Metode Analisis Deskriptif Uji Asumsi Klasik

nilai Cronbach’s Alpha 0,70, maka setiap butir pertanyaan dinyatakan reliabel.

3.10 Teknis Analisis

Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.10.1. Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu: 1. Uji normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikut i atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov- Smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikansi 5 maka jika nilai Asymp.Sig. 2-tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang et al, 2008:62. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Uji heteroskedastisitas Artinya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Gleijser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada adanya heteroskedastisitas Situmorang et al,2008:76. 3. Uji multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahuai ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Nilai umum yang dipakai adalah nilai Tolerance 0,1 atau nilai VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas Situmorang et al, 2008:104. 4. Autokorelasi Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.Deteksi autokorelasi menggunakan metode The Breusch-Godfrey BG Test. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dari nilai sig. variabel auto dengan menggunakan SPSS 17.0. Nilai umum yang dipakai adalah nilai sig. variabel auto 0,05 maka tidak terkena autokorelasi.

3.10.3. Analisis Regresi Berganda