
Hasil evaluasi pelatihan digunakan sebagai pertimbangan untuk memutuskan apakah program pelatihan akan tetap dilaksanakan kembali di kemudian hari atau tidak. Dey (2013) menyebutkan bahwa evaluasi pelatihan bukanlah untuk menilai baik atau buruknya suatu program pelatihan, namun untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelatihan dan melihat tepat atau tidaknya suatu program pelatihan untuk mengatasi permasalahan tertentu. Hogan, Capela, dan Fentress (2014) mengemukakan bahwa evaluasi pelatihan digunakan untuk melihat hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pelatihan dan memutuskan apakah pelatihan layak tepat untuk terus dilakukan.
C. PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri
Mitra Karsa Sukses Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur dan melayani pembuatan precision parts, automation packaging machine, special purpose machine, stamping, forging dies, inspection jig, machining jig, welding jig, dan aluminium die casting. Mitra Karsa Sukses Mandiri didirikan pada tahun 2003 dan memiliki 60 karyawan yang terbagi dalam dua divisi besar yaitu Divisi Technical yang berkaitan
(31)
dengan proses produksi dan Divisi Operation yang berkaitan dengan administrasi perusahaan serta marketing.
D. Efektivitas Pelatihan Mendengarkan Pada Karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri
Tujuan dari pelatihan mendengarkan adalah agar seluruh karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri memiliki kemampuan untuk memilah-milah suara atau pesan nonverbal yang akan dijadikan fokus perhatian, memfokuskan perhatian pada sumber informasi, memaknai informasi berupa suara atau nonverbal yang telah melalui proses seleksi dan menjadi fokus perhatian, mengingat atau melakukan proses recalling (memanggil kembali) informasi-informasi yang telah diterima, dan memberikan respon atau tanggapan yang berupa verbal ataupun nonverbal.
Robins dan Judge (2008) mengatakan bahwa sumber daya manusia yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dipandang mampu mendukung peningkatan kinerja karyawan dan memberikan kontribusi dalam menentukan masa depan perusahaan. Sesuai dengan pernyataan Robins dan Judge, proses komunikasi didalam PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri dapat berjalan secara efektif dan seluruh informasi dapat diterima dengan baik oleh karyawan apabila karyawan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan mendengarkan.
Apabila pelatihan mendengarkan yang dilakukan berhasil maka peserta pelatihan memiliki pengetahuan dan perilaku berupa ketrampilan
(32)
mendengarkan sehingga potensi terjadinya kesalahan kerja akibat kesalahan informasi yang diterima akan berkurang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kirkpatrick (2009) yaitu pelatihan adalah upaya sistematis untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap kerja (behaviors), para karyawan melalui proses belajar.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
HA : Ada peningkatan pengetahuan dan perilaku mendengarkan setelah diberikan pelatihan
H0 : Tidak ada peningkatan pengetahuan dan perilaku mendengarkan setelah diberikan pelatihan.
(33)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen yang menggunakan penelitian lapangan. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan pelatihan mendengarkan yang kepada kelompok eksperimen. Kontrol dalam penelitian ini dilakukan pada variabel jenis kelamin yaitu hanya menggunakan subjek laki-laki. Kontrol terhadap jenis kelamin dilakukan sesuai pernyataan Tanner (dalam Oduolowu dan Akintemi, 2014) yang menyebutkan bahwa ada perbedaan yang sangat besar antara gaya komunikasi pria dan wanita.
B. Identifikasi Variabel
Variabel Bebas : Pelatihan mendengarkan Variabel Tergantung : Mendengarkan
Variabel Kontrol : Jenis kelamin
C. Definisi Operasional
1. Pelatihan Mendengarkan
Pelatihan mendengarkan merupakan program untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku mendengarkan dengan metode eksperiensial learning yang dilaksanakan dalam 3 sesi selama 1 hari.
(34)
2. Mendengarkan
Mendengarkan adalah proses menyeleksi sumber informasi, memberikan perhatian, mengerti isi pesan, mengingat, dan memberikan respon terhadap situasi yang diukur menggunakan lembar evaluasi belajar dan skala mendengarkan melalui pre-test dan post-test.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 30 karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri yang terdiri dari 15 orang sebagai kelompok eksperimen dan 15 orang sebagai kelompok kontrol. Teknik sampling menggunakan random sampling
dan random assignment. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara
matching.
E. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dikenai pre-test dan post-test. Skema desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ypre X Ypost
Qpre X Qpost Keterangan :
pre = pengukuran sebelum perlakuan
post = pengukuran setelah perlakuan
(35)
Q =kelompok kontrol
X = perlakuan berupa pelatihan X = tidak diberikan pelatihan
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan Training Need Analisis di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Peneliti menentukan permasalahan perusahaan dan merancang modul pelatihan yang diharapkan menjadi penyelesaian masalah di dalam perusahaan.
2. Tahap Penelitian
a) Prosedur Pengambilan Data
Tahap pengambilan data menggunakan pre-test dan post-test. Pre-test diikuti oleh 30 karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri sebelum pelaksanaan pelatihan. Post-test dilakukan setelah pelaksanaan pelatihan dan diikuti oleh 30 karyawan yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing berjumlah 15 orang.
b) Prosedur Pelatihan
Pelatihan mendengarkan dilaksanakan dalam tiga sesi. Sesi 1 membahas definisi dan konsep mendengarkan pada karyawan, sesi 2 membahas hambatan dan jenis-jenis non mendengarkan, sesi 3 membahas proses mendengarkan. Pelatihan dimulai pukul 08.00
(36)
sampai dengan pukul 17.00 di kantor pusat PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Perserta pelatihan adalah kelompok eksperimen. Fasilitator pelatihan adalah salah satu penggiat eksperiensial learning yaitu Bpk. Dian Wibowo Utomo.
G. Alat Ukur
Penelitian ini menggunakan dua alat ukur yaitu skala mendengarkan dan lembar evaluasi belajar. Penjelasan detail mengenai masing-masing alat ukur adalah sebagai berikut :
1. Alat Ukur Tingkat Pengetahuan / Evaluasi Belajar
Alat ukur pada tingkat pengetahuan digunakan untuk mengukur pengetahuan mengenai materi pelatihan. Tambahan pengetahuan merupakan suatu kriteria untuk menilai efektivitas pelatihan. Tipe soal yang akan diberikan adalah pilihan ganda dengan jumlah 30 soal. Penentuan jumlah soal tersebut telah sesuai dengan pedoman pokok untuk membuat alat ukur pengetahuan yang obyektif, yakni menggunakan pertanyaan pilihan ganda dan pertanyaan benar atau salah (Moekijat, 1993).
