Analisis efektivitas iklan evercoss di televisi : studi kasus pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta.
xiv
ABSTRAK
” Analisis Efektivitas Iklan Evercoss Di Televisi”
Studi Kasus Pada Pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta I Gede Sedhana Methu
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efektivitas iklan Evercoss di media televisi. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 100 pengunjung. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah acidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji skala berdasarkan EPIC ( Empati, Persuasi, Dampak, Komunikasi) model. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa iklan televisi Evercoss jika diukur dengan menggunakan EPIC model didapat hasil efektif dan mendapat tanggapan yang baik oleh pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta. Dimensi komunikasi pada iklan televisi Evercoss merupakan dimensi terendah dari keempat dimensi iklan televisi Evercoss sedangkan dimensi dampak pada iklan televisi Evercoss merupakan dimensi tertinggi dari keempat dimensi iklan televisi Evercoss.
(2)
xiv ABSTRACT
ANALYSIS EFFECTIVITY OF THE ADVERTISING EVERCOSS ON TELEVISION Study Case : The Visitors of Jogjatronik Mall Yogyakarta
I Gede Sedhana Methu Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2015
This study aims to crutinize the effectiveness of Evercoss advertising on television. The population in this research is all visitors of Jogjatronik Mall Yogyakarta. 100 visitors of Jogjatronik Mall Yogyakarta was chosen as research sample. Data collection technique used is questionnaire distributed to visitors Jogjatronik Mall Yogyakarta. The data analysis technique used is the scale model on EPIC ( Emphaty, Persuassion, Impact, and Communication). Based on the data analysis, it is concluded that the advertising of Evercoss on television is effective and has good responses from the visitors of Jogjatronik Mall Yogyakarta. The Communication dimension is the least effective dimension of four dimensions of four dimensions of the Evercoss television advertisement. The Impact dimension is the most effective of the four dimensions on television advertisement.
(3)
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN EVERCOSS DI TELEVISI
Studi kasus: Pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh: I Gede Sedhana Methu
NIM : 102214027
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(4)
i
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN EVERCOSS DI TELEVISI
Studi kasus: Pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh: I Gede Sedhana Methu
NIM : 102214027
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(5)
(6)
(7)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
“
PLAN FOR THE BEST,
PREPARE FOR THE WORST
“
SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA :
Papaku, I Nyoman Gelgel
(8)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatkan bahwa skripsi dengan judul: “ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN EVERCOSS DI TELEVISI”
Studi kasus: Pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukan gagasan atau pendapat atau pikiran penulisan lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang diambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 30 Januari 2015
Penulis,
(9)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : I Gede Sedhana Methu
Nomor Mahasiswa : 102214027
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN EVERCOSS DI TELEVISI ( Studi Kasus : Pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 30 Januari 2015 Yang menyatakan,
(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN EVERCOSS DI TELEVISI”. Studi kasus pada Pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan, dukungan serta kerjasama dari berbagai pihak yang dengan tulus dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtam, SJ, selaku Rektor Universitas Sanata Dharma,
2. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Dra. Diah Utari Bertha Rivieda, M.Si selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
(11)
viii
5. Bapak Drs. Tiberius Handono Eko Prabowo, M.BA., Ph.D. selaku dosen pembimbing II , yang telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, dan saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.
7. Segenap karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
8. Kedua orang tua penulis, I Nyoman Gelgel dan Ni Made Sueca Ningsih yang selalu memberikan dukungan doa, kasih sayang, nasehat, dan memberikan penghidupan yang layak bagi penulis.
9. Teman-eman di Fakultas Ekonomi Universitas sanata Dharma yang telah memberikan doa dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan semangat, dukungan doa serta terimakasih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini.
Yogyakarta, 30 Januari 2015
I Gede Sedhana Methu NIM: 102214027
(12)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN LEMBAR PERNYATAANPERSETUJUAN………. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
HALAMAN ABSTRAK ... xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
(13)
x
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 6
1. Pengertian Manajemen ... 6
2. Pengertian Pemasaran ... 6
3. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7
4. Pengertian Bauran Pemasaran ... 8
5. Pengertian Bauran Promosi ... 10
6. Pengertian Iklan………. 10
7. Pengertian Komunikasi……….. 12
8. Pengertian Komunikasi Pemasaran……… 13
9. Pengertian EPIC Model……….. 17
B. Penelitian Sebelumnya ... 18
C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 21
D. Hipotesis ... 21
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 22
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 22
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 23
D. Variabel Penelitian ... 23
E. Definisi Operasional... 24
(14)
xi
G. Teknik Pengambilan Sampel... 27
H. Sumber Data ... 27
I. Teknik Pengumpulan Data ... 28
J. Pengukuran Variabel ... 29
K. Uji Validitas dan Reliabilitas……….. 30
1. Uji Validitas ... 30
2. Uji Reliabilitas ... 31
L. Teknik Analisis Data ... 32
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN EVERCOSS A. Sejarah Perusahaan... 35
B. Logo perusahaan……….. 37
C. Visi perusahaan……… 37
D. Misi perusahaan……… 37
E. Produk Evercoss………... 38
F. Nilai dan Filosofi………. 39
G. Iklan Evercoss di televisi………. 39
H. Sejarah Jogja Tronik Mall……… 41
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Instrumen Penelitian... 44
1. Validitas ... 44
2. Reliabilitas ... 45
(15)
xii
1. Jenis Kelamin ... 46
2. Pendidikan Terakhir ... 47
3. Usia ... 48
4. Tingkat Pengeluaran Perbulan ... 48
5. Pernah melihat iklan Evercoss ... 49
C. Analisi Data ... 49
1. Empati (X1) ... 50
2. Persuasi (X2)... 51
3. Dampak (X3) ... 51
4. Komunikasi (X4) ... 52
D. Pembahasan ... 55
BAB VI. KESIMPULAN, SARAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 57
B. Saran ... 57
C. Implikasi Manajerial ... 58
D. Keterbatasan……… 59
DAFTARA PUSTAKA ... 60
(16)
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Skala Penilaian ... 33
Tabel III.2 Kriteria Penilaian……… .. 34
Tabel V.1 Rangkuman tes validitas ... 45
Tabel V.2 Rangkuman hasil uji reliabilitas ... 46
Tabel V.3 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 47
Tabel V.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ... 47
Tabel V.5 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 48
Tabel V.6 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan setiap bulan .... 48
Tabel V.7 Karakteristik responden berdasarkan pernah lihat iklan Evercoss. 49
Tabel V.8 Empati ... 50
Tabel V.9 Persuasi ... 51
Tabel V.10 Dampak ... 52
Tabel V.11 Komunikasi ... 53
(17)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka pemikiran ... 21
Gambar IV.1 Logo Perusahaan ... 37
Gambar IV.2 Iklan Evercoss Sponsor resmi Indonesian Idol 2014 ... 39
Gambar IV.3 Iklan Evercoss A7T ... 40
Gambar IV.4 Iklan Evercoss C5F ... 40
Gambar IV.5 Mall Jogjatronik 1 ... 42
Gambar IV.6 Mall Jogjatronik 2 ... 42
Gambar IV.7 HPMall Jogjatronik Yogyakarta ... 43
(18)
xv
ABSTRAK
” Analisis Efektivitas Iklan Evercoss Di Televisi”
Studi Kasus Pada Pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta I Gede Sedhana Methu
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2015
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efektivitas iklan Evercoss di media televisi. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta. Sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 100 pengunjung. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah acidental sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang disebarkan kepada pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji skala berdasarkan EPIC ( Empati, Persuasi, Dampak, Komunikasi) model. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa iklan televisi Evercoss jika diukur dengan menggunakan EPIC model didapat hasil efektif dan mendapat tanggapan yang baik oleh pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta. Dimensi komunikasi pada iklan televisi Evercoss merupakan dimensi terendah dari keempat dimensi iklan televisi Evercoss sedangkan dimensi dampak pada iklan televisi Evercoss merupakan dimensi tertinggi dari keempat dimensi iklan televisi Evercoss.
