Pengaruh EBIT dan arus kas terhadap harga saham studi empiris pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Go Public di BEI

(1)

i

PENGARUH EBIT DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM Studi Empiris pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Go-Public di BEI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Indah Nor Oetami

NIM: 102214068

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN MOTTO

“Tuhan Yesus Kristus selalu mendampingimu” –Pendeta Yohanes

“Jangan pernah berkata menyerah sebelum berusaha. Apabila kau gagal itu merupakan pembelajaran menuju keberhasilan.” –Ayah

“Apabila kau gagal, jangan salahkan orang lain. Salahkan

dirimu sendiri. Setelah menerima fakta bahwa kau gagal, bangkit dan berubahlah menjadi individu yang lebih baik!” – Pak Tri

“Tabah dan cobalah bersabar, sebab semua pasti ada jalannya.” –Mama “Jangan cengeng! Tegarlah! Kau kakakku!” –Adit Adikku

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Ayah, Mama, Kakak, dan Adik saya Teman-teman de’kampret Teman-teman saya dari luar Sanata Dharma


(5)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN

__________________________________________________________________ PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyataka bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH EBIT DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM Studi Empiris pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Go-Public di BEI dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 27 November 2014 adalah hasil karya saya. Saya juga akan menyatakan bahwa dalam skripi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bia di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan secara proses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 28 November 2014 Yang membuat pernyataan,

Indah Nor Oetami NIM: 102214068


(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama `: Indah Nor Oetami

NIM : 102214068

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH EBIT DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM Studi Empiris pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Go-Public di BEI beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpusatakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin kepada saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 28 November 2014


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh EBIT dan Arus Kas terhadap Harga Saham: Studi Empiris pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Go-Public di BEI”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono M.S., selaku dosen pembimbing I, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati.

5. Ibu M. T. Ernawati S.E., M.A., selaku dosen pembimbing II, yang telah mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna.


(8)

viii

6. Bapak Drs. H. Suseno Triyanto W. M.S., selaku anggota tim penguji yang telah memberikan masukan yang berguna.

7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

8. Bapak dan Ibuku (Soetjahjono dan Misinah) tercinta serta Kakak dan adikku yang paling kusayang (Santi dan Adit) yang selalu memberikan semangat, kasih sayang, doa, nasehat, dan mengajarkanku bagaimana bersabar dan tidak menyerah selama proses penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman dari Fakultas Manajemen Angkatan 2010, sahabatku : Septi, Avila, Ike, Melin, Devi, Alin, dan Frida yang selalu memberikan kehangatan disetiap kebersamaan yang tidak dapat dilupakan.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 28 November 2014 Penulis

Indah Nor Oetami NIM: 102214068


(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GRAFIK ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7


(10)

x

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

1. Landasan Teori ... 12

2. Investasi ... 12

3. Pasar Modal ... 15

4. Saham ... 17

5. Harga Saham ... 19

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 21

7. Keuntungan Memiliki Saham ... 24

8. Go Public ... 25

9. Laporan Keuangan ... 27

10.Earning Before Interest and Taxes (EBIT) ... 29

11.Laporan Arus Kas ... 32

12.Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 34

13.Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... 36

14.Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan ... 39

B. Definisi BUMN ... 41

C. Penelitian Sebelumnya ... 43

D. Kerangka Konseptual Penelitian ... 53


(11)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ... 58

A. Jenis Penelitian ... 58

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 58

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 59

D. Variabel Penelitian ... 59

1. Identifikasi Variabel ... 59

2. Definisi Variabel ... 60

3. Pengukuran Variabel ... 61

4. Definisi Operasional ... 63

5. Populasi dan Sampel ... 65

6. Teknik Pengambilan Sampel ... 66

7. Sumber Data ... 67

8. Teknik Pengumpulan Data ... 67

9. Teknik Analisis Data ... 67

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN ... 77

A. Bursa Efek Indonesia ... 77

B. PT Adhi Karya (Persero) Tbk ... 78

C. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk ... 80

D. PT Indofarma (Persero) Tbk ... 81

E. PT Jasa Marga (Persero) Tbk ... 82

F. PT Kimia Farma (Persero) Tbk ... 83


(12)

xii

H. PT Bukit Asam (Persero) Tbk ... 85

I. PT Timah (Persero) Tbk ... 86

J. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk ... 87

K. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ... 89

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 91

A. Deskripsi Data ... 91

1. Analisis Data ... 107

1. Logaritma Natural ... 107

2. Uji Asumsi Klasik ... 108

B. Analisis Regresi Linier Berganda ... 114

C. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 116

D. Uji Hipotesis ... 117

E. Pembahasan ... 122

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 129

A. Kesimpulan ... 129

B. Saran ... 129

C. Keterbatasan Penelitian ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 132


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III. 1 Sampel Penelitian ... 66

V. 1 EBIT Perusahaan BUMN Tahun 2009-2013 ... 92

V. 2 AKO BUMN Tahun 2009-2013 ... 95

V. 3 AKI BUMN Tahun 2009-2013 ... 98

V. 4 AKP BUMN Tahun 2009-2013 ... 101

V. 5 Harga Saham Rata-rata Harian BUMN per Tahun 2009-2013 .... 104

V. 6 One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 109

V. 7 Hasil Uji Multikolinearitas ... 111

V. 8 Hasil Uji Autokorelasi ... 113

V. 9 Durbin Watson Test Bound ... 114

V. 10 Analisis Regresi Linier Berganda ... 115

V. 11 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 116


(14)

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Judul Halaman

I. 1 Jumlah BUMN dan Kepemilikan Saham ... 5

I. 2 Highlight Kinerja Keuangan BUMN Tahun 2008-2012 ... 6

V. 1 Trend EBIT Perusahaan BUMN Tahun 2009-2013 ... 93

V. 2 Trend AKO Perusahaan BUMN Tahun 2009-2013 ... 96

V. 3 Trend AKI Perusahaan BUMN Tahun 2009-2013 ... 99

V. 4 Trend AKP Perusahaan BUMN Tahun 2009-2013... 102

V. 5 ` Harga Saham Perusahaan BUMN Tahun 2009-2013 ... 105

V. 6 Normal P-Plot ... 108


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

Lampiran

Lampiran 1 Hasil Ln Data Penelitian Tahun 2009 ... 137

Lampiran 2 Hasil Ln Data Penelitian Tahun 2010 ... 137

Lampiran 3 Hasil Ln Data Penelitian Tahun 2011 ... 138

Lampiran 4 Hasil Ln Data Penelitian Tahun 2012 ... 138

Lampiran 5 Hasil Ln Data Penelitian Tahun 2013 ... 139

Lampiran 6 Data Persiapan Pengujian Pengaruh pada Regresi ... 140

Lampiran 7 Anti-Ln Model Regresi ... 141

Lampiran 8 Rasio AKO/ EBIT ... 142

Lampiran 9 Rasio AKI/ EBIT ... 142

Lampiran 10 Rasio AKP/ EBIT ... 143

Lampiran 11 Inflasi dan Harga Saham Rata-rata ... 144

Lampiran 12 Persentase Perubahan Inflai dan Harga Saham Rata-Rata ... 145

Lampiran 13 Tingkat Suku Bunga ... 146

Lampiran 14 Rata-rata Data Asli ... 147


(16)

xvi

Lampiran 16 Hasil Uji Autokorelasi Data Asli ... 156

Lampiran 17 Hasil Uji Multikolinearitas Data Asli ... 159

Lampiran 18 Hasil Uji Heterokedastisitas Data Asli ... 163

Lampiran 19 Tabel Distribusi t ... 167


(17)

xvii ABSTRAK

PENGARUH EBIT DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM Studi Empiris pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Go-Public di BEI