2. Alat Ukur Tingkat Perilaku / Skala mendengarkan
Evaluasi tingkat perilaku digunakan untuk melihat bagaimana peserta mentransfer pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh selama training untuk diimplementasikan di tempat kerjanya. Skala mendengarkan terdiri
(37)
dari aitem-aitem yang berkaitan dengan proses mendengarkan menurut Beebe et al. (2009) yaitu selecting, attending, understanding, remembering, dan responding. Alat ukur tersebut disusun dengan menggunakan skala likert dengan komposisi sebagai berikut :
Tabel 1. Komposisi Skala
No. Aspek Fav Unfav Bobot
1 Selecting 1, 2 3, 4 20%
2 Attending 5, 6 7, 8 20%
3 Understanding 9, 10 11, 12 20%
4 Remembering 13, 14 15, 16 20%
5 Responding 17, 18 19, 20 20%
Total 20 100%
H. Validitas dan Reliabilitas 1. Skala Evaluasi Belajar
Validitas alat ukur menggunakan validitas isi yaitu diperiksa oleh dosen pembimbing. Peneliti melakukan uji reliabilitas pada hasil post-test kelompok eksperimen untuk menghindari ketidakakuratan data akibat jawaban yang acak karena pengetahuan yang diukur belum pernah diperoleh subjek sebelumya. Pengguguran aitem dilakukan dalam 2 tahap untuk mendapatkan koefisien korelasi aitem-total (rix) ≥ 0,25.
Tahap pertama adalah pengguguran terhadap aitem nomor 3, 11, 13, 17, 19, 20, 21, 23, 25, 28, dan 29. Tahap kedua adalah pengguguran terhadap aitem nomor 30. Dari proses pengguguran diperoleh 18 aitem
(38)
yang digunakan sebagai alat ukur tingkat pengetahuan. Hasil reliabilitas dan daya beda aitem dengan menggunakan perhitungan alpha cronbach’s melalui program SPSS versi 18.0 for windows pada 18 butir soal yang telah melalui tahap pengguguran aitem adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Reliabilitas Evaluasi Belajar
2. Skala Mendengarkan
Pengujian validitas untuk menentukan apakah aitem-aitem yang digunakan layak untuk mendefinisikan suatu variabel juga telah dilakukan dengan menggunakan validitas isi yaitu diperiksa oleh dosen pembimbing. Uji reliabilitas menggunakan perhitungan alpha cronbach’s pada seluruh aitem. Hasil perhitungan alpha cronbach’s melalui program SPSS versi 18.0 for windows adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Reliabilitas Skala Mendengarkan
Hasil perhitungan di atas menyimpulkan bahwa skala mendengarkan sudah memenuhi syarat reliabilitas karena memiliki nilai alpha cronbach’s sebesar 0,955. Hasil tersebut telah memenuhi syarat
Cronbach's Alpha
N of Items
0,851 18
Cronbach's
Alpha N of Items
(39)
reliabilitas konstruk variabel yang baik yaitu memiliki alpha cronbach > 0,6 (Nugroho, 2005). Daya diskriminasi masing-masing aitem telah melebihi 0,25 sehingga tidak dilakukan pengguguran aitem. Azwar (2005) menyebutkan bahwa batasan koefisien korelasi aitem-total (rix) diturunkan sampai dengan ≥ 0,25 untuk mendapat target soal yang telah ditentukan. 3. Validitas Modul
Validitas modul diukur menggunakan indeks validitas aiken. Indeks validitas aiken berkisar antara 0 - 1. Indeks validitas aiken dikatakan kurang valid apabila V < 0,4 dan sangat valid apabila V > 0,8. Aiken (1985) merumuskan formula Aiken’s V untuk menghitung content-validity coefficient yang didasarkan pada hasil penilaian dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem dari segi sejauh mana aitem tersebut mewakili konstrak yang diukur. Indeks validitas aiken dihitung dengan rumus sebagai berikut :
V = Σ s / [n(c-1)] S = r – lo
lo = angka penilaian validitas yang terendah (misalnya 1) c = angka penilaian validitas tertinggi (misalnya 5) r = angka yang diberikan oleh penilai
n = Jumlah ahli yang menilai Tabel 4. Validitas Modul
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
∑ s V 15 0,83 15 0,83 15 0,83 15 0,83 14 0,78 15 0,83 14 0,78 15 0,83 15 0,83 14 0,78 14 0,78
(40)
Indeks validitas aiken dari penilaian tiga orang ahli yang telah dihitung dengan rumus di atas menghasilkan V = 0,81 yang menunjukan bahwa modul memiliki validitas yang sangat tinggi. Hasil perhitungan tersebut membuktikan bahwa modul pelatihan yang telah dirancang oleh peneliti layak untuk dilaksanakan.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensial menggunakan paired sample t-test dan independent sample t-test. Santoso (2010) mengatakan bahwa paired sample t-test digunakan untuk membandingkan perbedaan mean dari dua sampel yang berasal dari dua populasi yang berbeda. Independent sample t-test digunakan untuk melakukan penelitian yang menggunakan satu sampel yang diukur dua kali. Paired Sample T-test digunakan peneliti untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan serta tingkat perilaku sebelum dan sesudah diberikan pelatihan pada kelompok eksperimen. Independent Sample T-test digunakan peneliti untuk mengetahui perbedaan gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk melakukan analisis paired sample t-test dan independent sample t-test, maka uji asumsi yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
(41)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Pelatihan 1. Pre-test
Pre-test dilakukan tanggal 24 November 2016 pada saat karyawan melakukan briefing pagi pukul 08.00 - 09.00. Skoring dilakukan pada hari yang sama. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki skor rata-rata 6,38 pada evaluasi perilaku dan 52,15 pada evaluasi pengetahuan. Kelompok kontrol memiliki skor rata-rata 5,38 pada evaluasi perilaku dan 52,23 pada evaluasi pengetahuan.
2. Pelatihan Mendengarkan
Pelatihan mendengarkan dilaksanakan pada tanggal 25 November 2016, pukul 08.00 - 17.00. Jumlah peserta pelatihan pada awal sesi hanya berjumlah 10 orang. Tiga orang peserta lain memasuki ruangan pelatihan kurang lebih 5 menit setelah sesi pertama dimulai. Fasilitator memberi instruksi pada ketiga peserta tersebut untuk mengikuti permainan yang sedang berlangsung. Direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri memberikan konfirmasi bahwa 2 orang peserta lain tidak dapat mengikuti pelatihan karena memperoleh tugas mendadak. Jumlah peserta pelatihan adalah 13 orang. Pelatihan berjalan dengan baik dan lancar sampai dengan pelatihan berakhir.
(42)
3. Post-test
Post-test dilakukan 2 minggu setelah pelatihan dilaksanakan yaitu pada tanggal 9 Desember 2016. Moekijat (1993) menyatakan bahwa pengambilan skala pengamatan diri pada kelompok eksperimen dilakukan minimal 2 minggu setelah tahap manipulasi, sehingga memungkinkan bagi subyek untuk menerapkan pengetahuan dan perilaku berupa keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pelatihan. Post-test diikuti oleh 13 orang dari kelompok eksperimen dan 13 orang dari kelompok kontrol. Kelompok eksperimen memiliki skor rata-rata 12,53 pada evaluasi pengetahuan dan 64,61 pada evaluasi perilaku. Kelompok kontrol memiliki skor rata-rata 4,69 pada evaluasi pengetahuan dan 51,84 pada evaluasi perilaku.
