Hasil Uji Hipotesis Hasil Penelitian
rata evaluasi perilaku kelompok eksperimen sebelum mengikuti pelatihan adalah 52,15. Setelah mengikuti pelatihan mendengarkan kelompok
eksperimen memperoleh skor rata-rata 64,61. Perhitungan paired sample t- test
skala mendengarkan kelompok eksperimen memperoleh nilai p = 0,00 p 0,05 dan t = 6,235. Hasil tersebut menunjukan perubahan intensi perilaku
subjek pada kelompok eksperimen. Perubahan intensi perilaku tersebut terjadi karena di dalam pelatihan, subjek diarahkan untuk melakukan perilaku
tertentu sesuai dengan materi pelatihan mendengarkan. Notoadmodjo 1992 menyatakan bahwa pelatihan pada akhirnya
menghasilkan perubahan perilaku sesuai tujuan dari sebuah pelatihan. Perhitungan paired sample t-test evaluasi perilaku kelompok kontrol
memperoleh nilai p = 0, 818 p 0,05 dan t = 0,236. Perolehan skor rata-rata
sebelum pelatihan adalah 52,230 dan setelah mengikuti pelatihan 51,846. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok kontrol mengalami penurunan
skor rata-rata pada evaluasi intensi perilaku. Penurunan skor rata-rata pada evaluasi intensi perilaku terjadi karena kelompok kontrol tidak diarahkan
untuk melakukan perilaku tertentu sesuai dengan materi pelatihan mendengarkan sehingga subjek pada kelompok kontrol berperilaku sesuai
dengan kebiasaannya masing-masing. Perbedaan situasi, waktu, dan kondisi karyawan dalam post-test dan pre-test mempengaruhi konsentrasi karyawan
sehingga terjadi penurunan skor rata-rata. Pre-test dilaksanakan pagi hari sebelum karyawan mulai bekerja, sedangkan post-test dilakukan pada sore
hari setelah karyawan selesai bekerja.
. Hasil perhitungan independent sample t-test evaluasi perilaku memperoleh nilai p= 0,00 p 0,05 dan t = 7,987.
Gain pada kelompok
eksperimen adalah 12,461 dan pada kelompok kontrol adalah -0,384. Hasil tersebut menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki gain yang
signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Perbedaan gain
menunjukan bahwa kelompok eksperimen memiliki intensi perilaku yang lebih sesuai dengan tujuan dari pelatihan dibandingkan kelompok kontrol.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pelatihan mendengarkan mampu meningkatkan keterampilan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa
Sukses Mandiri. Hasil penelitian berbanding lurus dengan penelitian Oduolowu dan Akintemi 2014 bahwa keterampilan mendengarkan
ditingkatkan melalui storytelling. Persamaan hasil penelitian menyimpulkan bahwa mendengarkan mampu ditingkatkan melalui metode pelatihan tertentu
sesuai dengan latar belakang peserta pelatihan. Penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
penelitian ini adalah efektivitas pelatihan dilihat dari dua level evaluasi yaitu evaluasi belajar yang mengukur tingkat pengetahuan peserta pelatihan
mengenai materi pelatihan, dan evaluasi perilaku yang mengukur intensi perilaku peserta terkait tujuan pelatihan yang diberikan. Kekurangan
penelitian ini adalah efektivitas pelatihan tidak diukur pada level evaluasi reaksi dan hasil. Kekurangan lain penelitian ini adalah jumlah subjek hanya
26 orang dan data evaluasi perilaku berupa intensi, bukan penilaian terhadap perilaku yang muncul.
32