(19)
ABSTRACT
“ANALYSIS EFFECTIVITY OF THE ADVERTISING EVERCOSS ON TELEVISION”
Study Case : The Visitors of Jogjatronik Mall Yogyakarta
I Gede Sedhana Methu Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2015
This study aims to crutinize the effectiveness of Evercoss advertising on television. The population in this research is all visitors of Jogjatronik Mall Yogyakarta. 100 visitors of Jogjatronik Mall Yogyakarta was chosen as research sample. Data collection technique used is questionnaire distributed to visitors Jogjatronik Mall Yogyakarta. The data analysis technique used is the scale model on EPIC ( Emphaty, Persuassion, Impact, and Communication). Based on the data analysis, it is concluded that the advertising of Evercoss on television is effective and has good responses from the visitors of Jogjatronik Mall Yogyakarta. The Communication dimension is the least effective dimension of four dimensions of four dimensions of the Evercoss television advertisement. The Impact dimension is the most effective of the four dimensions on television advertisement.
(20)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian saat ini semakin pesat. Hal tersebut menyebabkan persaingan perusahaan yang sangat ketat. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dalam memasarkan produknya. Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Banyak cara dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan salah satunya dengan promosi di media elektronik.
Perkembangan media iklan saat ini mengalami banyak kemajuan seperti halnya media iklan di televisi. Persaingan di media televisi menjadi ramai. Hal itu menyebabkan perusahaan berlomba-lomba memperkenalkan produk mereka kepada calon konsumen agar tertarik untuk membeli produk tersebut. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek.
Periklanan yang baik adalah periklanan yang mampu menghasilkan daya tarik. Untuk mengetahui apakah iklan tersebut efektif apa tidak maka perlu dilakukan pengukuran menggunakan EPIC model. EPIC Model Menurut Durianto dalam Bram. (2005: 4) adalah salah satu alat ukur efektivitas iklan. EPIC model mencakup empat dimensi kritis, yaitu : empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy, Persuasion, Impact, and Communication – EPIC). Dimensi empati menginformasikan, apakah
(21)
konsumen menyukai suatu iklan dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu iklan dengan pribadi mereka. Persuasi (Persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk. Dimensi dampak (Impact) menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibanding merek lain pada kategori yang serupa dan apakah iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses pemilihan. Komunikasi merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi serta penentu suksesnya pemasaran. Semua organisasi modern, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial dan nonfinansial. Dari uraian di atas tentang efektivitas iklan juga dapat di aplikasikan di iklan evercoss.
EVERCOSS adalah perusahaan elektronik asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2008 di Jakarta. Produk yang dihasilkan oleh EVERCOSS ialah telpon genggam (handphone). Dengan bermodalkan pengalaman bersama salah satu produsen handphone terkemuka di Eropa, EVERCOSS menghasilkan berbagai macam produk handphone yang memiliki standard Eropa. Handphone EVERCOSS dilengkapi dengan fitur-fitur seperti chatting, sms, internet browser, music player, televisi, video,
(22)
dan games. PT Aries Indo Global sebagai pemilik merek ponsel EVERCOSS.
EVERCOSS sudah tersedia di pasar handphone seluruh Indonesia baik gerai maupun counter handphone. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui seberapa efektifkah iklan EVERCOSS terhadap dampak komunikasi yang dihasilkan dari iklan tersebut terhadap pengunjung Mall Jogjatronik. Dengan pertimbangan bahwa pengunjung Mall Jogjatronik merupakan calon pembeli handphone berbasis android, salah satunya adalah EVERCOSS. Sehubungan dengan penelitian efektivitas iklan tersebut penulis memberi judul, “ANALISIS
EFEKTIVITAS IKLAN EVERCOSS DI TELEVISI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan adalah :
1. Bagaimana persepsi responden terhadap iklan “EVERCOSS” di Televisi ?
2. Dimensi EPIC manakah yang paling mempengaruhi efektivitas iklan “EVERCOSS” di Televisi ?
C. Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah yang akan dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Lokasi yang dipilih penulis untuk penelitian ini Mall Jogjatronik di kota Yogyakarta.
(23)
2. Responden yang menjadi objek penelitian adalah pengunjung Mall Jogjatronik.
3. Responden yang diteliti adalah responden yang pernah menonton iklan “EVERCOSS” di Televisi.
4. EPIC Model terdiri dari empat dimensi , yaitu : empati , persuasi , dampak dan komunikasi.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui persepsi responden terhadap iklan
“EVERCOSS” di Televisi.
2. Untuk mengetahui dimensi EPIC yang paling mempengaruhi efektivitas iklan “EVERCOSS” di Televisi.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Penulis
Untuk mengetahui dan memahami sejauh mana teori-teori yang didapatkan selama masa perkuliahan dapat diimplementasikan dalam memecahkan masalah perusahaan.
2. Perusahaan
Sebagai sumbangan pemikiran tentang pengukuran efektivitas iklan, sehingga hasilnya dapat menjadi bahan evaluasi dalam strategi pemasaran agar menjadi lebih baik.
(24)
3. Universitas Sanata Dharma
Menambah referensi tentang penelitian keefektivan iklan menggunakan EPIC Model di perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
(25)
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian manajemen
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel (dalam Siswanto, 2005:2) memberikan batasan manajemen sebagai berikut: manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi.
Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni, ataupun ilmu. Dikatakan proses karena manajemen terdapat beberapa tahapan untuk mencapai tujuan, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dikatakan seni karena manajemen merupakan suatu cara atau alat untuk seorang manajer dalam mencapai tujuan. Penerapan dan penggunaannya tergantung pada masing-masing manajer yang sebagian besar dipengaruhi oleh kondisi dan pembawaan seorang manajer.
2. Pengertian Pemasaran
Beberapa pengertian dari pemasaran adalah sebagai berikut :
Menurut Kotler (2009:5), pemasaran adalah proses mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Lebih lanjut, Kotler menambahkan pula bahwa pemasaran merupakan proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
(26)
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Menurut American Marketing Association (AMA) via Kotler (2009:5), Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.
Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa, tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui promosi, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer perusahaan untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat lebih mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik untuk keberhasilan pemasaran harus memaksimalkan penjualan yang menghasilkan laba dalam jangka waktu yang panjang.
3. Manajemen Pemasaran
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dari pemasaran maka diperlukan sistem yang mengatur pemasaran yang disebut manajemen pemasaran. Menurut Philip Kotler (2008:11), Manajemen pemasaran (marketing management) adalah sebagai seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan target pasar itu.
(27)
4. Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2009:18): Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Menurut Kotler (2005:17) Bauran pemasaran ini lazim dikenal sebagai 4P yang terdiri dari produk (product), harga (price), tempat/saluran distribusi (place), dan promosi (promotion) :
a. Produk (Product)
Produk merupakan kombinasi penawaran barang dan jasa perusahaan kepada pasar, yang mencakup antara lain : kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk.
b. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk atau jasa tertentu.
c. Saluran distribusi(Place)
Aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk agar dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.
d. Promosi (Promotion)
Aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya
Sedangkan menurut Tjiptono (2007:145)di dalam perusahaan jasa bauran pemasaran di tambah menjadi 7P, adapun 3P itu adalah :
(28)
e. Orang (People)
Perusahaan dapat membedakan dirinya dengan cara merekrut dan melatih karyawan (lebih dapat diandalkan) dalam berhubungan dengan pelanggan dari pada karyawan pesaingnya
f. Lingkungan Fisik (Physical Environment)
Building merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen dalai perusahaan jasa yang memiliki karakter. Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan ambience sehingga memberikan pengalaman kepada pengunjung dan dapat memberikan nilai tambah bagi pengunjung, khususnya menjadi syarat utama perusahaan jasa dengan kelas market khusus.
g. Proses (Process)
Proses, mutu layanan jasa sangat bergantung pada proses penyampaian jasa kepada konsumen. Mengingat bahwa penggerak perusahaan jasa adalah karyawan itu sendiri, maka untuk menjamin mutu layanan (quality assurance), seluruh operasional perusahaan harus dijalankan sesuai dengan sistem dan prosedur yang terstandarisasi oleh karyawan yang berkompetensi, berkomitmen, dan loyal terhadap perusahaan tempatnya bekerja.