Indah Nor Oetami Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah earning before interest and taxes (EBIT), arus kas dari aktivitas operasi (AKO), arus kas dari aktivitas investasi (AKI), dan arus kas dari aktivitas pendanaan (AKP) secara bersama-sama dan sendiri-sendiri memiliki pengaruh terhadap harga saham BUMN yang

go-public di BEI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 10 perusahaan BUMN yang go-public dan tercatat di bursa saham selama periode 2009-2013. Penelitian ini merupakan studi empiris dengan menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi Bursa Efek Indonesia dan yahoofinances.com. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Data harian harga saham dan data tahunan EBIT, AKO, AKI, dan AKP selama periode pengamatan tahun 2009-2013 diubah menjadi bentuk logaritma natural agar dapat memenuhi prasyarat uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama EBIT, AKO, AKI, dan AKP memiliki pengaruh terhadap harga saham BUMN dengan tingkat signifikansi 5%. Secara sendiri-sendiri, EBIT memiliki pengaruh positif terhadap harga saham BUMN. Sedangkan AKO, AKI, dan AKP tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Semua dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%.

Kata kunci : Earning Before Interest and Taxes (EBIT), Arus Kas dari Aktivitas Operasi (AKO), Arus Kas dari Aktivitas Investasi (AKI), dan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (AKP), Harga Saham.


(18)

xviii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EARNING BEFORE INTEREST AND TAXES AND CASH FLOW TOWARDS STOCK PRICE

An Empirical Study on Go-Public State-Owned Enterprises listed in BEI

Indah Nor Oetami Sanata Dharma University

Yogyakarta, 2014

The purpose of the research was to identify whether the earning before interest and taxes (EBIT), Cash Flow from Operating Activities (AKO), Cash Flow from Investing Activities (AKI), and Cash Flow from Financing Activities (AKP), simultaneously and partially, do have influences towards stock prices of go-public State-Owned Enterprises listed in Indonesia Stock Exchanges (BEI). The research was conducted during April 2014 with a sample of 10 go-public state owned entreprises that listed in stock exchanges during 2009 until 2013. This research was an empirical study that used secondary collecting data technique obtained from financial statements published by Indonesia Stock Exchanges and yahoofinances.com. The data analysis technique used was linear multiple regression. Daily data of the stock prices and annual data of the EBIT, AKO, AKI and AKP during the observation period 2009-2013 was converted into natural logarithm in order to fulfill the prerequisites of classical assumption. The results showed that simultaneously the EBIT, AKO, AKI, and AKP had an influence towards state-owned stock prices with a significance level of 5%. Partially, EBIT had positive influence towards state-owned stock prices. While the AKO, AKI, and

AKP didn’t have influence on state-owned stock prices. All the result was using significance level of 5%.

Keyword: Earning Before Interest and Taxes (EBIT), Cash Flow from Operating Activities (AKO), Cash Flow from Investing Activities (AKI), Cash Flow from Financing Activities (AKP), stock price.


(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki abad ke 21, kebutuhan akan investasi baik investasi jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek di Indonesia semakin tinggi. Fenomena ini tidak terlepas dari kebutuhan akan kepastian dana untuk kepentingan jangka panjang, menengah atau pendek dari investor di masa yang akan datang. Investor memerlukan dana cadangan pada saat masa-masa krisis seperti masa resesi ekonomi yang baru-baru ini terjadi di Indonesia agar mampu bertahan dan tetap memiliki jaminan untuk memperoleh keuntungan.

Mengutip dari artikel yang ditulis oleh Damayanti (http://www.tempo.co/read/news/2013/08/23/092506738/Pasar-Krisis-IPO-Tetap-Sesuai-Jadwal) TEMPO.CO :

“Direktur Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hoesen mengakui bahwa saat ini pasar sedang bergejolak. Namun, hingga saat ini ini belum ada perusahaan yang memutuskan untuk menunda penawaran saham perdananya (Initial Public Offering / IPO) untuk tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia tidak terlalu terpengaruh dengan resesi ekonomi yang terjadi. Dengan demikian, pasar modal menjadi salah satu alternatif investasi yang menjanjikan keuntungan di Indonesia.”

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “aktivitas yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan


(20)

dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.

Salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal dan populer adalah saham. Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan.

Pada saham yang ditawarkan di bursa efek terdapat nilai yang mewakili saham tersebut yaitu harga saham. Hartono (2003: 167) mengartikan bahwa harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.

Dalam memilih saham dari perusahaan yang terdaftar di bursa efek, investor memerlukan informasi mengenai kondisi perusahaan yang dilihat dari ringkasan kinerja perusahaan. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan perusahaan setidaknya mampu memberikan investor mengenai harga saham dan prospek perusahaan di masa depan.

Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi


(21)

sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2007: 3).

Salah satu informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan perusahaan adalah EBIT (Earning Before Interest and Tax). EBIT adalah laba atau keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dari aktivitas operasinya sebelum dikurangi dengan tingkat bunga dan pajak yang dibebankan (Fara D dan Wirjolukito, 2004: 47). Penelitian yang dilakukan oleh Fara D. dan Wirjolukito (2004: 59) mengenai analisis faktor-faktor keuangan terhadap harga saham memperoleh kesimpulan bahwa EBIT, dividen, dan arus kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan yang berskala kecil dan besar. EBIT berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, ini menunjukkan bahwa laba menjadi pengukur kinerja perusahaan. Apabila perusahaan menghasilkan laba yang tinggi maka perusahaan dianggap telah melaksanakan kinerjanya dengan baik. Laba juga mempengaruhi minat investor dalam memilih investasi, apabila perusahaan menghasilkan laba yang rendah maka investor akan ragu dalam menginvestasikan dana yang ia miliki sebab ada resiko bagi investor untuk mengalami kerugian.

Selain informasi EBIT, investor juga harus mempertimbangkan mengenai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan yang akan dipilih. Investor dapat melihat informasi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan pada laporan arus kas. Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2008: 64) laporan arus kas memperlihatkan arus kas


(22)

masuk dan keluar dari operasi serta dari investasi dan aktivitas pendanaannya. Earl K. Stice, James D. Stice dan Skousen (2004: 316) menjelaskan bahwa laporan yang menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menentukan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan adalah laporan arus kas. Dalam penelitiannya, Penelitian Ferry dan Wati (2004: 1131) mengenai Pengaruh Informasi Laba, Aliran Kas dan Komponen Aliran Kas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia periode 1999-2002 dengan menggunakan metode levels dengan data yang diolah secara pooled cross-sectional mengungkapkan bahwa arus kas operasi memiliki pengaruh secara negatif terhadap harga saham, arus kas investasi memiliki pengaruh positif terhadap harga saham, dan arus kas pendanaan memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham. Hal ini didukung oleh penelitian milik Bowen, Burgstahler, dan Daley(1987) dalam Fara D. dan Wirjolukito (2004: 48) yang menyimpulkan bahwa data arus kas selain berisi pendapatan, juga memuat informasi harga yang relevan.

Watts and Zimmerman (1986) dalam Taman (2009: 10) telah menguji secara empirik hubungan laba akuntansi dan arus kas dengan harga saham. Hasil studi tersebut menunjukkan asosiasi yang positif antara laba dan arus kas terhadap harga saham.