B. Hasil Penelitian
1. Data Deskriptif Penelitian a. Data Evaluasi Belajar
Data hasil evaluasi belajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tahap pre-test dan posttest adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Data Evaluasi Belajar
Kelompok Pre-test Post-test Gain
Mean Sd Mean Sd
Eksperimen 6,3846 2,59931 12,5385 3,30695 6,1539 Kontrol 5,3846 1,60927 4,6923 1,97419 -0,6923
(43)
b. Data Skala Mendengarkan
Data skala mendengarkan untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tahap pre-test dan post-test adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Data Skala Mendengarkan
Kelompok Pre-test Post-test Gain
Mean Sd Mean Sd
Eksperimen 52,1538 5,27330 64,6154 3,45298 12,461 Kontrol 52,2308 6,49556 51,8462 4,61603 -0,3846
2. Uji Asumsi a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data pada variabel tergantung. Peneliti menggunakan Shapiro-Wilk untuk melakukan uji normalitas. Shapiro-Wilk merupakan metode uji normalitas untuk sampel kurang dari lima puluh orang (Shapiro dan Wilk dalam Oktaviani, 2014). Data dikatakan memiliki distribusi normal apabila nilai sig (p) > 0,05. Uji normalitas menggunakan program SPSS versi 18.0. for windows adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas
Kelompok / Tahap Evaluasi Pengetahuan (p)
Skala Mendengarkan (p)
Eksperimen / Pre-test 0,066 0,922
Eksperimen / Post-test 0,314 0,692
Kontrol / Pre-test 0,383 0,400
(44)
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa sampel untuk evaluasi tingkat pengetahuan dan skala mendengarkan berasal dari populasi data berdistribusi normal (p > 0,05).
b. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis independent sample t-test untuk membuktikan bahwa varian dari populasi adalah sama (Priyatno, 2008). Varian populasi yang sama ditunjukan apabila nilai p > 0,05. Hasil uji homogenitas data dengan menggunakan Levene’s Test dengan menggunakan program SPSS versi 18.0. for windows adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Homogenitas
Levene Statistic Sig.
Evaluasi belajar 2,207 0,150
Skala Mendengarkan 0,929 0,345
Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh bahwa data pada evaluasi belajar memiliki varian populasi sama yang ditunjukan oleh nilai sig (p) 0,445 > 0,05 pada evaluasi belajar. Data pada skala mendengarkan juga memiliki varian populasi sama yang ditunjukan oleh nilai sig (p) 0,262 > 0,05.
3. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas yang dilakukan, peneliti menggunakan paired sample t-test dan independent sample t-test untuk memutuskan penerimaan dan penolakan hipotesis penelitian. Hasil
(45)
a. Hasil Uji Paired Sample t-Test Kelompok Eksperimen
Hasil uji paired sample t-test untuk evaluasi belajar dan skala mendengarkan adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Uji Hipotesis Pre dan Post tes Kel. Eksperimen
t Df Sig
Evaluasi Belajar 6,698 12 0,000
Skala mendengarkan 6,235 12 0,000
Uji paired sample t-test evaluasi belajar dan skala
mendengarkan pada p = 0,00 (p < 0,05) memperoleh nilai t = 6,698 dan t = 6,235. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan setelah mengikuti pelatihan.
b. Hasil Uji Paired Sample t-Test Kelompok Kontrol
Hasil uji paired sample t-test untuk evaluasi belajar dan skala mendengarkan adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Uji Hipotesis Pre dan Post tes Kel. Kontrol
t Df Sig
Evaluasi Belajar 1,238 12 0,239
Skala mendengarkan 0,236 12 0,818
Uji paired sample t-test evaluasi belajar dan skala
mendengarkan memperoleh nilai t = 1,238 dan t = 0,236 pada probabilitas 0,239 dan 0,818 (p > 0,05). Hasil tersebut menunjukan
(46)
c. Hasil Uji Independent Sample t-Test
Hasil uji independent sample t-test untuk evaluasi belajar dan skala mendengarkan adalah sebagai berikut :
Tabel 10. Uji Hipotesis Kel. Eksperimen dan Kontrol
t Df Sig
Evaluasi Belajar
6,365 24 0,000
Skala
Mendengarkan
4,979 24 0,000
Tabel tersebut menunjukan hasil uji independent sample t-test dari evaluasi belajar dan skala mendengarkan pada probabilitas 0,000 (p < 0,05) memperoleh nilai t = 6,365 dan t = 4,979. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki gain yang signifikan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol.
C. Pembahasan
Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa pelatihan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri dinilai efektif. Efektivitas pelatihan mendengarkan diuraikan melalui level evaluasi belajar dan level evaluasi perilaku menurut Kirkpatrick (2006) sebagai berikut :
Hasil perhitungan paired sample t-test pada kelompok eksperimen dalam evaluasi tingkat pengetahuan memperoleh nilai p = 0,00 (p < 0,05) dan t = 6,698. Perolehan skor rata-rata sebelum pelatihan adalah 6,38 dan setelah mengikuti pelatihan 12,53. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok
(47)
eksperimen mengalami peningkatan perolehan skor rata-rata yang signifikan. Peningkatan perolehan skor rata-rata yang signifikan terjadi karena peserta pelatihan telah memperoleh pengetahuan yang baru terkait materi mendengarkan.
Hasil perhitungan paired sample t-test pada kelompok kontrol dalam evaluasi tingkat pengetahuan memperoleh nilai p = 0,239 (p > 0,05) dan t = 1,238. Perolehan skor rata-rata sebelum pelatihan adalah 5,38 dan setelah mengikuti pelatihan 4,69. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok kontrol mengalami penurunan perolehan skor rata-rata karena perbedaan situasi, waktu, dan kondisi karyawan dalam post-test dan pre-test mempengaruhi konsentrasi karyawan. Pre-test dilaksanakan pagi hari sebelum karyawan mulai bekerja, sedangkan post-test dilakukan pada sore hari setelah karyawan selesai bekerja.
Hasil perhitungan independent sample t-test dalam evaluasi tingkat pengetahuan memperoleh nilai p= 0,00 (p < 0,05) dan t = 6,365. Gain pada kelompok eksperimen sebesar 6,1539 dan kelompok kontrol sebesar -0,6923. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki gain yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Perbedaan gain menunjukan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan pengetahuan terkait materi mendengarkan secara signifikan.
Alyahya dan Norsiah (2014) menyatakan bahwa evaluasi pada tingkat perilaku dilihat dari kemampuan mengimplementasikan materi pelatihan dan keterampilan atas materi pelatihan yang telah diberikan. Perolehan skor
(48)
rata-rata evaluasi perilaku kelompok eksperimen sebelum mengikuti pelatihan adalah 52,15. Setelah mengikuti pelatihan mendengarkan kelompok eksperimen memperoleh skor rata-rata 64,61. Perhitungan paired sample t-test skala mendengarkan kelompok eksperimen memperoleh nilai p = 0,00 (p < 0,05) dan t = 6,235. Hasil tersebut menunjukan perubahan intensi perilaku subjek pada kelompok eksperimen. Perubahan intensi perilaku tersebut terjadi karena di dalam pelatihan, subjek diarahkan untuk melakukan perilaku tertentu sesuai dengan materi pelatihan mendengarkan.