(29)
5. Bauran Promosi
Dalam marketing mix barang maupun jasa, iklan termasuk dalam kategori bauran promosi. Adapun dalam bauran promosi dikenal lima cara komunikasi yang utama Durianto dalam Bram (2005:4) yaitu:
a. Advertising (Periklanan): semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor.
b. Sales Promotion (Promosi Penjualan): berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
c. Public Relations (Hubungan Masyarakat dan Publisitas): berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk.
d. Personal Selling (Penjualan secara Pribadi): interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
e. Direct Marketing (Pemasaran Langsung): penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat komunikasi non-personal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan.
6. Iklan
Pengertian iklan secara komprehensif adalah “semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau
(30)
jasa secara non-personal yang dibayar oleh sponsor tertentu”. Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal, promosi dan ide, barang taupun jasa oleh sponsor tertentu memerlukan pembayaran. Iklan adalah segala bentuk presentasi non-personal dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler dan Keller,2008:244).
Iklan juga merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memasarkan produk-produknya. “Penyampaian informasi dari penjual kepada pembeli untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku”. Efektivitas iklan dapat diukur dengan menggunakan EPIC model, menurut Durianto (2003) dalam Bram (2005 : 4), adalah salah satu alat ukur efektivitas iklan dengan pendekatan komunikasi yang dikembangkan oleh AC Nielsen salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia, yang mencangkup empat dimensi kritis, yaitu: empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy, Persuation, Impact, and Communication).
Fungsi iklan antara lain : a. Memberikan Informasi
Periklanan dapat menambah nilai suatu produk dengan memberikan informasi yang berkaitan tentang produk tersebut. b. Membujuk dan Mempengaruhi
Berfungsi membujuk calon pembeli atau konsumen potensial dengan mengiklankan bahwa produk lebih baik daripada produk lain di pasaran.
(31)
Iklan dibuat seindah dan semenarik mungkin dengan tujuan berkesan dan menjadi daya tarik untuk konsumen.
d. Sebagai Alat Komunikasi
Periklanan merupakan komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dengan efektif dan efisien.
7. Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, merubah sikap, pendapat atau prilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Fungsi komunikasi disederhanakan menjadi empat fungsi saja yaitu : menyampaikan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan mempengaruhi (to influence). Tujuan dari komunikasi yaitu untuk memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya (to secure understanding), setelah pesan dimengerti maka penerimanya harus dibina (to establish acceptance), dan pada akhirnya kegiatan domotifasikan (to motivate action), (Effendy, 2006).
Faktor-faktor kunci dalam komunikasi yang efektif : a. Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum berkomunikasi kita harus tahu dengan siapa kita akan berkomunikasi misalnya latar belakang pendidikan atau keadaan fisik dan lain-lain agar komunikasi dapat berjalan dengan baik secara dua arah.
(32)
Untuk mencapai sasaran komunikasi yang baik kita harus menentukan metode apa dan menggunakan media apa yang tepat. c. Pengkajian Tujuan Komunikasi
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu yang menentukan teknik yang harus diambi, apakah itu teknik informasi, persuasi, atau teknik instruksi. Pesan terdiri atas isi pesan dan lambang. d. Peranan Komunikator Dalam Komunikasi
Ada factor yang penting dalam diri komunikator bila ia melancarkan komunikasi yaitu, daya tarik sumber dan kredibilitas sumber.
8. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Semua organisasi modern, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial dan non-finansial (Shimp, 2003:4).
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan karena tanpa komunikasi konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran juga secara berhati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komunikasi perusahaanan. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan komunikasi, dengan penentuan sasaran yang tepat, proses komunikasi akan berjalan efektif dan
(33)
efisien. Agar mampu membujuk, mampu membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang ditawarkan, maka perlu adanya daya tarik untuk keberhasilan komunikasi dengan konsumen.
Terdapat berbagai daya tarik yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam mempersiapkan suatu pesan iklan. Secara umum, daya tarik iklan dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori (Morrisan,2010) Adapun daya tarik tersebut seperti :
a. Daya tarik pesan iklan rasional :
Ada beberapa tipe pesan untuk menimbulkan daya tarik rasional, sehingga mendapat perhatian dari konsumen yaitu :
1) Faktual
Penerima pesan dimotivasi untuk dapat mengerti informasi yang menampilkan sisi manfaat produk dan keunggulan produk sekaligus menampilkan argumentasi yang masuk akal, termasuk ke dalam tipe daya tarik faktual.
2) Potongan kehidupan (Slice of life)
Pesan iklan menampilkan potongan kehidupan yang banyak ditampilkan di televisi. Penonton disuguhkan iklan tentang suatu produk dalam bentuk kehidupan sehari-hari. Misalnya iklan ibu-ibu dalam mencuci pakaian. Produk deterjen ini menampilkan bagaimana aktivitas ibu-ibu mencuci. Pengaruh iklan potongan kehidupan agar terjadi proses peniruan perilaku dari penonton.
(34)
Pesan iklan yang ditampilkan menggambarkan kemampuan produk secara instrumental yang mampu menyelesaikan masalah seperti iklan obat sakit kepala, pembersih lantai penghilang ketombe yang merupakan teknik demonstrasi dalam menampilkan pesan iklannya.
4) Iklan perbandingan
Iklan yang berusaha membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain sejenis. Perusahaan berusaha meyakinkan konsumen produk yang ditawarkan lebih baik dari yang lain.
b. Daya tarik berdasarkan emosi
Penggunaan daya tarik perasaan dan emosi banyak digunakan untuk produk mewah (mobil, lukisan, pakaian dll.) maupun produk yang cukup murah (kopi, pasta gigi, air mineral dll). Berikut ini pesan iklan dengan daya tarik perasaan dan emosi :
1) Rasa takut
Iklan rasa takut biasa menampilkan aspek-aspek negatif atau hal-hal yang berbahaya yang berhubungan dengan perilaku atau penggunaan produk yang tidak tepat. Contoh iklan rasa takut, Produk pasta gigi menampilkan pesan iklan yang menakut-nakuti konsumen seperti gigi akan keropos dan rusak jika tidak dipelihara dengan menggunakan pasta gigi yang tepat.
2) Humor
Merupakan daya tarik emosional karena dapat menarik perhatian dan dapat menimbulkan daya tarik. Alasan
(35)
menggunakan humor karena humor dapat membuat penerima pesan memperoleh mood positif, maka probabilitas penerimaan pesan secara baik dan akan lebih besar. Lain halnya dalam keadaan buruk (bad mood), penonton cenderung tidak akan memperhatikan iklan tersebut.
3) Animasi
Animasi banyak digunakan untuk produk-produk yang konsumennya anak-anak. Pengunaan animasi untuk iklan sarapan pagi, coklat, susu, permen dan makanan lain. Alasan penggunaan animasi adalah untuk menghindari rasa bosan dari konsumen, dengan animasi yang direkayasa guna menarik perhatian penonton.
4) Seks
Banyak iklan yang menggunakan tema iklan seks sebagai daya tarik iklan diprotes oleh masyarakat dan kontroversial. Penggunaan tema seks memang sangat ampuh untuk menarik perhatian penonton, bahkan untuk produk yang tidak berhubungan dengan seks. Seperti iklan dengan kalimat ”Ini kacangku”.
5) Musik
Penggunaan musik sebagai daya tarik iklan karena musik akan menimbulkan kharisma, wibawa dan kesan tersendiri bagi produk yang iklankan.
(36)
6) Fantasi
Penggunaan fantasi diyakini bisa menimbulkan perhatian dari penonoton. Produk makanan kecil untuk anak-anak sering menggunakan fantasi.
9. Epic Model
EPIC Model menurut Durianto (2003) dalam Bram (2005 : 4) adalah salah satu alat ukur efektivitas iklan dengan pendekatan komunikasi. EPIC Model mencakup empat dimensi kritis, yaitu : empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy, Persuasion, Impact, and Communication – EPIC):
1) Dimensi Empati (Empathy)
Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan dan fikiran yang sama dengan orang atau kelompok lainnya. Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen, afeksi melibatkan perasaan sementara kognisi melibatkan pemikiran ( penilaian positif atau negatif suatu produk). 2) Dimensi Persuasi (Persuasion)
Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap,
(37)
dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi.