Di kancah pasar modal Indonesia, peningkatan jumlah perusahaan dengan kepemilikan pemerintah semakin menunjukkan jumlah yang signifikan dalam 7 tahun terakhir. Mengutip pernyataan Nurhaida dalam


(23)

artikel yang ditulis Damayanti (http://www.tempo.co/read/news/ 2013/08/23/092506738/Pasar-Krisis-IPO-Tetap-Sesuai-Jadwal) pada TEMPO: "Sebagai regulator, kami mengimbau agar perusahaan bisa masuk pasar modal, terutama BUMN sehingga dapat mendorong nilai kapitalisasi bursa," katanya. Nurhaida menilai, pada umumnya BUMN memiliki nilai kapitalisasi yang besar dan banyak investor yang berminat.

Grafik I.1 dan Grafik I.2 menunjukkan jumlah BUMN dengan kepemilikan saham lebih dari 50% dan kurang dari 50% dari tahun 2007 – 2011 dan peningkatan kinerja keuangan BUMN tahun 2009 – 2013 (http: //www.bumn.go.id/kinerja-bumn/neraca/) :

Grafik I.1


(24)

Grafik I.2

Highlight Kinerja BUMN 2008-2012

Tercatat sudah 21 BUMN yang listed di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2012 yang terdiri dari sektor farmasi, energi, industri logam, konstruksi, perbankan, pertambangan, angkutan dan prasarana, dan telekomunikasi. Dari segi aset, ekuitas, pendapatan usaha, dan laba tahun berjalan konsolidasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah (BUMN) mengalami perkembangan yang positif dari tahun 2009 hingga tahun 2012 (http://www.bumn.go.id/kinerja-bumn/neraca/). Peningkatan ini memiliki pengaruh positif terhadap pergerakan harga saham perusahaan milik pemerintah yang go-public di Bursa Efek Indonesia.


(25)

Berdasarkan penelitian terdahulu maka penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali pengaruh EBIT dan komponen arus kas terhadap harga saham pada sektor perusahaan farmasi, energi, industri logam, konstruksi, pertambangan, angkutan dan prasarana, dan telekomunikasi milik BUMN. Penulis memilih judul penelitian “PENGARUH EBIT DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM. STUDI EMPIRIS PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG GO-PUBLIC DI BEI”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah earning before interest and taxes (EBIT), arus kas dari aktivitas operasi (AKO), arus kas dari aktivitas investasi (AKI), dan arus kas dari aktivitas pendanaan (AKP) memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap harga saham?

2. Apakah earning before interest and taxes (EBIT) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham?

3. Apakah arus kas dari aktivitas operasi (AKO) memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham?

4. Apakah arus kas dari aktivitas investasi (AKI) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham?

5. Apakah arus kas dari aktivitas pendanaan (AKP) memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham?


(26)

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya meneliti mengenai faktor internal yang mempengaruhi harga saham pada perusahaan milik negara (BUMN) yaitu laba sebelum bunga dan pajak(EBIT) dan analisa laporan laba rugi untuk arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Perusahaan BUMN yang diteliti adalah BUMN dari sektor farmasi, energi, industri logam, konstruksi, pertambangan, angkutan dan prasarana, dan telekomunikasi. Data diperoleh dari laporan keuangan per tahun BUMN yang diterbitkan untuk periode 2009 – 2013, sedangkan data mengenai harga saham diperoleh dari harga saham penutupan setiap tahun (closing price).

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh earning before interest and tax (EBIT), arus kas dari aktivitas operasi (AKO), arus kas dari aktivitas investasi (AKI), dan arus kas dari aktivitas pendanaan (AKP) secara bersama-sama terhadap harga saham Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang go-public di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengaruh positif earning before interest and tax (EBIT) terhadap harga saham Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang go-public di Bursa Efek Indonesia.


(27)

3. Pengaruh negatif arus kas dari aktivitas operasi (AKO) terhadap harga saham Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang go-public di Bursa Efek Indonesia.

4. Pengaruh positif arus kas dari aktivitas investasi (AKI) terhadap harga saham Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang go-public di Bursa Efek Indonesia.

5. Pengaruh negatif arus kas dari aktivitas pendanaan (AKP) terhadap harga saham Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang go-public di Bursa Efek Indonesia.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi Pemegang Saham dan Calon Investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu membantu pemegang saham dan calon investor untuk menambah informasi dalam menentukan saham yang akan dipilih dengan mempertimbangkan faktor internal dan menganalisis komponen arus kas terlebih dahulu sebelum menginvestasikan dana.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan ilmu dan mampu menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai pasar modal.


(28)

3. Bagi Penulis

Menambah wawasan dalam bidang investasi khususnya dalam keputusan pendanaan dalam saham serta mampu menerapkan teori-teori maupun praktek yang sudah didapat selama perkuliahan untuk menganalisis kondisi yang ada di lapangan.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Dalam Bab I diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian tentang Pengaruh EBIT, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II ini menguraikan teori-teori yang melandasi penelitian, meliputi pengertian Investasi, pengertian pasar modal, pengertian saham, pengertian harga saham, laporan keuangan, laporan arus kas, penelitian terdahulu, hipotesis penelitian, dan kerangka konseptual.

Bab III Metode Penelitian

Pada Bab III akan dipaparkan mengenai jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, pengukuran variabel, definisi


(29)

operasional, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, dan sumber data.

Bab IV Gambaran Umum Subyek Penelitian

Bab IV berisikan tentang gambaran secara singkat mengenai Bursa Efek Indonesia dan gambaran umum mengenai BUMN yang menjadi sampel dalam penelitian. Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai analisis data penelitian dan pembahasannya. Analisis data dimulai dari analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, kemudian uji hipotesis.

Bab VI Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan

Bab ini akan memuat kesimpulan yang diperoleh dari analisis data dan pembahasan, serta penjelasan mengenai teruji tidaknya hipotesis alternatif yang dikemukakan, saran mengenai penelitian mendatang, dan keterbatasan penelitian.


(30)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Pihak-pihak yang melakukan aktivitas investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/ retail investor) dan investor institusional (institutional investor). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktifitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi (Tandelilin, 2010: 2).

Hartono (2010: 5) mendefinisikan investasi sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Aktiva produktif ini dapat berbentuk aktiva yang nyata (seperti rumah, tanah, dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual belikan diantara investor (pemodal).

Investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lain. Sebaliknya investasi tidak


(31)

langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.

Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung

a. Investasi Langsung

Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar turunan (derivative market). Aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan biasanya diperoleh melalui bank komersial. Aktiva-aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau sertifikat deposito.

Di dalam bukunya, Hartono (2010: 9) membedakan macam-macam investasi langsung sebagai berikut:

1) Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-belikan. a) Tabungan

b) Deposito

2) Investasi langsung dapat diperjual-belikan. a) Investasi langsung di pasar uang

(1) T-bill

Investor Perusahaan

Investasi

Aktiva-aktiva Keuangan Investasi

Tidak Langsung

Investasi Langsung

Investasi Langsung


(32)

(2) Deposito yang dapat dinegosiasi b) Investasi langsung di pasar modal

(1) Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed-income securities)

(a) T-bond

(b) Federal agency securities

(c) Municipal bond

(d) Corporate bond

(e) Convertible bond

(2) Saham-saham (equity securities) (a) Saham Preferen (preferred stocks) (b) Saham biasa (common stocks) c) Investasi langsung di pasar turunan

(1) Opsi

(a) Waran (warrant) (b) Opsi put (put option) (c) Opsi call (call option) (2) Futures contract

b. Investasi Tidak Langsung

Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang


(33)

diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Ini berarti perusahaan investasi membentuk portofolio (diharapkan portofolionya optimal) dan menjualnya eceran kepada publik dalam bentuk saham-sahamnya (Hartono, 2010: 10).

