commit to user 22
kinerja manajer semakin membaik karena mereka lebih mudah mengukur kinerjanya.
6. Kelembagaan Syariah
Definisi kelembagaan menurut North 1900 dalam Nawawi 2009 adalah aturan baik formal maupun konvensional informal, serta
tata perilaku codes of behavior, yang mengatur larangan prohibition dan persyaratan conditional mission. Kelembagaan syariah mencakup
kondisi yang harus dipenuhi atau kewajiban dan kondisi yang harus ditinggalkan atau larangan dalam sistem ekonomi menurut Nawawi
2009.
a. Konsep Dasar Ekonomi Kelembagaan Syariah
Keberhasilan dalam sebuah aktivitas ditentukan oleh kekuatan yang terbangun dari kebersamaan. Kebersamaan itu ada
bila saling menghargai peran dan profesi masing-masing orang, dan orang yang saling menghargai itu berpedoman dengan aturan. Pada
suatu kegiatan ekonomi, aturan kelembagaan akan menentukan seberapa efisien hasil ekonomi yang didapatkan sekaligus akan
menentukan seberapa besar distribusi ekonomi yang akan diperoleh oleh masing-masing partisipan. Dalam jangka waktu tertentu,
pencapaian ekonomi yang diperoleh partisipannya akan menetukan pandangan terhadap aturan main yang digunakan selama ini. Aturan
main berinteraksi dalam perekonomian yang mendasari dari ekonomi
commit to user 23
kelembagaan syariah adalah bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadish dan Ijma’ para ulama Nawawi, 2009.
b. Kondisi yang Harus Dilaksanakan dalam Kelembagaan Islam
Nawawi 2009 menjelaskan bahwa alam perekonomian kelembagaan syariah, beberapa hal yan harus dipenuhi atau
kewajiban yang harus ditaati oleh pelakunya yaitu sebagai berikut ini.
1. Kebebasan dalam Berekonomi Kebebasan dalam berekonomi dibedakan menjadi dua
hal, yaitu kebebasan eksistensial yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan tindakan sendiri yang
terfokus pada penentuan untuk apa bukan dari apa dan kebebasan sosial yang menekankan kebebasan dari apa atau siapa.
Kebebasan yang pertama berwujud positif dan disengaja, sedangkan kebebasan kedua berwujud negatif karena seseorang
disebut bebas apabila kemungkinan-kemungkinannya bertindak tidak dibatasi oleh orang lain.
Kebebasan dalam ekonomi Islam dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Kebebasan itu adalah kebebasan dalam
berinteraksi, kebebasan dalam berproduksi, kebebasan dalam berbelanja, memiliki dan mengkonsumsi, kebebasan dalam
memilih, melanjutkan atau membatalkan dalam transaksi, dan kebebasan dalam menentukan harga barang. Meskipun Islam
commit to user 24
memberikan kebebasan dalam ekonomi, tetapi ada pengontrolnya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
2. Keseimbangan Hak Individu dan Kolektif Konsep keseimbangan merupakan karakteristik dasar
ekonomi Islam. Perwujudan keseimbangan kepemilikan manusia salah satunya adalah adanya kepemilikan publik sebagai
penyeimbang kepemilikan
individu. Kepemilikan
publik merupakan kepemilikan yang secara asal telah ditentukan oleh
syar’i. Asas dan pijakan kepemilikan publik terletak pada kemaslahatan bersama.
3. Berorientasi pada kemaslahatan dan manfaat Hal terpenting dalam kehidupan ekonomi adalah
kemaslahatan dan kemanfaat bagi individu dan masyarakat. Kemasalahatan individu tidak boleh dikorbankan demi
kemasalahatan bersama, begitu juga sebaliknya. Sebuah instutusi diperlukan untuk mengatur dan menjaga kemaslahatan dan
kemanfaatan masyarakat. 4. Etika ekonomi dan bisnis
Berkaitan dengan etika ekonomi dan bisnis, Al Ghazali, Qardawi 1997, Chapra, 2001 dalam Nawawi 2009
mengemukakan mengenai etika ekonomi pada umumnya. Prinsip etika antara lain prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip tidak
commit to user 25
berbuat jahat dan prinsip berbuat baik, serta prinsip hormat pada diri sendiri
5. Keadilan berbisnis Adil
pada hakikatnya
adalah bahwa
seseorang memberikan kepada diri dan orang lain apa yang menjadi
haknya. Wujud keadilan dalam ekonomi setidaknya terkait dengan empat hal, yaitu keadilan tukar-menukar, keadilan
distributif, keadilan sosial, dan keadilan hukum.
c. Beberapa Kondisi yang Ditinggalkan