3) Dimensi Dampak (Impact)
Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan.
4) Dimensi Komunikasi (Communication)
Dimensi Komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut.
B. Penelitian Terdahulu
1. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas iklan pada media televisi.
a. Penelitian dilakukan oleh Wahyu Arfianto pada tahun 2010 di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
b. Variabel penelitian : 1) Kualitas pesan 2) Daya Tarik Iklan 3) Frekuensi penayangan
(38)
c. Hasil penelitian:
Secara simultan dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yaitu kualitas pesan (X1), daya tarik iklan (X2), dan frekuensi penayangan (X3) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu efektivitas iklan
2. Analisis Efektivitas Iklan pada Media Televisi (Studi Kasus pada Produk TEBS di Kota Bogor)
a. Penelitian di lakukan oleh Kurnia Dewi pada tahun 2008 di Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
b. Variabel penelitian : 1) Empati
2) Persuasi 3) Dampak 4) Komunikasi c. Hasil penelitian:
Hasil pengukuran iklan dengan menggunakan Efektivitas iklan televisi jika diukur dengan menggunakan EPIC Model didapat hasil efektif dan dapat di terima oleh warga kota Bogor. Didapati bahwa dimensi komunikasi efektivitas iklan televisi TEBS merupakan dimensi terendah dari ke empat dimensi efektivitas iklan televisi TEBS sedangkan dimensi dampak efektivitas iklan televisi TEBS pada warga Bogor merupakan dimensi tertinggi dari keempat dimensi efektivitas iklan televisi TEBS
(39)
3. Pengaruh Iklan Dengan EPIC Model Pada Media Televisi Terhadap Sikap Penonton (Studi Kasus Pada Iklan Minuman Isotonik Fatigon Hydro Versi “Macet” Di Kota Pekanbaru)
a. Penelitian di lakukan oleh Deny Danar Rahayupada tahun 2012 di Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
b. Variabel penelitian : 1) Empati
2) Persuasi 3) Dampak 4) Komunikasi 5) Sikap konsumen d. Hasil penelitian:
Berdasarkan hasil pengujian efektifitas iklan, diperoleh hasil bahwa iklan produk Fatigon Hydro versi “Macet” efektif diukur dengan EPIC Model di Kota Pekanbaru.Pada pengukuran EPIC Model, didapat variabel emphaty, impact dan communication tergolong pada rentang skala efektif. Sedangkan, variabel persuasion tergolong pada rentang skala cukup efektif. Dari hasil pengujian regresi linear berganda, uji simultan (Uji F) menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Uji parsial (Uji t) menunjukkan seluruh variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel sikap penonton dan variabel emphaty mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan variabel lainnya. Besarnya pengaruh yang ditimbulkan (R2) oleh variabel
(40)
emphaty, persuasion, impact dan communication terhadap variabel sikap penonton sebesar 64,8% sedangkan sisanya sebesar 35,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
C. Kerangka Pemikiran
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran D. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan dan dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris, hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran (Hasan, 2004:31). Efektivitas iklan merupakan suatu hal yang penting didalam strategi pemasaran yang digunakan suatu perusahaan. Untuk mengukur efektivitas iklan digunakan metode Epic model.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis yaitu :
H1 : Efektivitas iklan EVERCOSS di Televisi sudah efektif berdasarkan dari empat dimensi, yaitu Empati, Persuasi, Dampak, Komunikasi H2 :Dimensi yang paling berpengaruh terhadap efektivitas iklan
“EVERCOSS” di Televisi adalah dimensi Dampak. Dampak Persuasi
EPIC Model
Empati Komunikasi
Efektivitas Iklan
(41)
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap gejala tertentu. Kesimpulan dari penelitian hanya berlaku pada kasus yang bersangkutan, sehingga tidak dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Jenis analisis data yang digunakan termasuk analisis data kualitatif.
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian studi kasus (case study). Menurut Suharsimi (2006;146) bahwa penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu di tinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subjek penelitian yang diteliti adalah adalah responden yang pernah melihat iklan “EVERCOSS” di Televisi.
2. Objek penelitian yang diteliti adalah efektivitas yang diukur dari empat dimensi (Empati, Persuasi, Dampak, Komunikasi).
(42)
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi penelitian:
Penelitian dilakukan di Mall Jogjatronik. Penelitian dilakukan di Mall Jogjatronik karena peneliti melihat sebagian besar warga Jogjakarta yang ingin membeli gadget pasti akan membelinya di Jogjatronik dan Jogjatronik merupakan pusat gadget dan elektronik terlengkap di Yogyakarta.
2. Waktu penelitian: Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juli tahun 2014
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009:3).
Variabel terdiri dari :
1. Empati adalah kemampuan media promosi untuk mengenali konsumen, mempersepsi konsumen, dan merasakan perasaan target konsumen tentang kebutuhan, keinginan, pemahaman, pengetahuan, dan kondisi afektifnya.
2. Persuasi adalah kemampuan media promosi untuk mendorong target konsumen sasaran agar mengubah kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku untuk menjadi calon konsumen.
3. Dampak adalah perubahan yang terjadi pada konsumen sasaran, baik perubahan, pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), maupun perilaku
(43)
(behavior). Karena pada intinya promosi adalah memperkenalkan produk kepada calon konsumen agar konsumen mau menggunakan barang atau jasa yang di promosikan.
4. Komunikasi adalah kemampuan konsumen mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan pada media promosi.
E. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional variabel efektivitas iklan menurut Durianto (2003 : 90) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Empathy ( Empati )
Indikatornya meliputi:
a. Tingkat baik tidaknya iklan televisi Evercoss, b. Tingkat kesukaan terhadap iklan Evercoss .
2. Persuation ( Persuasi )
Indikatornya meliputi:
a. Tingkat ketertarikan dengan produk (Evercoss ), b. Keinginan membeli produk (Evercoss).
3. Impact ( Dampak )
Indikatornya meliputi:
a. Tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) produk (Evercoss),
b. iklan televisi Evercoss lebih kreatif dibandingkan iklan produk handphone android lain yang sejenis.
(44)
4. Communication ( Komunikasi ) Indikatornya meliputi:
a. Kejelasan informasi iklan televisi Evercoss jika dibandingkan iklan produk sejenis,
b. Kemampuan iklan televisi Evercoss dalam mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan,
c. Tingkat pemahaman pemirsa (audience) terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi Evercoss tersebut.
F. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah pengunjung Mall Jogjatronik yang tertarik menggunakan handphone berbasis android. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Sampel dari penelitian ini adalah 100 pengunjung Jogjatronik Mall.
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil dihitung dengan rumus sampel dari Leedy (1997). Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa jumlah populasi relatif besar dan tidak dapat teridentifikasi dengan pasti, sehingga tidak mungkin seluruh elemen diteliti karena adanya
(45)
keterbatasan waktu penelitian, biaya dan sumber daya manusia. Adapun rumus sampel dari Leedy (Margono, 1999) adalah, sebagai berikut:
p p e Z N 1 2 Keterangan:
N = jumlah sampel
Z = standar skor alpha ( ) yang dipilih e = sampling error yang digunakan p = proporsi populasi yang diteliti
Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dihitung, sebagai berikut:
p p e Z N 1 2 5 . 0 1 5 . 0 1 . 0 2 / 05 . 0 2 N 5 . 0 1 5 . 0 1 . 0 96 . 1 2 N 5 . 0 5 . 0 16 . 384 N 04 . 96 N
Standar skor alpha ( ) yang dipilih (Z) adalah 0,05 dan sampling error (e) sebesar 0,1. Karena tingkat kesalahan 0,1 masih wajar dan tingkat kebenaran > 0.5. Jika jumlah populasi tidak diketahui maka proporsi populasi (p) sebesar 0,5 sehingga besarnya nilai p(1 - p) = 0,25. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat diketahui jumlah sampel adalah sebesar 96,04. Dalam upaya
(46)
mengantisipasi adanya potensi kesalahan responden dalam mengisi angket, maka jumlah responden dibulatkan menjadi 100 orang.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidential sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti, sehingga dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui cocok sebagai sumber data. Menurut Riduwan, (2007:62) siapa saja yang ditemui peneliti asalkan mereka memiliki karakteristik yang sama maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel. Karakteristinya meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendapatan orang berkunjung ke Jogjatronik.