Notoadmodjo (1992) menyatakan bahwa pelatihan pada akhirnya menghasilkan perubahan perilaku sesuai tujuan dari sebuah pelatihan. Perhitungan paired sample t-test evaluasi perilaku kelompok kontrol memperoleh nilai p = 0,818 (p > 0,05) dan t = 0,236. Perolehan skor rata-rata sebelum pelatihan adalah 52,230 dan setelah mengikuti pelatihan 51,846. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok kontrol mengalami penurunan skor rata-rata pada evaluasi intensi perilaku. Penurunan skor rata-rata pada evaluasi intensi perilaku terjadi karena kelompok kontrol tidak diarahkan untuk melakukan perilaku tertentu sesuai dengan materi pelatihan mendengarkan sehingga subjek pada kelompok kontrol berperilaku sesuai dengan kebiasaannya masing-masing. Perbedaan situasi, waktu, dan kondisi karyawan dalam post-test dan pre-test mempengaruhi konsentrasi karyawan sehingga terjadi penurunan skor rata-rata. Pre-test dilaksanakan pagi hari sebelum karyawan mulai bekerja, sedangkan post-test dilakukan pada sore hari setelah karyawan selesai bekerja.
(49)
. Hasil perhitungan independent sample t-test evaluasi perilaku memperoleh nilai p= 0,00 (p < 0,05) dan t = 7,987. Gain pada kelompok eksperimen adalah 12,461 dan pada kelompok kontrol adalah -0,384. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki gain yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Perbedaan gain menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki intensi perilaku yang lebih sesuai dengan tujuan dari pelatihan dibandingkan kelompok kontrol.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan mendengarkan mampu meningkatkan keterampilan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hasil penelitian berbanding lurus dengan penelitian Oduolowu dan Akintemi (2014) bahwa keterampilan mendengarkan ditingkatkan melalui storytelling. Persamaan hasil penelitian menyimpulkan bahwa mendengarkan mampu ditingkatkan melalui metode pelatihan tertentu sesuai dengan latar belakang peserta pelatihan.
Penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penelitian ini adalah efektivitas pelatihan dilihat dari dua level evaluasi yaitu evaluasi belajar yang mengukur tingkat pengetahuan peserta pelatihan mengenai materi pelatihan, dan evaluasi perilaku yang mengukur intensi perilaku peserta terkait tujuan pelatihan yang diberikan. Kekurangan penelitian ini adalah efektivitas pelatihan tidak diukur pada level evaluasi reaksi dan hasil. Kekurangan lain penelitian ini adalah jumlah subjek hanya 26 orang dan data evaluasi perilaku berupa intensi, bukan penilaian terhadap perilaku yang muncul.
(50)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan mendengarkan efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku mendengarkan. Hasil perhitungan paired sample t-test menunjukan bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan perolehan nilai yang signifikan setelah mengikuti pelatihan, sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan. Perhitungan independent sample t-test menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki gain yang signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
B. Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan pengukuran terhadap perilaku yang muncul, bukan pengukuran terhadap intensi. 2. Untuk karyawan dan perusahaan
a. Karyawan diharapkan menerapkan proses mendengarkan dengan baik dalam bekerja sehingga informasi diterima dengan tepat.
b. Perusahaan disarankan memberi pelatihan-pelatihan mendengarkan untuk meningkatkan komunikasi antarpribadi karyawan dalam bekerja.
(51)
Daftar Pustaka
Agha, S.R. (2008). Evaluating and Benchmarking Non-Governmental Training Programs: An Analytic Hierarchy Approach. Jordan Journal of Mechanical and Industrial Engineering. Vol. 2, No. 2, p. 77 – 84.
Aiken, L.R. (1985). Three Coefficients for Analyzing the Reliability, and Validity of Ratings. Educational and Psychological Measurement. No. 45, p. 131-142.
Alyahya, M.S., dan Norsiah, M. (2014). Evaluation of Effectiveness of Training And Development : The Krikpatrick Model. Asian Journal of Business and Management Sciences. Vol. 2, No. 11, 14-24.
Azwar, S. (2005). Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Beebe, S.A., Beebe, S.J., dan Redmond, M.V. (2009). Interpersonal Communication: Relating To Others 6th Edition. United States: Pearson Education, Inc.
Dessler, G. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.
Devito, J.A. (2010). Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima. Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group.
Dey, A. (2013). Evaluating Training Efficacy – Some Challengs. Indian Journal of Research. Vol. 2.
Dhliwayo, S., dan Nyanumba, L.K. (2014). An Evaluation of an on The Job Training Program at a UK Based Public Health Care Company. Problems and Perspectives in Management. Vol. 12.
Dunnette. (1976). Keterampilan Mengaktifkan Siswa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Gomes, F.C. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hardjana, A.M. (2001). Training SDM Yang Efektif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
(52)
Hogan, R.L., Capela, D., dan Fentress, B. (2014). Training Evaluation: Audience Resonse System as an Evaluation Tool. Journal of Education and Human Development. Vol. 3, No. 2, p. 259 - 269.
Karim, M.R., Huda, K.N., dan Khan, R.S. (2012). Significance of Training and Post Training Evaluation for Employee Effectiveness: An Empirical Study on Sainsbury’s Supermarket Ltd, UK. International Journal of Business and Management. Vol. 7, No 18.
Khanfar, S.M. (2011). Impact of Training on Improving Hotelling Service Quality. Journal of Business Studies Quarterly. Vol. 2.
Kirkpatrick, D.L. (2007). The Hiddern Power Of Kirkpatrick Four Levels. T + D,
61(8). 34-37. Diakses 15 Januari 2016 dari
http://proquest.umi.com/pqdweb?index=1dandid=1327907221danSrchMo de=1dansid=1danFmt=6danVInst=PRODdanVType=PQDdanRQT=309da
nVName=PQDdanTS=1190704277danclientId=78722.
Kirkpatrick, D.L., dan Kirkpatrick, J.D. (2006). Evaluating Training Programs: The Four Level Third Edition. San Fransisco : Berrett-Koehler Publisher inc.
Kirkpatrick, D.L., dan Kirkpatrick, J. D. (2009). Evaluating Training Programs. San Fransisco : Berrett-Koehler Publisher inc.
Kristianto, E. (2004). Evaluasi Efektifitas Pelatihan. Jurnal Psiko Wacana, Vol. III No. 1, Mei 2004 : 63-77.
Moekijat. (1993). Pengembangan Organisasi. Bandung : Remaja Rosda Karya. Muchinsky, P.M. (2003). Psychology Applied To Work: An Introduction To
Industrial And Organizational Psychology. Melbourne: Thomson Learning Inc.
Notoadmodjo, S. (1992). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nugroho. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta : Andi Offset
Oduolowu, E., dan Akintemi, E.O. (2014). Effect of Storytelling on Listening Skills of Primary One Pupil in Ibadan North Local Government Area of Oyo State, Nigeria. International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 4.
(53)
Oktavani, M.A., dan Notobroto, H.B. (2014). Perbandingan Tingkat Konsistensi Normalitas Distribusi Metode Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, Shapiro-Wilk, dan Skewness-Kurtosis. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. Vol. 3, No. 2.