2. Pasar Modal

Menurut Tandelilin (2010: 26), pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.

Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana.

Menurut Samsul (2006: 46), pengertian pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu:

a. Pasar Perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Di sini dikatakan tempat karena secara fisik masyarakat pembeli dapat


(34)

bertemu dengan penjamin emisi ataupun agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus membayar uang pesanan.

b. Pasar Kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antar investor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Dikatakan tempat karena secara fisik para perantara efek berada dalam satu gedung di lantai perdagangan (trading floor), seperti di Bursa Efek Jakarta.

c. Pasar Ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market maker. Investor dapat memilih market maker yang memberi harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa. Para market maker ini bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market maker.

d. Pasar Keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk saham atas pembawa. Pasar keempat ini hanya dilaksanakan oleh para investor besar karena dapat menghemat biaya transaksi daripada jika dilakukan di pasar sekunder.


(35)

3. Saham

Saham (stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 6). Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering pula disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan.

a. Jenis-jenis Saham

Sesuai dengan teori di bagian investasi, saham adalah salah satu bentuk investasi langsung di pasar modal. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 7):

1) Saham Biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

Karakteristik saham biasa adalah sebagai berikut:

a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.


(36)

b) Memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham (satu saham satu suara atau one share one vote).

c) Memiliki hak terakhir (junior) dalam hal pembagian kekayaan perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan) setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. d) Memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak

lain sebesar proporsi sahamnya.

e) Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan terlebih dahulu.

2) Saham Preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga tidak bisa mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

Karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut: a) Memiliki hak lebih dahulu memperoleh dividen.

b) Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham terlebih dahulu setelah kreditor, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi (dibubarkan).

c) Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara tetap.


(37)

d) Dalam hal perusahaan dilikuidasi, memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2. Harga Saham

Menurut Zubir (2011: vi) harga saham adalah cerminan dari pengelolaan perusahaan yang baik oleh manajemen untuk menciptakan dan memanfaatkan prospek usaha, sehingga memperoleh keuntungan dan mampu memenuhi tanggung jawabnya terhadap pemilik, karyawan, masyarakat dan pemerintah (stakeholders).

Setiap pemegang saham memperoleh sertifikat sebagai tanda pemilikan pada perusahaan. Pada setiap sertifikat saham tercantum nama, alamat dan hak suara (voting) para pemegang saham. Nilai sertifikat dapat dibagi empat (Sunariyah, 2010: 126):

a. Nilai Nominal (Par Value) adalah harga saham pertama yang tercantum pada sertifikat badan usaha. Harga saham tersebut merupakan harga yang sudah diotorisasi oleh rapat umum pemegang saham (shareholders). Harga ini tidak berubah-ubah dari yang telah ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham. Pada banyak kasus par value lebih kecil daripada nilai buku. Apabila saham dijual di pasar modal kelebihan dari nilai nominal (par value) dilaporkan sebagai agio atau premium dalam neraca.


(38)

b. Nilai Buku (Book Value), nilai saham akan bermacam-macam dari waktu perusahaan didirikan, nilai saham tersebut berubah karena adanya kenaikan atau penurunan harga saham dan adanya laba ditahan. Jumlah laba ditahan, par value saham, dan modal selain par value

adalah nilai buku. Nilai buku untuk setiap lembar saham dihitung dari pembagian jumlah nilai buku dengan jumlah lembar saham.

c. Nilai Dasar (Base Price), nilai dasar suatu saham sangat berkaitan dengan harga pasar saham yang bersangkutan setelah dilakukan penyesuaian karena corporate action (aksi emiten). Nilai dasar ini merupakan harga perdana saham tersebut.

d. Nilai Pasar (Market Price), nilai pasar saham adalah harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

Ali (1994) dan Bamber (1986) dalam Taman (2009: 7) mengatakan bahwa dalam konteks pasar modal, seharusnya harga saham mencerminkan kinerja perusahaan. Artinya, harga saham perusahaan yang listing di pasar modal mencerminkan kondisi perusahaan, sehingga diharapkan para investor di sana akan mengambil keputusan berdasarkan kinerja perusahaan. Sekiranya kinerja perusahaan mempunyai prospek, dia akan membeli saham perusahaan tersebut dan sebaliknya.


(39)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Abdul Halim dan Sarwoko (1995: 30) menyatakan bahwa saham sebagai salah satu sekuritas di pasar modal dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal yang mempengaruhi nilai saham ada empat :

a. Pengaruh pendapatan b. Pengaruh dividen c. Aliran kas

d. Pengaruh pertumbuhan yang diartikan sebagai perkembangan penjualan

Faktor eksternal yang mempengaruhi nilai saham adalah : a. Pertumbuhan ekonomi

b. Tingkat suku bunga c. Kondisi sosial politik d. Peraturan pemerintah

Nilai saham berkaitan dengan harga saham, sesuai dengan teori mengenai nilai saham. Menurut Alwi (2003: 87), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham atau indeks harga saham, antara lain (http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html):

a. Faktor Internal (lingkungan mikro)

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk


(40)

baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

2) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. 3) Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of

director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

4) Pengumuman pengambil alihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

5) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal,

earning per share (EPS) dan dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.


(41)

b. Faktor eksternal (Lingkungan makro)

Faktor Eksternal yang mempengaruhi harga saham diantaranya antara lain :

1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.

4) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

5) Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.

Pengumuman tentang laporan produksi, pengumuman pendanaan, dan pengumuman investasi berkaitan dengan arus kas operasi, investasi dan pendanaan. Hal ini menunjukkan bahwa elemen-elemen dalam arus kas operasi, investasi dan pendanaan memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga saham.


(42)

Laba digunakan sebagai ukuran kinerja dan dasar bagi ukuran kinerja investasi. EBIT atau laba operasi merupakan bagian dari laba akuntansi. Perusahaan yang memperoleh laba akuntansi yang besar pada umumnya juga menghasilkan arus kas yang relatif tinggi, tetapi hubungan tersebut tidak selalu demikian sehingga investor perlu memperhatikan proyeksi arus kas dan proyeksi laba (Weston dan Brigham, 1993: 55). Fingers (1994) dalam Ferry dan Wati (2004: 1123) membuktikan bahwa laba lebih memberikan informasi inkremental dibanding aliran kas. Penelitian replikasi milik Fingers dengan modifikasi yang dilakukan oleh Baridwan dan Parawijati (1998) dalam Ferry dan Wati (2004: 1123) juga mengungkapkan bahwa laba merupakan prediktor yang lebih baik, walaupun aliran kas juga dapat menjadi prediktor yang baik.

4. Keuntungan Memiliki Saham

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006: 11), ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu : a. Dividen (dividend) adalah pembagian keuntungan yang diberikan

perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Investor yang berhak menerima dividen adalah investor yang memegang saham hingga batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman dividen. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa:


(43)

1) Dividen tunai, yaitu kepada pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.

2) Dividen saham, kepada pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

b. Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dengan harga jual.

Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

5. Go-public

Semua perusahaan tertutup memliki kesempatan untuk go-public

yang artinya menjual sebagian sahamnya kepada publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa (http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagi perusahaan/prosesgopublic.aspx).