H. Sumber Data
Menurut (Sugiyono 2008:137), jenis data dibagi menjadi dua sumber yaitu:
1. Data Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Penelitian ini menggunakan data primer dari hasil pengisian kuesioner yang diberikan kepada responden mengenai identitas responden (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) dan tanggapan responden berkaitan dengan efektivitas iklan televisi EVERCOSS.
(47)
2. Data Sekunder
“Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan”. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, majalah, buku, serta penelitian terdahulu yang membuat informasi atau data – data yang berkaitan dengan penelitian berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan : 1. Wawancara
Sedangkan menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2008:72) mengungkapkan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
2. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2008:142), Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
(48)
J. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2009:8). Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009: 146). Skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif pada umumnya menggunakan 5 angka penelitian yaitu:
1. Sangat tinggi diberikan skor : 5 2. Tinggi diberikan skor : 4 3. Normal diberikan skor : 3 4. Rendah diberikan skor : 2 5. Sangat Rendah diberikan nilai skor : 1
Skala likert ini kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan menambah bobot jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari masimg-masing responden dapat dikelompokkan ke dalam kelas interval. Ukuran interval digunakan untuk memberikan informasi tentang interval satu orang obyek dengan orang atau obyek lain. Jumlah kelas 5 sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut (Sugiyono, 2009) :
(49)
Kelas interval = Nilai maksimum - Nilai minimum Kelas interval
Interval = 5 – 1 = 0,8 5
Dengan rentang skala 0,8 maka numeriknya sebagai berikut :
1). Sangat Rendah (SR) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,7 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah sangat rendah.
2). Rendah (R) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,5 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah rendah.
3). Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah cukup.
4). Tinggi (T) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah tinggi.
5). Sangat Tinggi (ST) apabila skor variabel 4,19 s/d 5,00 yang menunjukkan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi adalah sangat tinggi.
K. Uji Validitas Dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah taraf sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur yang seharusnya diukur. Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, kuesioner diukur validitasnya. Pengukuran
(50)
validitas ini menggunakan rumus korelasi Pearson (Product Moment Coefficient of Corelation), (Sugiyono, 2009:179) :
2 2 2 2 y y N x x N y x xy N rxy Keterangan :
rxy = koefisien korelasi sederhana antara skor butir (x) dengan variabel (y)
N = jumlah responden
x = skor butir (x) atau item pertanyaan
y = skor total variabel (y) atau tiap responden
Pelaksanaan uji validitas ini menggunakan teknik sekali ukur (one shot technique), dengan metode ini kuesioner hanya dibagikan satu kali saja kepada responden. Hal ini dikarenakan untuk menghindari responden memberi jawaban yang sama dari pertanyaan yang diajukan. Hasil jawaban yang diperoleh dari responden sekaligus akan digunakan sebagai masukan dalam analisis validitas dan reliabilitas.
2. Uji Reliabilitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran data dua kali atau lebih gejala yang sama. Hasilnya ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur dapat dipercaya. Uji ini diterapkan untuk mengetahui apakah responden telah menjawab
(51)
pertanyaan-pertanyaan secara konsisten atau tidak,sehingga kesungguhan jawabannya dapat dipercaya. Untuk melihat relibilitas instrumen akan dihitung Alpha Cronbach masing-masing instrumen. Menurut Arikunto variabel dikatakan realibel jika memiliki nilai Alpha Cronbach > 0,60 dengan rumus Cronbach’s Alpha Coefficient (Arikunto, 2006) dengan rumusnya :
r t b k
k 2
11 1
) 1 ( Dimana :
r11 = realibilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan
2
t = jumlah varians total
2
b = jumlah varians butir
Pengujian validitas dilakukan berdasarkan analisis item yaitu mengkorelasikan skor setiap item dengan skor variabel (hasil penjumlahan seluruh skor item pertanyaan). Teknik korelasinya memakai Pearson Correlation. Item pertanyaan dinyatakan valid apabila memiliki nilai rhitung > rtabel.
L. Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, proses pengolahan data dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
(52)
a. Memberikan skala atau bobot dari jawaban-jawaban kuesioner tersebut. Skala pengukur yang digunakan adalah skala likert, yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009:93). b.
Tabel 3.1 Skala Penilaian
Kategori Nilai
SS (Sangat Setuju) 5
S (Setuju) 4
CS (Cukup Setuju) 3
TS (Tidak Setuju) 2
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 Sumber: Sugiyono, 2009:93
c. Berdasarkan jumlah responden yang didapat pada penelitian lapangan dengan sampling aksidental 100 orang, maka dapat ditentukan bobot penilaian dengan menggunakan jarak yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut:
Jarak = (Nilai Tertinggi X Sampel) - (Nilai TerendahXSampel)
= (5X100)- (1X100) = ( 500 ) - ( 100 ) = 400
d. Dengan diketahuinya nilai dari jarak, maka dapat ditentukan interval dan perhitungan sebagai berikut:
(53)
400
Interval = _________ = 80 5
Setelah diketahui intervalnya, maka penilaian persepsi konsumen dapat dikelompokan sebagai berikut:
e.
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian
Interval Kelas Kriteria Penilaian
4.20 – 5.00 Sangat Efektif 3.40 – 4.19 Efektif 2.60 – 3.39 Cukup Efektif 1.80 – 2.59 Tidak Efektif 1.00 – 1.79 Sangat Tidak Efektif
(54)
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Perusahaan
Evercoss (sebelumnya bernama Cross Mobile) merupakan sebuah perusahaan elektronik asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2008 di Jakarta. Perusahaan Evercoss menghasilkan berbagai macam perlengkapan elektronik. Barang yang dihasilkan oleh Evercoss ialah handphone. Kebanyakan orang menyatakan bahwa kebanyakan dari handphone Evercoss ini dirakit di China dengan teknologi asal Jerman, jadi bisa dibilang merek asli Indonesia dan bukan handphone buatan Indonesia sepenuhnya.
Pada tahun 2013, Cross Mobile ganti nama menjadi Evercoss dan direncanakan akan membuka pabriknya di Semarang. Aries Indo Global, sebagai pemilik merek ponsel Cross secara resmi melakukan perubahan nama brand menjadi Evercoss. Langkah ini adalah bentuk metamorphosis bisnis untuk masuk pasar global atau Go International. “ Dengan merek Cross, kami kesulitan untuk mematenkan di pasar global karena nama tersebut sangat generik. Itu sebabnya , kami mengambil langkah untuk mengubah merek menjadi Evercoss”, ujar Janto Djojo, Chief Marketing Officer Evercoss menjelaskan. ( https://id.berita.yahoo.com/cross-ganti-nama-jadi-evercoss-buka-pabrik-ponsel-032707148.html) .
(55)
Evercoss Mobile Phone adalah sebuah merk handphone yang diciptakan khusus untuk pasar di Indonesia. Dengan bermodalkan pengalaman bersama salah satu merk handphone terkemuka di Eropa, Evercoss Mobile Phone menghasilkan berbagai macam produk handphone yang memiliki standard Eropa. Evercoss Mobile Phone saat ini menjadi sebuah merk handphone terkemuka di Indonesia. Untuk kemajuan setiap produk yang dihasilkan, Evercoss Mobile Phone senantiasa melakukan riset sehingga nantinya dapat menciptakan sebuah produk yang baru, canggih dan sesuai dengan kebutuhan konsumen di Indonesia. Evercoss, It’s Your Pride.
Meskipun perusahaan ini menjual handphone dengan harga yang terjangkau, Evercoss mempertahankan kualitas produknya secara serius. Tulang punggung dari Evercoss saat ini adalah departemen pelayanannya. Evercoss mengalokasikan sekitar 200 orang untuk siap siaga di kantor pusat dan kantor cabang perusahaan untuk bertugas di bidang servis tiap harinya. Evercoss memastikan bahwa persentase barang yang ”defect on arrival” atau rusak ketika sampai di toko berada di bawah satu persen, dan persentase handphone yang diperbaiki tiap harinya berada di bawah dua persen. Semua suku cadang yang digunakan Evercoss asli. Perusahaan ini punya 18 service center dan 57 authorized service center di seluruh Indonesia. Komitmen ini membantu tim Evercoss bertumbuh yang di tahun 2008 hanya terdiri dari 17 orang sekarang menjadi 500 orang. Evercoss tidak punya toko retail, tapi timnya sangat agresif melakukan pemasaran. Salah satu contoh terbarunya
(56)
adalah bagaimana Evercoss menjadi salah satu sponsor utama di Indonesian Idol.
