benak mereka. Di mana positioning merek ini adalah semua hal mengenai gabungan komunikasi periklanan, word-of-mouth, publisitas dan pengalaman
in-enterprise. 8. Sampaikan semua yang telah dilakukan
Konsisten 100 dalam menyampaikan brand experience adalah hal yang kritis untuk meraih sukses jangka panjang. Setiap waktu akan ada perubahan
yag terjadi, untuk itu setiap hari juga perlu membaur pesan untuk konsumen. Dan jika dalam setiap hari perubahan ini tidak disampaikan maka akan
membuktikan merek tersebut tidak dipercaya.
2.2.3. Pengertian Citra Merek
Menurut Arafat 2006:53 citra merek brand image didefinisikan sebagai persepsi terhadap merek yang direfleksi oleh asosiasi merek dalam memori
konsumen yang mengandung makna bagi konsumen. Menurut Tjiptono 2005:49 citra merek atau brand image yaitu deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan
konsumen terhadap merek tertentu. Dari kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa citra merek
merupakan sekumpulan asosiasi erek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung
memiliki konsistensi terhadap citra merek. Citra merek sendiri memiliki arti kepada suatu pencitraan sebuah produk di benak konsumen secara massal. Setiap
orang akan memiliki pencitraan yang sama terhadap sebuah merek. Menurut Kotler 2009:326 citra merek yang efektif dapat mencerminkan tiga hal, yaitu :
1. Membangun karakter produk dan memberikan value proposition
Universitas Sumatera Utara
2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para pesaingnya.
3. Memberi kekuatan emosional dan kekuatan rasional. Menurut Susanto dan Himawan 2004:132 merek yang kuat dapat
menarik konsumen untuk menggunakannya sebagai faktor penentu dalam melakukan keputusan pembelian, sedangkan syarat yang kuat adalah citra merek
brand image. Citra merek merupakan interprestasi akumulasi berbagai informasi yang diterima konsumen. Yang menginterpretasikan adalah konsumen dan yang
diinterpretasikan adalah informasi. Menurut Aaker dalam Rangkuti 2002:45 citra merek terdiri dari dua faktor utama yaitu :
1. Faktor fisik, merupakan karakteristik fisik dari merek tersebut, seperti desain, kemasan, logo, nama merek, fungsi, dan kegunaan dari merek itu.
2. Faktor psikologis, dibentuk oleh emosi, kepercayaan, nilai dan kepribadian yang dianggap oleh konsumen dapat menggambarkan produk dari merek
tersebut. Citra merek sangat erat kaitannya dengan apa yang orang fikirkan, rasakan terhadap suatu merek tertentu, sehingga dalam citra merek faktor
psikologis lebih banyak berperan dibanding faktor fisik merek tertentu. Citra merek mengacu pada asosiasi. Asosiasi merek adalah segala hal yang
berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Asosiasi itu tidah hanya eksis namun juga menpunyai satu tingkatan kekuatan. Kaitan pada merek akan lebih
kuat jika dilandaskan pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Juga akan lebih kuat apabila kaitan itu didukung dengan
suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Sebuah merek adalah seperangkat asosiasi,
Universitas Sumatera Utara
biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna. Asosiasi dan pencitraan keduanya mewakili berbagai persepsi yang mungkin mencerminkan
atau mungkin tidak mencerminkan realitas objektif. Suatu merek yang telah mapan akan mempunyai posisi yang menonjol
dalam suatu kompetisi karena didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Merek ini akan bernilai tinggi untuk atribut-atribut yang dikehendaki seperti layanan
yang bersahabat, atau menduduki suatu posisi yang berbeda dari posisi para kompetitor atau katakanlah, menjadi satu-satunya toko yang memberi layanan
pengiriman kerumah. Suatu posisi merek mencerminkan bagaimana orang-orang memandang suatu merek.
2.2.4. Membangun Citra Merek