Teori Kepemimpinan Uraian Teoritis 1. Teori Tentang Pangawasan

bernafas.Kebutuhan biologis seperti ini mendorong individu berbuat aktif untuk memenuhinya.Teori motif yang mendasarkan diri pada tingkat rangsangan yang dihadapi individu The stimulus intensive model.Teori ini mengatakan bahwa motif dan dorongan untuk berbuat timbul karena adanya rangsangan yang kuat.Rangsangan tersebut menimbulkan dorongan berbuat, harus ada rangsangan yang kuat.Teori yang mendasarkan diri pada pola ransangan di dalam suatu situasi The stimulus pattern model. Teori ini mengatakan bahwa motivasi timbul bila ada rangsangan situasi yang selaras dengan harapan dan tanggapan organisme, atau situasi tersebut menimbulkan pertentangan respon yang mempengaruhi kepada kekecewaan. Teori ini mendasarkan diri pada pembangkitan afeksi The affective arousai model. Berdasarkan teori-teori yang diungkapkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud motivasi kerja pada penelitian ini adalah suatu keadaan dari dalam maupun dari luar individu yang mempengaruhi dorongan dan mengarahkan untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan dari beberapa teori tentang motivasi di atas.

2.1.3 Teori Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata ‘pemimpin’ yang artinya bimbing atau tuntun. Dari kata ‘pimpin ‘ melahirkan kata kerja ‘memimpin’ yang artinya membimbing atau menuntun dan kata benda ‘pemimpin’ yaitu orang yang berfungsi memimpin, atau orang yang membimbing atau menuntun. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Membangun kepemimpinan diperlukan pendekatan tiga dimensi peranan kepemimpinan yaitu : Wawasan, wawasan merupakan langkah awal dalam peran kepemimpinan dalam menyeimbangkan perencanaan strategik dengan pelaksanaan yang sejalan dengan budaya organisasi. Kedua adalah penyelarasan, penyelarasan merupakan langkah kedua dalam peran kepemimpinan dengan mewujudkan kebersamaan dalam tindakan melalui keterikatan dalam sistem, struktur dan proses.Pemberdayaan merupakan langkah ketiga yang sangat penting dan strategis dalam peran kepemimpinan untuk mempersatukan wujud kepentingan yang seimbang antara kepentingan individu, kelompok dan organisasi sebagai daya dorong untuk memotivasi perubahan sikap melalui pemberdayaan bakat yang tersembunyi, peningkatan kecerdikan emosional dan membangkitkan kreativitas. Harbani 2008:20, Tugas pemimpin dalam suatu birogkrasi sangat vital dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.Menurut Tead dalam Sutarno,2001 kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan. Sedangkan menurut Harbani 2008:3 pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan ‘pimpinan’ adalah orang yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi atau birokrasi. Menurut Sanusi 2009:101 pemimpin – pemimpin memiliki kekuatan, pengaruh dan kemampuan untuk mengontrol masyarakat. Pemimpin yang paling efektif dan berkelanjutan adalah salah satu yang mengikuti keputusan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dan keinginan masyarakat secara keseluruhan, mengambil peran yang memungkinkan dan memudahkan, pemimpin harus memiliki keahlian, kemauan, kejujuran, perjuangan dan beberapa karisma. Adapun menurut Suhendra 2008:65 Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mau melakukan kegiatan yang diarahkan oleh seorang pemimpin. Terdapat sebelas ciri kepemimpinan dalam perubahan terencana yang dikemukakan oleh Sheila Murray dalam hamzah 2008:60 sebagai berikut : 1. Punya misi yang penting 2. Seorang pemikir yang besar 3. Seorang pemimpin mempunyai ciri seorang master pengubah yang menciptakan masa depan, yaitu mengantisipasi kebutuhan dan perubahan produktif yang memimpin. 4. Memiliki ciri bersifat peka terhadap masalah yang dihadapi sehari-hari 5. Pemimpin mengambil resiko 6. Seorang pemimpin adalah seorang pengambil keputusan 7. Seorang pemimpin menggunakan kekuasaannya secara bijaksana 8. Seorang pemimpin berkomunikasi efektif 9. Seorang pemimpin adalah pembangun tim 10. Pemimpin bersifat berani 11. Seorang pemimpin mempunyai komitmen Sedangkan menurut Santoso 2008:7 kepemimpinan ialah kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berpikir dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara berperilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi di dalam situasi tertentu. Lebih lanjut Santoso membagi kepemimpinan menjadi 10 bagian yaitu : 1 Kepemimpinan sebagai suatu seni untuk menciptakan kesesuai paham. 2 Kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi dan inspirasi 3 Kepemimpinan adalah suatu kepribadian yang memiliki pengaruh 4 Kepemimpinan adalah suatu tindakan dan perilaku 5 Kepemimpinan adalah titik sentral proses kegiatan kelompok 6 Kepemimpinan adalah hubungan sekelompok kekuasaan 7 Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan 8 Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi 9 Kepemimpinan adalah peranan yang dibedakan 10 Kepemimpinan adalah sebagai inisiasi struktur Efektivitas kepemimpinan ditinjau dari pendekatan perilaku menurut Nanan Fattah 2000:93 bahwa studi efektivitas kepemimpinan terdiri atas dua aspek yaitu : 1 Perilaku yang berorientasi pada tugas structure initiating yaitu meliputi : a mengutamakan pencapaian tujuan, b menilai pelaksanaan tugas bawahan, c menetapkan batas-batas waktu pelaksanaan tugas, d menetapkan standard tertentu terhadap tugas bawahan, e memberi petunjuk-petunjuk kepada bawahan, f melakukan pengawasan secara ketat terhadap tugas. 2 Perlilaku yang berorientasi pada human relation, yaitu meliputi: a melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, b bersikap bersahabat, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara c membina hubungan kerjasama dengan baik, d memberikan dukungan terhadap bawahan, e menghargai idea atau gagasan, f memberikan kepercayaan kepada bawahan. Berdasarkan teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa efektivitas kepemimpinan memiliki dua aspek penting yaitu 1 Perlilaku yang berorientasi pada tugas structure initiating dan 2 Perilaku yang berorientasi pada human relation. Agar berhasil dalam mencapai tujuan maka diperlukan seorang pemimpin yang profesional yang dapat memahami tugas serta dapat melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.

2.1.4 Kinerja Pegawai