B. Logo Perusahaan
Logo Cross Mobile sejak 2008-2013
Logo Evercoss mulai 2013
Gambar IV.1 Logo perusahaan
C. Visi perusahaan
Melihat pertumbuhan bisnis komunikasi serta besarnya pasar di Indonesia, Evercoss Mobile Phone mencanangkan sebuah visi yaitu memajukan dan membuka wawasan bangsa Indonesia melalui alat komunikasi yang berkualitas, terdepan dan tepat guna.
D. Misi perusahaan
It’s Your Pride, tema ini diusung untuk menjadikan Evercoss Mobile Phone sebagai handphone kebanggaan Anda. Dan tema tersebut telah menjadi misi dari Evercoss Mobile Phone dalam mengedukasi konsumen Indonesia agar semakin pandai dan berwawasan luas.
(57)
E. Produk Evercoss
1. Cross Mobile (2008 – 2013)
a. Cross CB-series (CB80,CB83AT,CB90 Dll) b. Cross D-series (D1T,D2T,D3C,D6T Dll)
c. Cross F-series (F1X,F2)
d. Cross E-series (E1,E10,E11T,E3QT,E3T,E5T,E7T,E99)
e. Cross V-series (V1,V10,V5,V6)
f. Cross S-series (S2,S5)
g. Cross G-series (G10T,G1Q,G3Q,G3T,G7T,G8T,G900T ,Dll)
h. Cross PD-series (PD1,PD11,PD12,PD5,PD6,PD7,PD8,PD9)
i. Cross A-series (Andromeda,A10,A7,A25,A20,A18,A2, Dll
j. Cross Z-Series (Z1X)
2. EVERCOSS (2013 – 2014)
a. EVERCOSS A-Series (A26B,A18,A7S,A7T,A12,A28M,AT8 Dll)
b. EVERCOSS E-Series (E99,E5T,)
c. EVERCOSS T-Series (T6,)
d. EVERCOSS V-Series (V2)
e. EVERCOSS Q-Series (Q5,Q6,Q2,Q3,)
f. EVERCOSS C-Series (C15,)
(58)
F. Nilai Dan Filosofi
Filosofi It’s Your Pride adalah filosofi yang terus dipegang oleh Evercoss Mobile Phone sebagai pedoman untuk mengembangkan produk terbaik yang membanggakan bagi penggunanya. Evercoss Mobile Phone percaya bahwa dengan berpegang teguh pada nilai-nilai positif integritas, dedikasi dan loyalitas adalah kunci menuju kesuksesan.
G. Iklan Evercoss di Televisi
Evercoss telah membuat iklan dalam media elektronik dalam berbagai versi dan telah banyak ditayangkan di berbagai TV swasta seperti RCTI, SCTV, GLOBALTV, dll. Tidak terbilang jumlahnya dalam sebulan iklan evercoss ditayangkan dan peneliti pun tidak mempunyai waktu untuk menghitung frekuensi iklan Evercoss di televisi. Evercoss juga sempat menjadi sponsor resmi dalam berbagai kegiatan misalnya dalam sebuah acara music sampai olahraga.
Berikut ini merupakan gambar iklan Evercoss di televisi:
Gambar IV.2
(59)
Gambar III.3 Iklan Evercoss A7T
Gambar IV. 4 Iklan Evercoss C5F
(60)
H. Sejarah Jogja Tronik Mall
Mall Jogjatronik berada di pusat kota Yogyakarta, tepatnya di tepi jalan Brigjen Katamso No 75-77 Gondomanan, Yogyakarta. Jika berjalan dari Kraton Yogyakarta jaraknya hanya sekitar 1 km saja. Sesuai dengan slogan yang diusung, Mall Jogjatronik menawarkan teknologi terbaru sebagai produk utamanya. Di dalam Mal Jogjatronik terdapat banyak outlet yang menawarkan produk elektronik andalannya. Mal ini terbagi menjadi 5 lantai utama. Di lantai terbawah atau lower ground dan lantai dasar menjadi pusatnya gadget berbau telekomunikasi. Di sini anda akan mendapati puluhan outlet menjajakan gadget seperti handphone dan tablet layaknya di pasar namun dengan style yang elegan. Memang HP selalu menjadi buruan utama di sini, karena hampir tiap bulan ada saja produk HP baru yang di lempar ke pasaran. Berbagai merk HP seperti Nokia, Sony Ericsson, Evercoss, Samsung hingga Black Berry siap dibeli sesuai kebutuhan anda.
(61)
Gambar IV. 5 Mall Jogjatronik 1
Gambar IV. 6 Mall Jogjatronik 2
(62)
Gambar IV. 7
HP Mall Jogjatronik Yogyakarta
Selain sebagai pusat perbelanjaan elektronik, Mall Jogjatronik juga dilengkapi beberapa fasilitas lain. Diantaranya Bank Panin dan foodcourt dengan berbagai makanan yang berada di Lower Ground, Happy Puppy pusat karaoke keluarga berada di lantai 3 serta beberapa ATM yang berdiri di depan gedung Jogjatronik.
(63)
44
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu jenis kuesioner yaitu hanya ditujukan kepada pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta. Kuesioner untuk disebarkan sebanyak 100 eksemplar, dan semuanya kembali sebanyak 100 eksemplar. Adapun kesulitan dalam penyebaran adalah responden enggan dalam mengisi kuesioner karena merasa bukan kepentingan mereka, dan untuk membuat mereka mau mengisi peneliti memberi souvenir berupa pena. Pada hasil data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner akan digunakan untuk analisis.
A. Pengujian Instrumen Penelitian
Dalam pengujian validitas dan realibilitas ini penulis melakukan pengujian butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Semua proses pengujian ini menggunakan komputer dengan Program SPSS 19.00 for windows
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya validitas instrument yang menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul dan tidak menyimpang dari gambar tentang variabel yang dimaksud.
Uji validitas dilakukan dengan pendekatan korelasi Kualitas layanan antar masing-masing item yang mengukur suatu variabel dengan skor
(64)
sehingga syarat minimum suatu instrumen untuk dianggap valid adalah jika tingkat signifikasi dari r hitung lebih kecil dari 0,05. Berikut ini adalah table hasil uji validitas instrument tentang efektivitas iklan evercoss di televisi.
Tabel V.1
Rangkuman Uji Validitas
Sumber: data primer diolah 2014 2. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2007), hasil penelitian dikatakan reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrument yang reliable adalah instrument yang beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
Untuk menguji reliabilitas instrument digunakan rumus Cronbach’s Alpha Coefficient (Suharsimi Arikunto, 1998). Kapabilitas peskoran tingkat realibilitas sangat ditentukan oleh seberapa jauh resiko alpha bila diterima sedikit resiko. Semakin besar skor alpha yang dihasilkan (lebih
Indikator Item rhitung rTabel Keterangan Empati 1 0.851 0.1965 Valid
2 0.848 0.1965 Valid 3 0.723 0.1965 Valid Persuasi 1 0.670 0.1965 Valid 2 0.798 0.1965 Valid 3 0.800 0.1965 Valid Dampak 1 0.706 0.1965 Valid 2 0.851 0.1965 Valid 3 0.843 0.1965 Valid Komunikasi 1 0.753 0.1965 Valid 2 0.749 0.1965 Valid 3 0.758 0.1965 Valid
(65)
besar dari 0,6) berarti butir-butir kuesioner semakin reliabel. Untuk menguji reliabilitas digunakan cronbach alpha coefficient 0,6.
Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan koefisien Cronbach’s Alpha dengan kriteria sebagaimana telah dijelaskan pada Bab III. Hasil pengujian reliabilitas empat indikator disajikan pada Tabel V. 2 berikut ini.