Setiap perusahaan yang menjual saham kepada masyarakat ( go-public) mempunyai tujuan yang berbeda. Pada umumnya, perusahaan mempunyai tujuan berikut ini (Samsul, 2006: 68):

a. Memperbaiki struktur modal

Bagi perusahaan yang sudah maju, baik dalam bidang produksi maupun penjualan, tetapi struktur modalnya buruk karena memiliki utang yang lebih besar daripada modal sendiri, maka perusahaan itu


(44)

dapat menawarkan saham kepada masyarakat luas. Hasil emisinya akan digunakan untuk membayar sebagian besar utang sehingga akan menghemat beban bunga pinjaman. Lebih lanjut, struktur modal akan menjadi lebih baik dan laba perusahaan akan meningkat.

b. Meningkatkan kapasitas produksi

Bagi perusahaan yang kewalahan melayani order penjualan karena kapasitas produksinya terbatas, maka terbuka kesempatan untuk mencari tambahan modal melalui pasar modal. Perusahaan yang sedang berada dalam kondisi seperti ini sahamnya sangat diminati oleh investor, karrena dimata investor hasil emisi akan digunakan untuk hal yang produktif.

c. Memperluas pemasaran

Perusahaan yang memiliki kapasitas produksi berlebihan dan penjualan yang lancar karena banyak peminatnya tetapi belum tergarap dengan baik, pasti membutuhkan tambahan modal untuk memperluas daerah pemasaran, memperluas jaringan pemasaran, memperbanyak agen penjual, atau meningkatkan penjualan kredit dan meningkatkan masa pembayaran kredit.

d. Memperluas hubungan bisnis

Bagi perusahaan yang sudah maju dan sudah besar tetapi masih ingin maju lagi, atau ingin lebih besar lagi, maka emisi saham merupakan sarana yang tepat. Perusahaan yang sudah go-public lebih mudah mengembangkan perusahaan melalui merger, konsolidasi,


(45)

akuisisi, ataupun aliansi, apalagi harga saham bersangkutan di pasar dapat dipertahankan dan selalu meningkat.

e. Meningkatkan kualitas manajemen

Keuntungan lain dari go-public adalah meningkatnya kualitas manajemen. Peningkatan kualitas manajemen ini berasal dari dorongan pihak BAPEPAM atau Bursa Efek atau peraturan perudangan yang mewajibkan emiten untuk melakukan good corporate governance, keterbukaan (transparancy), dan larangan melakukan tindakan yang bersifat conflict of interest.

6. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan (Fahmi, 2011: 22). Menurut Farid dan Siswanto dalam Fahmi (2011: 22), laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Laporan keuangan mengandung informasi yang berguna mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, keberhasilan operasi, kebijakan dan strategi manajemen (Frazer dan Ormiston, 2008: 3).

Laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Laporan keuangan


(46)

pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sehingga laporan keuangan memegang peranan yang luas dan mempunyai suatu posisi yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan (Fahmi, 2011: 25).

Tujuan pemakai laporan keuangan adalah mengetahui dan menafsirkan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai perusahaan, seperti (Frazer dan Ormiston, 2008: 4) :

a. Akankah investasi memberikan hasil yang menarik? b. Seberapa besar risiko dalam investasi?

c. Apakah perusahaan yang ada harus dibubarkan?

d. Cukupkah arus kas untuk membayar bunga dan pokok pinjaman perusahaan?

e. Apakah perusahaan memberikan kesempatan kerja, pengembangan di masa datang, dan keuntungan bagi karyawan?

f. Bagaimana daya saing perusahaan dalam lingkungan operasinya? g. Apakah perusahaan memiliki prospek yang baik terhadap pelanggan? Menurut Stice et al. (2004: 12), laporan keuangan terdiri dari :

a. Neraca, pada suatu waktu tertentu, melaporkan sumber daya yang dimiliki perusahaan (aktiva), kewajiban perusahaan (pasiva atau utang), dan selisih bersih antara aktiva dan kewajiban, yang mewakili ekuitas atau modal pemilik.


(47)

b. Laporan laba rugi, untuk rentang waktu tertentu, melaporkan aktiva bersih yang dihasilkan oleh operasi perusahaan (pendapatan), aktiva bersih yang digunakan (beban), dan selisihnya, yang disebut laba bersih.

c. Laporan arus kas, untuk rentang waktu tertentu, melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan oleh perusahaan melalui tiga tipe aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang paling obyektif karena tidak menggunakan berbagai estimasi dan penilaian akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi.

7. Earning Before Interest and Taxes (EBIT)

Pentingnya informasi laba, secara tegas telah disebutkan dalam

Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB), bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir risiko dalam investasi atau kredit (Daniati dan Suhairi, 2006: 3). Informasi laba, nilai buku saham, dan laba per lembar saham merupakan informasi yang dibutuhkan oleh para investor di pasar modal (Foster dalam Taman, 2009: 6). Namun demikian, informasi akuntansi seperti tersebut bukan merupakan informasi yang sifatnya absolut dalam pengambilan keputusan bagi pemodal.


(48)

Pada hakikatnya, pemegang saham menanamkan modal serta mengharapkan pengembalian atas modal tersebut dan pada akhirnya juga mengharapkan modal itu akan diperoleh kembali. Untuk mengukur tingkat pengembalian modal bagi pemegang saham, badan usaha harus mengukur sumber daya yang diperlukan untuk mempertahankan modal yang akhirnya dikembalikan kepada pemegang saham sama dengan modal yang ditanamkan. Kelebihan sumber daya yang dihasilkan dari operasi dari periode bersangkutan itulah yang disebut laba. Laba dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan perusahaan. Pengukuran terhadap laba tidak akan memberikan informasi yang bermanfaat bila tidak menggambarkan sebab-sebab timbulnya laba. Sumber penyebab timbulnya laba memiliki peranan penting dalam menilai kemajuan perusahaan.

Earning before interest and taxes (EBIT) adalah laba atau keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dari aktivitas operasinya sebelum dikurangi dengan tingkat bunga dan pajak yang dibebankan (Fara D dan Wirjolukito, 2004: 49). EBIT atau sering dikenal sebagai laba operasi sangat penting untuk membandingkan kinerja operasi perusahaan (Brigham dan Houston, 2007: 93). Laba operasi menunjukkan seberapa baik perusahaan melakukan aktivitas khusus dari bisnis tersebut, terlepas dari kebijakan pendanaan dan manajemen pajak penghasilan yang ditangani pada level pusat (Stice et al. 2004: 243).


(49)

8. Pengaruh EBIT dan Harga Saham

Penelitian yang dilakukan oleh Fara D. dan Wirjolukito (2004: 59) mengatakan bahwa earning before interest and taxes (EBIT) mempengaruhi harga saham secara positif dan signifikan pada perusahaan yang berskala besar dan kecil.

Penelitian Cheng (2002), Freeman dan Tse (1992), Das dan Lev (1994), serta Belkaoui (1996) dalam Fara D. dan Wirjolukito (2004: 49) menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan akan mempengaruhi kekuatan harga saham dan berhubungan erat dengan pendapatan yang tidak terduga. Penelitian Champbell dan Shiller (1998) dalam Fara D. dan Wirjolukito (2004: 45) menunjukkan bahwa harga saham yang tinggi berkaitan dengan pendapatan perusahaan tersebut yang tinggi pula.

Parameter kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditor dari laporan keuangan adalah laba dan arus kas. Pada saat dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi keuangan tersebut, investor dan kreditor harus yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian mereka adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan dimasa depan dengan lebih baik. Oleh karena itu, selain kedua ukuran kinerja tersebut investor dan kreditor juga perlu mempertimbangkan karakteristik keuangan setiap perusahaan. Karakteristik keuangan yang berbeda-beda antar perusahaan menyebabkan relevansi angka-angka akuntansi yang tidak sama pada semua perusahaan. Ukuran (size)


(50)

perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan perusahaan (Indriani dalam Daniati dan Suhairi, 2006: 4). Studi yang dilakukan Ferry dan Wati (2004: 59) juga mengungkapkan bahwa laba banyak dipakai investor dalam menilai kinerja perusahaan.