Priyatno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta : Mediakom.
Rafiq, M. (2015). Training Evaluation in an Organization Using Krikpatrick: A Case Study of PIA. Journal of Enterpreneurship dan Organization Management. Vol. 1
Robbins, S.P., dan Timothy, A.J. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba Empat.
Saheen, A., Nafiq, S.M., dan Khan, M.A. (2013). Employees Training and Organizational Performance: Mediation by Employees Performance. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business. Vol. 5. Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas
Sanata Dharma.
Santoso, S. (2010). Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Seniati, Y., dan Setiadi. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks.
Supratiknya, A. (2011). Merancang Program dan Modul Psikoedukasi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Topno, H. (2012). Evaluation of Training and Development: An Analysis of Various Models. IOSR Journal of Business and Management. Vol. 5, No. 2, 16-22.
Wood, J.T. (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian. Jakarta: Salemba Humanika.
(54)
(55)
I. Evaluasi Pengetahuan
Pilihlah dengan cara memberi tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang menurut anda tepat. Apabila anda ingin mengganti jawaban, berikan tanda sama dengan (=) pada pilihan sebelumnya dan berikan tanta silang (x) pada pilihan jawaban lain yang menurut anda tepat. 1. Pernyataan yang tepat dibawah ini adalah ...
a. Mendengarkan hanya merupakan proses fisik b. Mendengar membutuhkan tenaga dan komitmen
c. Mendengarkan merupakan sesuatu yang lebih kompleks dari sekedar mendengar
d. Tidak ada pernyataan yang tepat
2. Mendengarkan adalah suatu proses aktif dalam kegiatan menerima pesan yang melibatkan proses dibawah ini kecuali ... a. Menyeleksi
b. Mengerti isi pesan c. Memberikan respon d. Melihat
3. Pak Marsudi sedang mendengarkan rekan kerjanya berbicara, namun di sekitar mereka ada banyak sumber suara seperti suara lagu dari mp3 player dan suara orang lain yang juga sedang berbicara. Dalam hal ini proses dalam mendengarkan yang berperan agar pak Marsudi dapat mendengarkan dengan baik adalah proses ...
a. Understanding b.
“listening” adalah ...
a. Hearing dan listening merupakan kegiatan fisik dalam proses komunikasi
b. Hearing dan listening merupakan kegiatan mental dalam proses komunikasi
c. Dalam proses komunikasi, hearing merupakan kegiatan fisik dan listening merupakan kegiatan mental
d. Dalam proses komunikasi, hearing merupakan kegiatan mental dan listening merupakan kegiatan fisik
5. Seseorang yang dapat mengorganisasikan isi pesan yaitu menghubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan yang telah ia miliki menandakan bahwa orang tersebut telah melalui proses ...
a. Understanding b. Hearing c. Selecting d. Listening
6. Kegiatan menerima pesan melibatkan proses ...
a. Menyeleksi, memperhatikan, mengerti isi pesan, mengingat dan merespon
b. Melihat, mendengar, memahami, mengingat dan memberikan respon
c. Menyeleksi, mendengar, mengerti isi pesan, mengingat dan memberikan respon
d. Menyeleksi, memberikan perhatian, evaluasi, mengingat dan memberikan respon
(56)
a. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal b. Sibuk dengan diri sendiri
c. Asimilasi d. Tidak merespon
8. Hambatan dalam mendengarkan yang terjadi akibat penerima pesan lebih memusatkan perhatian pada permasalahan lain yang tidak ada hubungannya dengan konteks pembicaraan adalah ... a. Sibuk dengan masalah-masalah eksternal
b. Sibuk dengan diri sendiri c. Asimilasi
d. Tidak merespon
9. Banu sedang berbicara dengan Aan. Ketika Banu sedang berbicara, Aan terlihat sesekali melihat kearah smartphone miliknya karena ternyata Aan sedang bermain media sosial. Kejadian di atas adalah contoh hambatan dalam mendengarkan yaitu...
a. Sibuk dengan diri sendiri b. Tidak melihat
c. Tidak merespon d. Tidak mendengarkan
10. Pak Alex sedang diajak bicara oleh pak Andi, namun ketika pak Andi sedang berbicara, pak Alex sebenarnya juga sedang memikirkan tentang laptop miliknya yang rusak karena terkena virus. Kejadian diatas adalah contoh hambatan dalam mendengarkan yaitu ...
11. Pernyataan yang tepat dibawah ini adalah ...
a. Ambushing bukan termasuk jenis-jenis non mendengarkan b. Asimilasi bukan termasuk jenis-jenis non mendengarkan c. Selective listening bukan termasuk jenis-jenis non
mendengarkan
d. Linear listening termasuk jenis-jenis non mendengarkan 12. Pura-pura untuk mendengarkan orang lain termasuk jenis non
mendengarkan yaitu ... a. Selective listening b. Literal listening c. Pseudolistening d. Asimilasi
13. Yang dimaksud dengan Ambushing adalah ...
a. Ketika seseorang memilih fokus hanya pada bagian tertentu dari percakapan
b. Menilai ucapan seseorang yang sebenarnya tidak bertujuan untuk menghina sebagai suatu hinaan dan serangan.
c. Proses mendengarkan dengan seksama yang bertujuan untuk menyerang lawan bicara.
d. Proses mendengarkan yang hanya fokus pada isi semata tanpa memperhatikan tingkatan hubungan pemaknaan. 14. Yang dimaksud dengan Selective listening adalah ...
a. Ketika seseorang memilih fokus hanya pada bagian tertentu dari percakapan
(57)
menyerang lawan bicara.
d. Proses mendengarkan yang hanya fokus pada isi semata tanpa memperhatikan tingkatan hubungan pemaknaan. 15. Yang dimaksud dengan Defensive listening adalah ...
a. Ketika seseorang memilih fokus hanya pada bagian tertentu dari percakapan
b. Menilai ucapan seseorang yang sebenarnya tidak bertujuan untuk menghina sebagai suatu hinaan dan serangan.
c. Proses mendengarkan dengan seksama yang bertujuan untuk menyerang lawan bicara.
d. Proses mendengarkan yang hanya fokus pada isi semata tanpa memperhatikan tingkatan hubungan pemaknaan. 16. Yang dimaksud dengan Literal listening adalah ...
a. Ketika seseorang memilih fokus hanya pada bagian tertentu dari percakapan
b. Menilai ucapan seseorang yang sebenarnya tidak bertujuan untuk menghina sebagai suatu hinaan dan serangan.
c. Proses mendengarkan dengan seksama yang bertujuan untuk menyerang lawan bicara.
d. Proses mendengarkan yang hanya fokus pada isi semata tanpa memperhatikan tingkatan hubungan pemaknaan. 17. Selecting adalah proses ... suara atau pesan nonverbal yang
akan dijadikan fokus perhatian. a. Memilah-milah
b. Mendengarkan c. Menghasilkan
proses... a. Responding b. Identifikasi c. Eliminasi d. Konkulsi
19. Ketika seseorang dapat menghubungkan informasi yang mereka terima dengan sesuatu yang telah mereka ketahui, maka orang tersebut telah dapat mampu melalui proses ... dalam mendengarkan
a. Selecting b. Attending c. Understanding d. Responding
20. Ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain dan melihat dunia seperti yang orang lain lihat adalah definisi dari ...