Tabel V.2
Rangkuman Hasil Uji Realibilitas
Indikator Cronbach’s Alpha Kriteria Keterangan
Empati 0.723 ≥ 60 Reliabel
Persuasi 0.611 ≥ 60 Reliabel
Dampak 0.709 ≥ 60 Reliabel
Komunikasi 0.612 ≥ 60 Reliabel
Sumber: data primer di olah 2014
Hasil pengujian reliabilitas pada Tabel V.2 menunjukkan bahwa skor koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha masing-masing variabel lebih besar dari 0,60 yang berarti reliabel.
B. Diskriptif Responden
Karakteristik responden yaitu identitas pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta yang meliputi Jenis kelamin, pendidikan terakhir, Usia, Pengeluaran perbulan, dan pernah melihat iklan Evercoss di televisi.
1. Jenis kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel V.3.
(66)
Tabel V.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frequency Percent
Pria 79 79.0
Wanita 21 21.0
Total 100 100.0
Sumber: data primer di olah 2014
Berdasarkan Tabel V.3, dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah pria yaitu sebanyak 79 orang (79%) dan sisanya sebanyak 21 orang (21%) adalah wanita.
2. Pendidikan terakhir
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan Pendidikan terakhir disajikan pada Tabel V.5
Tabel V.4
Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan terakhir
Pendidikan Terakhir Frequency Percent SD
SLTP
0 0
0 0
SMU 35 35.0
Diploma 37 37.0
Sarjana 26 26.0
S2/S3 2 2.0
Total 100 100.0
Sumber: data primer di olah 2014
Berdasarkan Tabel V.5, dapat dilihat bahwa tidak ditemukan responden dengan tingkat pendidikan SLTP, 35 responden atau 35% dari total responden berpendidikan SMU, 37 responden atau 37% dari total responden berpendidikan terkhir Diploma, 26 responden atau 26% dari
(67)
total responden berpendidikan terkhir Sarjana, dan 2 responden atau 2% dari total responden berpendidikan terkhir S2/S3 .
3. Usia
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan Usia disajikan pada Tabel V.4.
Tabel V.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frequency Percent 17 - 23 tahun 32 32.0
24 – 30 tahun 50 50.0 31 – 37 tahun 17 17.0
38 – 45 tahun 1 1.0
Total 100 100.0
Sumber: data primer diolah 2014
Berdasarkan Tabel V.4, dapat dilihat bahwa responden pengunjung Jogjatronik sebagian besar berusia 17 – 23 tahun dengan banyak 32% dari total responden. Sebagian besar pengunjung Jogjatronik adalah anak muda dengan rentan umur 17 – 23 tahun.
4. Tingkat pengeluaran perbulan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan Tingkat pengeluaran perbulannya disajikan pada Tabel V.6
Tabel V.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pengeluaran perbulan
Tingkat pengeluaran perbulan Frequency Percent
Di bawah Rp. 500.000 0 0
Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 48 48.0 Rp.1.000.001 – Rp. 1.500.000 43 43.0 Di atas Rp. 1.500.000 9 9.0
Total 100 100.0
(68)
Berdasarkan Tabel V.6, dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung jogjatronik tingkat pengeluaran Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 sebanyak 48 responden atau 48% dari total responden, dengan demikian maka sebagian besar dari responden merupakan masyarakat kalangan menengah.
5. Pernah Melihat iklan Evercoss
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan mengenal produk Evercoss disajikan pada Tabel V.8
Tabel V.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Melihat iklan Evercoss
Pernah Melihat iklan Evercoss Frequency Percent Pernah
Tidak pernah Total
100 0 100
100.0 0 100.0 Sumber: data primer diolah 2014
Berdasarkan Tabel V.8, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan responden pernah melihat iklan Evercoss Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pengunjung Mall Jogjatronik Yogyakarta yang menjadi sampel penelitian pernah melihat iklan Evercoss.
C. Analisis Data
Dalam mendeskripsikan variabel penelitian, skor rata-rata masing-masing responden pada masing-masing variabel dikelompokkan (kategorisasi) dalam 5 kelas, berdasarkan norma yang telah dijelaskan pada Bab III.
(69)
1. Empati
Variabel Empati (X1)diukur melalui 3 item pernyataan. Setelah ke 3 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel Empati (X1) disajikan pada Tabel V.9
Tabel V.8 Empati
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Efektif 0 0
1,80 – 2,59 Tidak Efektif 0 0
2,60 – 3,39 Cukup Efektif 9 9.0
3,40 – 4,19 Efektif 69 69.0
4,20 – 5,00 Sangat Efektif 22 22.0
Jumlah 100 100,0 Rata-rata = 3.9533
Sumber: data primer diolah 2014
Berdasarkan Tabel V.9, dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel Empati (X1) , mayoritas responden memiliki skor Empati terhadap iklan televisi EVERCOSS sebanyak 69 orang responden atau 69% dari total responden. skor rata-rata diperoleh sebesar 3.9533. Skor ini berada dalam rentang 3,40 – 4,19 yang berarti “Efektif”. Artinya kosumen dapat merasa dirimya seperti atau mirip dengan tokoh atau keadaan yang di tayangkan dalam iklan Evercoss.
(70)
2. Persuasi
Variabel Persuasi (X2) diukur melalui 3 item pernyataan. Setelah ke 3 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel Persuasi (X2) disajikan pada Tabel V.10
Tabel V.9 Persuasi
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Efektif 0 0 1,80 – 2,59 Tidak Efektif 1 1.0
2,60 – 3,39 Cukup Efektif 26 26.0
3,40 – 4,19 Efektif 53 53.0
4,20 – 5,00 Sangat Efektif 20 20.0
Jumlah 100 100,0 Rata-rata = 3.7600
Sumber: data primer diolah 2014
Berdasarkan Tabel V.10, dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel Persuasi (X2) , mayoritas responden memiliki skor Persuasi iklan televisi Evercoss sebanyak 53 orang responden atau 53% dari total responden. Skor rata-rata diperoleh sebesar 3.7600. Skor ini berada dalam rentang 3,40 – 4,19 yang berarti “Efektif”. Artinya iklan Evercoss mempunyai karakter yang dapat mempengaruhi konsumen secara persuasi yang disebabkan oleh suatu komunikasi promosi.
3. Dampak
Variabel Dampak (X3) diukur melalui 3 item pernyataan. Setelah ke 3 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel Dampak (X3) disajikan pada Tabel V.11
(71)
Tabel V.10 Dampak
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Efektif 0 0
1,80 – 2,59 Tidak Efektif 0 0
2,60 – 3,39 Cukup Efektif 8 8.0
3,40 – 4,19 Efektif 70 70.0
4,20 – 5,00 Sangat Efektif 22 22.0
Jumlah 100 100,0 Rata-rata = 3.9700
Sumber: data primer diolah 2014
Berdasarkan Tabel V.11, dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel Dampak (X3) , mayoritas responden memiliki skor Dampak iklan televisi EVERCOSS sebanyak 70 orang responden atau 70% dari total responden. Skor rata-rata diperoleh sebesar 3.9700. Skor ini berada dalam rentang 3,40 – 4,19 yang berarti “Efektif”. Artinya pengetahuan konsumen tentang produk Evercoss bertambah dengan melihat iklan yang di tayangkan dan tambahan pengetahuan ini penting bagi konsumen pada saat mereka di Tanya orang lain tentang produk Evercoss atau ingin menjelaskan kepada orang lain tentang produk Evercoss.
4. Komunikasi
Variabel Komunikasi (X4)diukur melalui 3 item pernyataan. Setelah ke 3 item ini dirata-rata dan diklasifikasi maka deskripsi variabel Komunikasi (X4) disajikan pada Tabel V.12
(72)
Tabel V.11 Komunikasi
Interval Kategori Frekuensi Persentase(%)
1,00 – 1,79 Sangat Tidak Efektif 0 0 1,80 – 2,59 Tidak Efektif 1 1.0
2,60 – 3,39 Cukup Efektif 43 43.0
3,40 – 4,19 Efektif 37 37.0
4,20 – 5,00 Sangat Efektif 19 19.0
Jumlah 100 100,0 Rata-rata = 3.6533
Sumber: data primer diolah 2014
Berdasarkan Tabel V.12, dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang memberi tanggapan terhadap item-item pernyataan variabel Komunikasi (X4) , ditemukan mayoritas responden memiliki skor komunikasi iklan televisi EVERCOSS sebanyak 43 orang responden atau 43% dari total responden. Skor rata-rata diperoleh sebesar 3.6533. Skor ini berada dalam rentang 3,40 – 4,19 yang berarti “Efektif”. Artinya iklan Evercoss dapat membuat konsumen mengingat pesan utama yang ingin disampaikan.