Riset akuntansi terutama yang mencari hubungan angka laba dengan harga saham maupun return saham selalu menggunakan angka laba operasi atau EPS yang dihitung menggunakan angka laba bersih dan jarang yang menggunakan angka laba kotor (Daniati dan Suhairi, 2006: 1). Taman (2009: 15) dalam penelitiannya menemukan bahwa laba berasosiasi positif dan signifikan terhadap harga saham perusahaan di BEI. Jadi, semakin tinggi jumlah earning before interest and taxes (EBIT) akan membuat harga saham semakin tinggi juga.

9. Laporan Arus Kas

Brealey et al. (2008: 64) menjelaskan bahwa laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan pembayaran kas selama suatu periode waktu. Laporan arus kas nenperlihatkan arus kas masuk dan keluar dari operasi serta dari investasi dan aktivitas pendanaannya.

Dalam penelitiannya Fara D. dan Wirjolukito (2004: 45) menjelaskan bahwa laporan arus kas adalah laporan yang menjelaskan dampak aktivitas operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap


(51)

arus kas selama satu periode akuntansi. Laporan ini memisahkan aktivitas ke dalam tiga kategori, yaitu:

a. Aktivitas operasi, yang mencakup laba bersih, penyusutan, dan perubahan aktiva lancar serta kewajiban lancar selain kas dan utang jangka pendek;

b. Aktivitas investasi, yang mencakup investasi dalam atau menjual aktiva tetap;

c. Aktivitas pendanaan/pembiayaan, yang mencakup kas yang diperoleh selama tahun berjalan dengan menerbitkan utang jangka pendek, utang jangka panjang, atau saham. Selain itu, karena pembayaran dividen atau kas yang digunakan untuk membeli kembali saham atau obligasi menurunkan kas perusahaan, transaksi semacam itu dimasukkan ke aktifitas pembiayaan dalam laporan arus kas.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Tujuan informasi arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama suatu periode akuntansi (Daniati dan Suhairi, 2006: 2). Taman (2009: 8) mengungkapkan bahwa informasi arus


(52)

kas berguna untuk mengevaluasi perubahan struktur keuangan seperti likuiditas dan solvabilitas serta hubungannya dengan profitabilitas.

10.Arus Kas dari Aktivitas Operasi (AKO)

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Daniati dan Suhairi, 2006: 3).

Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia (IAI, 2007: 21) aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Beberapa contoh arus kas dari penjualan barang dan jasa:

a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

b. Penerimaan kas dari royalty, fee, komisi dan pendapatan lain. c. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.


(53)

d. Pembayaran kas kepada karyawan.

e. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, dan manfaat asuransi lainnya.

f. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

11.Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Operasi dengan Harga Saham Livnat dan Zarowin (1990) dalam Daniati dan Suhairi (2006: 5) yang menguji komponen arus kas menemukan bukti bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibanding hubungan total arus kas dengan return. Ini terlihat dari model penelitian yang menunjukkan unexpected cash flows atau outflows dari operasi dalam periode tertentu akan mempengaruhi harga saham melalui pengaruhnya pada arus kas. Penelitian yang dilakukan Fara D. dan Wirjolukito (2004: 59) membuktikan bahwa arus kas operasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada perusahaan skala besar, menengah, dan kecil.

Penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Jogiyanto (dalam Ferry dan Wati, 2006: 1123) menunjukkan bahwa aliran kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Ferry dan Wati (2006: 1131) yang meneliti mengenai komponen aliran kas


(54)

menunjukkan bahwa aliran kas dari aktivitas operasi berpengaruh negatif dan signifikan dengan harga saham pada model levels kedua. Taman (2009: 16) menunjukkan hasil penelitian yang berbeda yaitu arus kas dari aktivitas operasi tidak berasosiasi secara positif terhadap harga saham.

Menurut Fara D. dan Wirjolukito (2004: 52), apabila perusahaan ingin harga sahamnya meningkat pada masa depan, keputusannya adalah menurunkan arus kas sekarang. Berdasarkan penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan apabila perusahaan ingin meningkatkan harga saham di masa depan maka perusahaan harus menurunkan tingkat arus kas operasi.

12.Arus Kas dari Aktivitas Investasi (AKI)

Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman (Stice et al, 2004: 321).

Menurut standar akuntansi Keuangan di Indonesia (IAI, 2007: 23) aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan


(55)

arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi :

a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri.

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka panjang lain.

c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan.

d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).

e. Pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

13.Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Investasi dengan Harga Saham Aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan (Daniati dan Suhairi, 2006: 3). Perusahaan melakukan investasi atas kelebihan kas yang dimiliki. Aktivitas investasi tersebut dapat berupa tanah, bangunan, atau investasi dalam bentuk efek seperti saham atau obligasi. Penerimaan atas investasinya tersebut yang kemudian digunakan untuk menjalankan operasi bisnisnya.


(56)

Penelitian yang dilakukan oleh Ferry dan Wati (2006: 59) dengan melakukan pemisahan komponen aliran kas mengungkapkan bahwa aliran kas dari aktivitas investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Triyono dan Jogiyanto (dalam Ferry dan Wati, 2006: 1124) yang melakukan penelitian dengan memisahkan total aliran kas menunjukkan bahwa aliran kas dari aktivitas investasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Taman (2009: 16) menguji asosiasi antara arus kas terhadap harga saham. Hasilnya, terdapat asosiasi secara positif dan signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap harga saham.

Arus kas investasi diartikan oleh para investor sebagai sinyal positif bagi mereka, yaitu bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang tinggi. Karena itulah perusahaan mampu untuk berinvestasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Kenaikan investasi memungkinkan timbulnya aliran kas masa depan yang lebih tinggi apabila kinerja perusahaan baik. Perusahaan yang memiliki kinerja baik akan mampu memaksimalkan keuntungan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, sehingga bisa menarik investor untuk melakukan investasinya yang kemudian akan menyebabkan kenaikan harga saham.


(57)

14.Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (AKP)

Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan. Arus kas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan (Daniati dan Suhairi, 2006: 4).

Menurut Stice et al. (2004: 56), transaksi yang masuk kedalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian di mana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan ekuitas dan modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang).

Menurut standar akuntansi keuangan di Indonesia (IAI, 2007: 25) aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.

c. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman lainnya.


(58)

e. Pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan (finance lease).

15.Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan dengan Harga Saham Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi ekuitas dan pinjaman perusahaan, salah satunya adalah penerbitan utang berupa obligasi atau utang berupa uang tunai. Perusahaan akan menerima kas atas penerbitan obligasi dan utang tersebut. Kas yang diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai sumber pendanaan untuk menjalankan bisnisnya dan untuk mensejahterakan para pemegang saham.