a. Simpati b. Empati c. Mengerti d. Memahami
21. Proses dimana seseorang dituntut untuk tidak hanya mendengar saja tetapi juga memaknai setiap kata dan konteks yang ada untuk dapat benar benar mencerna apa yang dimaksudkan oleh orang lain melalui pesan yang disampaikannya adalah proses ... a. Selecting
(58)
(memanggil kembali) informasi-informasi yang telah diterima adalah proses ...
a. Remembering b. Attending c. Understanding d. Responding
23. Di bawah ini merupakan jenis memori kecuali ... a. Memori jangka pendek
b. Memori kerja c. Memori perantara d. Memori pasif
24. Ingatan yang telah keluar dari memori kerja, sebelum memasuki memori jangka panjang akan melalui penampungan sementara yang disebut ...
a. Memori jangka panjang b. Memori kerja
c. Memori perantara d. Memori pasif
25. Sebuah informasi dapat tersimpan dalam memori jangka panjang tanpa perlu adanya pengulangan apabila informasi tersebut ...
a. Terjadi pada usia balita
b. Mengandung muatan emosi yang kuat c. Tidak ada muatan emosi
d. Berlangsung setelah bangun tidur
saat ujian Sanjaya dapat menjawab semua soal ujian karena semua yang dia pelajari tadi malam keluar dalam soal-soal tersebut. Meskipun demikian beberapa hari setelah itu sanjaya tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dia pelajari. Hal tersebut menandakan bahwa informasi materi yang dipelajari Sanjaya diproses dalam ...
a. Memori jangka panjang b. Memori kerja
c. Memori perantara d. Memori pasif
27. Memori yang tidak terbatas dan berdurasi selamanya adalah ... a. Memori jangka panjang
b. Memori kerja c. Memori perantara d. Memori pasif
28. Teknik cerita adalah teknik meningkatkan daya ingat yang digunakan untuk mengingat ...
a. Urutan angka
b. Beberapa kata yang tidak saling berhubungan c. Alamat rumah
d. Penjumlahan angka
29. Teknik meningkatkan daya ingat dengan plesetan sering disebut juga ...
a. Sound-a-man b. Man-a-like
(59)
tahu bahwa kita memahami atau tidak isi pesan yang telah disampaikan pada kita adalah ...
a. Selecting b. Attending c. Understanding d. Responding
(60)
Kepada:
Yth. Rekan-rekan partisipan dalam penelitian Dengan hormat, saya
Nama / NIM : Wisnu Cahya Ardian / 129114032
Saya merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir (skripsi). Oleh karena itu saya membutuhkan sejumlah data yang akan saya dapatkan dengan bantuan dari rekan-rekan dengan mengisi skala berikut ini. Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan.
Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Saya berharap keterbukaan dan kejujuran rekan-rekan dalam pengisian skala. Semua jawaban rekan-rekan akan terjaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.
Kerjasama rekan-rekan dalam menjawab pernyataan pada skala ini merupakan kerjasama yang amat berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Penyusun
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tanpa paksaan dengan suka rela demi membantu terlaksananya penelitian.
Semua jawaban yang saya berikan sesuai dengan keadaan saya saat ini dan bukan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan izin untuk jawaban saya dipergunakan sebagai data dalam penelitian ini.
Cikarang, ..…. November 2016 Menyetujui,
(61)
Usia : ………...……. PETUNJUK PENGISIAN SKALA
Skala ini terdiri dari sejumlah pernyataan. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Anda dapat menjawab pernyataan dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu dari empat (4) alternatif jawaban di bawah ini :
SS : apabila anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut S : apabila anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut STS : apabila anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
tersebut
Anda bebas menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak ada jawaban yang benar atau salah karena jawaban ini mencerminkan diri anda sendiri. Usahakan agar setiap pernyataan dalam skala dapat dijawab tanpa ada yang terlewati.
Berikut ini contoh cara menjawab pernyataan :
No Pernyataan STS TS S SS
1. Saya merasa dicintai oleh
keluarga saya X X
(ketika ada kesalahan, anda dapat mengganti dengan memberikan
1 untuk memilih apa yang akan saya dengarkan meskipun kondisi lingkungan kerja sangat bising
2
Saya memiliki kontrol penuh untuk memilih apa yang akan saya jadikan fokus perhatian meskipun ada banyak hal yang menarik perhatian saya
3
Saya kesulitan dalam memilah-milah apa yang akan saya dengarkan ketika kondisi lingkungan kerja sangat bising
4
Saya kesulitan dalam memilah-milah apa yang akan saya jadikan fokus perhatian ketika ada
banyak hal yang menarik perhatian saya
5
Saya dapat menyimak dengan baik informasi yang diberikan kepada saya meskipun kondisi lingkungan kerja sedang tidak kondusif.
6
Saya mampu memfokuskan perhatian saya terhadap sumber informasi dalam waktu yang cukup lama.
Saya kesulitan dalam menyimak informasi yang diberikan kepada
(62)
8 mempertahankan fokus perhatian saya terhadap sumber informasi. 9
Saya dapat dengan mudah memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh rekan kerja saya.
10
Saya menyadari dan mampu menghubungkan informasi yang saya terima dengan sesuatu yang telah saya ketahui sebelumnya
11
Saya merasa kesulitan dalam memahami pesan atau informasi yang disampaikan oleh rekan kerja saya.
12
Saya kesulitan untuk
menghubungkan informasi yang saya terima dengan sesuatu yang telah saya ketahui sebelumnya
13
Saya dapat mengingat secara detail isi pesan atau informasi yang disampaikan oleh rekan kerja atau atasan saya terkait dengan pekerjaan saya.
14
Saya tetap dapat mengingat inti dari pesan atau informasi yang disampaikan oleh rekan kerja saya meskipun tidak secara mendetail.
15
secara detail isi pesan atau informasi yang disampaikan oleh rekan kerja atau atasan saya terkait dengan pekerjaan saya. 16
Terkadang saya melupakan keseluruhan pesan atau informasi yang disampaikan oleh rekan kerja atau atasan saya. 17
Saya rasa penting untuk orang lain ketahui bahwa saya telah memahami pesan atau informasi yang dia berikan.
18
Saya memberikan umpan balik berupa ungkapan atau bahasa tubuh pada rekan kerja saya untuk menegaskan bahwa saya telah menerima dan mengerti pesan atau informasi yang disampaikan pada saya. 19
Saya rasa orang lain tidak perlu mengetahui apakah saya telah memahami pesan atau informasi yang dia berikan atau belum.