Berdasarkan perhitungan EPIC untuk konsumen yang menggunakan Evercoss maka didapati EPIC Rate sebagai berikut :
EPIC Rate = Empati + Persuasi + Dampak + Komunikasi 4
EPIC Rate = 3,9533 + 3,7600 + 3,9700 + 3,6533 = 3,83415 4
Di dalam Durianto, et al (2003:103) setelah dilakukan perhitungan pada skor masing-masing dimensi EPIC, maka skor tersebut dimasukkan dalam empat
(73)
kuadran dimensi EPIC. Kuadran ini bukan kuadran yang menunjukkan nilai positif dan negatif, karena semua skor di dimensi ini bernilai positif.
Secara keseluruhan efektivitas iklan televisi Evercoss menggunakan EPIC model pada pengunjung Jogjatronik Yogyakarta (3,83415). Iklan ini mampu membuat konsumen tertarik untuk membeli produk Evercoss dan juga mampu menyampaikan dengan baik informasi keunggulan dari produk yang ada di dalamnya, selain itu dengan iklan yang efektif konsumen menjadi menyukai dan tertarik terhadap produk Evercoss.
Empati
5,00 --
4,20 --
3,40 --
2,60 --
1,80 --
Dampak 1,80 2,60 3,40 4,20 5,00 I I I I I I I I I I 5,00 4,20 3,40 2,60 1,80 Persuasi
-- 1,80
-- 2,60
-- 3,40
-- 4,20 Komunikasi -- 5,00
Gambar V.1 Kuadran EPIC Model
3,9533 = Efektif
3,7600 = Efektif 3,9700 = Efektif
(74)
D. Pembahasan
Hasil pengujian ditemukan bahwa skor rata-rata dalam mengukur sebuah keefektifitasan iklan Evercoss sebagai berikut:
Pengukuran efektivitas iklan dengan menggunakan pendekatan EPIC Model bertujuan untuk mengetahui efektivitas komunikasi iklan tersebut terhadap konsumen dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
1. Empati (X1)
Di peroleh skor rata-rata responden untuk dimensi Empati adalah sebesar 3.9533. Skor ini berada dalam rentang 3,40 – 4,19 yang berarti dimensi Empati (X1) iklan televisi Evercoss masuk dalam kategori
“Efektif”. Hal ini mengindikasikan bahwa iklan televisi Evercoss dapat memberikan informasi yang efektif tentang daya tarik Brandnya.
2. Persuasi (X2)
Di peroleh skor rata-rata responden untuk dimensi Persuasi adalah sebesar 3.7600. Skor ini berada dalam rentang 3,40 – 4,19 yang berarti dimensi Persuasi (X2) iklan televisi Evercoss masuk dalam kategori
“Efektif”. Hal ini mengindikasikan bahwa, iklan televisi Evercoss mampu
menampilkan karakter Brand yang kuat, memiliki image yang baik dalam benak konsumen , dan mudah diingat.
3. Dampak (X3)
Diperoleh skor rata-rata responden untuk dimensi Dampak adalah sebesar 3,9700. Skor ini berada dalam rentang 3,40 – 4,19 yang beearti dimensi Dampak (X3) iklan televisi Evercoss masuk dalam kategori “Efektif”. Hal
(75)
ini mengindikasikan bahwa iklan televisi Evercoss mampu terlihat menonjol dari iklan lain pada industri sejenis.
4. Komunikasi (X4)
Skor rata-rata responden untuk dimensi Komunikasi adalah sebesar 3,6533. Skor ini berada dalam rentang 3,40 – 4,19 yang berarti dimensi Komunikasi (X4) iklan televisi Evercoss masuk dalam kategori “Efektif”. Hal ini mengindikasikan bahwa iklan televisi Evercoss dapat membuat konsumen mengingat pesan utama yang disampaikan, serta mempunyai kekuatan pesan dan kesan yang ditinggalkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui :
Iklan televisi EVERCOSS diukur menggunakan EPIC model dinyatakan efektif dengan hasil pengukuran sebagai berikut :
Dimensi Empati = 3,9533 ( Efektif ) Dimensi Persuasi = 3,7600 ( Efektif ) Dimensi Dampak = 3,9700 ( Efektif ) Dimensi Komunikasi = 3,6533 ( Efektif )
Tabel V.12 Kriteria Penilaian
Interval Kelas Kriteria Penilaian
4.20 – 5.00 Sangat Efektif 3.40 – 4.19 Efektif 2.60 – 3.39 Cukup Efektif 1.80 – 2.59 Tidak Efektif 1.00 – 1.79 Sangat Tidak Efektif Sumber: Sugiyono, 2003:88
Dimensi Dampak merupakan dimensi dengan pengaruh terbesar dan dimensi Komunikasi merupakan dimensi dengan pengaruh terkecil.
(1)
CORRELATIONS
/VARIABLES=Empathy_1 Empathy_2 Empathy_3 Total_empathy /PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE. Correlations
Correlations
Empathy_1 Empathy_2 Empathy_3
Total_ empathy Empathy_1 Pearson Correlation 1 .745** .338** .851**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000
N 100 100 100 100
Empathy_2 Pearson Correlation .745** 1 .353** .848**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Empathy_3 Pearson Correlation .338** .353** 1 .723**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
N 100 100 100 100
Total_empathy Pearson Correlation .851** .848** .723** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
(2)
CORRELATIONS
/VARIABLES=Persuasion_1 Persuasion_2 Persuasion_3 Total_persuasion /PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE. Correlations
Correlations Persuasion
_1
Persuasion _2
Persuasion _3
Total_ persuasion Persuasion_1 Pearson Correlation 1 .453** .216* .670**
Sig. (2-tailed) .000 .031 .000
N 100 100 100 100
Persuasion_2 Pearson Correlation .453** 1 .439** .798**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Persuasion_3 Pearson Correlation .216* .439** 1 .800**
Sig. (2-tailed) .031 .000 .000
N 100 100 100 100
Total_ persuasion
Pearson Correlation .670** .798** .800** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
(3)
CORRELATIONS
/VARIABLES=Impact_1 Impact_2 Impact_3 Total_impact /PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE. Correlations
Correlations
Impact_1 Impact_2 Impact_3 Total_impact Impact_1 Pearson Correlation 1 .316** .321** .706**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .000
N 100 100 100 100
Impact_2 Pearson Correlation .316** 1 .745** .851**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
N 100 100 100 100
Impact_3 Pearson Correlation .321** .745** 1 .843**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000
N 100 100 100 100
Total_impact Pearson Correlation .706** .851** .843** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
CORRELATIONS
/VARIABLES=Communication_1 Communication_2 Communication_3 Total_communication
/PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE. Correlations
(4)
Correlations Communicat
ion_1
Communicati on_2
Communicati on_3
Total_ communication Communic
ation_1
Pearson Correlation
1 .423** .290** .753**
Sig. (2-tailed) .000 .003 .000
N 100 100 100 100
Communic ation_2
Pearson Correlation
.423** 1 .350** .749**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
Communic ation_3
Pearson Correlation
.290** .350** 1 .758**
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000
N 100 100 100 100
Total_ communica tion
Pearson Correlation
.753** .749** .758** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 100 100 100 100
(5)
RELIABILITY
/VARIABLES=Empathy_1 Empathy_2 Empathy_3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA. Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.723 3
RELIABILITY
/VARIABLES=Persuasion_1 Persuasion_2 Persuasion_3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA. Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
(6)
RELIABILITY
/VARIABLES=Impact_1 Impact_2 Impact_3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA. Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.709 3
RELIABILITY
/VARIABLES=Communication_1 Communication_2 Communication_3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA. Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items