Dalam penelitiannya, Ferry dan Wati (2006: 1125) mengatakan bahwa keputusan pendanaan tidak dapat merefleksikan kinerja perusahaan yang dianggap sebagai tolak ukur nilai perusahaan. Oleh karena itu nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh keputusan untuk mendanai kebutuhan kasnya melalui penerbitan obligasi/ surat utang, penerbitan saham biasa maupun saham preferen. Hasil yang didapatkan dari penelitian Ferry dan Wati (2006: 1131) juga menyimpulkan bahwa pada model levels kedua arus kas dari aktivitas pendanaan memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Barlev dan Livnat (1989) dalam Ferry dan Wati (2006: 1125) menyimpulkan bahwa informasi laporan aliran dana mempunyai hubungan yang lebih kuat dengan harga saham jika dibandingkan dengan rasio neraca dan laba rugi. Triyono dan Jogiyanto


(59)

(2000) dalam Ferry dan Wati (2006: 1125) juga menyimpulkan bahwa aliran kas dari aktivitas pendanaan mempunyai kandungan informasi terhadap harga saham. Taman (2009: 16) yang mengungkapkan bahwa arus kas dari aktivitas pendanaan berasosiasi secara signifikan terhadap harga saham.

Adanya penerbitan utang yang dilakukan perusahaan, maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah kewajiban perusahaan (utang). Bagi investor, penerbitan utang baru oleh perusahaan bisa mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Semakin tinggi utang yang dimiliki dan tak mampu dilunasi perusahaan dapat menurunkan tingkat kepercayaan investor karena semakin tinggi utang yang tidak dapat dilunasi dapat menyebabkan perusahaan tersebut pailit. Apabila perusahaan merugi dan tidak mampu membayar dividen maka investor lebih memilih menjual daripada menahan saham yang ia miliki di perusahaan tersebut.

16.Definisi Badan Usaha Milik Negara

Menurut Undang-undang Nomer 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, definisi BUMN adalah : “Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.”


(60)

Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. (http: //www.bumn.go.id/daftar-bumn/).

BUMN berdasarkan sektornya, dibagi menjadi 13 yaitu : a. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

b. Pertambangan dan Penggalian c. Industri Pengolahan

d. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin e. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang,

Pembuangan Pembersihan Limbah dan Sampah f. Konstruksi


(61)

g. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Motor

h. Transportasi dan Pergudangan

i. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum j. Informasi dan Komunikasi

k. Jasa Keuangan dan Asuransi l. Real Estate

m. Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis

B. Penelitian-penelitian Sebelumnya

1. Ch. Fara D dan Aruna Wirjokulito (2004)

Judul Penelitian PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN GO-PUBLIC di BEJ periode tahun 1999 hingga 2000

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor keuangan (EBIT, dividen, arus kas dan skala perusahaan) terhadap harga saham perusahaan go-public di BEJ periode tahun 1999 hingga 2000. Populasi dan

Sampel

Populasi : perusahaan yang masuk bursa (go-public) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan bergerak dalam berbagai bidang.

Sampel : 70 perusahaan . Teknik Purposive Sampling


(62)

Pengambilan Sampel Teknik Pengumpulan Data

Menggunakan teknik random sampling. Sampel dipilih secara acak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Alat Analisis Analisis Persamaan Regresi Berganda

Kesimpulan a. Hasil penelitian ini pada skala perusahaan secara keseluruhan menunjukkan bahwa variabel earning before interest and taxes (EBIT) berpengaruh positif, nilai t pada variabel EBIT adalah signifikan pada level 10% , variabel dividen mempengaruhi harga saham secara positif, nilai t pada variabel dividen adalah signifikan pada level 10%, dan variabel arus kas mempengaruhi harga saham secara negatif dan signifikan pada nilai t = 10%, sedangkan variabel skala perusahaan tidak mempengaruhi harga saham karena nilai t tidak signifikan pada level 10%.

b. Hasil analisis pada skala perusahaan besar, menunjukkan bahwa variabel earning before interest and taxes (EBIT) berpengaruh positif, nilai t pada variabel EBIT adalah signifikan pada level 10% , variabel dividen mempengaruhi harga saham secara positif, nilai t pada variabel dividen adalah signifikan pada level 10%, dan variabel arus kas mempengaruhi harga saham secara negatif dan signifikan


(63)

pada nilai t = 10%.

c. Hasil analisis pada perusahaan kecil menunjukkan bahwa variabel earning before interest and taxes (EBIT) berpengaruh negatif, nilai t pada variabel EBIT tidak signifikan pada level 10% , variabel dividen mempengaruhi harga saham secara positif, nilai t pada variabel dividen adalah signifikan pada level 10%, dan variabel arus kas mempengaruhi harga saham secara negatif dan tapi tidak signifikan pada nilai t = 10%.

Keterbatasan Penelitian

Untuk seluruh perusahaan, variabel harga saham hanya dijelaskan oleh variabel earning before interest and taxes

(EBIT), dividen, dan arus kas sebesar 38,6%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lainnya. Untuk perusahaan besar, variabel harga saham hanya dijelaskan oleh variabel laba sebelum beban bunga dan pajak (EBIT), dividen, dan arus kas sebesar sebesar 41,4%. Untuk perusahaan kecil, variabel harga saham hanya dijelaskan oleh variabel laba sebelum beban bunga dan pajak (EBIT), dividen, dan arus kas sebesar sebesar 20,8%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lainnya. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa hanya sebagian variabel yang digunakan pada penelitian ini memiliki distribusi yang normal sehingga hal ini mengakibatkan simpulan yang ditarik kebenarannya tidak 100%.


(64)

Rekomendasi penelitian mendatang, penelitian mendatang sebaiknya menggunakan variabel-variabel lainnya yang juga memperngaruhi harga saham selain laba sebelum beban bunga dan pajak (EBIT), dividen, arus kas, dan skala perusahaan. Selain itu, hendaknya pengujian dilakukan setiap dua tahun untuk melihat bagaimana harga saham dipengaruhi oleh unsur-unsur keuangan perusahaan dan sebaiknya digunakan tahun sebelum krisis keuangan terjadi di Indonesia.

2. Abdullah Taman (2009)

Judul Penelitian ASOSIASI ANTARA LABA DAN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM:

BUKTI EMPIRIS PADA PERUSAHA-AN KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Tujuan

Penelitian

Untuk menguji secara empiris bagaimana asosiasi laba dan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

Populasi dan Sampel

Populasi : perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sampel : perusahaan keuangan sejumlah 53 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(65)

Pengambilan Sampel

periode pengamatan dari tahun 2003 sampai dengan 2006 dan tidak termasuk perusahaan yang delisting.

Teknik Pengumpulan Data

Menggunakan teknik dokumentasi. Sumber data didapat dari laporan keuangan perusahaan.

Alat Analisis Model regresi dengan menggunakan bantuan Program

Eviiews3, data diolah dengan pooled estimation

Kesimpulan Studi ini menyimpulkan laba dan arus kas berasosiasi positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini didukung dengan bukti empiris bahwa pengujian hipotesis yang diajukan gagal ditolak. Secara bersama-sama (Uji-F) prob F-Statistic sangat signifikan, sedangkan bila dilakukan secara parsial (Uji-t) maka hanya variabel Net Income dan Financing Cash Flow yang berasosiasi secara signifikan dengan harga saham perusahaan keuangan di BEI.

Keterbatasan Penelitian

Pemilihan sampel tidak dilakukan secara random, maka ada kemungkinan validitas eksternalnya terancam. Pemakaian

Eviews3 yang belum secanggih Eviews5. Pada program yang terakhir itu sudah cukup lengkap dan convenience bagi para end users.


(66)

3. Ferry dan Erni Eka Wati (2006) Judul

Peneli-tian

PENGARUH INFORMASI LABA ALIRAN KAS DAN KOMPONEN ALIRAN KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHA-AN MANUFAK-TUR DI INDONESIA Tujuan

Penelitian

Untuk menguji pengaruh informasi laba akuntansi, aliran kas, dan komponen aliran kas terhadap harga saham.

