Teori Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan .1 Pengertian

Menurut UU No. 25 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan disebut bahwa: ”Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang mencari pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan batas atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.1.2 Teori Ketenagakerjaan

Walaupun dibanyak negara berkembang tingkat pertumbuhan ekonomi telah menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya, akan tetapi ternyata bahwa kesempatan kerja baru yang tercipta tidak dapat mengimbangi pertambahan tenaga kerja yang telah terjadi hingga sekarang. Maka jumlah tenaga kerja yang baru yang tidak dapt memperoleh pekerjaan telah membesar jumlah pengangguran yang telah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Keadaan ini memperbesar masalah pengangguran yang dihadapi oleh negara-negara berkembang. Atas dasar pengalaman, banyak pakar pembangunan menyimpulkan bahwa pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang menitik beratkan pada promosi pertumbuhan sektor industri perkotaan yang cepat. Sayangnya, strategi industrialisasi yang cepat di banyak kasus gagal membawa dampak sesuai dengan yang diinginkan. Dewasa ini banyak negara berkembang dihadapkan pada kondisi unik dari kombinasi permasalahan pergerakan penduduk dari desa ke kota dalam jumlah besar, stagnannya produktivitas pertanian dan meningkatnya pengangguran dan underemployment di daerah kota. Untuk memperoleh pengertian sepenuhnya tentang arti penting dari masalah kesempatan kerja employment, khususnya di perkotaan, kita harus Universitas Sumatera Utara memperhitungkan pula masalah pertambahan pengangguran terbuka maupun terselubung yang jumlahnya lebih besar yaitu mereka yang kelihatan aktif bekerja tetapi secara ekonomis sebenarnya mereka tidak bekerja secara penuh underutilized. Dalam pengelompokan berbagai bentuk pengangguran, menurut Edgar O Edwar 1974 perlu diperhatikan dimensi-dimensi berikut: a. Waktu, yaitu dimana banyak diantara mereka yang ingin bekerja lebih lama. b. Intensitas pekerjaan, yaitu yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan. c. Produktivitas, dimana kurangnya produktivias sering kali disebabkan oleh kurangnya sumber-sumber daya komplementer untuk melakukan pekerjaan. Berdasarkan hal-hal diatas, Edwards membedakan lima bentuk pengangguran yaitu: a. Pengangguran terbuka open unemployment: baik yang suka rela mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik maupun yang secara terpaksa mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan. b. Setengah menganggur under-employment: yaitu mereka yang bekerja menurut lamanya hari, minggu, musiman kurang daripada yang mereka bisa kerjakan. c. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang tidak di golongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah menganggur, dimana termasuk disini adalah: pengangguran tidak kentara disguised unemployment, pengangguran tersembunyi hidden employment, pensiun lebih awal prematur retired employment . d. Tenaga kerja yang lemah imfaired labour: yaitu mereka yang mungkin bekerja full time , tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau berpenyakitan. Universitas Sumatera Utara e. Tenaga yang tidak produktif unproductive labour: yaitu mereka yang kurang mampu untuk bekerja secara produktif, tetapi karena sumber-sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak menghasilkan sesuatu secara optimal atau menurut hasil semestinya. A.W. Philip memperkenalkan hubungan pengangguran dengan tingkat upah. Berdasarkan hasil studi lapangan, philip menyimpulkan adanya pengaruh yang negatif antara pengangguran dengan tingkat upah. Secara grafik hubungan tersebut tercermin pada gambar tersebut. Wages UN Gambar 2.1. Kurva Philip Kurva Philip diperoleh semata-mata atas dasar studi empirik, tidak ada