20
Saya tidak memberikan umpan balik berupa ungkapan atau bahasa tubuh pada rekan kerja saya untuk menegaskan bahwa saya telah menerima dan
(63)
1. Tingkat Pengetahuan a. Tahap 1
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,830 ,830 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Aitem01 13,1923 35,602 ,373 ,824
Aitem02 13,1923 33,762 ,695 ,813
Aitem03 13,3462 36,955 ,153 ,832
Aitem04 13,0769 35,354 ,439 ,822
Aitem05 13,2692 35,805 ,339 ,825
Aitem06 13,4615 35,218 ,503 ,820
Aitem07 13,2692 33,885 ,673 ,814
Aitem08 13,2692 35,965 ,312 ,826
Aitem09 13,2692 35,005 ,476 ,821
Aitem10 13,2692 36,125 ,285 ,827
Aitem11 13,2692 36,685 ,192 ,830
Aitem12 13,3462 35,675 ,372 ,824
Aitem13 13,1923 36,802 ,173 ,831
Aitem14 13,1154 35,386 ,422 ,823
Aitem15 13,2308 34,505 ,561 ,818
Aitem16 13,3077 36,142 ,285 ,827
Aitem17 13,2692 36,685 ,192 ,830
Aitem18 13,3462 34,955 ,498 ,820
Aitem19 13,3462 36,475 ,234 ,829
Aitem20 13,2692 37,405 ,074 ,834
Aitem21 13,3077 36,382 ,245 ,829
Aitem22 13,3077 35,342 ,422 ,823
Aitem23 13,4615 36,978 ,171 ,831
Aitem24 13,2308 35,065 ,464 ,821
Aitem25 13,3846 36,726 ,198 ,830
Aitem26 13,1923 33,922 ,666 ,814
Aitem27 13,1923 35,522 ,387 ,824
Aitem28 13,2692 37,325 ,087 ,834
Aitem29 13,2692 37,325 ,087 ,834
Aitem30 13,2692 36,045 ,298 ,827
b. Tahap 2
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
(64)
Aitem01 8,5385 22,578 ,372 ,846
Aitem02 8,5385 21,058 ,711 ,831
Aitem04 8,4231 22,414 ,432 ,844
Aitem05 8,6154 22,486 ,392 ,845
Aitem06 8,8077 22,562 ,435 ,844
Aitem07 8,6154 21,206 ,677 ,833
Aitem08 8,6154 22,566 ,375 ,846
Aitem09 8,6154 22,486 ,392 ,845
Aitem10 8,6154 22,886 ,306 ,849
Aitem12 8,6923 22,462 ,410 ,845
Aitem14 8,4615 22,418 ,419 ,844
Aitem15 8,5769 21,934 ,511 ,840
Aitem16 8,6538 22,875 ,312 ,849
Aitem18 8,6923 22,142 ,481 ,841
Aitem22 8,6538 22,475 ,399 ,845
Aitem24 8,5769 22,254 ,441 ,843
Aitem26 8,5385 21,138 ,692 ,832
Aitem27 8,5385 22,498 ,389 ,846
Aitem30 8,6154 23,126 ,255 ,851
c. Tahap 3
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,851 ,851 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Aitem01 8,0769 21,194 ,358 ,848
Aitem02 8,0769 19,594 ,727 ,831
Aitem04 7,9615 20,918 ,444 ,844
Aitem05 8,1538 21,095 ,380 ,847
Aitem06 8,3462 21,115 ,434 ,845
Aitem07 8,1538 19,735 ,693 ,832
Aitem08 8,1538 21,015 ,397 ,846
Aitem09 8,1538 20,935 ,415 ,846
Aitem10 8,1538 21,335 ,326 ,850
Aitem12 8,2308 20,985 ,417 ,845
Aitem14 8,0000 20,960 ,423 ,845
Aitem15 8,1154 20,666 ,475 ,843
Aitem16 8,1923 21,522 ,289 ,851
Aitem18 8,2308 20,745 ,472 ,843
Aitem22 8,1923 21,042 ,396 ,846
Aitem24 8,1154 20,826 ,438 ,845
Aitem26 8,0769 19,914 ,651 ,834
(65)
Cronbach's
Alpha N of Items
.955 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Aitem01 48.5333 118.878 .782 .951
Aitem02 48.6333 116.654 .755 .952
Aitem03 48.6333 128.654 .259 .958
Aitem04 48.6667 124.644 .511 .955
Aitem05 48.5667 116.599 .790 .951
Aitem06 48.5000 123.569 .583 .954
Aitem07 48.5667 129.151 .275 .957
Aitem08 48.4333 124.461 .714 .953
Aitem09 48.5667 116.530 .831 .950
Aitem10 48.4667 114.189 .891 .949
Aitem11 48.5333 120.602 .832 .951
Aitem12 48.4333 120.668 .852 .951
Aitem13 48.4667 118.947 .744 .952
Aitem14 48.5333 120.464 .781 .951
Aitem15 48.7667 123.771 .630 .953
Aitem16 48.5000 123.431 .552 .954
Aitem17 48.5333 119.706 .733 .952
Aitem18 48.5333 115.085 .873 .950
Aitem19 48.4667 120.947 .760 .952
(66)
1. Pre-test
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 13 3 12 6,3846 2,59931
Kntrol 13 3 9 5,3846 1,60927
Valid N (listwise) 13
2. Post-test
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 13 3 16 12,5385 3,30695
Kntrol 13 1 8 4,6923 1,97419
Valid N (listwise) 13
b. Skala Mendengarkan 1. Pre-test
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 13 43 61 52,1538 5,27330
Kntrol 13 43 63 52,2308 6,49556
Valid N (listwise) 13
2. Post-test
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Eksperimen 13 60 72 64,6154 3,45298
Kntrol 13 43 58 51,8462 4,61603
(67)
1. Paired Sample T Test Kel. Eksperimen Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 6,3846 13 2,59931 ,72092
Posttest 12,5385 13 3,30695 ,91718
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest ,253 13 ,023 ,878 13 ,066
Posttest ,259 13 ,017 ,927 13 ,314
a. Lilliefors Significance Correction
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig.