Populasi dan Sampel

Populasi : perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Sampel : perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1999-2002.

Teknik Pengambilan Sampel

Purposive Sampling

Teknik Pengumpulan Data

Menggunakan teknik dokumentasi.

Alat Analisis Model regresi linier sederhana yaitu model levels

Kesimpulan Pada model levels yang pertama menunjukkan laba akuntansi banyak dipakai investor daripada total arus kas dalam menilai kinerja perusahaan. Sedangkan pada model levels yang kedua dengan pemisahan komponen aliran kas menunjukkan bahwa aliran kas dari aktivitas operasi berpengaruh negatif, investasi


(67)

berpengaruh positif dan pendanaan berpengaruh negatif, semuanya signifikan terhadap harga saham. Pada model levels

yang ketiga dengan variabel kontrol komponen aliran kas menunjukkan laba akuntansi bepengaruh positif dan signifkan terhadap harga saham. Sedangkan komponen aliran kas mempunyai hasil yang konsisten dengan model levels kedua. Keterbatasan

Penelitian

Hasil penelitian dirasa kurang akurat karena jumlah sampel sedikit. Terdapat penghilangan outlier.

4. Jundan Adiwiratama (2012)

Judul Penelitian PENGARUH INFORMASI LABA, ARUS KAS DAN SIZE PERUSAHA-AN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI). Tujuan

Penelitian

a. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh laba kotor terhadap return saham

b.Untuk membuktikan secara empiris pengaruh arus kas operasi terhadap return saham

c. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh arus kas investasi terhadap return saham

d.Untuk membuktikan secara empiris pengaruh arus kas pendanaan terhadap return saham


(1)

Lampiran 18

Hasil Uji Heterokedatisitas Data Asli Tahun 2009-2013 (n = 50)

Sumber Data : Output SPSS, Data Asli, 2014

Per Tahun

Hasil Uji Heterokedatisitas Data Asli Tahun 2009


(2)

Hasil Uji Heterokedatisitas Data Asli Tahun 2010

Sumber Data : Output SPSS, Data Asli, 2014

Hasil Uji Heterokedatisitas Data Asli Tahun 2011


(3)

Hasil Uji Heterokedatisitas Data Asli Tahun 2012

Sumber Data : Output SPSS, Data Asli, 2014

Hasil Uji Heterokedatisitas Data Asli Tahun 2013


(4)

(5)

Lampiran 19

Tabel t (df = 4

50)

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001 df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318

5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343

6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763

7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529

8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079

9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681

10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370

11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470

12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963

13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198

14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739

15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283

16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615

17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577

18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048

19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940

20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181

21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715

22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499

23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496

24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678

25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019

26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500

27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103

28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816

29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624

30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518

31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490

32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531

33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634

34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793

35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005

36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262

37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563

38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903

39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279

40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688

41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127 42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595 43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089 44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607 45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148 46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710 47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291 48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891 49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508 50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141


(6)

Lampiran 20

Tabel Durbin-

Watson (DW), α = 5%

k=1 k=2 k=3 k=4 k=5

n dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU

10 0.8791 1.3197 0.6972 1.6413 0.5253 2.0163 0.3760 2.4137 0.2427 2.8217 11 0.9273 1.3241 0.7580 1.6044 0.5948 1.9280 0.4441 2.2833 0.3155 2.6446 12 0.9708 1.3314 0.8122 1.5794 0.6577 1.8640 0.5120 2.1766 0.3796 2.5061 13 1.0097 1.3404 0.8612 1.5621 0.7147 1.8159 0.5745 2.0943 0.4445 2.3897 14 1.0450 1.3503 0.9054 1.5507 0.7667 1.7788 0.6321 2.0296 0.5052 2.2959 15 1.0770 1.3605 0.9455 1.5432 0.8140 1.7501 0.6852 1.9774 0.5620 2.2198 16 1.1062 1.3709 0.9820 1.5386 0.8572 1.7277 0.7340 1.9351 0.6150 2.1567 17 1.1330 1.3812 1.0154 1.5361 0.8968 1.7101 0.7790 1.9005 0.6641 2.1041 18 1.1576 1.3913 1.0461 1.5353 0.9331 1.6961 0.8204 1.8719 0.7098 2.0600 19 1.1804 1.4012 1.0743 1.5355 0.9666 1.6851 0.8588 1.8482 0.7523 2.0226 20 1.2015 1.4107 1.1004 1.5367 0.9976 1.6763 0.8943 1.8283 0.7918 1.9908 21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635 22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400 23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196 24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018 25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863 26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727 27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608 28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502 29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409 30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326 31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252 32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187 33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128 34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076 35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029 36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245 1.1755 1.7987 37 1.4190 1.5297 1.3635 1.5904 1.3068 1.6550 1.2489 1.7233 1.1901 1.7950 38 1.4270 1.5348 1.3730 1.5937 1.3177 1.6563 1.2614 1.7223 1.2042 1.7916 39 1.4347 1.5396 1.3821 1.5969 1.3283 1.6575 1.2734 1.7215 1.2176 1.7886 40 1.4421 1.5444 1.3908 1.6000 1.3384 1.6589 1.2848 1.7209 1.2305 1.7859 41 1.4493 1.5490 1.3992 1.6031 1.3480 1.6603 1.2958 1.7205 1.2428 1.7835 42 1.4562 1.5534 1.4073 1.6061 1.3573 1.6617 1.3064 1.7202 1.2546 1.7814 43 1.4628 1.5577 1.4151 1.6091 1.3663 1.6632 1.3166 1.7200 1.2660 1.7794 44 1.4692 1.5619 1.4226 1.6120 1.3749 1.6647 1.3263 1.7200 1.2769 1.7777 45 1.4754 1.5660 1.4298 1.6148 1.3832 1.6662 1.3357 1.7200 1.2874 1.7762 46 1.4814 1.5700 1.4368 1.6176 1.3912 1.6677 1.3448 1.7201 1.2976 1.7748 47 1.4872 1.5739 1.4435 1.6204 1.3989 1.6692 1.3535 1.7203 1.3073 1.7736 48 1.4928 1.5776 1.4500 1.6231 1.4064 1.6708 1.3619 1.7206 1.3167 1.7725 49 1.4982 1.5813 1.4564 1.6257 1.4136 1.6723 1.3701 1.7210 1.3258 1.7716 50 1.5035 1.5849 1.4625 1.6283 1.4206 1.6739 1.3779 1.7214 1.3346 1.7708


Dokumen yang terkait

Analisis Kedudukan Keuangan Negara dalam Badan Usaha Milik Negara yang Sudah Di Privatisasi

4 88 116

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI

5 82 90

Pelayanan Umum yang Dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Persero dalam Melaksanakan Maksud dan Tujuannya ditinjau dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara (studi pada PT. Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Suma

2 49 114

Analisis Hukum Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Melalui Pasar Modal: Studi Mengenai Go Public Pt. Krakatau Steel (Persero) Tbk

17 131 163

Penyebaran Kepemilikan Saham Pemerintah Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Untuk Menciptakan Perusahaan Yang Sehat Dan Efisien

4 85 458

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA) SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC (Studi Empiris pada BUMN yang Terdaftar di BEI)

0 4 20

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI EMPIRIS PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2014 )

0 4 18

PENGARUH DIVIDEN PER SHARE (DPS) DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

0 34 71

PENGARUH LABA DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Indonesia).

0 1 7

Pengaruh EBIT dan arus kas terhadap harga saham : studi empiris pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang Go-Public di BEI.

0 0 189