dasar teorinya. Lipsey mencoba untuk mengisi dasar teorinya dan untuk tujuan ini dia menggunakan sebagai dasar penjelasannya adalah teori pasar tenaga kerja. Dalam pasar tenaga kerja, tingkat upah cenderung turun apabila terdapat pengangguran kelebihan penawaran tenaga kerja dan akan naik apabila terdapat kelebihan permintaan tenaga kerja. Penggangguran mempunyai hubungan negatif dengan Universitas Sumatera Utara kelebihan permintaan tenaga kerja. Dengan demikian, apabila dalam pasar terdapat kelebihan penawaran, ini akan tercermin pada banyak orang yang menganggur. Analisa Lipsey mengenai kurva Philip dengan menggunakan teori pasar tenaga kerja mulain dengan dua pernyataan yakni pertama penawaran dan permintaan akan tenaga kerja menentukan tingkat upah, kedua laju perubahan tingkat upah ditentukan oleh besarnya kelebihan permintaan excess demand akan tenaga kerja. Pada suatu waktu dan tingkat teknologi tertentu, ada hubungan antara jumlah input tenaga kerja dengan jumlah output. Dengan hukum hasil lebih yang makin berkurang law of diminishing return, setiap tambahan satu unit input tenaga kerja akan menambah output dengan tingkat yang sangat mengecil. Permintaan tenaga kerja tergantung pada kualitas input tenaga kerja, jumlah, kualitas faktor produksi yang digunakan seperti tingkat penggunaan teknologi. Kualitas input tenaga kerja mengacu pada melek huruf, pendidikan, pelatihan, dan keahlian angkatan kerja. Suatu negara yang tingkat buta hurufnya tinggi, sedikit sekali harapannya untuk bisa menikmati teknologi modern yang memerlukan penggunaan komputer dan mesin- mesin canggih. Kualitas dan kuantitas berbagai faktor juga tergantung pada permintaan tenaga kerja. Faktor-faktor yang menentukan permintaan tenaga kerja adalah: 1 Elastisitas permintaan output terhadap laju harga perubahan output. Ketika harga output meningkat namun diikuti peningkatan permintaan output maka permintaan tenaga kerja akan tetap meningkat. Universitas Sumatera Utara 2 Perbandingan biaya untuk input tenaga kerja dengan total biaya. Apabila perbandingannya meningkat maka input tenaga kerja yang dipergunakan akan semakin meningkat. 3 Kemampuan substitusi oleh input lain. Misalnya input modal teknologi, jika penggunaan teknologi lebih efisien dan efektif daripada penggunaan tenaga kerja maka akan terjadi penurunan permintaan tenaga kerja. 4 Elastisias penawaran input lain. Apabila input lain lebih elastis terhadap perubahan harga dibanding input tenaga kerja maka permintaan tenaga kerja akan menurun. The low of adminising return hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan hubungan antara input produksi misalnya tenaga kerja dengan output. Secara spesifik, ’’hukum hasil lebih yang semakin berkurang mengatakan bahwa kita akan memperoleh semakin sedikit tambahan output bila kita menambah secara terus menerus sejumlah yang sama tambahan input, sementara tetap mempertahankan input yang lainnya’’. Hukum atau kaidah ini merupakan hubungan ekonomi penting yang sering mendapat sorotan luas. Namun harus diingat, hal ini tidaklah selalu berlaku secara universal pada semua tingkat teknologi. Seringkali hukum ini hanya berlaku sesudah penambahan faktor produksi. Penambahan beberapa unit pertama akan memberikan tambahan output yang semakin meningkat, karena sejumlah tenaga kerja tertentu memang dibutuhkan, akan tetapi pada tahap-tahap berikutnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang, akn berlaku pada sebagian besar tingkat teknologi. Universitas Sumatera Utara Saebagai rangkumannya, hukum hasil lebih yang semakin berkurang low of diminising return pada intinya menyatakan bahwa penambahan suatu input, sementara input-input lain tetap, akan meningkatkan total produksi. Akan tetapi penambahan total output itu cenderung berkurang dari kewaktu-kewaktu.

2.1.3 Tenaga Kerja dalam Sektor Industri Pengolahan Kelapa Sawit dan Turunannya