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval Difference
Lower Upper
Pretest – Posttest
-6,15385 3,31276 ,91879 -8,15573 -4,15197 -6,698 12 ,000
2. Paired Sample T Test Kel. Kontrol
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre_trst 5,3846 13 1,60927 ,44633
Post_test 4,6923 13 1,97419 ,54754
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
(1)
Working/ Organizational Experiences
2014 – Now Secretary at Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Experiential Learning Indonesia Daerah istimewa Yogyakarta
2013 – Now Coordinator at Asosiasi Penggiat Experiential Learning Yogyakarta; Jogjakarta 2013 – Now Creative Program Development Manager at Jelajah Archipelago, Jogjakarta 2013 – 2014 Consultant at Care for Disability Team, Jogjakarta
2009 – 2011 People Development Consultant at CV. Interkoneksi Persada; Jogjakarta 2008 – Now Managing Director & Experiential Learning Facilitator at Wit Gedhang
Consulturement; Jogjakarta
2009 Manager at Orisa Satifa Band; Jogjakarta 2007 - 2009 Road Manager at Perfect Band; Jogjakarta
2007 - 2008 Facilitator for Experiential Learning Program at Transformind Consultainment; Jogjakarta
2006 Customer Service at Victory Studio Disc; Jogjakarta
2003 – 2005 Facilitator for Experiential Learning Program at Watu Kali Training Center
Experiences
At Wit Gedhang Consulturement, Jogjakarta:
2016 Lynn Hotel; Program Designer & Facilitator
Allianz Jawa Tengah; Program Designer & Facilitator Balance Mountaineer Club “Safety Awareness”; Facilitator
Desa Wisata Karang Asri “Training for Facilitator”; Program Designer & Facilitator
2015 PT. Sumber Cipta Multiniaga; Program Designer & Course Director Aqua Danone; Program Designer
CV. Tajusutama; Program Designer & Facilitator
Arbeiter Samariter Bund for Desa Wisata Kebon Agung; Program Designer & Course Director
Alumni SMP Budya Wacana ’76; Course Director
Kanaan Global School; Program Designer & Course Director GSK; Operational Support
(2)
2014 Sari Husada Supply Chain Dept.; Course Director Red Hat; Program Designer & Course Director KPEI for Anggota Kliring; Program Designer PNPM Magelang; Program Designer
Yayasan Antasena; Program Designer & Course DIrector MPM Finance Head Office Program; Course Director
MPM Finance Batch 15, 16, 17; Management Trainee Program; Course Director
K24; Program Designer
STIE YKPN; Program Designer & Course Director
2013 MPM Finance Batch 14; Management Trainee Program; Course Director STIE YKPN; Program Designer & Course Director
Pemda Jabung Timur; Jambi, Course Director Care for Disability Team; Course Director
Dairy Danone; Program Designer & Course Director MPM Finance Branch Office; Course Director
PT. Ciputra Optima Mitra; Program Designer & Course Director Rodamas Grup; Program Designer & Course Director
2012 PT. Ciputra Optima Mitra; Program Designer & Course Director Wyeth – Pfiezer; Course Director,
Supply Chain Dept. PT. Sari Husada; Program Designer P3UKDW; Course Director
Aqua Danone; Program Designer & Course Director
Bank Central Asia Regional IV; Program Designer & Course Director Amigo Grup, Klaten; Program Designer & Course Director
PT. Sadar Djaya Komputer, Solo; Program Designer & Course Director BTPN Collection Div., BTPN Pusat; Program Designer & Course Director 2011 SMA Stella Maris BSD City, Tangerang; Facilitator
Politeknik Banjarnegara; Facilitator
Bank Syariah Jogjakarta; Program Designer & Course Director Bank Kesejahteraan Ekonomi, Relationship Manager; Facilitator
(3)
PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia, Marketing; Program Designer
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Program Internasional; Course Director
PT. Sari Husada, Supply Chain Department; Facilitator PT. Sari Husada, Plant SH 2; Program Designer
2010 BRI Syariah BSD City; Course Director
Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar; Program Designer Pt. Fonterra Brands Indonesia; Course Director
Bank Mandiri Jakarta; Game Master SMP I Kranggan Temanggung; Facilitator PT. Sari Husada; Course Director
2009 Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Program Internasional; Program Designer
PT. Interbat Solo; Course Director PT. Interbat Jogja; Course Director PT. Sari Husada; Program Designer
CV. Interkoneksi Persada; Program Designer CV. Jogja 4 Roda; Course Director
RSU Simo Boyolali; Course Director Dinas Pengairan Jawa Timur; Facilitator PT. Sumaplan Adicipta; Course Director
2008 Herbalife; Course Director & Facilitator Sogan Village Resto; Facilitator
PT. Kalbe Morinaga Jakarta; Facilitator
At Transformind Consultainment, Jogjakarta:
2008 WOM Finance; Facilitator 2007 WOM Finance; Facilitator
(4)
At Watu Kali Training Center, Jogjakarta:
2005 Silver Quint Band Jakarta; Facilitator Herbalife Jogjakarta; Facilitator 2004 GKJ Mergangsan; Facilitator 2003 SMP 5 Jogjakarta; Facilitator
Others:
2011 Citylink Surabaya; held by Kreative Entertrainment, Surabaya; Facilitator United Tractor; held by Experiential Learning Facilitator - PT WARANI, Bandung; Facilitator
Pemkab Nganjuk, Jawa Timur; held by Tree Jump Adventure, Surabaya; Facilitator
KPP. Singosari, Jawa Timur; held by SongAdventure, Surabaya; Facilitator Kompas Gramedia; held by Pancawati Outdoor Training, Bogor; Facilitator KPP. Jatinegara; held by Pancawati Outdoor Training, Bogor, Facilitator KPP. Tamansari I Jakbar; held by Pancawati Outdoor Training, Bogor;
Facilitator
PT. GNI Ceragon; held by Arus Liar, Sukabumi, Facilitator
Jaringan Komunikasi Keuskupan Semarang; held by Unison Outbound Training, Jogjakarta; Facilitator
2010 PT. Astra Credit Company; held by Experiential Learning Facilitator – PT. WARANI, Bandung; Facilitator
Pt. Yamaha Motor Kencana Indonesia; Facilitator Politeknik Banjarnegara; Facilitator
Apotek K 24; Facilitator
UOB Buana Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator PT. Intan Pariwara Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
2009 Fakultas Sains & Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; held by Divisi Training Fak. Psikologi USD; Technical Support
(5)
Bank Danamon Jogja; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator Bank Mandiri; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Yakkum Solo; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator Keluarga Ikatan Notaris Jogja; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Wahana Disc; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Kantor Wilayah Pajak DIY; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; ass. Course Director and Game Master
Astra Company Jawa Tengah dan DIY; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
SMU Stella Duce II Yogyakarta; held by Aswangga Psychology Center, Jogjakarta; Facilitator
Training OMR Telkomsel Kalimantan; held by Aswangga Psychology Center, Jogjakarta; Technical Support
Mudika Delanggu; held by Aswangga Psychology Center, Jogjakarta; Facilitator
Penerima Beasiswa Misserior Jerman; held by Aswangga Psychology Center, Jogjakarta; Technical Support
2008 LPPM Surabaya University; held by PT. Grhatma Semesta, Jogjakarta; Technical Support
Deutch Bank, Jakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator Alumni SMA 1 Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator PT. Unilever Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Kedokteran Internasional UGM; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Lippo Bank Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator Bank Danamon Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator BRI Purworejo; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
BNI 46 Jogjakarta; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator Bank Jogja; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
Prodia Banjarmasin; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator FasNet UGM; held by PT. Gaia Consultant, Jogjakarta; Facilitator
(6)
2007 Bank Tabungan Negara Jakarta; held by Performind Consultainment, Jakarta; Facilitator
PT. Artha Jasa Jakarta; held by Performind Consultainment, Jakarta; Facilitator PT. Frisian Flag Jakarta; held by Performind Consultainment, Jakarta;
Facilitator
SD Kristen Maria Fatima Jember; Facilitator SD Kristen Santa Maria Banyuwangi; Facilitator
Supervisor for Placement Test SMU N I Jogjakarta
Trauma Healing Facilitator Pasca Gempa Jogjakarta, Psychosocial Department at Pusat Rehabilitasi Yakkum, Jogjakarta
2006 SMA Yos Sudarso Sokaraja; held by Divisi Training Fak. Psikologi USD, Jogjakarta; Technical Support
Program Sekolah Darurat Pasca Gempa, Jogjakarta; Facilitator Merapi Disaster, Jogjakarta; Facilitator